Anda di halaman 1dari 11

JURNAL INTERNASIONAL BISNIS & MANAJEMEN

Pengaruh SMM ISO (Sistem Manajemen Mutu Standar Internasional) 900-2008, Total
Kualitas Management dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja
Karyawan di Pt Mount Dreams Indonesia di Gresik

Mahmudah Enny W.
Doktor Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya, Indonesia
Abstrak:
Penelitian ini berjudul “Pengaruh SMM ISO (Sistem Manajemen Mutu Standar Internasional)
9001-2008, Total Kualitas Management dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja dan
kinerja karyawan di PT Mount Dreams Indonesia di Gresik. Contoh dalam penelitian ini adalah
175 responden yang merupakan karyawan staf PT Mount Dreams Indonesia di Gresik. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada
responden. Penelitian ini menggunakan metode perhitungan SEM (pemodelan persamaan
struktur) dengan program AMOS (analisis struktur momen). Lima hubungan variabel variabel
sebab dan akibat. Model hubungan variabel Sistem Manajemen Mutu Standar Internasional
9001-2008 tidak memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan kerja,
sedangkan total kualitas management dan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan kerja karyawan. Total kualitas management tidak memiliki pengaruh positif
yang signifikan terhadap kinerja karyawan namun untuk variabel Sistem Manajemen Mutu
Standar Internasional 2001-2008 dan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan. Untuk penelitian lebih lanjut yang akan dilakukan penelitian serupa
diharapkan dapat mengambil sampel dengan masa jabatan, berkembang tidak hanya pada
penelitian di PT Mount Dreams Indonesia, namun di beberapa tempat yang relevan dengan
penelitian ini.

Kata kunci: Total kualitas, manajemen, kinerja karyawan, PT Mount Dreams Indonesia.

1. Perkenalan
PT Mount Dream Indonesia adalah salah satu perusahaan di sektor industri kertas
yang berkembang beberapa tahun belakangan ini. Akan tetapi,Tingkat persaingan yang tinggi
membuat perusahaan harus memiliki keunggulan yang berbeda atau terpisah yang dapat
digunakan sebagai daya saing perusahaan. Selain itu, ketidak tetapan kinerja perusahaan juga
menciptakan masalah tersendiri bagi korporasi, dimana kinerja karyawan yang belum
mencapai tingkat maksimal, menyebabkan output mereka tidak dapat memenuhi target
perusahaan. Setiap perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan kinerja perusahaan dengan
mengembangkan dan meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini terjadi karena karyawan
sebagai ujung tombak kegiatan operasional perusahaan. Kinerja karyawan yang tinggi dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain, oleh kepuasan kerja karyawan, budaya
organisasi, dan penerapan Total Quality Management (TQM).
   PT Mount Dream Indonesia yang ingin meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja
karyawan mencoba untuk menstabilkan dan meningkatkan kinerja perusahaan secara terus
menerus. Budaya organisasi yang ada di PT Mount Dreams Indonesia tidak cukup kuat untuk
mendasari, atau untuk mendukungn para karyawan dalam bekerja. Orientasi kerja individu
terhadap karyawan menunjukkan bahwa sifat kontrol, sifat kinerja, sifat korelasinya, dan sifat
responsif kurang dirasakan oleh karyawan. PT Mount Dreams Indonesia mencoba mengatasi
dengan cara menerapkan TQM (total Quality Managemet), yang diharapkan dapat
menghasilkan kinerja dan daya saing perusahaan di pasar. Implementasi TQM juga dilakukan
oleh korporasi secara komprehensif dimana TQM telah mencapai garis bawah korporasi,
namun hasilnya tidak memuaskan. TQM merupakan pengelola kualitas total dalam
melakukan bisnis dengan cara: berfokus pada perilaku konsumen, keterlibatan semua
karyawan, dan memperbaiki kualitas produk atau layanan yang dihasilkan oleh perusahaan,
sumber daya manusia, proses dan lingkungan organisasi. Penelitian sebelumnya telah
membuktikan bahwa penerapan TQM secara efektif mempengaruhi kinerja karyawan secara
positif. Artinya, peningkatan penerapan TQM akan meningkatkan kinerja karyawan,
sebaliknya jika penerapan TQM sedang menurun maka akan menurunkan kinerja
perusahaan. Munizu (2011) menyimpulkan bahwa peningkatan atau penurunan tingkat
kinerja kualitas atau kinerja karyawan ditentukan oleh variabel TQM yang terdiri dari:
kepemimpinan, perencanaan strategis, fokus pada konsumen, informasi dan analisis,
manajemen masyarakat, dan manajemen proses.
  Tidak maksimalnya kepuasan kerja karyawan di PT Gunung Dream Indonesia,
menyebabkan keluhan yang dibuat oleh karyawan mengenai beban kerja mereka. Robbins
(2001: 147) mengemukakan bahwa pekerja / karyawan yang puas akan lebih produktif
daripada pekerja yang tidak puas, yaitu kepuasan kerja akan mempengaruhi kinerja
karyawan. Oleh karena itu, PT Mount Dream Indonesia di Gresik harus mempertimbangkan
kepuasan karyawan dalam rangka meningkatkan kinerjanya.
     Dari eksposisi tersebut maka penelitian ini akan menguji variabel apa saja yang
mendasari kepuasan dan kinerja karyawan dalam sudut pandang penerapan Pengaruh Sistem
Manajemen Mutu Standar 9001-2008, total kualitas management, dan lingkungan kerja. Jadi
dalam penelitian ini penulis memilih topik " Pengaruh Sistem Manajemen Mutu Standar
9001-2008, total kualitas management dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja
karyawan dan kinerja di PT Gunung Dream Indonesia di Gresik".

