Pada era industri global yang sedang berkembang ini, persaingan untuk merebut penguasaan pasar telah dilakukan oleh setiap perusahaan secara kompetitif. Salah satu sumber daya penting yang dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh perusahaan untuk memenangkan persaingan yaitu sumber daya manusia. Setiap sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan diharapkan mampu membantu perusahaan dalam mencapai tujuan. Perusahaan sebagai sebuah organisasi membutuhkan sumber daya salah satunya karyawan untuk menjalankan struktur perusahaan. Karyawan adalah aset perusahaan yang berguna untuk menjalankan program dan kegiatan di segala lini perusahaan (Mallu, 2015). Aset tetap perusahaan yaitu karyawan diwujudkan dalam bentuk kinerja yang mereka tampilkan dalam sehari-hari. Kinerja sendiri adalah implementasi aktivitas yang dilakukan karyawan dengan tujuan memberikan kontribusi pada keberlangsungan program kerja perusahaan. Kinerja juga didefinisikan dengan apa yang dilakukan dan tidak lakukan oleh karyawan sehingga menciptkan output tertentu kepada perusahaan. Output karyawan adalah kualitas, kuantitas, sikap, dan output jangka panjang (Mathis, 2000). Pada masa kini dengan tantangan yang semakin terus menerus membuat perusahaan untuk memiliki karyawan yang bekerja cepat dan lebih baik. Tantangan tersebut harus berbanding lurus dengan fasilitas yang diberikan perusahaan untuk menunjang kinerja karyawan dengan beberapa faktor. Beberapa faktor tersebut adalah kompensasi dan budaya organisasi. Kompensasi menurut Rivai (2009) adalah sesuatu yang diterima karyawan sebagai balasan atas kontribusi mereka. Kompensasi karyawan adalah segala pemberian individual sebagai balas jasa atas tugas keorganisasian yang telah mereka lakukan dengan baik. Bentuk kompensasi dibagi dalam bentuk kompensasi langsung berupa bonus, gaji, upah, dan komisi serta kompensasi tidak langsung berupa balasan finansial yang tidak termasuk pada kompensasi langsung. Pemberian kompensasi sangat berpengaruh bagaimana orang-orang di perusahaan menjalankan tugasnya (Mathis & Jackson, 2009). Selain kompensasi, salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja adalah budaya organisasi. Seperti yang dikemukakan Wibowo (2010) yaitu suatu organisasi biasanya dibentuk untuk mencapai suatu tujuan melalui kinerja segenap karyawan yang yang ada dalam organisasi. Namun, kinerja karyawan sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan internal maupun eksternal organisasi, termasuk budaya organisasi. Karenanya, kemampuan menciptakan suatu organisasi dengan budaya yang mampu mendorong kinerja adalah suatu kebutuhan. Masalah-masalah yang berkaitan dengan budaya organisasi perusahaan diantaranya kurangnya teladan dari pimpinan dalam hal datang dan pulang kerja tidak tepat pada waktunya sehingga hal tersebut membudaya atau menjadi tradisi di kalangan pegawai sehingga banyak pegawai yang datang dan pulang juga tidak tepat pada waktunya. Maka dari itu, perusahaan harus dapat menciptakan budaya organisasi yang positif sehingga berpengaruh terhadap kinerja karyawan, hal ini diperkuat dengan pendapat Jufrizen dan Radiman (2010) yang mengatakan bahwa budaya organisasi berkaitan dengan bagaimana karyawan mempersepsikan karakteristik dari budaya suatu organisasi, bukan dengan apa mereka menyukai budaya itu atau tidak. Artinya, budaya itu merupakan suatu istilah deskriptif. Budaya organisasi menyatakan suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu. Sehingga dalam hal ini kinerja karyawan memiliki peran penting dalam perencanaan tatakelola sumber daya manusia dalam perusahaan. Kinerja karyawan yang tinggi dapat mendorong terwujudnya tujuan perusahaan secara efektif, sementara kinerja karyawan yang rendah menjadi ancaman yang sangat serius bagi perusahaan, dapat mengakibatkan terjadinya kemunduran dan akan membawa kehancuran sebuah perusahaan secara cepat maupun perlahan. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik dan berniat untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kompensasi dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan”. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apakah kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan ? 1.2.2 Apakah budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan? 1.2.3 Apakah kompensasi dan budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Mengetahui pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan 1.3.2 Mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan 1.3.3 Mengetahui pengaruh kompensasi dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kinerja Karyawan
