Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA YANG BERPENGARUH

TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN DI PABRIK “X” KABUPATEN


KUDUS JAWA TENGAH
Putri Tsabita Nurza Arifiya
Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Kudus
Jl. Ganesha Raya No.I, Purwosari, Kec. Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59316
e-mail: putritsabitha27@gmail.com

Abstrak
Hasil studi pendahuluan di pabrik “X” kabupaten Kudus didapatkan informasi bahwa berbagai
tekanan dari pekerjaan dapat menyebabkan mereka mengalami stres bekerja sehingga dapat memicu
terjadinya penurunan produktivitas kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara stres kerja dengan produktivitas pegawai pabrik kabupaten Kudus. Penelitian ini dilaksanakan
dengan metode kualitatif menggunakan rancangan Deskriptif Korelasional. Sampel penelitian ini
berjumlah 41 orang karyawan yang terdiri dari seluruh karyawan bagian produksi. Cara pengambilan
sampelnya menggunakan teknik Purposive Sampling. Dan menggunakan analisis uji statistics Rank
Spearman. Hasil penelitian menujukkan adanya hubungan antara stres kerja dengan Produktivitas kerja
pada pegawai pabrik di kabupaten Kudus dengan hasil p value 0,000 (p<0,05). Kesimpulan dari
penelitian adalah ada hubungan yang sangat signifikan antara stres kerja dengan produktivitas pegawai
pabrik di kabupaten Kudus. Sehingga perlu pencegahan dan penanganan masalah stres pada karyawan
untuk meningkatkan produktivitas kerjanya.
Kata Kunci: Stres Kerja, Produktivitas Kerja, Kabupaten Kudus

Abstract
The results of a preliminary study at the "X" factory in Kudus district obtained information that
various pressures from work can cause them to experience work stress so that it can trigger a decrease in
work productivity. The purpose of this study was to determine the relationship between work stress and
the productivity of factory employees in the Kudus district. This research was conducted using a
qualitative method using a Correlational Descriptive Design. The sample of this research is 41 employees
consisting of all production employees. How to take the sample using Purposive Sampling technique.
And using statistical test analysis Rank Spearman. The results of the study showed that there was a
relationship between work stress and work productivity for factory employees in Kudus district with a p
value of 0.000 (p <0.05). The conclusion from the study is that there is a very significant relationship
between work stress and the productivity of factory employees in Kudus district. So it is necessary to
prevent and deal with stress problems in employees to increase work productivity.
Keywords: Work Stres, Employees Performance, District Kudus

I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara berkembang pengolahan atau pembuatan bahan baku atau
dan memiliki bermacam-macam jenis bahan setengah jadi di pabrik dengan
perindustrian, diantaranya industri otomotif, menggunakan keterampilan dan tenaga kerja
industri makanan dan minuman industri untuk menghasilkan sebuah barang atau jasa.
tekstil, industri furniture dan masih banyak Banyaknya perusahaan yang ada dapat
lainnya. Direktori perusahaan industri menjadikan lapangan pekerjaan bagi
manufaktur mencatat jumlah perusahaan masyarakat dan mengurangi angka
industri manufaktur dari skala menengah pengangguran. Setiap perusahaan pasti
hingga besar pada tahun 2022 mencapai menginginkan karyawannya memberikan
kurang lebih 29 ribu usaha atau perusahaan. hasil yang terbaik dan meningkatkan
Industri adalah suatu kegiatan atau bidang kinerjanya, karena karyawan adalah salah
ekonomi yang berhubungan dengan proses satu aset utama yang dimiliki oleh
© 2017LPPM–STIKES Muhammadiyah Kudus All rights reserved
2 Authors/ Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular TechnologyXX (20XX) XX-XX