2. Metode Penelitian
  Menurut Sugiyono (2013), penelitian ini disebut penelitian konklusif karena bertujuan
untuk menguji hipotesis tentang korelasi antara variabel yang akan diteliti, dimana informasi
didefinisikan secara jelas, proses penelitian bersifat formal dan terstruktur, menggunakan
sampel yang relatif besar dan representatif data. Analisis ini menggunakan teknik kualitatif.
    Berdasarkan pendapat dari Singarimbun dan Efendy (2000), penelitian ini disebut
penelitian survei, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi
dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data primer. Penelitian ini juga dapat
dikatakan sebagai penelitian yang dapat dilakukan pada populasi besar atau kecil, sehingga
dapat ditemukan kejadian relatif, korelasi antara variabel sosial dan psikologis.
    Populasi adalah area generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang memiliki
kualitas dan karakteristik yang ditentukan dalam penelitian yang akan diperiksa dan
kemudian dapat ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Populasi yang meneliti adalah staf
dan karyawan selain pekerja produksi di PT Mount Dream Indonesia di Gresik yang terdiri
dari 175 karyawan.
   Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang sama dengan
populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik probability
sampling, yaitu teknik yang memberikan kesempatan yang sama bagi setiap elemen (anggota)
populasi untuk dipilih sebagai sampel anggota. Ada berbagai teknik probability sampling:
simple random sampling, proporsional stratified random sampling, sampling stratified
random, sampling area (cluster) sampling (Sugiyono, 2010: 120). Contohnya adalah bagian
atau perwakilan populasi yang akan diteliti (Suharsimi Arikunto, 2010: 109). Responden
penelitian terdiri dari 175 karyawan PT Gunung Dream Indonesia di Gresik, sehingga
menggunakan studi populasi atau studi sensus, seperti yang disarankan oleh Suharsimi
Arikunto (2010; 173) "ketika Seseorang ingin meneliti semua unsur yang ada di bidang
penelitian, sehingga ini adalah penelitian populasi, dan penelitian ini juga disebut studi
populasi atau studi sensus.

