Anda di halaman 1dari 2

Graft rejection jarang terjadi dalam 2 minggu dan suspect endophthalmitis.

dan paling lambat terjadi 20 tahun setelah Pada bulan Juni 2004 penderita dirawat di RS
keratoplasti. Rejeksi kornea transplant terdiri dari swasta Surabaya dengan keluhan kedua mata merah,
3 bentuk klinik, yang dapat terjadi sendirian atau sangat nyeri, danterdapat warnaputihmelingkar di tepi
bersamaan, yaitu: epithelial rejection dapat terjadi hitam mata. Pada bulan November 2004 penderita
1-13 bulan post operasi; subepitelial rejection; merasa mata kanan tidak dapat melihat sama
dan bentuk yang paling sering terjadi adalah sekali, dan keluar kotoran. Penderita kemudian
endothelial rejection dimana sel endotel dirusak memeriksakan diri di RS mata swasta Jakarta dan
oleh respon tubuh yang hanya bisa diganti dinyatakan isi mata kanan keluar. Lima hari
1
dengan regraft. kemudian dilakukan tindakan cangkok kornea.
Setelah itu penderita merasa penglihatan tidak dapat Membran amnion merupakan lapisan paling
melihat seterang sebelum sakit, tapi lebih baik dalam dari placenta dan terdiri dari membran
dibanding sebelumnya. Satu minggu setelah basement yang tebal, stromal matrix yang avaskular.
cangkok kornea mata kanan, pada mata kiri Transplantasi membran amnion dapat digunakan
dilakukan pembedahan. Setelah operasi penderita sebagai graft yang dapat mengganti permukaan
menggunakan kacamata: mata kiri S-10.00; mata stroma yang rusak, sebagai patch yang dapat
kanan S + 9.00. Riwayat mata merah hilang timbul di mencegah keradangan yang tidak diinginkan akibat
kedua mata. Bulan Mei 2006, penderita disarankan dari kerusakan permukaan bola mata, atau
untuk cangkok kornea lagi pada mata kanan oleh kombinasi dari keduanya.
karena telah didapatkan luka lagi. Setelah mendapat Mekanisme graft amnion yaitu memperpanjang
donor pada bulan September 2006, dilakukan dan mempertahankan clonogenicity dari sel
cangkok kornea. Pada bulan Maret 2007 ketika progenitor epitel, mempercepat diferensiasi epitel sel
kontrol ke dokter spesialis mata dinyatakan terdapat non goblet, mempercepat diferensiasi sel goblet jika
luka kecil pada mata kanan, disarankan untuk dikombinasi dengan konjungtival fibroblast,
cangkok kornea ulang dan menunggu donor. mencegah inflamasi sel dengan aktivitas anti
Pada pemeriksaan obyektif (10 Juli 2007) protease, serta menurunkan TGF-signaling system
didapatkan visus mata kanan 1/300 proyeksi iluminasi dan diferensiasi myofibroblast. Efek secara klinis
bisa segala arah, visus mata kiri 1/60 km S-10.00 yaitu memfasilitasi epitelialisasi, mampertahankan
6/40 PH 6/20, tekanan intraokular mata kanan soft fenotip epitel normal, menurunkan inflamasi,
palpasi, tekanan intraokular mata kiri 14,6 mmHg. menurunkan vaskularisasi, dan menurunkan
Segmen anterior mata kanan didapatkan pthisis, scarring.
hiperemia konjungtiva, kornea melting, perforasi Membran amnion dapat digunakan pada
kornea, prolaps vitreous, lain-lain sulit dievaluasi. kelainan permukaan kornea dengan atau tanpa
Segmen anterior mata kiri didapatkan makula ulkus. Baik sebagai graft atau patch membran
kornea, sedangkan lain-lain dalam batas normal. amnion dapat mempercepat penyembuhan ulkus
Funduskopi dan pemeriksaan TMG mata kiri dalam kornea, lebih baik daripada flap konjungtiva atau
batas normal. tarsoraphy karena secara kosmetik lebih dapat
3
Pada pemeriksaan USG mata kanan axial diterima.
length memendek (15,26 mm) dengan pembanding
mata kiri (24,26 mm); kontur bola mata posterior flat,
LAFOkAN KASbS dicurigai retina dan koroid iregular; kekeruhan vitreus
Seorang laki-laki berusia 30 tahun, tanggal 10 (vitritis). Kesimpulan: bola mata soft impending ptisis
Juli 2007 datang ke RD RSUD Dr Soetomo dengan bulbi &graft failure late stage.
keluhan mata kanan basah, kempes, nyeri, Dari pemeriksaan yang telah dilakukan,
pandangan gelap. Penderita merupakan kiriman dari penderita didiagnosis OD ulkus Mooren post
dokter spesialis mata dengan diagnosa OD post keratoplasti yang mengalami graft rejection disertai
keratoplasti dengan komplikasi OD perforasi kornea perforasi kornea dan prolaps vitreus.
dan nrocoh. Perforasi dapat terjadi karena trauma FENDAHbLbAN
ringan atau selama infeksi sekunder. Dapat terjadi Ulkus Mooren merupakan kasus peripheral
vaskularisasi dan fibrosis pada kornea. Sangat sulit ulcerative keratitis (PUK) yang sangat jarang yang
untuk membedakan ulkus Mooren dengan idiopatik diduga disebabkan oleh vaskulitis pembuluh darah
PUK, dimana pada ulkus Mooren terdapat gambaran limbal yang mengalami nekrosis iskemik. Walaupun
1
keterlibatan kornea murni. etiologi ulkus Mooren tidak diketahui pasti, namun
Penatalaksanaan ulkus Mooren disamping bukti menunjukkan proses autoimun memegang
1
medikamentosa adalah tindakan operatif yang salah peranan.
satunya adalah keratoplasti. Keratoplasti merupakan Ulkus Mooren adalah ulkus idiopatik dari epitel
operasi penggantian jaringan kornea yang rusak dan stroma kornea yang kronis, progresif, dan sangat
(kornea resipien) dengan kornea donor. Tindakan nyeri. Ulkus dimulai dari kornea perifer kemudian
keratoplasti dapat menimbulkan komplikasi menyebar secara melingkar dan sentripetal. Gejala
1,
diantaranya adalah graft failure dan graft rejection. klinisnya yaitu tanda-tanda inflamasi, nyeri, fotofobia
A8SIkACI
Object|ve: To report a case of graft rejection keratoplasty in Mooren ulcers patient managed by five layers
unsutured frozen amnion graft. Method: Case report. A30 years old male came to outpatient clinic with tearing,
pthisis, pain, and blurred vision in his right eye. The patient was diagnosed as Mooren ulcers since 2004, and he
underwent keratoplasty twice in 2004 and 2006 at the eye hospital on Jakarta. Examination of the right eye
revealed visual acuity was hand movement, pthisis bulbi, corneal melting and perforation vitreous in the anterior
segment. USG revealed shortening of axial length, posterior contour was flat, vitritis, and the eye ball was soft with
impending pthisis bulbi. These conditions were due to graft rejection keratoplasty in Mooren ulcers with corneal
perforation and vitreous prolaps. The patient had been underwent five layers unsutured frozen amnion graft and
covered by conformer. kesu|t: For five days the right eye had been patched. The conformer had covered amnion
for two months. When it was opened, the amnion was attached to cornea. Corneal perforation was covered by
amnion. Conc|us|on: Corneal perforation due to graft rejection keratoplasty in Mooren ulcers can be managed by
five layers unsutured frozen amnion graft covered by conformer.
Keywords: graft rejection, keratoplasty, Mooren ulcers, frozen amnion membrane, conformer.
Correspondence: Dini Herdianti, c/o: Departemen/SMF lmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas

1OI
1urnal Oftalmologi Indonesia
1OI
I S S N . 1 6 9 3 - 2 5 8 7 Jurnal Oftalmologi ndonesia Vol. 6, No. 3, Desember 2008 : Hal. 200 - 203 201 Jurnal Oftalmologi ndonesia Vol. 6, No. 3, Desember 2008
GRAFT RE1ECTION KERATOPLASTYIN MOOREN ULCERS
MANAGED BYUNSUTURED FROZENAMNION GRAFT
D|n| Herd|ont|, De|||tr| Lut||, Ism| Iuhr|o, kotno Doem||oh
Departemen lmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Unair/RSU Dr. Soetomo Surabaya
Graft Rejection Keratoplasty
hari. Setelah 5 hari bebat kasa dibuka, terlihat
conformer masih menempel dan amnion melekat
pada permukaan kornea dan konjungtiva. Conformer
dipertahankan hingga 2 bulan. Setelah dibuka
tampak perforasi kornea tertutupi oleh amnion dan
tanda-tanda inflamasi berkurang.
Gombor 1. Segmen anterior mata kanan pada
pemeriksaan awal didapatkan pthisis
Gombor 3. 1 bulan setelah amnion graft, amnion
menempel pada kornea sedang amnion
pada konjungtiva mulai terlepas
Gombor 4. 4 bulan setelah amnion graft, didapatkan
kornea yang telah terepitelialisasi
FEM8AHASAN
Pada kasus ini didapatkan penderita dengan
riwayat ulkus Mooren yang telah menjalani dua kali
keratoplasti pada mata kanan. Sebelumnya pada
Gombor 2. USG mata kanan menunjukkan axial length
bulan Juni 2004 penderita MRS di RS swasta
memanjang
Surabaya dengan keluhan kedua mata merah,
sangat nyeri, dan terdapat warna putih melingkar di
tepi hitam mata. Saat itu telah terjadi ulkus Mooren
Selanjutnya dilakukan graft amnion dengan