Kinerja karyawan sangat penting bagi organisasi, karena produktif atau tidaknya mereka akan sangat berpengaruh terhadap kesuksesan perusahaan. Kinerja karyawan adalah suatu hal yang dapat dikelompokkan ke dalam aspek kualitas, kuantitas, jam kerja, serta kerjasama demi meraih tujuan perusahaan (Sutrisno, 2010). Moeheriono (2010) menjelaskan bahwa kinerja karyawan sebagai hasil dari pekerjaan yang dicapai oleh seorang individu atau sebuah kelompok dalam suatu perusahaan baik secara kualitatif atau kuantitatif yang sepadan dengan wewenang, tugas, dan tanggung jawab yang dimiliki tanpa melanggar hukum, moralitas, maupun etika. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan adalah aktivitas yang dilakukan oleh karyawan dan berperan langsung dalam berkembangnya bisnis. Oleh karena itu, perusahaan harus bisa terus memonitor kinerja dari setiap karyawan dan mencari tahu apakah tingkat produktivitas karyawan dalam melakukan tugasnya sudah sesuai dengan ekspektasi atau tidak 2.2 Pengertian Kompensasi Kompensasi adalah segala penghasilan baik dalam barang langsung maupun tidak yang diterima karyawan sebagai upah atas jasa mereka telah mengerjakan tanggung jawab mereka pada perusahaan. Manajemen sumber daya manusia sangatlah penting bagi perusahaan. Mereka mampu memikat hingga mempertahankan karyawan yang berbakat dan kinerjanya yang strategis (Hasibuan, 2017). Kompensasi adalah bentuk balas jasa peerusahaan kepada karyawan mereka atsa kerja keras mereka. Upaya dari perusahaan dalam mempertahankan karyawannya salah satunya dapat dilihat melalui program kompensasi mereka (Handoko, 2014). Sebuah organisasi sudah pasti membutuhkan kompensasi yang adil bagi setiap karyawan karena pemberian kompensasi sangat kompetitif dengan perusahaan lain. Produktifitas karyawan dalam perusahaan sangat ditentukan oleh pemberian system kompensasi ini karena pemberian kompensasi diberikan sesuai dengan tuntutan kerjanya. Menurut Hasibuan (2017), tujuan dan asas pemberian kompenasi adalah : a. Ikatan kerja sama Dengan adanya kompensasi dapat menjalin sebuah ikatan formal antara klaryawan dengan atasannya dimana karyawan menjalankan tuntutan kerjanya sedangakan sang atasan memberikan imbalan atasa kerja karyawan. b. Kepuasan kerja Semakin baik program kompensasi sebuah perusahaan maka kepuasan kerja karyawan semakin tinggi. Dengan pemberian kompensasi ini karyawam dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. c. Kepuasan kerja Semakin baik program kompensasi sebuah perusahaan maka kepuasan kerja karyawan semakin tinggi. Dengan pemberian kompensasi ini karyawam dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. d. Disiplin Displin kerja juga dapat dipengaruhi oleh pemberian kompensasi yang sesuai dengan tuntutan kerja mereka. e. Asas adil Kompensasi wajib diberikan sesuai denganprestasi kerja, tuntutan kerja dan jabatan karyawan f. Asas layak dan wajar Suatu kompensasi harus disesuaikan dengan kelayakannya. Meskipun tolak ukur layak sangat relatif, perusahaan dapat mengacu pada batas kewajaran yang sesuai dengan ketentuan yang diterapkan oleh pemerintah dan aturan lain secara konsisten
Kompensasi adalah sebuah imbalan dalam bentuk insentif yang
mampu memotivasi karyawannya agar produktivitas mereka meningkat. Menurut Nawawi (2011) kompensasi dapat dikategorikan kedalam dua golongan besar yaitu :
a. Kompensasi langsung artinya adalah suatu imbalan yang didapat oleh
karyawan diberikan oleh perusahaan karena telah memberikan prestasinya demi kepentigan perusahaan. Arti secara langsung disini maksudnya kompensassi ini diberikan, karena berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan tersebut. Misalnya : upah/gaji, insentif/bonus, tunjangan jabatan. b. Kompensasi tidak langsung adalah imbalan dalam rangka upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan yang diberikan kepada karyawan yang didasarkan kepada kebijakan pimpinan. Artinya kompensasi ini tidak berkaitan secara langsung dengan tuntutan kerja karyawan. Misalnya : tunjangan hari raya, tunjangan pensiun, tunjangan kesehatan dan lainnya. 