3. Analisis dan Pembahasan

3.1. Pengaruh SMM ISO 9001-2008 (X1) terhadap Kepuasan Kerja (Y1)
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama (tabel 5.18), koefisien variabel SMM ISO
9001-2008 (X1) yang diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia di Gresik terhadap
kepuasan kerja (Y1) = 0,287 dengan nilai p 0,082 lebih tinggi dari nilai ( α = 0,05). Hipotesis
pertama menyatakan bahwa SMM ISO 9001-2008 memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kepuasan kerja di PT Mount Dreams Indonesia di Gresik yang tidak benar dan tidak
dapat diterima. Koefisien jalur yang positif, secara teoritis berkorelasi SMM ISO 9001-2008
terhadap kepuasan kerja berada pada arah yang sama, yaitu jika persepsi karyawan terhadap
SMM ISO 9001-2008 lebih baik dan lebih baik lagi (positif), maka kepuasan kerja semakin
meningkat, atau tinggi. Keterangan tentang persepsi responden (175 karyawan PT Mount
Dream Indonesia di Gresik) mengenai kompetensi karyawan yang diterapkan oleh
perusahaan menunjukkan positif, yaitu 13 responden menyatakan sangat setuju dan 107
responden mengatakan setuju (Tabel .5.4) dan didukung oleh koefisien kompetensi 0,610
dengan p nilai 0,000. Persepsi responden terhadap pelatihan yang diterapkan oleh PT Mount
Dream Indonesia menunjukkan positif, yaitu 22 responden sangat setuju dan 105 responden
setuju (Tabel 5.4) dan didukung oleh nilai koefisien pelatihan SMM ISO 9001-2008 adalah
0,698 dengan p value 0,000. Persepsi responden terhadap perhatian karyawan menunjukkan
positif; 23 responden sangat setuju dan 113 responden setuju (Tabel 5.4) dan koefisien
perhatian karyawan pada SMM ISO 9001-2008 adalah 0,553 dengan p-value 0,000.
 Penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Lukitaningrum dan
Purwanggono (2012) yang mengatakan bahwa penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001-
2008 berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan (studi
kasus pada PT Intech Anugerah Indonesia). Studi ini menunjukkan bahwa ISO SMM
memiliki pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Dapat
dikatakan bahwa penerapan SMM ISO 9001-2008 di PT Mounth Dream Indonesia di Gresik
memiliki pengaruh yang lemah atau rendah terhadap kepuasan kerja, oleh karena itu
manajemen dapat melakukan pendekatan intensif dalam penerapan ISO SMM. Karena hasil
kuesioner menunjukkan bahwa penerapan SMM ISO 9001-2008 dipengaruhi oleh fokus pada
konsumen.

3.2. Pengaruh TQM (X2) terhadap Kepuasan Kerja (Y1)


 Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua (tabel 5.18), koefisien variabel Total Quality
Management (X2) yang diterapkan oleh PT Mount Dream Indonesia di Gresik terhadap
kepuasan kerja (Y1) adalah 0,289 dengan nilai p 0,011 lebih rendah dari nilai (α = 0 , 05).
Hipotesis kedua menyatakan bahwa total kualitas management berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja pada PT Mounts Dreams Indonesia di Gresik, hal itu benar dan dapat
diterima. Koefisien jalur yang positif, secara teoritis korelasi pengaruh total kualitas
management terhadap kepuasan kerja berada pada arah yang sama, Jika persepsi responden
terhadap manajemen kualitas total yang diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia di
Gresik positif, maka kepuasan kerja semakin meningkat. Keterangan tentang persepsi
responden (175 karyawan PT Mount Dreams Indonesia di Gresik) atas komitmen manajemen
yang diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia di Gresik menunjukkan positif, yaitu 38
responden sangat setuju dan 1000 responden setuju (Tabel 5.5) dan didukung oleh nilai
koefisien pengelolaan Komitmen pada manajemen kualitas total adalah 0,693 dan p-value
adalah 0,000. Persepsi responden terhadap pemberdayaan karyawan yang diterapkan oleh PT
mount Dreams Indonesia di Gresik menunjukkan positif, 29 responden sangat setuju dan 105
responden setuju (Tabel 5.5) dan didukung oleh nilai koefisien pemberdayaan karyawan
terhadap total kualitas management sebesar 0,696 dengan p value 0,000. Persepsi responden
tentang perbaikan berkelanjutan yang diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia
menunjukkan positif, 25 responden sangat setuju dan 88 responden setuju (Tabel 5.5) dan
didukung oleh nilai koefisien perbaikan berkelanjutan pada total kualitas management
sebesar 0,740 dengan p value 0,000. Persepsi responden terhadap fokus pada konsumen yang
diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia di Gresik menunjukkan positif, 45 responden
sangat setuju dan 103 responden setuju (Tabel 5.5) dan didukung oleh nilai koefisien fokus
pada konsumen terhadap total kualitas management yaitu 0,811 dengan p value 0,000.
 Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Misran Minizu (2005) yang
menyarankan bahwa secara bersamaan atau sebagian beberapa faktor penting TQM yang
terdiri dari komitmen manajemen puncak, keterlibatan karyawan, pemberdayaan karyawan,
dan pelatihan karyawan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan di PT
Bosawa Berlian Motor Makasar. Dapat dikatakan bahwa variabel total kualitas management
memiliki korelasi terhadap kepuasan kerja berdasarkan faktor output pekerjaan, kualitas
kerja, komitmen manajemen puncak, keterlibatan karyawan, pemberdayaan karyawan, dan
pelatihan karyawan.

