Anda di halaman 1dari 8

Aryani-Tressia-Dudi S.

: XXXIII D

HORDEOLUM
Definisi
Hordeolum adalah suatu peradangan supuratif pada satu atau beberapa kelenjar di tepi
atau di bawah kelopak mata.kelenjar Zeis, kelenjar Moll (hordeolum eksterternum) atau kelenjar
Meibom (Hordeolum internum).
Insidensi kejadian hordeolum masih tinggi. Penyakit ini merupakan infeksi fokal
(biasanya disebabkan staphylococcal) yang bersifat akut. Bisa terbentuk lebih dari 1 hordeolum
pada saat yang bersamaan. Hordeolum biasanya timbul dalam beberapa hari dan bisa sembuh
secara spontan.
Gambaran horedolum biasanya berupa benjolan yang terasa sangat nyeri, kemerahan dan
terlokalisir. Hordeulum juga bisa menimbukan pembengkakan pada kelopak mata. Pada
hordeolum yang externa, isi dari eksudat purulen akan tampak di garis tumbuhnya bulu mata,
sedangkan yang interna eksudat supuratif akan mengenai permukaan konjungtiva yang dekat
kelopak mata.

Epidemiologi
Secara epidemiologi tidak ada hubungan antara sex dan tempat tinggal. Insidensi
hordeolum paling banyak mengenai usia 30-50 tahun

Etiologi
 Organism staphylococcus adalah kuman penyebab infeksi pada kelopak mata yang paling
sering, namun organism lain juga dapat menyebabkan infeksi pada kelopak mata
 Insidensi hordeolum meningkat pada pasien berikut :
o Diabetes
o Other debilitating illness
o Chronic blepharitis
o Seborrhea
o Kadar Lemak serum tinggi ( Kadar lemak yang tinggi di dalam serum akan
meningkatkan insidensi penyumbatan pada glandula sebase, tetapi penurunan
Aryani-Tressia-Dudi S. : XXXIII D

kadar lemak pada serum pada pasien ini tidak menurunkan frekuensi rekurensi
penyakit).
o Hordeolum kadang timbul bersamaan dengan atau sesudah blefaritis.
Hordeolum bisa timbul secara berulang.

Manifestasi Klinis

Gejala subyektif : dirasakan menggamjal pada kelopak mata rasa sakit yang bertambah
kalau menunduk, dan nyeri bila ditekan. Mata mungkin berair, peka terhadap cahaya terang dan
penserita merasa ada sesuatu di matanya.
Gejala obyektif : tamapak suatu benjolan pada kelopak mata atas/bawah yang berwarna
merah dan sakit bila ditekan didekat pangkal bulu mata. Secara umum gambaran ini sesuai
dengan suatu abses kecil, pseudoptosis, ptosis, dan kadang pembesaran kelenjar preaurikular.

Biasanya hanya sebagian kecil daerah kelopak mata yang membengkak, meskipun
kadang seluruh kelopak mata membengkak. Di tengah daerah yang membengkak seringkali
terlihat bintik kecil yang berwarna kekuningan.
Bisa terbentuk abses (kantong nanah) yang cenderung pecah dan melepaskan sejumlah
nanah. Hordeolum terbagi atas 2 jenis, yaitu :
1. Horedeolum eksternum
Adalah infeksi yang terjadi dekat kelenjar zeis dan moll, tempat keluarnya bulu mata
(pada batas palpebra dan bulu mata).
2. Hordeolum internum
Adalah infeksi pada kelenjar meibom sebasea. Hordeolum yang terbentuk pada
kelenjar yang lebih dalam. Gejalanya lebih berat dan jarang pecah sendiri, karena itu
biasanya dokter akan menyayatnya supaya nanah keluar.

Keluhan utama
Aryani-Tressia-Dudi S. : XXXIII D

Secara umum, pasien paling sering datang dengan keluhan benjolan terlokalisir yang
terasa nyeri di salah satu kelopak mata.
Namun, pada beberapa kasus keluhannya hanya berupa pembengkakkan pada seluruh kelopak
mata dan berwarna merah yang semakin lama pembengkakkannya menjadi terlokalisir.
Pada kasus hordeolum yang parah, infeksi yang terjadi bias meluas ke palpebra bagian dalam
dan jaringan periorbital. Pada kasus tersebut, penanganannya tidak bisa seperti penanganan
hordeolum biasa, penanganannya seperti pada kasus selulitis periorbital.
Kebanyakan pasien hordeoulum dating dengan keluhan adanya benjolan atau
pembengkakan di kelopak mata. Biasanya disertai rasa nyeri disekitar kelopak mata atau
benjolan yang disertai keluarnya nanah.

