Anda di halaman 1dari 7

Artikel, Manajemen Sumber Daya Insani

PRODUKTIVITAS KERJA

MILA SETIANA

Progam Studi Manajemen Bisnis Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Universitas Raden Intan Lampung

milastna29@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki tentang bagaimana produktivitas kerja yang ditearpkan terhadap
para karyawan karyawan perusahaan menjelaskan tentang faktor faktor dan definisi, dan juga untuk mengetahui
pengaruh secara simultan terhadap motivasi kerja disiplin dan lingkungan kerja terhadap produktivitas. Serentak
motivasi, disiplin kerja dan kerja lingkungan dan berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas. Dan
Kerja merupakan pendorong utama aktivitas perekonomian baik secara mikro maupun secara makro. Tulisan ini
mengkaji tentang konsep kerja dan produktivitas dalam Islam. Produktivitas dalam Islam, khususnya yang dibahas
didalam Alqur’an merupakan sesuatu konsep yang sangat penting dimana kelayakan produktivitas tercermin pada
besarnya produksi, kualitas produk, efektivitas dan efesiensi serta realisasi kepuasan para pekerja pada tingkat
maksimal. Untuk mengukur produktivitas kerja, diperlukan beberapa indikator sebagai berikut yaitu kemampuan,
meningkatkan hasil yang dicapai, semangat kerja, pengembangan diri, mutu dan efesiensi.

Kata Kunci : Produktivitas, Kerja, Islam

Abtract

The purpose of this study is to investigate how work productivity is spread to employees, company employees
explain factors and definitions, and also to determine the simultaneous effect on work motivation. discipline and
work environment on productivity . Simultaneously motivation, work discipline and work environment and have a
positive and significant effect on productivity. And work is the main driving force for economic activity both
on a micro and macro basis. This paper examines the concept of work and productivity in Islam.
Productivity in Islam, especially as discussed in the Qur'an is a very important concept where the
feasibility of productivity results in the amount of production, product quality, effectiveness and efficiency
as well as the realization of worker satisfaction at the maximum level. To measure work productivity,
several indicators are needed, namely ability, increasing results achieved, morale, self-development,
quality and efficiency.