3.3. Pengaruh Lingkungan Kerja (X3) terhadap Kepuasan Kerja (Y1)


Berdasarkan uji hipotesis ketiga (tabel 5.18), koefisien lingkungan kerja (X3), yang
diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia di Gresik, terhadap kepuasan kerja (Y1) adalah
0,366 dengan p-value 0,003 lebih tinggi dari nilai (α = 0,05). Hipotesis ketiga menunjukkan
bahwa lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan di PT
Mount Dreams Indonesia di Gresik adalah benar dan dapat diterima. Koefisien jalur positif
Secara teoritis mempengaruhi lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja berada pada arah
yang sama, Jika persepsi responden terhadap lingkungan kerja positif,maka kepuasan kerja di
PT Mount Dreams Indonesia di Gresik semakin meningkat. Deskripsi persepsi responden
tentang pewarnaan, yang diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia di Gresik,
menunjukkan positif, 35 responden sangat setuju dan 98 responden setuju (Tabel 5.8) dan
didukung oleh nilai koefisien warna pada lingkungan kerja sebesar 0,601 dengan pvalue
0,000. Persepsi responden terhadap kebersihan yang diterapkan oleh PT Mount Dreams
Indonesia di Gresik menunjukkan positif, 40 responden sangat setuju dan 105 responden
setuju (Tabel 5.6) dan didukung oleh nilai koefisien kebersihan pada lingkungan kerja
sebesar 0,601 dengan p value 0,000. Persepsi responden terhadap pencahayaan yang
diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia di Gresik menunjukkan positif, 31 responden
sangat setuju dan 100 responden setuju (Tabel 5.6) dan didukung oleh nilai koefisien
pencahayaan di lingkungan kerja sebesar 0,526 dengan p value 0,000. Persepsi responden
terhadap sirkulasi udara yang diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia di Gresik
menunjukkan positif, 21 responden sangat setuju dan 96 responden setuju (Tabel 5.6) dan
didukung oleh nilai koefisien sirkulasi udara terhadap lingkungan kerja sebesar 0,531 dengan
p value 0,000. Persepsi responden terhadap musik yang diterapkan oleh PT Mount Dreams
Indonesia di Gresik menunjukkan positif, 29 responden sangat setuju dan 92 responden setuju
(Tabel 5.6), koefisien musiknya adalah o, 682 dengan nilai p 0,000. Persepsi tentang
kebisingan di PT Mount Dreams Indonesia menunjukkan positif, 20 responden sangat setuju
dan 99 responden setuju (Tabel 5.6) dan koefisien kebisingan 0,546 dengan nilai p 0,000.
Persepsi responden terhadap keamanan menunjukkan positif, 30 responden sangat setuju dan
89 responden setuju (Tabel 5.6) dan koefisien keamanan yang dijamin adalah 0,697 dengan p
value 0,000.
Penelitian ini mendukung teori yang disarankan oleh Litwin dan Stringer (2005)menyatakan
bahwa lingkungan kerja atau iklim organisasi yang otoriter dengan sentralisasi pengambilan
keputusan, sedangkan perilaku pekerja ditentukan oleh peraturan dan prosedur standar,
produktivitas dan rendahnya kepuasan kerja.