2.3 Pengertian Budaya Organisasi Budaya organisasi menurut Robbins dan judge (2009:148), adalah sebuah sistem yang dianut oleh para anggota organisasi sebagai pembeda dengan organisasi lainnya. Menurut Sutrisno (2011:02) busaya organisasi merupakan kegiatan tak terlihat, yang bisa mendorong anggotanya untuk melakukan tugas dan kewajiban di sebuah perusahaan. Budaya organisasi sebagai model dari persepsi – persepsi yang diyakini oleh anggota organisasi lalu dikembangkan oleh organisasi tersebut dengan maksud sebagai acuan berprilaku agar anggotanya dapat memahani dan memecahkan masalah yang muncul dalam proses mencapai tujuan. Adapun karakteristik yang dapat membentuk budaya organisasi adalah sebagai berikut : a. Inovasi dan keberanian dalam mengambil risiko. Dimana para anggota organisasi didorong untuk terus bersikap inovatif dan memiliki keberaniaan dalam mengambil risiko b. Memperhatikan hal – hal secara detail. Dimana karyawan diharapkan selalu teliti dalam menjalankan tugas secara detail. c. Penyesuaian hasil. Dimana pihak – pihak manajemen memfokuskan hasil daripada teknik arau proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut, d. Penyesuaian anggota. Keputusan manajemen dalam meninjau efek dari hasil terhadap seluruh anggota yang terlibat dalam organisasi e. Penyesuaian team. Sebagaian besar kegiatan organisasi selalu dilakukan bersamaan atau team daripada individu.
Fungsi utama busaya organisasi yaitu untuk membantu organisasi
dalam memahami keadaan sekitar dan menentukan bagaimana dalam merespon hal tersebut, sehingga dapat menguramgi kebingungan dan ketidakpastiaan dalam beradaptasi. Budaya organisasi yang baik serta kondusif akan berpengaruh dan mendorong angggotanya untuk selalu bersikap positif dan produktif, sehingga menciptakan kepuasan kerja. Budaya organisasi dalam sebuah perusahaan biasanya selalu dikaitkan dengan nilai, norma dan etika kerja yang selalu dijadikan acuan oleh setiap karyawan yang terlibat dalam perusahaan tersebut. Hal tersebut dapat mempengaruhi karyawan dalam berprilaku, cara mereka berpikir, cara mereka bekerja sama dan berinteraksi dengan lingkungan perusahaan. Maka untuk dapat meningkatkan kinerja karyawan perlu memperhatikan kontribusi budaya organisasi dalam kegiatan setiap perusahaan.
2.4 Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Variabel- Metode Hasil variabel Analisis (Kesimpulan) 1. Usman Fauzi Kinerja, Uji validitas, Kedua kompenasi uji ealibitas, variabel (X) finansial, analisis yaitu kompensasi regresi kompensasi nonfinansial berganda, finansial dan uji F, uji T nonfinansial terbukti signifikan memengaruhi produktivitas karyawan. kompensasi finansial hendaknya ditingkatkan agar prestasi kerja dan disiplin kerja karyawan PT. Trakindo Samarinda sehingga menghasilkan produktivitas yang tinggi dan memacu perkembangan perusahaan 2. Nel Arianty Kinerja dan Pengujian ada pengaruh budaya hipotesis antara budaya organisasi dengan uji organisasi dua sisi dengan kinerja karyawan 2.5 Kerangka Konseptual Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis
Kompensasi Budaya Organisasi
Kinerja Karyawan
Kompensasi menurut Suwati (2013) adalah balas jasa yang didapat
pegawai atas dasar pelaksanaan tanggung jawab dalam bentuk gaji atau upah. Murty (2012) mendefinisikan bahwa pemberian kompensasi adalah fungsi strategi sumber daya manusia yang akan memengaruhi secara signifikan fungsi-fungsi sumber daua manusia lainnya. Terpeneuhinya kompensasi dapat meningkatkan produktivitas pada sistem kerja masing- masing karyawan. Berdasarkan pertanyaan tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Kompensasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan
Teori sumber daya manusia menjelaskan kinerja adalah hasil kerja