perusahaan. Tercapainya tujuan suatu memang telah menjadi bagian integral dari
perusahaan atau organisasi tidak hanya semua bisnis. Namun kenyataan
bergantung pada peralatan modern, sarana menunjukkan bahwa tidak semua karyawan
dan prasarana yang lengkap, akan tetapi lebih memiliki kinerja yang tinggi sesuai dengan
bergantung pada manusia yang harapan perusahaan. Masih banyak karyawan
melaksanakan pekerjaan tersebut. Karyawan yang kinerjanya kurang baik. Berdasarkan
yang berkualitas yaitu karyawan yang pemeringkatan indeks kinerja World
mampu melaksanakan pekerjaannya dan Investment Report (WIR) tahun 2003, indeks
memberikan hasil kerja yang terbaik atau kinerja Indonesia menempati urutan ke-138
mempunyai prestasi kerja yang tinggi dari 140 negara. Pemeringkatan ini
dimana hal itu sangat dibutuhkan oleh mempertimbangkan indikator ketekunan,
perusahaan atau organisasi untuk mencapai kualitas kerja (profesionalitas dalam bekerja)
tujuannya (Aldi and Susanti, 2019). Tenaga dan jumlah lapangan pekerjaan tenaga kerja
kerja (karyawan) harus senantiasa dijaga, Indonesia yang masih tergolong
dipertahankan, dan dikembangkan. Dengan rendah(Zuhroh, Aini and Aini, 2019).
demikian perusahaan seharusnya Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
memberikan perhatian yang lebih terhadap kinerja karyawan, diantaranya adalah beban
karyawannya, dengan begitu karyawan pasti kerja. Karyawan selalu diharapkan mampu
juga merasa nyaman dan akan berdampak mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
pada kinerja mereka. Menurut Mangkunegara perusahaan. Beban kerja tidak hanya
(2004) Kinerja adalah hasil kerja secara berkaitan dengan kualitas dan kuantitas
kualitas dan kuantitas yang dilakukan oleh produk yang dihasilkan oleh masing-masing
seorang pegawai dalam melaksanakan karyawan, tetapi dengan menganalisa beban
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang kerja juga dapat mencegah stress atau
dibebankan. Kinerja karyawan yang tinggi tekanan kerja yang berlebihan. Jika beban
merupakan salah satu syarat untuk mencapai kerja yang dibebankan kepada karyawan
tujuan perusahaan. Faktor pertama yang terlalu berat maka akan mempengaruhi
dapat mempengaruhi kinerja pegawai adalah kinerja karyawan dalam organisasi atau
disiplin kerja. Dalam suatu organisasi atau perusahaan. Sebaliknya, jika beban kerja
bisnis, disiplin kerja merupakan salah satu yang diberikan perusahaan kepada karyawan
hal yang sangat penting untuk kelancaran terlalu ringan akan berdampak pada tidak
jalannya organisasi. efisiennya perusahaan (Qoyyimah, Abrianto
Mangkunegara (2004) juga mengatakan and Chamidah, 2020). Selain beban kerja,
ada beberapa karakteristik karyawan yaitu: stres kerja dapat disebabkan oleh lingkungan
(1) Memiliki tanggung jawab pribadi yang tempat kerja yang juga dapat menjadi
tinggi; (2) Berani mengambil dan penyebab rendahnya produktivitas pekerja.
menanggung resiko yang dihadapi; (3) Stres adalah setiap tindakan tubuh manusia
Memiliki tujuan yang realistis; (4) Memiliki terhadap segala rangsangan, baik dari luar
rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang maupun dari dalam tubuh, yang dapat
untuk merealisasi tujuannya; (5) menimbulkan berbagai dampak buruk mulai
Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang dari penurunan kesehatan hingga sakit. Di
konkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang tempat kerja, setiap efek dari stres ini akan
dilakukannya; (6) Mencari kesempatan untuk mengakibatkan penurunan kinerja, efisiensi
merealisasikan rencana yang telah dan produktivitas kerja(Amir and Wahyuni,
diprogramkan. Lebih lanjut Mangkunegara 2019).
(2004) juga mengatakan bahwa ada beberapa Studi Amerika lainnya menemukan bahwa
indikator kinerja yaitu : (1) Kualitas 78% responden mengatakan pekerjaan adalah
pekerjaan; (2) Kuantitas pekerjaan; (3) sumber stres utama mereka dan hanya 35%
Ketepatan waktu bekerja; (4) Kerjasama mengatakan mereka merasa bahagia dan puas
dengan rekan kerja (Sugiarto and Nanda, dengan pekerjaan mereka dan setengah
2020). Yuli (2004) berpendapat bahwa merasa tertekan.hidup meningkat dalam 10
menuntut kinerja tinggi dari karyawan
3 Authors/ Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular TechnologyXX(20XX) XX-XX

