Anda di halaman 1dari 10

PERAN KELEMBAGAAN DALAM PEMBANGUNAN

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Mata Kuliah Ekonomi Pembangunan
pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pembangunan

Dosen Pengampu :

Dra. MARLIA SARIDEWI, MM.

Dosen pengampu :

Dra. Marlia Saridewi, M.M

Disusun oleh :

Kelompok 7 Manajemen- Sore 1

- SonyaTina Capriyani (19612107)


- Zalina Ariani (19612114)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN (STIE)


TANJUNGPINANG

TAHUN AJARAN 2019/2022


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita
semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar tanpa halangan
apapun.

Makalah ini kami buat untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Ekonomi
Pembangunan. Yang dibimbing oleh dosen pengampu Dra. Marlia Saridewi, M.M.

Makalah ini berisi tentang PERAN KELEMBAGAAN DALAM


PEMBANGUNAN.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
mohon maaf bila ada penulisan kata atau bahasa yang masih salah dan kurang berkenan. Oleh
sebab itu kami mengharapkan Tanggapan, saran dan kritiknya agar dapat menyempurnakan
makalah ini.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGATAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Peran Kelembagaan Dalam Pertumbuhan Ekonomi


B. Pengertian Kelembagaan dan Biaya Transaksi
a. Pengertian Kelembagaan
b. Pengertian Biaya Transaksi
C. Kelembagaan di Era Otonomi
D. Pengertian Social Capital

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya peran suatu kelembagaan sangat diperlukan dalam proses kegiatan
pembangunan untuk meningkatkan segala infrastruktur demi mensejahterakan kehidupan
masyarakat. Kelembagaan merupakan suatu hubungan manusia yang dibentuk melalui
struktur kelompok dalam masyarakat yang dibentuk untuk mengatur suatu organisasi
dengan tujuan yang sama dan dibatasi oleh norma-norma serta kode etik demi
mensukseskan awal dari terbentuknya kelembagaan tersebut.

Dalam suatu pembangunan di daerah peran kelembagaan sangat penting


keberadaannya, sebab kelembagaan juga menjadi kunci sukses dalam kelancaran dan
berjalannya pembangunan tersebut. Suatu kelembagaan harus dapat membaca dan
memantau segala kegiatan perekonomian yang ada di dunia luar. Hal ini agar
kelembagaan dapat memprediksi perkembangan perekonomian yang terus mengalami
perubahan dari waktu ke waktu. Tahap awal pembentukan suatu kelembagaan harus
sangat diperhatikan, kelengkapan dan kesiapan suatu kelompok harus dibangun secara
matang agar tidak menimbulkan kekacauan pada saat menjalankan suatu lembaga atau
organisasi tersebut.

Pembangunan ini juga tidak hanya berperan dalam kelengkapan infastruktur di sarana
dan prasarana tetapi juga dalam pembangunan perekonomian pada suatu daerah.
Pembangunan pada suatu daerah harus terus dilakukan dengan meningkatkan segala
sektor basis atau potensi-potensi lainnya yang dimiliki oleh daerah tersebut. Dengan
begitu akan berpengaruh terhadap kesejahteraan perekonomian masyarakat. Apabila suatu
daerah berhasil telah berhasil mensejahterakan masyarakatnya itu berarti daerah tersebut
juga berhasil dalam sektor perekonomian yang dimilikinya.

Semakin berkembangnya zaman pembangunan infrastruktur mauun perekonomian di


daerah kedepannya akan banyak sekali tantangan yang dihadapi, seperti tantangan untuk
tetap terus menjaga keseimbangan pembangunan dan pemerataan di daerah, tetap
melengkapi kebutuhan yang terjamin bagi pelayanan masyarakat, dan tetap terus
mewujudkan pembangunan daerah yang berkelanjutan. Oleh karena itu, peran
kelembagaan yang bertanggung jawab dengan struktur organisasi yang jelas sangat
diperlukan demi keberhasilan pembanguna perekonomian daerah.

B. Rumusan Masalah
- Bagaimana peran kelembagaan dalam pertumbuhan ekonomi ?
- Apa itu kelembagaan dan biaya transaksi ?
- Bagaimana kelembagaan di era otonomi ?
- Apa yg dimaksud dengan social capital ?
C. Tujuan Penulisan
- Mengetahui bagaimana peran kelembagaan dalam pertumbuhan ekonomi
- Mengetahui pengertian kelembagaan dan biaya transaksi.
- Mengetahui bagaimana kelembagaan di era otonomi.
- Mengetahui pengertian social capital.
BAB II

PEMBAHASAN

E. Peran Kelembagaan Dalam Pertumbuhan Ekonomi


Pembangunan lembaga bisa terdiri dari pemerintah, pelaku usaha, dan anggota
komunitas. Hukum atau undang-undang, agensi penegakannya adalah lembaga publik
yang dibangun pemerintah. Lembaga keuangan, norma warisan tanah, hubungan antar
anggota komunitas adalah lembaga swasta yang dibangun pelaku usaha, dan anggota
komunitas.
Peran penting kelembagaan dalam ekonomi adalah sebagai sarana untuk
menurunkan ketidak pastian atau mengubahnya menjadi resiko. Turunnya ketidak-
pastian membuat biaya transaksi menjadi lebih rendah, sehingga transaksi pasar atau
perdagangan akan meningkat. Sebagaimana telah dipahami bersama bahwa
perdagangan memberikan keuntungan bagi pelakunya, karena memungkinkan mereka
untuk spesialisasi. Spesialisasi akan meningkatkan produktivitas, dan pada akhirnya
akan meningkatkan kemakmuran masyarakat dan aktivitas ekonomi.
Peran lembaga terhadap perekonomian tersebut terkait dengan kondisi pasar
yang ada. Jika kondisi pasar sudah terbuka dan terintegrasi, maka peran kelembagaan
dalam mendorong perekonomian menjadi lebih besar. Jadi perlu diperhatikan
mengenai pembangunan lembaga yang dapat mendukung berkembangnya pasar.
Perubahan dalam kondisi dan lingkungan masyakat yang terus terjadi,
mengakibatkan kelembagaannya yang mengatur interaksi masyarakat juga berubah.
Perubahan ini bisa terjadi secara alami ataupun melalui intervensi pemerintah.
Menurut North (2005) perubahan lembaga terjadi karena interaksi antara organisasi
dan lembaga. Individu dan organisasi bersaing untuk mengambil keuntungan dari
kesempatan yang disajikan dalam struktur kelembagaan yang ada. Jika organisasi
menganggap bahwa mereka dapat mempunyai kesempatan yang lebih baik dalam
susunan aturan yang berbeda, maka mereka akan mencurahkan sumber daya untuk
merubah aturan tersebut, jika mereka pikir pilihan tersebut mempunyai peluang untuk
berhasil.
Pembangunan lembaga yang efektif adalah hal yang rumit, namun demikian
ada empat hal utama yang dapat dijadikan panduan untuk membangun lembaga yang
efektif. Pertama melengkapi lembaga yang ada, walaupun mengubah secara
keseluruhan itu lebih baik, namun ada kendala-kendala. Misal sosial, budaya dan
politik yang tidak memungkin perubahan secara keseluruhan. Dengan melengkapi
lembaga yang ada, menjadi dasar untuk perubahan lembaga yang lebih besar
nantinya. Kedua melakukan inovasi untuk mengidentifikasi mana lembaga yang bisa
digunakan mana yang tidak. Perlu eksperimen untuk melihat lembaga mana yang
paling efektif untuk kondisi masyarakat tertentu. Dua hal pertama tadi adalah faktor
yang terkait dengan penawaran lembaga yang efektif. Sedangkan dua faktor berikut
adalah faktor yang terkait dengan permintaan terhadap permintaan lembaga yang
efektif. Pertama, menghubungkan masyarakat atau komunitas dari pelaku pasar,
melalui penyaluran informasi yang terbuka dan perdagangan terbuka. Dengan adanya
informasi yang baik memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk membandingkan
kondisi mereka dengan daerah dan negara lain. Dan jika mereka melihat ada lembaga
yang mungkin dapat memberikan perbaikan untuk mereka, maka mereka akan
meminta lembaga tersebut untuk diterapkan di daerahnya. Perdagangan terbuka
demikian juga effeknya, karena perdagangan semakin luas dan komplek membuat
masyarakat atau negara merasa perlu untuk membuat lembaga yang dapat
menghadapi lingkungan yang lebih komplek tersebut. Kedua mendorong persaingan
antar yuridiksi, perusahaan dan individu. Persaingan ini akan membuat kualitas
lembaga meningkat.
F. Pengertian Kelembagaan dan Biaya Transaksi
c. Pengertian Kelembagaan
Kelembagaan berasal dari kata lembaga, yang berarti aturan dalam
organisasi atau kelompok masyarakat untuk membantu anggotanya agar dapat
berinteraksi satudengan yang lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Selain
itu lembaga juga dapat diartikan sebagai aturan dalam sebuah kelompok social
yang sangat dipengaruh oleh faktor-faktor, sosial, politik, dan ekonomi.
Kelembagaan adalah suatu hubungan dan tatanan antara anggota masyarakat
atau organisasi yang melekat, di wadahi dalam suatu jaringan atau organisasi
dengan ditentukan oleh faktor-faktor pembatas dan pengikat berupa norma, kode
etik atau aturan formal dan non formal untuk bekerjasama demi mencapai tujuan
yang diinginkan. Menurut bulkis, kelembagaan berarti seperangkat peraturan yang
mengatur tingkah laku masyarakat untuk mendapatkan tujuan hidup mereka.
Kelembagaan berisi sekelompok orang yang bekerjsama dengan pembagian
tugas tertentu untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Tujuan peserta
kelompok dapat berbeda, tetapi dalam organisasi menjadi satu kesatuan.
Kelembagaan lebih ditekankan pada aturan main (the rules) dan kegiatan kolektif
(cillection action) untuk mewujudkan kepentingan umum atau bersama.
Sedangkan sebagian lagi dilihat pada organisasi dengan struktur, fungsi dan
manajemennya. Saat ini kelembagaan biasanya dipadukan antara organisasi
dengan aturan main. Kelembagaan merupakan suatu unit sosial yang berusaha
untuk mencapai tujuan tertentu dan menyebabkan lembaga tunduk pada
kebutuhan tersebut.
d. Pengertian Biaya Transaksi
Biaya transaksi adalah alat analisis yang digunakan untuk mengukur efisiensi
kelembagaan. Semakin tinggi biaya transaksi maka semakin tidak efisiensi pula
kelembagaan tersebut. Terdapat hambatan dalam alat analisis ini, yaitu :
1. Secara Toritis masih belum terdapat definisi yang tepat dari biaya transaksi itu
sendiri.
2. Kegiatan (transaksi) ekonomi selalu bersifat spesifik sehingga berlaku khusus.
3. Definisi dan variabel sudah terukur jelas. Namun, terdapat masalah dalam cara
mengukurnya.
G. Kelembagaan di Era Otonomi
Ada beberapa prinsip yang harus diingat untuk mengembangkan kelembagaan dalam
sistem birokrasi yang baik, pertama, kelembagaan harus dibentuk mengikuti kewenangan
yang ada dan bukan sebaliknya kewenangan dikembangkan berdasarkan kelembagaan yang
tersedia. Kedua, kewenangan yang ada bukan berarti harus diikuti dengan pembentukan suatu
kelembagaan yang utuh, namun perlu dikaji dengan seksama bentuk kelembagaan yang sesuai
untuk melaksanakan kewenangan tersebut. Ketiga, dalam birokrasi modern berlaku prinsip
efisiensi yaitu jumlah lembaga pemerintah diupayakan “seramping” mungkin. Prinsip
efisiensi ini di dasarkan pada pertimbangan bahwa tidak seluruh masalah harus diurus oleh
pemerintah serta pemerintah lebih berperan sebagai “pengarah” daripada ‘pelaksana’. Oleh
karena itu pembahasan kelembagaan kependudukan dalam era otonomi, sebagaimana topik
bahasan pada saat ini, harus berada dalam konteks ketiga prinsip di atas.
Pembahasan akan dibagi dalam beberapa bagian, pertama, peran kependudukan
dalam pembangunan nasional. Pada bagian ini ditelaah seberapa jauh sebenarnya
pembangunan berwawasan kependudukan berpengaruh pada pembangunan nasional, serta apa
yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembangunan berwawasan kependudukan.
Kedua, adalah kilas balik untuk melihat bagaimana pandangan pemerintah Indonesia selama
ini dalam melihat pembangunan kependudukan dalam konteks dengan pembangunan
nasional. Pada bagian ini juga akan dibahas berbagai perubahan kelembagaan kependudukan
di Indonesia dan latar belakangnya. Bagian selanjutnya adalah pembahasan tentang kemana
arah pembangunan nasional kedepan dan bagaimana kaitannya dengan pembangunan
kependudukan. Pada bagian ini juga dibahas bagaimana kiranya bentuk kelembagaan
kependudukan pada masa mendatang dikaitkan dengan arah pembangunan nasional.
H. Pengertian Social Capital
Social capital merupakan konsep yang multisispliner. Berbagai penelitian,
baik dalam kajian sosiologi, kebudayaan, maupun ekonomi, memberikan penekanan
secara khusus tentang konsep social capital.
Social capital merupakan keseluruhan sumber konsep aktual atau potensial,
yang dihubungkan dengan kepemilikan dari suatu jaringan yang tahan lama atau lebih
kurang hubungan timbal balik antar institusi yang dikenalnya. Dari berbagai poin
bisnis yang penting, social capital sama dengan, sumber informasi, gagasan,
kesempatan bisnis, modal keuangan, power, dukungan emosional, goodwill,
kepercayaan dan kerjasama yang disediakan oleh individu dan jaringan kerja bisnis.
Social capital terdiri dari tiga level yaitu membagikan social capital mikro
level, meso level dan makro level Akdere (2005). Social capital pada makro level
merupakan langkah dimana social capital dimanfaatkan pada cakupan yang lebih luas.
Pada tingkatan ini penggunaan social capital meliputi, seperti pemerintah, penegakan
kepastian hukum sipil, kebebasan berpolitik, berdampak pada pencapaian ekonomi
suatu negara, penentuan suatu fungsi pemerintah, dan tipe pengembangan ekonomi
sektor publik. Social capital meso level digambarkan sebagai suatu perspektif
struktural dimana jaringan social capital terstruktur dan sumber daya mengalir
sepanjang jaringan kerja. Secara keseluruhan social capital meso level berhubungan
dengan pengembangan dan pertumbuhan organisasi lokal atau dalam organisasi itu
sendiri. Selanjutnya, social capital mikro level berhubungan ego dengan orang lain,
pengembangan individu dan pertumbuhan pribadi.
Dalam teori pertumbuhan ekonomi klasik lebih menekankan faktor modal
fisik, buruh dan teknologi dalam perkembangan ekonomi. Namun, era modern faktor
tersebut bukan merupakan faktor utama lagi tapi human kapital menciptakan
ekternalitas positif, seperti; modal finansial tidak membuat arus finansial terhadap
negara miskin dengan tingkat pendidikan rendah. Sebab pendidikanlah seorang
individu akan lebih produktif yang akhirnya diharapkan akan meningkatkan
pendapatan nasional.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Peran penting kelembagaan dalam ekonomi adalah sebagai sarana untuk menurunkan
ketidak pastian atau mengubahnya menjadi resiko. Turunnya ketidak-pastian membuat biaya
transaksi menjadi lebih rendah, sehingga transaksi pasar atau perdagangan akan meningkat.
Sebagaimana telah dipahami bersama bahwa perdagangan memberikan keuntungan bagi
pelakunya, karena memungkinkan mereka untuk spesialisasi. Spesialisasi akan meningkatkan
produktivitas, dan pada akhirnya akan meningkatkan kemakmuran masyarakat dan aktivitas
ekonomi.

Kelembagaan adalah suatu hubungan dan tatanan antara anggota masyarakat atau
organisasi yang melekat, di wadahi dalam suatu jaringan atau organisasi dengan ditentukan
oleh faktor-faktor pembatas dan pengikat berupa norma, kode etik atau aturan formal dan non
formal untuk bekerjasama demi mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut bulkis,
kelembagaan berarti seperangkat peraturan yang mengatur tingkah laku masyarakat untuk
mendapatkan tujuan hidup mereka.

Daftar Pustaka

- EKBISI, Vol. VII, No. 2, Juni 2013, hal. 262 – 279. ISSN:1907-9109 Peran Kelembagaan Dalam
Perekonomian, Kondisi Pembangunan Kelembagaan Di Indonesia, Dan Membangun Lembaga Yang
Efektif Azansyah Fakultas Ekonomi, Universitas Bengkulu; E-mail : azansyah@gmail.com
- https://medium.com/@heynuril/teori-ekonomi-biaya-transaksi-ekonomikelembagaan4-
49975568bb8a
- Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), September 2010, Hal. 174 – 182 Vol. 17, No. 2 ISSN: 1412-3126
174 PROFIL SOCIAL CAPITAL SUATU KAJIAN LITERATUR Ghazali Syamni email:
syamni_ghazali@yahoo.com Universitas Malikussaleh, Aceh
- https://ekbangsetda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/peran-kelembagaan-
terhadap-pembangunan-perekonomian-daerah-93#:~:text=Pada%20dasarnya
%20peran%20suatu%20kelembagaan,infrastruktur%20demi%20mensejahterakan
%20kehidupan%20masyarakat.&text=Hal%20ini%20agar%20kelembagaan
%20dapat,perubahan%20dari%20waktu%20ke%20waktu.

Anda mungkin juga menyukai