3.4. Pengaruh SMM ISO 9001-2008 (X1) terhadap Kinerja Pegawai (Y2)
Berdasarkan uji hipotesis keempat (tabel 1.18), koefisien variabel SMM ISO 9001-2008 (X1)
yang diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia di Gresik terhadap kinerja karyawan (Y2)
adalah 0,338 dengan nilai p 0,010 lebih rendah dari nilai (α = 0,05). Hipotesis keempat
menyatakan bahwa SMM ISO 9001-2008 berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan,
adalah benar dan dapat diterima. Koefisien jalur yang positif menunjukkan bahwa secara
teoritis korelasi pengaruh SMM ISO 9001-2008 terhadap kinerja karyawan berada pada arah
yang sama. Jika persepsi karyawan terhadap SMM ISO 9001-2008 positif, maka kinerja
karyawan semakin meningkat. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Angga Perwira Utama (2012) bahwa ada pengaruh langsung antara sistem manajemen mutu
ISO 9001-2008 terhadap kepuasan kerja.

3.5. Pengaruh Total Kualitas Management (X2) Terhadap Kinerja Pegawai (Y2)
 Berdasarkan uji hipotesis keenam (tabel 5.18), koefisien total kualitas management (X2)
yang diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia terhadap kinerja karyawan (Y1) adalah
0,105 dengan nilai p 0,176 lebih tinggi dari nilai (α = 0,05). Hipotesis keenam menunjukkan
bahwa total kualitas management berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di PT
Mount Dreams Indonesia di Gresik tidak benar dan tidak dapat diterima. Koefisien jalur
positif, Secara teoritis mempengaruhi manajemen kualitas total terhadap kinerja karyawan
adalah arah yang samam, Jika persepsi karyawan terhadap total quality management yang
diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia positif, kinerja karyawan akan semakin
meningkat. Pengaruh lingkungan kerja (X3) terhadap Kinerja Pegawai (Y2) Berdasarkan uji
hipotesis keenam (tabel 5.18), koefisien lingkungan kerja (X3) yang diterapkan oleh PT
Mount Dreams Indonesia di Gresik terhadap kinerja karyawan (Y2) adalah 0,258 dan p - nilai
0,009 lebih rendah dari nilai (α = 0,05).
 Hipotesis keenam menyatakan bahwa lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan, adalah benar dan dapat diterima. Koefisien jalur positif menunjukkan
bahwa secara teoritis pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan berada pada arah
yang sama, Jika persepsi karyawan terhadap lingkungan kerja positif, kinerja karyawan akan
meningkat.
Pengaruh Kepuasan Kerja (Y1) Terhadap Kinerja Pegawai (Y2) Berdasarkan uji hipotesis
ketujuh (tabel 5.18), koefisien kepuasan kerja karyawan (Y1) pada PT Mount Dreams
Indonesia terhadap kinerja karyawan (Y2) adalah 0,346 dengan nilai p 0,006 lebih rendah
dari nilai (α = 0,05). Hipotesis ketujuh menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan, adalah benar dan dapat diterima. Koefisien jalur positif
menunjukkan bahwa secara teoritis pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan
berada pada arah yang sama, Jika persepsi karyawan terhadap persepsi pekerjaan positif atau
lebih baik, maka kinerja karyawan akan lebih tinggi. Hasil dalam penelitian ini yakni bahwa
kinerja karyawan dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja yang lebih tinggi akan
meningkatkan kinerja karyawan. Berdasarkan hasil penelitian, variabel yang paling dominan
pada kepuasan kerja adalah variabel kerja lingkungan Hidup. Kinerja karyawan secara
langsung dipengaruhi oleh kepuasan kerja dan lingkungan kerja, hal ini sesuai dengan uji
hipotesis pada Standardized Direct Effect (Kelompok nomor 1 - Model Default) pada
Lampiran 7 bahwa pengaruh langsung lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan adalah
0,366 dengan nilai p 0,003 lebih rendah dari (α = 0,05) dan koefisien kepuasan kerja terhadap
kinerja karyawan sebesar 0,346 dengan nilai p 0,006 lebih rendah dari (α = 0,05). Kinerja
karyawan tidak dipengaruhi secara langsung oleh variabel independen dalam penelitian ini
yang terdiri dari variabel SMM ISO 9001-2008 (X1), total kualitas management (X2),
lingkungan kerja (X3), namun dengan cara kepuasan kerja, Kinerja karyawan akan maksimal
jika harapan karyawan terpenuhi.