dimana ulkus berasal dari perifer, dapat disertai
menggunakan frozen amnion membrane sebanyak 5
tanda-tanda inflamasi, perkembangannya kronis,
lapis tanpa jahitan dan kemudian ditutup dengan
1
dan sangat nyeri. menggunakan conformer dan dibebat kasa selama 5
Bulan November 2004 pada penderita mengurangi inflamasi dan mempertahankan bola
dilakukan tindakan keratoplasti oleh dokter spesialis mata terutama menutup perforasi kornea. Pasien
mata di RS swasta Jakarta karena mengalami juga diberikan penjelasan bahwa tindakan operasi
perforasi mata kanan. Satu minggu setelah tidak untuk memperbaiki fungsi penglihatan tapi
keratoplasti mata kanan, pada mata kiri dilakukan untuk mempertahankan bola mata dan menutup luka
peritomi. Hal ini sesuai dengan salah satu pada kornea.
penatalaksanaan ulkus Mooren yaitu pembedahan Diputuskan dilakukan graft amnion karena
yang berupa: eksisi limbal konjungtiva (resesi atau selain dapat menutup perforasi kornea, juga dapat
reseksi) atau keratoplasti (lamelar atau full berfungsi untuk mengurangi inflamasi. Karena
1,2
perforasi yang cukup besar, diberikan 5 lapis graft thickness).
amnion tanpa dijahit dan ditutup dengan conformer Pada penderita ini setelah didiagnosa ulkus
untuk mempertahankan posisi amnion menutupi Mooren pada tahun 2004 didapatkan riwayat mata
kornea. merah yang hilang timbul yang menunjukkan bahwa
inflamasi masih berlangsung. Dari literatur
di dapatkan pembedahan pada mata yang KESIMFbLAN
mengalami inflamasi berhubungan dengan tingginya Perforasi kornea yang disebabkan karena graft
insiden komplikasi post operatif, seperti graft failure rejection post keratoplasty pada ulkus Mooren dapat
1
dan graft rejection. Graft rejection jarang terjadi ditatalaksana dengan frozen amnion graft 5 lapis
dalam 2 minggu dan paling lambat terjadi 20 tahun tanpa jahitan dan ditutup dengan conformer.
setelah keratoplasti. Pada penderita ini terjadi graft
rejection dalam 1 tahun sesudah keratoplasti dan
saat ini disertai dengan perforasi kornea dan prolaps
vitreus. Juga terjadi perubahan ukuran bola mata DAFIAkFbSIAKA
pada mata kanan bila dibandingkan dengan mata 1. Sutphin, JE, et al, External Disease and Cornea,
kirinya. Axial length OD 15,266 mm dan OS 24,26 Section 8. American Academy of Ophthalmology,
mm. Hal ini menunjukkan telah terjadi ptisis pada San Fransisco. 2006, pp 232-234
mata kanan. 2. Rapuano, et al, AnteriorSegment the Requisites
Tindakan yang perlu dilakukan pada penderita in Ophthalmology. Mosby nc, StLouis. 2000, pp
ini sangat kompleks mengingat kasus dengan ulkus 179-181
Mooren post keratoplasti yang mengalami graft 3. Holland EJ, Mannis MJ, Ocular Surface Disease
rejection disertai perforasi kornea dan prolaps vitreus Medical and Surgical Management. Springer-
serta ptisis bulbi sangat jarang terjadi dan Verlag, NewYork. 2002, pp 226-231
memerlukan tindakan yang efektif untuk mencegah 4. Bank Mata ndonesia, 2006.
komplikasi lebih lanjut dan sebisa mungkin 5. Kansky JJ, Clinical Ophthalmology A Sistematic
mempertahankan bola mata. Pada kasus ini, Approach. Butterworth Heineman, London. 2003,
kemungkinan untuk memperbaiki fungsi penglihatan pp 117-119
sangat kecil. Tindakan keratoplasti ulang pada mata 6. Langston, D, Manual of Ocular Diagnosis and
kanan prognosisnya tidak bagus karena inflamasi Therapy, Fifth Edition. Lippincott Williams &
yang sering terjadi dan riwayat dua kali graft Wilkins, Philadelphia. 2002, pp 105-106
rejection. Diperlukan suatu tindakan yang bertujuan
1OI 1OI
202 203 Jurnal Oftalmologi ndonesia Vol. 6, No. 3, Desember 2008 Jurnal Oftalmologi ndonesia Vol. 6, No. 3, Desember 2008
C1 = 15.26mm
Gain=90dB Dyn=35dB TGC=20dB
Mata kanan
B106530-40mm Tgl Pemeriksaan :10 Juli 2007
Graft Rejection Keratoplasty Graft Rejection Keratoplasty
B106530-40mm
C1 = 24.26mm
Gain=90dB Dyn=35dB TGC=20dB
Tgl Pemeriksaan :10 Juli 2007
Mata kiri

Anda mungkin juga menyukai