Keluhan tambahan
Pada hordeolum, keluhan lainnya yang biasanya dirasakan pasien adalah : Pembengkakan
lokal kelopak mata, nyeri lokal kelopak mata, kemerahan pada kelopak mata, nyeri bila
tersentuh, pengerasan kulit dari margo kelopak mata, sensasi terbakar di mata, terasa berat pada
kelopak mata, gatal, penglihatan kadang menjadi kabur, keluar sekret purulen di mata, iritasi
pada mata, sensitivitas cahaya, mata berair, ketidaknyamanan selama berkedip, sensasi ada benda
asing di mata

Diagnosa Banding
Beberapa diagnosis banding untuk keluhan diatas (menurut Andrew T. Raftery) :
 Hordeolum
 Xanthelasma
 Blepharitis
 Kista meibomian
 Kalazion
 Entropion
 Ectropion

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik harus menyeluruh mulai dari sekitar mata, bola mata higga permukaan
konjungtiva. Inspeksi secara teliti bagian dalam palpebra untuk melihat ada tidaknya hordeolum
interna.
Aryani-Tressia-Dudi S. : XXXIII D

Pemeriksaan fisik bertujuan untuk menunjukan tingkat kepadatan pembengkakkan atau


benjolan baik sisi dalam atau sisi luar palpebra

Hordeolum interna

 Hordeolum bisa mengenai dua sisi


 Konjungtivitis sekunder kadang ditemukan pada pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan KGB preaurikular dapat membantu mendekteksi perluasan infeksi
hordeolum. Pada simple hordeoulum,tidak ada pembengkakkan KGB.
 Pada umumnya tidak ada proses pathogenesis ke intraokular
 Adanya gejala demam dan pembesaran KGB menunjukan infeksin yang sistemik

Pemeriksaan Penunjang
 Tidak ada pemriksaan penunjang yang spesifik menunjukan diagnosis hordeolum
 Pada umumnya kultur bakteri tidak menunjukan korelasi yang sesuai dengan gejala klinis
hordeolum.
 Pada hasil uji kultur bakteri pesien hordeolum disertai konjungtivitis bacterial kuman
yang paling banyak ditemukan adalah s.aureus, namun hasil kultur dari infeksi kelopak
Aryani-Tressia-Dudi S. : XXXIII D

mata kebanyakan ditemukan s,epidermidis. Oleh karena itu, kultur mata tidak memiliki
nilai yang signifikan untuk diagnosa hordeolum.
 Pemeriksaan darah tidak diperlukan untuk diagnosa hordeolum.

Diagnosa Kerja
Diagnosa kerja dapar ditegakkan berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaaan fisik dan
pemeriksaan penunjang yang sesuai dengan klasifikasi hordeolum.

Terapi
Terapi Umum :
- Kompres hangat 3-4 kali sehari selama 14-15 menit. Bila dalam 48 jam tidak terjadi
penyembuhan, perlu dilakukan insisi.
- Perbaikan higiene dapat mencegah terjadinya infeksi kembali.
Terapi Khusus :
1. Terapi medikamentosa hordeolum dimulai dengan pemberian terapi topical. Terapi
sistemik diberikan bila terdapat gejala infeksi berat.
Antibiotika topikal (neomycin, polirnyxin B, gentamycin) selama 7 -10 hari, bila
dipandang perlu dapat ditambahkan antibiotika sistemik, misal Ampisillin 4 x 250 mg
per-oral/hari.
Antibitoik diindikasikan hanya bila terjadi peradangan yang telah menyebar ke
daerah di luar hordeolum secara langsung. Antibiotika topical berguna untuk
pengendalian infeksi staphylococcus di kelopak mata dan nasal, dapat digunakan
bacitracin salep mata (AK-Tracin). Antibiotika sistemik diindikasikan jika terdapat tanda-
tanda bakteriemia atau jika pasien memiliki pembesaran kelenjar getah bening
preaurikular.

2. Bila tidak terjadi resorbsi dengan pengobatan konservatif dianjurkan insisi.


Insisi hordeolum dilakukan jika tidak membaik dalam 48 jam,pada hordeolum
internum,insisi dilakukan secara vertical pada permukaan konjungtiva untuk menghindari
terpotongnya kelenjar meibom yang lain,sedangkan pada hordeolum eksternum dibuat
sayatan horizontal pada kulit sesuai dengan lipatan kulit untuk mengurangi luka parut
sehingga tetap baik secara kosmetik.
Aryani-Tressia-Dudi S. : XXXIII D

Tindakan prainsisi :
- Buat pasien merasa nyaman.
- Jika pasien gelisah berikan penyuluhan kesehatan dan perat tetap berada di samping
pasien.

Tindakan pascainsisi :
- Tutup mata dengan kassa steril
- Britahu keluarga cara membuka kassa.
- Observasi kurang lebih 1-2 jam sebelum pulang
- Tutup mata dan kassa dibiarkan di tempatnya kira-kira 4 jam, kemudian dibuka secara
hati-hati dan mata dikompres dengan salin hangat secara hati-hati
- Mata mungkin tampak memar, sarankan pasien untuk memakai kacamata pelindung.