Keywords: Productivity, Work, Islam

LANDASAN TEORI kenaikan yang signifikan dari waktu ke waktu, maka


perusahaan akan mudah mencapai tujuan yang telah
Produktivitas merupakan faktor penting bagi ditetapkan. Apalagi di era industri 4.0 seperti
penentuan keberhasilan perusahaan. Jika sekarang ini, semua perusahaan berlomba – lomba
produktivitas kerja karyawan selalu mengalami untuk memaksimalkan kinerja karyawan dengan terus
meningkatkan produktivitas sehingga perusahaan Menurut Sutrisno (2016:102)
mampu bertahan ditengah persaingan yang semakin mengemukakan bahwa Produktivitas kerja adalah
ketat. rasio dari keseluruhan hasil kerja yang telah
ditentukan untuk menghasilkan suatu produk dari
Produktivitas kerja karyawan adalah hasil tenaga kerja. Untuk mengukur suatu produktivitas
keluaran (output) yang dilihat dari segi kualitas dan kerja karyawan, diperlukan suatu indikator menurut
kuantitas barang atau jasa, berdasarkan waktu dan Sutrisno (2016:104-105) sebagai berikut :
standar yang ditetapkan oleh perusahaan.
Produktivitas kerja karyawan dapat dipengaruhi oleh 1. Kemampuan
banyak faktor, antara lain mental dan kemampuan Kemampuan karyawan menjadi profesionalime
fisik karyawan, hubungan antara atasan dan bawahan, dalam bekerja. Karyawan dibekali keterampilan
motivasi kerja karyawan, pendidikan, disiplin kerja, untuk menjadi daya dalam menyelesaikan tugas-
keterampilan, sikap dan etika kerja, gizi dan tugas yang diberikan.
kesehatan, tingkat penghasilan atau gaji, kecanggihan 2. Meningkatkan hasil yang dicapai
teknologi yang digunakan, kesempatan berprestasi. Bertekad meningkatkan hasil yang dicapai.
Upaya ini berguna untuk meningkatkan
Produktivitas Kerja produktiviytas kerja perusahaan dan menambah
kuantitas hasil dalam bekerja.
Produktivitas merupakan suatu proses
3. Semangat kerja
dimana sumber daya manusia dapat menghasilkan
Berusaha untuk lebih baik dari kemarin dan
suatu keluaran dengan ukuran yang produktif.
meningkatkan kinerja kerja. Semangat mampu
Produktivitas juga dapat diartikan sebagai proses
membuat karyawan untuk mengevaluasi dari hari
yang memfokuskan perhatian pada keluaran yang
sebelumnya.
dihasilkan oleh sumber daya manusia dengan suatu
4. Pengembangan diri
rasio antara masukan dan keluaran. (Ramadon, Syahri
Pengembangan diri senantiasa dilakukan untuk
&Yanti Pasmawati., 2017)
meningkatkan hasil kerja dengan kemampuan
Dahlan (2014) produktivitas merupakan diri yang dimiliki. Melalui langkah
hasil membandingkan peran serta tenaga kerja per pengembangan diri seorang karyawan akan
satuan waktu dengan hasil yang dicapai. menemukan tantangan dan harapan. Tantangan
Produktivitas tenaga kerja adalah suatu konsep yang terjadi setiap karyawan akan membuat
dimana terjadi adanya keterkaitan antara seorang sebuah motivasi untuk bersaing secara sehat.
sumber tenaga kerja dengan hasil satuan waktu, Begitu harapan akan berdampak untuk memiliki
menunjukkan produk yang dibutuhkan lebih tinggi keinginan seorang karyawan meningkatkan
melalui standar yang di tetapkan. kemampuan.
5. Mutu
Produktivitas Kerja adalah dimana produk Berusaha meningkatkan mutu yang baik dan
barang maupun jasa yang dihasilkan oleh setiap berkualitas dari yang sebelumnya. Meningkatkan
individu atau kelompok yang menunjukan mutu bermanfaat untuk meningkatkan hasil yang
pertimbangan antara input dan output dengan terbaik bagi perusahaan dan pengaruhnya
tindakan kinerja lebih efisien. (Wibowo, 2018). produktivitas perusahaan meningkat.
Menurut Handoko (2011:135) faktor-faktor yang 6. Efisiensi
mempengaruhi produktivitas kerja adalah : (1) Membandingkan sumber daya yang digunakan
Tingkat pendidikan (2) Keterampilan (3) Disiplin dengan apa yang dicapainya selama
kerja (4) Motivasi (5) Gizi dan Kesehatan (6) Tingkat berlangsungnya proses kerja.
penghasilan (7) Jaminan sosial (8) Lingkungan dan
iklim kerja (9) Hubungan industrial (10) Teknologi
(11) Sarana produksi (12) Manajemen (13) Konsep Produktivitas Kerja
Kesempatan berprestasi. Secara konsep, produktivitas adalah tingkat
efisiensi suatu ekonomi dalam menggunakan modal,
manusia dan teknologinya untuk menghasilkan produktivitas dalam jangka pendek (< 10 tahun),
output (Cusolito & Maloney, 2018). Produktivitas produktivitas pekerja tetap lebih dipilih. Sargent dan
adalah konsep yang penting dalam analisis Rodriguez (2000) berargumen bahwa dalam jangka
pembangunan ekonomi, karena selain dari pendek, akumulasi modal belum terjadi dalam
penambahan input produksi, pertumbuhan ekonomi, sehingga produktivitas pekerja tetap bisa
pendapatan dapat terjadi akibat peningkatan menggambarkan produktivitas secara umum.
produktivitas. Dengan pertimbangan tersebut di atas, tim
Produktivitas pekerja yang dipakai SEPAKAT menggunakan nilai tambah per pekerja
SEPAKAT adalah pengukuran produktivitas sebagai proksi untuk mengukur produktivitas daerah.
konvensional, yang menggunakan Nilai Tambah Per
Pekerja (Value Added per Worker). Pengukuran ini
didapat dari membagi PDRB dengan pendekatan nilai
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
tambah (biasanya dibagi per sektor), dengan jumlah
Kerja
pekerja atau jam kerja total di sektor tersebut.
Kelebihan dari pengukuran ini terutama adalah Untuk meningkatkan produktivitas kerja
datanya tersedia secara lengkap, mudah dihitung, karyawan, maka perusahaan perlu memperhatikan
cukup dekat dengan pengukuran standar hidup yang faktor – faktor yang dapat mempengaruhi
lazim digunakan, yaitu PDRB per kapita (Carnaje, produktivitas kerja karyawan. Terdapat banyak teori
2013). Namun, pengukuran ini juga memiliki yang memuat tentang faktor – faktor yang
kekurangan. Produktivitas pekerja tidak dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. Oleh
mengukur produktivitas suatu ekonomi dengan karena itu peneliti akan mengutip beberapa teori
lengkap, di mana peningkatan produktivitas juga mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi
dapat muncul dari akumulasi modal dan teknologi. produktivitas kerja karyawan. Menurut Simanjuntak
Selain itu, dasar pengukuran produktivitas pekerja dalam Sutrisno (2017:103), faktor – faktor yang
yaitu PDRB, bisa diukur secara berbeda per masing- mempengaruhi produktivitas, yaitu :
masing negara, yang membuat produktivitas pekerja
bisa tidak dapat diperbandingkan antarnegara 1. Pelatihan
(Carnaje, 2013). 2. Mental dan kemampuan fisik karyawan
Alternatif dari pengukuran produktivitas 3. Hubungan antara atasan dan bawahan
adalah Produktivitas Faktor Total (Total Factor
Productivity/ TFP), di mana nilainya didapat dari Menurut Anoraga dalam Busro (2018:346-
rasio antara output total terhadap input total faktor 348), faktor – faktor yang mempengaruhi
produksi. TFP dapat menggambarkan dampak produktivitas, antara lain :
ekonomi dari akumulasi modal dan teknologi yang
1. Motivasi kerja karyawan
lebih jelas. Pengukuran TFP juga lebih objektif
2. Pendidikan
sehingga hasilnya dapat diperbandingkan
3. Disiplin kerja
antarnegara. (Carnaje, 2013)
4. Keterampilan
Namun di sisi lain, TFP juga memiliki
5. Sikap etika kerja
beberapa kekurangan. Pengukuran TFP
6. Kemampuan kerja sama
membutuhkan data yang detail, yaitu data input dan
7. Gizi dan kesehatan
output produksi yang tersedia di level pelaku usaha.
8. Tingkat penghasilan
Data ini tidak tersedia di semua sektor atau jenis
9. Lingkungan kerja dan iklim kerja
usaha, sehingga TFP hanya dapat dihitung dari
10. Kecanggihan teknologi yang digunakan
sebagian sektor dan sebagian kecil pelaku usaha saja.
11. Faktor – faktor produksi yang memadai
Juga, mengukur TFP di tingkat makro sangat sulit
12. Jaminan sosial
karena pengukuran modal tetap di level makro bisa
13. Manajemen dan kepemimpinan
berbeda berdasarkan pendekatannya (Carnaje, 2013).
14. Kesempatan berprestasi
Pun apabila kedua data pengukuran produktivitas
tersedia secara lengkap, apabila membandingkan
Menurut Ravianto dalam Sumual unsur kebaikan dan keberkahan bagi diri,
(2017:119), faktor – faktor yang mempengaruhi keluarga dan masyarakat sekelilingnya serta
produktivitas, antara lain : Negara
Menurut Pramandhika sesorang yang
1. Pendidikan bekerja adalah adalah mereka yang
2. Keterampilan menyumbangkan jiwa dan tenaganya untuk
3. Disiplin kebaikan diri, keluarga, masyarakat, dan negara
4. Sikap tanpa menyusahkan orang lain. Oleh karena itu,
5. Etika kerja kategori “ahli surga” seperti yang digambarkan
6. Motivasi dalam al-Qur’an bukanlah orang yang
7. Gaji mempunyai pekerjaan/jabatan yang tinggi dalam
8. Kesehatan suatu organisasi, tetapi orang yang mempunyai