tahun terakhir. Mengakui adanya stres kerja dalam bekerja dan tingkat kehadiran <100%.
bukan hanya fenomena di AS, WHO Dari berbagai alasan yang diperoleh dari
menganggapnya sebagai "penyakit abad ke- hasil wawancara tersebut, maka peneliti
20" yang menunjukkan bahwa stres kerja berkeinginan untuk mengembangkan
semakin umum di sebagian besar dunia penelitian dengan judul “Hubungan Stres
pekerjaan di atas dan telah menjadi pandemi Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan
global(Greenberg, 2002). Di Indonesia Pabrik “X” Kabupaten Kudus Jawa Tengah”.
sendiri, jumlah tenaga kerja mencapai 120,4
juta orang pada tahun 2012, meningkat 1,0
juta orang dibandingkan tahun 2011, II. METODE PENELITIAN
berpotensi menimbulkan kerugian yang Penelitian ini merupakan penelitian
sangat besar akibat stres kerja. Di lingkungan kuantitatif dengan pendekatan cross
kerja, stres kerja merupakan masalah sectional. Variabel yang diteliti meliputi
kesehatan kerja yang berpotensi variabel bebas (stres kerja) dan variabel
meningkatkan risiko cedera akibat kerja yang terikat (produktivitas kerja). Populasi
mengakibatkan lebih banyak kerusakan fisik penelitian terdiri dari pekerja manufaktur dan
dan dapat menurunkan produktivitas kerja. besar sampel adalah 35 pekerja yang
memenuhi syarat. Teknik pengambilan
Stres kerja dapat berakibat positif sampel menggunakan sampling yang
(eustress) yang dibutuhkan guna disengaja. Pengumpulan data dengan
menghasilkan prestasi yang tinggi, namun kuesioner.Analisis data dilakukan dengan
seringkali stres kerja lebih banyak menggunakan uji rank Spearman.
menyebabkan kerugian pegawai ataupun
perusahaan (Munandar, 2008: 374). Dampak III. HASIL DAN PEMBAHASAN
negatif (Distress) yang disebabkan oleh stres Hasil penilitian ini dapat dilihat pada tabel
kerja dapat berupa gejala fisik, maupun berikut.
psikis (Aldi and Susanti, 2019).
Tabel 1.
Ardana, dkk (2009) dalam Faliza (2011:
Karakteristik resonden berdasarkan Usia
32) mengatakan bahwa salah satu alasan stres
perlu dipahami adalah karena stres berkaitan
erat dengan produktivitas. Karyawan yang
Variable f %
mengalami stres kerja tidak akan dapat
melaksanakan pekerjaannya secara optimal, Usia
sehingga berdampak negatif terhadap hasil
<25 th 21 51,2%
kerja atau dengan kata lain karyawan tidak
akan dapat mengoptimalkan hasil 25 – 40 th 14 34,1%
kerjanya. menyatakan bahwa salah satu
> 40 th 6 14,6%
alasan mengapa(Harrisma and Witjaksono,
no date) Status
Demikian pula yang terjadi di pabrik “X” Menikah 15 36,6%
di Kudus, Jawa Tengah terungkap laporan Belum Menikah 26 63,4%
yang menunjukkan banyak tekanan terkait
pekerjaan seperti kelelahan, upah tidak
memenuhi kebutuhan hidup, beban kerja Tabel 2.
bertambah ketika pekerjaan tidak selesai,
kebosanan dengan pekerjaan yang monoton. Karakteristik resonden berdasarkan waktu
dan segala sesuatu yang berhubungan dengan bekerja
pekerjaan dapat menyebabkan mereka stress Variable f %
dalam bekerja yang berujung pada penurunan
produktivitas kerja, seperti hasil produksi Lama Bekerja
yang tidak diharapkan, keterlambatan, <1 tahun 13 31,7%
kehilangan minat dalam bekerja, kebosanan
4 Authors/ Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular TechnologyXX (20XX) XX-XX