4. Kesimpulan

1. SMM ISO 9001-2008 (X1) yang diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia di Gresik
memiliki efek positif namun tidak signifikan terhadap kepuasan kerja (Y1). Ini berarti
SMM ISO 9001-2008 adalah kompetensi karyawan, pelatihan, penilaian keaktifan kegiatan,
perhatian karyawan dan perawatan arsip yang diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia di
Gresik tidak signifikan untuk meningkatkan kepuasan kerja. Hasil kuesioner menunjukkan
bahwa penilaian efektivitas kerja memiliki tingkat tertinggi antara lima indikator dari variabel
SMM ISO 9001-2008 dan kompetensi karyawan yang memiliki tingkat terendah.

2. Total Kualitas Management / TQM (X2) yang diterapkan oleh PT Mount Dreams
Indonesia di Gresik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja (Y1). Artinya
TQM, dalam hal ini adalah komitmen manajemen terhadap karyawan dan konsumen
memberdayakan karyawan secara maksimal, perbaikan berkelanjutan dan fokus pada
konsumen akan dapat meningkatkan kualitas manajemen dan kerja, sehingga dalam
pelaksanaannya dapat memenuhi harapan karyawan. Meningkatnya kepuasan konsumen
dapat meningkatkan kualitas kerja karyawan secara keseluruhan.

3. Lingkungan kerja (X3) yang diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia di Gresik
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja (Y1). Ini berarti lingkungan kerja
yang terterap dan terstandardisasi. dalam hal ini yakni warna dinding yang nyaman,
kebersihan yang baik, pencahayaan yang baik, sirkulasi udara maksimal, musik yang mampu
meningkatkan inspirasi kerja, kebisingan yang tidak terganggu dan jaminan keamanan
membuat karyawan PT Mount Dreams Indonesia di Gresik merasa puas. Jadi lingkungan
kerja bisa meningkatkan kepuasan dan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan karyawan.

4. SMM ISO 9001-2008 (X1) yang diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia di Gresik
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y2). Ini berarti SMM ISO
9001-2008 yang distandarisasi oleh manajemen, dalam hal ini yakni kompetensi karyawan,
pelatihan, penilaian efektivitas kerja, perhatian karyawan dan pemeliharaan arsip dapat
meningkatkan kinerja karyawan secara terus menerus.

5. Total Kualitas Management / TQM (X2) yang diterapkan oleh PT Mount Dreams
Indonesia di Gresik memiliki dampak positif namun tidak signifikan terhadap kinerja
karyawan (X2). Ini berarti TQM, dalam hal ini komitmen manajemen terhadap karyawan dan
konsumen memberdayakan karyawan secara maksimal, perbaikan terus menerus dan fokus
pada konsumen tidak dapat meningkatkan kinerja karyawan secara signifikan.

6. Lingkungan kerja (X3) yang diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia di Gresik
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y2). Manfaat yang bisa
didapat oleh karyawan dari lingkungan kerja yang nyaman, dalam hal ini pewarnaan dinding
yang nyaman, kebersihan yang baik, pencahayaan yang baik, sirkulasi udara maksimal,
musik yang mampu meningkatkan inspirasi kerja, kebisingan yang tidak mengganggu dan
menjamin keamanan membuat karyawan dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan
baik.

7. Kepuasan kerja (Y1) karyawan PT Mount Dreams Indonesia di Gresik berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y2). Artinya, kepuasan kerja karyawan dapat
meningkatkan kinerja karyawan.

8. Kinerja karyawan (Y2) di PT Mount Dreams Indonesia di Gresik tidak secara langsung
dipengaruhi oleh variabel total Kualitas management, namun dapat meningkatkan kinerja
melalui kepuasan kerja. Dan SMM ISO 9001-2008 (X1) secara tidak langsung dapat
memenuhi kepuasan kerja karyawan, namun secara langsung dapat mempengaruhi kinerja
karyawan. Lingkungan kerja secara langsung dapat meningkatkan kepuasan dan kinerja
karyawan. Oleh karena itu, manajemen harus mempertimbangkan kepuasan kerja karyawan
pertama untuk meningkatkan kinerja karyawan.

5. Referensi

1. Ahyari, Agus. 1994. Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi. Edisi ke-4. BPFE
Yogyakarta.

2. Analisa, Lucky Wulan, 2011, Analisis Pengaruh Motivasi Kerja Dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada DISPERINDAG Kota Semarang), Skripsi, Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

3. As’ad, Moh. , 2006, Kepemimpinan Efektif Dalam Perusahaan, Edisi 2, Liberty,


Yogyakarta.

4. Aziz, Anhar, 2009, Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000
Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Pemberian Insentif Dan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel
Moderating Di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas Belawan,
Tesis, Program Studi Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara,
Medan.

5. Bhat, V., and J. Cozzolino, 1993, Total Quality: An Effectiveness Management Tool,
Quality Management Journal, Vol. 3 (April), pp. 101-123.

6. Bayangkara, IBK. 2008. Management Audit, Prosedur dan Implementasi, Salemba Empat.
Jakarta.

7. Best, John W., 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan, disunting oleh Drs. Mulyadi
Guntur Waseso dan Drs. Sanafiah Faisal, Usaha Nasional, Surabaya.

8. BSN. 2004. SNI 19-19011-2005, Panduan Audit Sistem Manajemen Mutu Dan/Atau
Lingkungan. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta

9. Byars, Lloyd L dan Leslie W. Rue., 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Andi
Offset, Yogyakarta.

10. Davis, Keith & John W. Newstroom. 2001. Perilaku dalam Organisasi, Jilid I Edisi
Keenam, Alih Bahasa: Agus Dharma. PT. Erlangga. Jakarta.

11. Dessler, Gary. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi ke-9. Jilid 1. PT. Indeks
Kelompok Gramedia, Jakarta.

12. Fraser, T.M, 2003, Human Stress, Work and Job Satisfaction: A Critical Approach,
Occupational Safety and Health Series, No.50, pp.123-154.
13. Gibson, James L, John M. Ivancevich dan James H. Donelly, Jr., (terjemahan Nunuk
Ardiani), 1996, Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses Jilid 1, Edisi 8 Cetakan 1, Binarupa
Aksara, Jakarta.

14. Gibson, James L. John M Ivancevick, And James H. Donnely, 2000, Organization And
Management Behavior, Structure, Process, London : Mcgraw-Hill Inc.

15. Gomes, Faustino Cardoso, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 2 Cetakan 1,
Andi Offset, Yogyakarta.

16. Gregory, Rich, 1997, “The Sales Manager as a Role Model: Effect on Trust, Job
Satisfaction, and Performance of sales people”, Journal of the Academy of Marketing
Science, Vol.25, No.4, pages 319-328.

17. Guritno, Bambang dan Waridin. 2005. “Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku
Kepemimpinan, Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja.” JRBI, Vol.1 No. 1, pp.63-
74

18. Handoko, T. Hani, 2000, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Penerbit
BPFE, Yogyakarta

19. .................................2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya manusia. BPFE.


Yogyakarta.

20. Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Grasindo.

21. Hasibuan, Malayu S.P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Kesembilan,
PT Bumi Aksara. Jakarta.

22. Juran, Joseph M. 2000. Quality Planning and Analysis. Edisi Ketiga. Mc-Graw Hill Book
Inc. New York.

23. Kotler, Philip dan A.B.Susanto. 2000. ManajemenPemasaran di Indonesia. Salemba


Empat, Jakarta.