yang dicapai karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Maka dari itu agar pelaksanaan tersebut sesuai diperlukan sebuah pedoman kerja yang disebut budaya organisasi. Luthans (2011) menjelaskan bahwa budaya organisasi adalah norma dan nilai yang mengarahkan perilaku anggota organisasi. Budaya organisasi dijelaskan pula oleh Sutrisno (2010) yaitu nilai, norma, dan asumsi-asumsi yang telah disepakati bersama dan diikuti oleh karyawan yang akan dijadikan pedoman untuk memecahkan masalah- masalah di dalam kerja perusahaan. Berdasarkan pertanyaan tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H2 : Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pengujian hipotesis yang bertujuan untuk memperoleh data secara menyeluruh mengenai pengaruh kompensasi dan budaya organisasi pada suatu perusahaan X. Teknik pengumpulan data dengan cara melakukan penyebaran kuesioner kepada karyawan perusahaan X. 3.2 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pada suatu perusahaan X. Sedangkan pengambilan sampel penelitian dilakukan menggunakan teknik pengambilan sampling menggunakan Simple Random Sampling dengan sasaran kepada karyawan pada divisi pemasaran dan SDM di suatu perusahaan X. 3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data dalam penelitian ini yaitu menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari observasi kuesioner yang telah disebar, sedangkan data sekunder diperoleh dari jurnal, artikel, buku, dan berbagai sumber terpercaya. 3.4 Identifikasi Variabel Variabel penelitian adalah simbol atau karakter atau sifat dari orang, objek, atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu sesuai dengan pemikiran peneliti yang kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010). Pada penelitian ini ada dua variabel yang digunakan, yaitu : a. Variabel terikat atau dependent variabel (Y) merupakan variabel yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain. Pada penelitian ini yang merupakan variabel terikat adalah kinerja karyawan b. Variabel bebas atau independent variabel (X) merupakan variabel yang variasinya mempengaruhi variabel lain. Pada penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah kompensasi dan budaya organisasi 3.5 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Definisi operasional adalah pengertian tentang variabel yang menjelaskan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diteliti (Azwar, 2007). Definisi operasional dari variabel-variabel yang ada pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Kinerja karyawan Kinerja karyawan adalah jumlah waktu kerja seorang individu yang berperan dalam perusahaan untuk perkembangan bisnis. Arti lain menjelaskan bahwa kinerja karyawan adalah pelaksanaan tanggung jawab dan wewenang seorang individu dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan dengan moral dan etis. Perusahaan harus selalu melakukan monitoring terhadap kinerja karyawan untuk menilai produktivitas karyawan di dalam melaksanakan tugasnya. Adapun aspek untuk mengukur kinerja karyawan adalah kualitas, kuantitas, efektivitas, kemandirian, dan ketepatan waktu. b. Kompensasi Kompensasi merupakan balas jada perusahaan terhadap kinerja karyawannya yang sukses melaksanakan tugas yang diberikan dalam bentuk barang langsung maupun tidak yang bertujuan untuk memotivasi agar peningkatan produktivitas meningkat. Adapun dalam penelitian ini kompensasi dapat diukur menggunakan aspek upah dan gaji, insentif, fasilitas, layak, dan adil. c. Budaya Organisasi Budaya organisasi adalah persepsi, nilai, model, dan pembeda dari organisasi lain yang diterapkan perusahaan untuk mendorong karyawan menjalankan tugas dan kwajiban. Adapun dalam penelitian ini budaya organisasi dapat diukur menggunakan aspek keseragaman persepsi, loyalitas, birokratik, suportif, dan misi 3.6 Metode Analisis Data Analisis data dalah cara yang berguna untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan kesimpulan dari hasil. a. Merumuskan hipotesis Kinerja karyawan adalah peran individu dalam sebuah organisasi. Kompensasi adalah balas jasa dari kinerja tersebut, maka dari itu apabila kompensasi diberikan secara layak dan adil bisa meningkatkan produktitas kinerja karyawan. Budaya organisasi sebagai acuan dalam berperilaku di perusahaan memilik andil dalam kinerja karyawan, apabila karyawan mampu menciptakan iklim yang sesuai maka produktivitas itu bisa dicapai. Berdasarkan hal tersebut hipotesis dalam penelitian ini adalah kompensasi dan budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan di perusahan. b. Menentukan Level of Significant Penelitian ini menggunakan nilai ά = 0,05 atau 5% c. Menetapkan Kriteria Pengujian Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji dua-sisi yaitu membandingkan nilai signifikansi (probabilitas) dengan nilai ά d. Membuat keputusan Hasil penelitian apabila nilai signifikansi dibawah nilai ά maka hipotesis diterima yaitu kompensasi dan budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional