SKRIPSI
Oleh:
SLAMET AYU MELANI
1902010178
FAKULTAS MANAJEMEN
2021
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………... i
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................
A. Latar Belakang…………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………….
C. Tujuan Penelitian………………………………………..
D. Mnfaat Penelitian………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri tekstil merupakan salah satu industri prioritas nasional yang masih
sangat prospektif untuk dikembangkan. Dari sisi tenaga kerja, pengembangan atau
penambahan kapasitas industri dapat dengan mudah terakomodasi oleh
melimpahnya tenaga kerja dengan tingkat upah yang lebih kompetitif. Industri
tekstil termasuk indusri manufaktur terbesar ketiga dengan jumlah penyerapan
tenaga kerja yang cukup banyak. Industri tekstil Indonesia kian lama kian
berkembang dikarenakan hasil atau profit yang diperoleh menjanjikan, maka
terjadi persaingan yang ketat didalam industri tekstil. Industri Tekstil dan Produk
Tekstil (TPT) berperan penting bagi negara Indonesia dalam proses industrialisasi.
Bagi Indonesia, TPT yang semula hanya merupakan produksi substitusi impor
saat ini telah berubah menjadi komoditi ekspor andalan. Maka dari itu pemerintah
Indonesia harus terus memacu peningkatan investasi di industri tekstil dan produk
tekstil (TPT) karena memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi
nasional.
PT Panggung Jaya Indah Textile merupakan perusahaan yang bergerak di
industri sarung tenun. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1989 ini memiliki visi
dan misi untuk menjadi produsen sarung tenun yang unggul dalam motif dan
warna, serta melestarikan budaya bangsa. Suatu perusahaan yang bergerak dalam
bidang penjualan yang memiliki kapasitas besar, tentunya memerlukan karyawan
dalam jumlah yang banyak. Dengan demikian faktor sumber daya manusia yang
ada juga harus dikelola dan dipelihara dengan sebaik-baiknya agar dapat bekerja
secara optimal dan memiliki kinerja karyawan yang tinggi, sehingga misi dan
tujuan perusahaan dapat tercapai. Sumber daya manusia memiliki peranan penting
dalam setiap perusahaan. Arti penting sumber daya manusia terletak pada
kemampuannya untuk bereaksi secara positif terhadap sasaran-sasaran
pelaksanaan pekerjaan dan ikut serta secara aktif dalam mewujudkan tujuan
perusahaan. Dengan demikian perusahaan berharap agar dapat terus bertahan di
arena persaingan yang kian sengit untuk memperoleh hasil terbaik yaitu
kesuksesan.
Banyak kegagalan yang dialami perusahaan disebabkan oleh kurangnya
perhatian terhadap faktor manusia. Tidak sedikit perusahaan yang mengejar
keuntungan dan mengabaikan faktor pekerja, untuk mempertahankan eksistensi
dan kelangsungan hidup perusahaan justru harus bersikap saling menguntungkan.
Dalam arti harus mampu memadukan antara kepentingan perusahaan dengan
kebutuhan karyawan.
Setiap perusahaan selalu menginginkan kinerja dari setiap karyawannya
meningkat. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan harus memberikan motivasi
yang baik kepada seluruh karyawannya agar dapat mencapai prestasi kerja dan
meningkatkan kinerja karyawan yang lebih baik. Salah satu upaya perusahaan
dalam mempertahankan kinerja karyawan nya adalah dengan cara memperhatikan
motivasi karyawan yang merupakan salah satu faktor penting untuk mendapatkan
hasil kerja yang optimal.
Motivasi kerja sangatlah penting bagi pegawai baik yang ingin bertahan di
karir tertentu, untuk mengembangkan karir, bahkan untuk pancapaian jenjang
karir tertinggi atau untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap orang. Motivasi
merupakan sebuah dorongan yang dapat membangkitkan kemauan kerja karyawan
untuk memulai melaksanakan pekerjaan sesuai tugas dan tanggung jawabnya.
Faktor motivasi memegang peranan yang amat penting dalam meningkatkan
kinerja karyawan (Ninuk Setiawati 2014:1). Selain itu, tanpa motivasi kerja tidak
mungkin karyawan mendapatkan kinerja yang tinggi yang akan berimbas pada
kemajuan karir karyawan.