24. Krajewski, J. Lee, and P.R. Larry, 2003, Operations Management Strategy and Analysis,
Fifth Edition, Addison Wesley publishing Co., New Jersey.

25. Kzgarden. 2010. Sejarah ISO 9001. kasmancepu.wordpress.com/sejarah-iso-9001/

26. Lukitaningrum, AN. dan Bambang Purwanggono, 2012, Analisis Pengaruh penerapan
sistem manajemen mutu ISO 9001- 2008 terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan
(study kasus di PT. Intech Anugrah Indonesia), Industrial Engineering Online Journal
Volume 1 No. 4 tahun 2012

27. Luthans, F., 2005, Organizational Behavior, Eight Edition, The McGraw-Hill Co., New
York.
28. Munizu, Musran, 2005, Analisis Pengaruh Faktor Kritis Total Quality Management
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi pada PT. Bosowa Berlian Motor Makassar),
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/7948

29. _____________, 2011, Pengaruh Penerapan Praktik Total Quality Management (TQM)
terhadap Kinerja Kualitas (Studi Persepsi Karyawan pada PT. Sermani Steel Makasar), Tesis,
Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Makasar.

30. Nitisemito, Alex S, 1992, Manajemen Personalia, Edisi Revisi, PT. Ghalia, Jakarta

31. Render, Barry, and Jay Herizer, 2004, Operations Management, International Edition,
Upper Saddle River, New Jersey.

32. Rivai, Veithzal, 2004. Manajemen Sumberdaya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori
Ke Praktek, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

33. Robbins, S.P, 2006, Perilaku Organisasi, Edisi 10, PT. Indeks Kelompok Gramedia,
Jakarta

34. Siagian, Sondang P., 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi I, cetakan
kesembilan, PT Bina Aksara, Jakarta.

35. Sihombing, Umberto. 2001. Pengaruh Keterlibatan Dalam Pengambilan Keputusan,


Penilaian Pada Lingkungan Kerja dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kepuasan Kerja
Pamong Praja. Jakarta.

36. Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: SIE YKPN.

37. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 2006, Metode Penelitian Survei, Penerbit
Pustaka LP3ES , Jakarta.

38. Steers R.M, Porter L.W, (2005), Motivation and Work Behaviour, Second Edition,
International Student Edition, Mc GrawHill Inc., Tokyo.

39. Stoner, James A.F., R. Edward Freeman, and Daniel R. Gilbert, 1996, Manajemen, Edisi
Bahasa Indonesia, Index Gramedia Grup, Jakarta.

40. Sugiyono, 2013 Metode Penelitian Manajemen. CV. Alfabeta. Bandung.

41. Suprayetno, Agus, 2008, Pengaruh Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
Perusahaan (Studi Kasus pada PT. Pei Hai Internasional Wiratama), Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan, Vol. 10, No.2. Hal. 124 -135.

42. Sutoyo. 2006. Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus PT. Brantas Abipraya Wilayah I Medan). Jurnal.
Puskom Stie Kebangsaan Biereuen Aceh
43. Tambunan, Junita Yanti, 2012, Pengaruh Lingkungan Kerja dan Promosi Jabatan
Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Tapanuli
Tengah, Tesis Pascasarjana Universitas Terbuka Jakarta pada tahun 2012

44. Timple, A. Dale, 2003, Manajemen Mutu Terpadu (Seri Manajemen Sumber Daya
Manusia), Cetakan Kelima, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta

45. Triguno. 2000. Budaya Kerja. Golden Trayon Press. Jakarta.

46. Utama, Angga Perwira, 2012, Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008 Melalui Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai PT. ASEI Kantor Pusat
Jakarta, Skripsi, SMTM, Institut Manajemen Telkom Bandung.

47. Wahyudi, Bambang, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Sulita, Bandung

48. Waridin dan Masrukhin, 2006, Analisis Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja,
Budaya Organisasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada Kantor Pengelolaan
Pasar Daerah di Kabupaten Demak, Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. 7, No. 2 Juni : 197-209

49. Wursanto, Ignatius. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Andi Offset. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai