Pendahuluan
Persaingan dan tuntutan dalam dunia kerja saat ini, khusunya dalam hal profesionalitas yang
tinggi akan memberikan banyaknya tekanan yang harus dihadapi oleh individu. Banyaknya
tekanan yang dihadapi ini akan menimbulkan adanya kecemasan tersendiri bagi individu
tersebut. Tekanan yang dialami dapat berasal dari lingkungan kerja, lingkungan keluarga dan
lingkungan sosial. Kecemasan ini akan memberikan dampak yang sangat merugikan bagi
karyawan seperti gangguan kesehatan fisik dan mental. Kecemasan yang berlebihan ini disebut
stres. Stres adalah suatu keadaan ketegangan yang dapat mempengaruhi emosi, proses berpikir
dan kondisi seseorang dimana ia terpaksa memberikan tanggapan melebihi kemampuan
penyesuaian dirinya terhadap suatu tuntutan lingkungan.
Lingkungan kerja konstruksi memiliki resiko terjadinya stres yang cukup tinggi dikarenakan
pekerjaan yang dilakukan seperti bekerja di ketinggian, bekerja bersamaan dengan alat-alat berat,
bekerja di lapangan terbuka, dan bekerja berdampingan dengan arus mobilisasi kendaraan roda
empat atau lebih yang sudah beroperasi (Tarwaka. 2015). Berdasarkan survey pendahuluan yang
dilakukan terhadap pekerja di PT. X kota Medan melalui metode observasi dan wawancara,
mereka mengatakan saat bekerja sering mengalami gejala pusing, mudah lelah, mudah marah
saat terik matahari, dan kehilangan semangat bekerja. Mereka tidak mengetahui bahwa itu adalah
gejala dari stres kerja. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang apa
saja yang mempengaruhi stres kerja pada karyawan PT. X Kota Medan Tahun 2019.
Metodelogi penelitian
Metode penelitian yang digunakandalam penelitian ini adalah penelitian observasional analitik
dengan rancangan penelitian Cross Sectional.
- Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah adalah seluruh karyawan yang bekerja di PT. X
sebanyak 265 orang.
- Sampel
Jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus sampel Slovin yang diperoleh
sebanyak 73 sampel.
- Teknik pengumpulan data
Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik Simple Random Sampling
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap
stres kerja adalah variabel kemampuan yang tidak digunakan (p = 0,028), hubungan
interpersonal (p = 0,010) dan ketidakpastiaan pekerjaan (p = 0,013). Dari ketiga variabel
tersebut, variabel yang paling dominan atau berpengaruh dengan stres kerja adalah variabel
hubungan interpersonal (p = 0,015) yang diperoleh menggunakan analisis multivariat Logistic
Regression.
Faktor-Faktor Yang Menentukan Stres Kerja Karyawan pada PT. Hadji Kalla
Pendahuluan
Dampak dari pesatnya perkembangan perekonomian saat ini, tentunya tidak hanya dirasakan
tekanannya oleh pengusaha semata, akan tetapi lebih besar dampaknya dirasakan oleh karyawan dalam
suatu perusahaan. Dimana seorang karyawan diharuskan untuk memiliki kapabilitas lebih dari kondisi
normalnya yakni seorang karyawan diharuskan untuk mampu melaksanakan dua peran sekaligus atau
mampu memenuhi target perusahaan ditengah kondisi perekonomian yang saat ini tidak stabil. Pada
posisi ini, seorang karyawan tidak memiliki pilihan lebih selain melaksanakan apa yang ditugaskan dari
kebijakan suatu perusahaan. Dalam beberapa kasus serupa, kondisi dari tekanan ini mengakibatnya
adanya suatu kondisi dari seorang karyawan untuk lebih sensitif dan mudah untuk mengalami stres.
Para ahli mengatakan bahwa stres adalah akar penyebab semua masalah di dunia modern dan sangat
mempengaruhi karyawan dan organisasi bisnis
Hal ini sejalan sebagaimana yang terjadi pada perusahaan PT. Hadji Kalla Kendari dimana pesatnya
kondisi persaingan yang ada antar dealer mobil serta banyaknya usahausaha bengkel mobil yang ada
mengakibatkan banyaknya pangsa pasar dari perusahaan PT. Hadji Kalla Kendari yang telah beralih
untuk memilih menggunakan alternatif lainnya. Kondisi ini tentunya juga berdampak nyata terhadap
kesejahteraan karyawan yang ada pada PT. Hadji Kalla Kendari yang dalam sistem kerjanya berdasarkan
target yang ditetapkan. Pada kondisi ini, setiap karyawan diharuskan untuk mampu memenuhi target
yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Jika target tersebut tidak dapat tercapai maka kinerja karyawan
dianggap rendah dan hal ini tentunya bisa berdampak nyata terhadap insentif yang akan diterima serta
kejelasan terkait status karyawan dalam suatu perusahaan. Bahkan terdapat beberapa karyawan pada
perusahaan tersebut, yang dalam realitanya cukup memiliki stres yang tinggi dan terpaksa untuk
mengundurkan diri atau keluar dari perusahaan.
Metode Penelitian
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 6 variabel yang telah dinyatakan layak untuk
dilakukan pengujian faktor, terbentuk 1 faktor sebagai faktor yang mempengaruhi employee
engagement. Keenam variabel yang terbentuk menjadi 1 faktor tersebut meliputi : kepemimpinan,
lingkungan kerja, kompensasi, hubungan tim dan rekan kerja, pelatihan dan pengembangan serta
kesejahteraan di tempat kerja. Ditemukan pula bahwa diantara 6 variabel tersebut, variable
kepemimpinan adalah variable yang paling dominan dalam hubungannya dengan employee engagement
yakni sebesar 0.928, yang kemudian disusul dengan variable kompensasi yakni sebesar 0.876, pelatihan
dan pengembangan yakni sebesar 0.861, kesejahteraan di tempat kerja yakni sebesar 0.826 dan
lingkungan kerja yakni sebesar 0.811