>1 tahun 28 68,3% Produktivitas f %


Waktu Bekerja Ringan 2 4,9%
<8 jam 9 22,0% Sedang 31 75,6%
8 jam 19 46,3% Berat 8 19,5%
>8 jam 13 31,7%
Tabel 5.
Distribusi frekuensi stres bekerja
Tabel 3. Stres Kerja f %
Distribusi frekuensi bebankerja Ringan 6 14,6%
Beban Kerja f % Sedang 30 73,2%
Ringan 6 14,6% Berat 5 12,2%
Sedang 23 56,1%
Berat 12 29,3%

Tabel 4.
Distribusi frekuensi produktivitas kerja

Tabel 6.
Pengarus stres bekerja dengan produktivitas kerja
2
Produktivitas Kerja Total X p value
Stres Bekerja Rendah Sedang Tinggi
f f f
Ringan 2 4 0 6
Sedang 0 26 4 30 0,605 0,000
Tinggi 0 1 4 5
Total 2 31 8 41
Berdasarkan tabel 6. di atas menunjukkan dengan umur <25 tahun adalah yang paling
hubungan antara stres kerja dengan banyak dengan jumlah 21 orang (51,2%)
produktivitas kerja. Data yang diperoleh dari sebagai usia produktif. Urutan kedua
penelitian ini menggunakan analisis Rank terbanyak adalah kelompok umur 25-40
Spearman. Dari uji ini diperoleh hasil bahwa tahun yaitu sebanyak 14 orang (34,1%) dan
nilai rho 0,605 dan p value 0,000 (p < 0,05) yang terakhir umur >40 tahun sebanyak 6
yang dapat disimpulkan Ha diterima dan H0 orang (14,6%) saja yang merupakan
ditolak yang berarti ada hubungan antara karyawan senior. Bila diperhatikan,
stres bekerja dengan kinerja karyawan pabrik kecenderungan terjadinya produktivitas kerja
“X” kabupaten Kudus. menurun seiring dengan meningkatnya umur.
Menurut Ravianto (2014), umumnya
karyawan yang sudah berumur lanjut
PEMBAHASAN
mempunyai tenaga fisik relatif terbatas
1. Usia
daripada karyawan yang masih muda untuk
Hasil penelitian ini didapatkan hasil
itu lebih banyak menggunakan karyawan
bahwa menurut kelompok umur, responden
yang lebih muda karena fisiknya yang lebih
5 Authors/ Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular TechnologyXX(20XX) XX-XX