Untuk mencapai kinerja karyawan yang efektif dan efisien maka karyawan
harus bekerja keras. Pekerjaan yang banyak dan berat dari atasan bisa
menyebabkan stress kerja, apalagi pekerjaan yang lama belum selesai, tetapi
sudah ditambah lagi dengan pekerjaan yang baru. Karyawan yang mengalami
stress kerja cenderung emosional, merasa tidak nyaman dengan pekerjaannya,
sehingga hal tersebut dapat memicu adanya kegagalan dalam organisasi karena
dapat mengganggu pekerjaan karyawan lain saat bekerja.
Stres merupakan suatu respon individu terhadap kondisi lingkungan yang
menghasilkan respon psikologis dan respon fisiologis, sehingga bisa berakibat
pada penyimpangan fungsi normal atau pencapaian terhadap sesuatu yang sangat
di inginkan dan hasilnya dipresepsikan sebagai tidak pasti dan penting.
1.2 Rumusan Masalah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Stres kerja sebagai kondisi yang muncul dari interaksi antara menusia dan
pekerjaan serta dikarakterisasikan oleh “perubahan manusia yang memaksa
mereka untuk menyimpang dari fungsi normal mereka.”
3. Stres didefinisikan sebagai tanggapan atau proses internal atau eksternal yang
mencapai tingkat ketegangan fisik dan psikologis sampai pada batas atau melebihi
batas kemampuan subjek.
4. Stres kerja dapat diartikan “sebagai sumber atau stresor kerja yang
menyebabkan reaksi individu berupa reaksi fisiologis, psikologis dan perilaku.”
Dari beberapa pengertian tentang stres, secara garis besar dapat disimpulkan
bahwa stres merupakan suatu respon individu terhadap kondisi lingkungan
eksternal yang berupa peluang, kendala (contraints), atau tuntutan (demands),
yang menghasilkan respon psikologis dan respon fisiologis, sehingga bisa
berakibat pada penyimpangan fungsi normal atau pencapaian terhadap sesuatu
yang sangat diinginkan dan hasilnya dipresepsikan sebagai tidak pasti dan
penting.
Penyebab stres kerja tidak hanya disebabkan oleh satu faktor penyebab
saja, namun stres bisa saja terjadi karena penggabungan dari beberapa sebab
sekaligus. Seperti pendapat dari Luthans bahwa penyebab stres ada beberapa
faktor, yaitu:
1. Stresor Ekstraorganisasi
penyebab stres yang berasal dari luar organisasi. Penyebab stres ini dapat
terjadi pada organisasi yang bersifat terbuka, yakni keadaan lingkungan
eksternal memengaruhi organisasi. Misalnya perubahan sosial dan teknologi,
globalisasi, keluarga, dan lain-lain.
2. Stresor Organisasi
penyebab stres yang berasal dari dalam organisasi termpat karyawan
bekerja. Penyebab ini lebih memfokuskan pada kebijakan atau peraturan
organisasi yang menimbulkan tekanan yang berlebih pada karyawan.
3. Stresor Kelompok
penyebab stres yang berasal dari kelompok kerja yang setiap hari
berinteraksi dengan karyawan, misalnya rekan kerja atau supervisor atau atasan
langsung dari karyawan.
4. Stresor Individual
penyebab stres yang berasal dari individu yang ada dalam organisasi.
Misalnya seorang karyawan terlibat konflik dengan karyawan lainnya,
sehingga menimbulkan tekanan tersendiri ketika karyawan tersebut
menjalankan tugas dalam organisasi tersebut.
Faktor yang memengaruhi stres kerja adalah segala hal yang berhubungan
dengan pekerjaan, yang bisa menimbulkan stres pada karyawan. Hal-hal yang bisa
menimbulkan stres yang berasal dari beban pekerjaan antara lain:
Beban kerja yang berlebihan
Tekanan atau desakan waktu
Kualitas supervise yang jelek
Iklim politis yang tidak aman
Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai
Wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tangungjawab
Kemenduaan peran (role ambiguity)
Frustasi
Konflik antar pribadi dan antar kelompok
Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan karyawan
Berbagai bentuk perubahan