Insisi dan drainase hordeolum :


Lakukan drainase dengan sayatan menusuk di lokasi menunjuk menggunakan jarum 18-
gauge atau pisau # 11. Sayatan eksternal menyebabkan jaringan parut, sehingga membuat
sayatan kelopak mata eksternal atau tusukan tidak disarankan, kecuali hordeolum sudah
menunjuk eksternal.
- abses besar mungkin memiliki beberapa kantong dan memerlukan beberapa menusuk.
- internal sayatan harus dibuat secara vertikal untuk meminimalkan area kornea tersapu
oleh bekas luka selama berkedip; sayatan eksternal harus dilakukan secara horizontal
untuk cosmesis optimal.
- Pegang lesi dengan penjepit chalazion.
- Untuk menghindari mengganggu pertumbuhan normal dari bulu mata, jangan membuat
sayatan sepanjang margin bulu mata.
- Tinggalkan sayatan terbuka dengan margin bersih.
- Ketika mengeringkan lesi yang menunjuk baik secara eksternal dan internal, membuat
sayatan internal dan sejauh mungkin dari lokasi eksternal menunjuk. Dikombinasikan
atasnya drainase internal dan eksternal meningkatkan risiko fistula kemudian melalui
tutupnya.
- Jangan menyuntikkan anestesi lokal langsung ke hordeolum tersebut; menyuntikkan
sepanjang tepi tutupnya di baris atas tarsus atas atau di bawah tarsus lebih rendah.
- Jangan mencoba untuk menghapus semua bahan tampaknya purulen jika peradangan akut
ini; kehilangan berlebihan jaringan tarsal dan deformitas dapat mengakibatkan tutupnya.
Aryani-Tressia-Dudi S. : XXXIII D

Follow Up
Semua pasien hordeolum sebaiknya konsul kembali ke spesialis mata, bila dengan terapi
konservatif tidak ada perubahan dalam waktu 1-2 minggu. Terapi konservatif berupa kompres air
hangat, dan pemberian antibiotic
Bila dilakukan drainase, pasien harus segar konsul bila tejadi komplikasi.

Klasifikasi
 Hordeolum Eksternum
Adalah infeksi kelenjar sebaceous dari Zeis di dasar bulu mata, atau infeksi pada
kelenjar keringat apokrin dari Moll. Hordeolum eksternum terbentuk pada bagian luar
palpebra dan dapat dilihat sebagai benjolan merah kecil. Hordeolum eksterna kadang
disertai dengan keluarnya pus atau tidak.
 Hordeolum Internum
Adalah infeksi pada kelenjar sebaceous meibom yang melapisi bagian dalam
kelopak mata. Penyakit ini juga menyebabkan benjolan merah di bawah palpebra (pada
konjunctiva tarsalis) dan tampak dari luar sebagai bengkak dan kemerahan. Hordeolum
internum mirip dengan chalazia, tetapi cenderung lebih kecil dan lebih menyakitkan dan
biasanya tidak menghasilkan kerusakan permanen. Hordeolum internum ditandai dengan
onset akut dan biasanya pendek durasinya (7-10 hari tanpa pengobatan) dibandingkan
dengan chalazia yang kronis dan biasanya tidak sembuh tanpa intervensi.

Komplikasi
 komplikasi tersering dari hordeolum adalah perubahan progresif menjadi kalazion.
Kalazion ini bisa menimbulkan keluhan kosmetik, iritasi corneal hingga kadang
membutuhkan operasi untuk membuang kalazion
 komplikasi akibat tekhnik draignase yang tidak tepat, dapat menimbulkan gangguan
pertumbuhan bulu mata, gangguan pada kelopak mata atau terbentuk fistula pada kelopak
mata.
 selulitis general pada keolpak mata timbul bila hordeolum interna tidak diobati.

Patogenesis
Aryani-Tressia-Dudi S. : XXXIII D

Agen penyebab hordeolum terbanyak adalah Staphylococcus aureus (90-95%).


Hordeolum externa terbentuk dari proses infeksi yang menyumbat glandula sebasea Zeiss
atau Moll. Sedangkan hordeolum interna merukan infeksi sekunder dari glandula Meibom di
bagian tarsal. Kedua tipe hordeolum tersebut bias terjadi akibat komplikasi sekunder blepharitis.
Bila tidak diobati, hordeolum secara spontan dapat membaik atau berlanjut menjadi granulasi
kronik dengan gambaran khas berupa benjolan yang tidak nyeri yang disebut Kalazion. Kalazion
bias membesar ke kornea sehingga menyebabkan gangguan penglihatan. Hordeolum interna
yang tidak diobati bias menimbulkam selulitis pada seluruh kelopak mata.
Morbiditas timbul kebanyakan akibat sekunder dari proses draignase yang tidak baik.

Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam (dilihat dari status generali pasien)
Quo ad functionam : dubia ad bonam (hordeolum merupakan penyakit infeksi yang dapat terjadi
berulang)

Anda mungkin juga menyukai