kuat. Pernyataan ini sesuai dengan data hasil dengan durasi lebih lama pada umumnya
penelitian, dimana usia <25 tahun sebanyak mengejar target harian atau untuk
21 orang (51,2%) yang merupakan karyawan meningkatkan hasil kerja mereka, akan tetapi
usia produktif. para karyawan tidak memikirkan Kesehatan
2. Status Perkawinan mereka dan berakhir dengan sakit badan
Berdasarkan status perkawinan, sebanyak 15 maupun stress karna dikejar target tersebut.
responden (36,6%) berstatus menikah dan 5. Beban Kerja
sebanyak 26 responden (63,4%) belum Berdasarkan hasil penelitian ini, beban kerja
menikah. Survei nasional secara konsisten di pabrik “X” Kabupaten Kudus masuk
menunjukkan bahwa orang menghargai dalam kategori beban kerja sedang sebanyak
hubungan keluarga dan pribadi. Berbagai 23 orang (56,1%) dan kategori beban kerja
kesulitan dalam kehidupan berumah tangga berat sebanyak 12 orang (29,3%). Hasil
seperti tulang punggung, tekanan sosial, survei ini terlihat dari tanggapan responden
putusnya hubungan dan masalah kedisiplinan yang menilai beban kerja mereka sedang
dengan anak adalah beberapa contoh masalah hingga tinggi karena mereka cenderung
hubungan yang menimbulkan stres bagi bekerja lembur untuk mencapai tujuan yang
karyawan. Hal ini sesuai dengan teori telah ditetapkan, suka atau tidak suka,
National Security Council (2004) yang mereka harus bekerja lembur untuk mencapai
mengklasifikasikan penyebab stres menjadi tujuan tersebut. . bahkan di bawah
tiga kategori, yaitu penyebab organisasi, tekanan.karyawan juga merasa bahwa beban
individu dan lingkungan. Pada kelompok kerja yang mereka lakukan tidak sebanding
individu ditemukan bahwa status perkawinan dengan uang yang mereka terima, sehingga
dapat menimbulkan stres bagi karyawan, sebagian karyawan banyak bekerja karena
seperti konflik antara pekerjaan dan keluarga tenaga yang dikeluarkan tidak sesuai dengan
serta mengasuh anak yang lemah. hasil yang dicapai. Hal ini perlu dianalisis
3. Lama Bekerja dari segi kesejahteraan karyawan pabrik “X”
Dengan mempertimbangkan waktu lama di kabupaten Kudus.
bekerja, 28 orang (68,3%) bekerja lebih dari 6. Stres Bekerja
setahun dan 13 orang (31,7%) bekerja kurang Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa
dari setahun. Menurut Robbins (2008), ada stres bekerja pabrik “X” kabupaten Kudus
beberapa faktor dalam organisasi yang dapat lebih dominan mengalami stres sedang.
menyebabkan stres kerja yaitu tuntutan kerja, Dimana saat dilakukan pengumpulan data
tuntutan peran dan tuntutan pribadi. Semakin hasil dari penelitian ini responden sering
lama karyawan bekerja di sebuah mengalami kelelahan, seperti tangan terasa
perusahaan, semakin besar stres yang capek, betis terasa pegal, dan nyeri
karyawan alami. Penyebabnya adalah punggung. Faktor ini disebabkan karena
pekerjaan yang monoton, kondisi ekonomi terlalu lama responden di forcer untuk
yang tidak stabil, dan persyaratan profesional bekerja tiap hari dengan waktu istirahat yang
yang harus dipenuhi dengan cepat, yang sangat sedikit. Begitu juga kadang mereka
dapat menyebabkan ketegangan atau stres kurang berinteraksi dengan teman kerja
terkait pekerjaan di kalangan karyawan. sehingga terjadi kesenjangan antara pekerja
4. Waktu Bekerja dengan pekerja lain. Apalagi disaat hasil
Berdasarkan survei didapat hasil bahwa ada 3 produksi yang tidak sesuai dengan kriteria uji
tipe waktu bekerja responden dengan waktu lab, maka mereka harus daur ulang kembali
bekerja <8 jam sebanyak 9 (22,0%) urutan sehingga membutuhkan waktu yang lebih
kedua dengan durasi kerja selama 8 jam lama untuk memproduksinya. Dari hasil
sebanyak 19 responden (46,3%) dan yang penelitian ini perlu digaris bawahi bahwa
terakhir dengan durasi kerja lebih lama yaitu sebanyak 12,2 % responden mengalami stres
>8 jam sebanyak 13 responden (31,7%) jika berat. Maka dari itu perlu penanganan dan
diperhatikan responden dengan durasi kerja 8 pencegahan khusus bagi karyawan tersebut
jam ada diposisi pertama dan kedua dengan untuk menurunkan stres bekerja mereka yang
durasi >8 jam. Karyawan yang bekerja nantinya akan berdampak pada gangguan
6 Authors/ Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular TechnologyXX (20XX) XX-XX

jiwa. Contohnya, perlu diadakan bimbingan Analisis dua dimensi yang dilakukan
konseling bagi tiaptiap karyawan tiap bulan memberikan hasil rho = -0,605; p-value =
di pabrik “X” kabupaten Kudus. 0,000 (p<0,05), artinya ada hubungan yang
7. Produktivitas Kerja signifikan antara paparan di tempat kerja
Berdasarkan hasil penelitian ini, dengan produktivitas pekerja di pabrik “X”.
produktivitas Pabrik “X” Kabupaten Kudus Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya
masuk dalam kategori 31 dengan oleh Saputri (2012) yang menemukan bahwa
produktivitas tinggi (75,6%) dan 2 dengan terdapat hubungan yang sangat signifikan
produktivitas rendah (4,9%). Hasil penelitian antara stres kerja dengan prestasi kerja pada
ini bersumber dari jawaban responden yang karyawan CV Mediatama Surakarta. Hasil
selalu datang tepat waktu dan berangkat kerja penelitian ini menunjukkan bahwa ketika
tepat waktu, karena kunci efektivitas kerja karyawan mengalami stres terkait pekerjaan
adalah kedisiplinan, etos kerja yang tinggi ditempat kerjanya, hal itu dapat
dan kemampuan meningkatkan hasil mempengaruhi kinerja perusahaan. Antara
produksi sesuai indikator efisiensi kerja.. stres kerja dan produktivitas kerja, gejala
Karena hasil produksi harus memenuhi perilaku merupakan gejala yang paling
kriteria laboratorium penguji, produksi utama. Gejala tersebut tercermin dari hasil
produksi kadang-kadang tidak mencapai kuesioner yang diisi oleh responden.
tujuan dan harus bekerja lebih keras lagi
untuk memproduksi pupuk sesuai dengan
standar pabrik. Oleh karena itu, nilai IV.KESIMPULAN
produktivitas pegawai juga relatif rendah. 1. Stres kerja para pekerja tergolong sedang
Penyebab lain rendahnya produktivitas dengan persentase 73,2%. Sedangkan
tenaga kerja adalah minimnya program sebanyak 12,2 % mengalami stres berat
pelatihan pabrik.Terkadang pelatihan tidak dan sisanya mengalami stres ringan
harus dilakukan sepanjang tahun, seperti K3, dengan persentase 14,6%.
pengelolaan limbah, dll. Dengan sedikit
2. Produktivitas kerja Pabrik “X” lebih
perbedaan dapat dikatakan bahwa faktor lain
dominan sedang dengan persentase
dapat mempengaruhi prestasi kerja secara
75,6%, sebanyak 19,5% memiliki
berbeda.
produktivitas kerja tinggi dan sebanyak
8. Hubungan antara stres kerja dengan
4,9% memiliki produktivitas kerja
produktivitas kerja
rendah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 26
orang (63,4%) diantara mereka yang 3. Ada hubungan yang sangat signifikan
mengalami tingkat stres kerja tinggi antara stres bekerja dengan produktivitas
merupakan pekerja yang produktif sedang. kerja. Nilai korelasi (r) -0,605 p value
Kondisi stres seseorang mempengaruhi 0,000 (p <0,05).
kinerja pekerjaan. Stres ringan masih terkait
dengan kinerja, jadi tidak terlalu menjadi DAFTAR PUSTAKA
masalah. Berdasarkan hasil tersebut dapat Baradero, M., Dayrit, & Siswadi, Y. (2000).
disimpulkan bahwa stres ringan berdampak Klien Gangguan Kardiovaskular Seri
pada prestasi kerja yang tinggi. Hal ini sesuai Asuhan keperawatan. Jakarta: EGC.
dengan teori Ardan et al. (2009) bahwa salah Koehler, J. W. (2004). The theory of culture-
satu alasan untuk memahami stres adalah specific total quality management:
hubungannya yang erat dengan Quality Management in Chinese regions,
produktivitas.Karyawan yang mengalami 29(1), 140–141. Retrieved from
stres kerja tidak dapat bekerja secara optimal, http://www.bookfi.org
yang berdampak negatif pada kinerjanya, Mahatmanti, W. F. (2001). Studi adsorpsi Ion
yaitu. H. mereka tidak dapat mengoptimalkan Logam Seng(II) dan Timbal(II) Pada
kinerja mereka. Kitosan dan Kitosan-sulfat Dari
Cangkang Udang Windu (Penaus
monodon). Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.
7 Authors/ Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular TechnologyXX(20XX) XX-XX

Masithoh, A. R., & Montairo, E. O. (2015). Islam Dan Keindonesiaan. In Prosiding


Motivasi Untuk Melakukan Pemeriksaan The 3rd University Research
Payudara Sendiri (Sadari) Sebelum Dan Colloquium 2016 (pp. 1–10). Kudus:
Sesudah Pendidikan Kesehatan Tentang LPPM STIKES Muhammadiyah Kudus.
Kanker Payudara Padawanita Usia Retrieved from
Subur. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstrea
Kebidanan, 6(1), 1–11. Retrieved from m/handle/11617/6706/1.Mutholifin -
http://ejr.stikesmuhkudus.ac.id/index.ph Perspektif.pdf?sequence=1
p/jikk/article/view/1/1 Purwanto, D. (2006). Komunikasi Bisnis.
Muthoifin, Nuha, & Mujiburohman. (2016). Jakarta: Erlangga.
Politik Otonomi Daerah Dalam Bingkai

Anda mungkin juga menyukai