9. Teknologi derajat taqwa kepada Allah, yaitu orang yang
10. Manajemen khusyu dalam shalatnya, baik tutur katanya,
11. Kesempatan berprestasi memelihara kemaluannya serta menunaikan
tanggungjawab sosialnya seperti mengeluarkan
Dari pendapat para ahli diatas mengenai
zakat dan lainnya.
faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas,
Selain Al-Qur’an sebagai pedoman dalam
dapat disimpulkan bahwa yang memiliki persamaan
hidup, hadits dalam Islam juga merupakan
ada 10 faktor, antara lain :
pedoman bagi manusia dalam bertindak atau
1. Mental dan kemampuan fisik karyawan melakukan suatu perbuatan, berikut merupakan
2. Hubungan antara atasan dan bawahan / beberapa Hadits yang menjelaskan pentingnya
manajemen dan kepemimpinan bekerja dalam Islam:
3. Motivasi kerja karyawan
“Rasulullah SAW. pernah ditanya, pekerjaan
4. Pendidikan
apa yang paling baik? Beliau menjawab,
5. Disiplin kerja
pekerjaan terbaik adalah usaha yang
6. Keterampilan
seseorang dengan tangannya sendiri dan
7. Sikap etika kerja
semua perjualbelian yang dianggap baik.”
8. Gizi dan kesehatan
(HR. Ahmad dan Baihaqi):”
9. Tingkat penghasilan/gaji
10. Kecanggihan teknologi yang digunakan Dalam hadits yang disebutkan diatas,
menunjukan bahwa bekerja merupakan
perbuatan yang sangat baik dan mulia dalam
Kaidah Islam tentang Produktivitas Kerja
ajaran Islam. Bekerja bahkan dapat menjadikan
 Konsep Kerja Dan Produktivitas Dalam Islam seseorang dapat diampuni dosa-dosanya. Dan
Dalam agama Islam, tindakan atau sesuatu bagi orang yang bekerja dengan tangannya
yang dikerjakan seseorang seringkali sendiri untuk memuhi kebutuhan hidupnya
didefinisikan dengan istilah amalan. Amalan atau maupun kebutuhan anak dan isterinya, maka
pekerjaan dalam Islam diarahkan untuk orang seperti ini dikategorikan sebagai jihad fi
memenuhi kewajiban seseorang sebagai upaya sabilillah. Dengan demikian bekerja dalam
untuk mendekatkan diri kepada Allah. Menurut ajaran Islam merupakan sesuatu yang penting
Asyraf Hj Ab Rahman istilah “kerja” dalam dan harus sesuai dengan apa yang telah
Islam bukanlah semata-mata merujuk kepada disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadits.
mencari rezeki untuk menghidupi diri dan
Bekerja untuk mencari nafkah adalah hal
keluarga dengan menghabiskan waktu siang
yang istimewa dalam pandangan Islam. Allah
maupun malam, dari pagi hingga sore, terus
telah berjanji kepada orang yang beriman dan
menerus tak kenal lelah, tetapi mencakup segala
melakukan pekerjaan yang baik bahwa bagi
bentuk amalan atau pekerjaan yang mempunyai
mereka ampunan Allah dan ganjaran yang dan efesiensi serta realisasi kepuasan para
besar. Ayat ini menunjukkan bahwa adanya pekerja pada tingkat maksimal. Karena itu,
motivasi kerja yang utuh dalam Islam. Motivasi sebaiknya masyarakat diarahkan pada
bekerja untuk mendapatkan ampunan dan perkembangan kepribadian yang produktif
ganjaran Allah adalah motivasi terbesar bagi sehingga kelayakan produksi dapat tercapai.
seorang muslim. Bekerja dalam Islam tidak
hanya mengejar “bonus duniawi” namun juga Kelayakan produksi sangat tergantung pada
sebagai amal soleh manusia untuk menuju profesionalisme kerja individu.
kepada kekekalan. Allah SWT berfirman dalam Professionalisme tidak tergantung hanya pada
QS. Adz-Dzariyat/51:22 disebutkan : keahlian dan keterampilan kerja individu atau
situasi kerja yang kondusif tetapi juga pada
Terjemah: “Dan di langit terdapat (sebab- fakor-faktor psikis. Misalnya, minat individu
sebab) rezkimu dan terdapat (pula) apa yang terhadap pekerjaan dan rasa terlibat dengan
dijanjikan kepadamu”. 3 Allah SWT profesi dan lembaga. Hal itu tergantung pada
berfirman dalam QS. Hud/11:9 disebutkan : pemahaman indiviu terhadap nilai kerja, urgensi
dan peranannya dalam produksi dan
Terjemah: “Dan tidak ada suatu binatang hubungannya dengan strategi umum produksi
melata pun di bumi melainkan Allah-lah
yang memberi rezkinya, dan dia mengetahui  Prinsip Bekerja Menurut Islam
tempat berdiam binatang itu dan tempat Menurut Syamsudin, seseorang pekerja atau
penyimpanannya semuanya tertulis dalam pengusaha muslim dalam melakukan berbagai
Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)”. aktivitas usaha harus selalu bersandar dan
berpegang teguh pada prinsip berikut:
Allah SWT berfirman dalam QS. Al- 1. Seorang muslim harus bekerja dengan niat
Ankabut/29:60 disebutkan : yang ikhlas karena Allah SWT. Karena
dalam kacamata syariat, bekerja hanyalah
Terjemah: “Dan berapa banyak binatang
untuk menegakan ibadah kepada Allah SWT
yang tidak (dapat) membawa (mengurus)
agar terhindar dari hal-hal yang diharamkan
rezkinya sendiri. Allah-lah yang memberi
dan dalam rangka memelihara dari sifatsifat
rezki kepadanya dan kepadamu dan dia
yang tidak baik, seperti meminta-minta atau
Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”.
menjadi beban orang lain.
Dari ayat-ayat tersebut menunjukkan bahwa 2. Seorang muslim dalam usaha berhias diri
Allah menjamin rezeki tiap-tiap umatnya yang dengan akhlak mulia, seperti: sikap jujur,
bekerja dijalan-Nya, bahkan dari sesuatu yang amanah, menepati janji, memunaikan hutang
tidak pernah terpikir sekalipun Produktivitas, dan membayar hutang dengan baik,
secara terminologi sangat erat kaitannya memberi kelonggaran orang yang sedang
bekerja. Jadi, bisa simpulkan bahwa mengalami kesulitan membayar hutang,
produktivitas dalam Islam, khususnya yang menghindari sikap menangguhkan
dibahas didalam Al-qur’an merupakan sesuatu pembayaran hutang, tamak, menipu, kolusi,
konsep yang sangat penting. melakukan pungli (pungutan liar), menyuap
dan memanipulasi atau sejenisnya.
Makna bekerja disini bukan dalam arti 3. Seorang muslim harus bekerja dalam hal-hal
bekerja saat terjadi peperangan, tetapi bekerja yang baik dan usaha yang halal. Sehingga
dalam arti yang sangat luas, sebagai contoh dalam pandangan seseorang pekerja dan
misalnya; bekerja untuk mencari nafkah bagi pengusaha muslim, tidak akan sama antara
keluarga. proyek dunia dan proyek akhirat. Baginya
tidak akan sama antara yang halal dan
Kelayakan produktivitas tercermin pada haram. Ia akan selalu menghalalkan yang
besarnya produksi, kualitas produk, efektivitas halal dan mengharamkan yang haram,
bahkan hanya sebatas yang dibolehkan oleh bisnis, karena berakibat munculnya sikap
Allah SWT dan Rasul-Nya. Seorang muslim tidak ikhlas dalam beramal dan berinfak.
dalam bekerja harus menunaikan hak-hak
yang ditunaikan, baik yang terkait dengan Prinsip bekerja dalam Islam juga dijelaskan
hak-hak Allah SWT atau yang terkait oleh Akh. Muwafik Saleh dalam bukunya yang
dengan hak-hak manusia. Karena menunda berjudul Bekerja dengan Hati Nurani,
pembayaran hutang bagi orang yang mampu mengatakan selama ini, banyak orang bekerja
merupakan suatu kedzaliman. Menyia- untuk mengajar materi belaka demi kepentingan
nyiakan amanah dan melanggar perjanjian duniawi, mereka tak sedikitpun memerdulikan
bukanlah akhlak seorang muslim, hal itu kepentingan akhirat kelak. Oleh karena itu sudah
merupakan kebiasaan orang-orang munafik. saatnya para pekerja bekerja dengan motivasi
4. Seorang muslim harus terhindar dari yang dapat memberikan kepribadian yang baik
transaksi riba atau berbagai bentuk usaha dan dibenarkan oleh Islam yang harus memenuhi
haram lainnya yang menggiring ke arahnya. ciri-ciri sebagai berikut
Karena dosa riba sangat berat dan harta riba
1. Niat Baik dan Benar (Mengharap Ridha
tidak berkah, bah
Allah SWT)
5. kan hanya akan mendatangkan kutukan dari
Sebelum seseorang bekerja, harus
Allah SWT dan Rasul-Nya, baik di dunia
mengetahui apa niat dan motivasi dalam
maupun akhirat. Seorang muslim tidak boleh
bekerja, niat inilah yang akan menentukan
memakan harta orang lain dengan cara
arah pekerjaan. Jika niat bekerja hanya
haram dan batil, karena kehormatan harta
untuk mendapatkan gaji, maka hanya itulah
seseorang seperti kehormatan darahnya.
yang akan didapat. Tetapi jika niat bekerja
Harta seorang muslim haram untuk diambil
sekaligus untuk menambah simpanan
kecuali dengan kerelaan hatinya dan sebab
akhirat, mendapat harta halal, serta
syar’i untuk mengambilnya, seperti upah
menafkahi keluarga, tentu akan
kerja, laba usaha, jual beli, hibah, warisan,
mendapatkan sebagaimana yang diniatkan.
dan yang semisalnya.
2. Takwa Dalam Bekerja
6. Seorang pekerja atau pengusaha muslim
Takwa di sini terdapat dua
harus menghindari segala bentuk sikap
pengertian. Pertama, taat melaksanakan
maupun tindakan yang bisa merugikan orang
perintah dan menjauhi segala bentuk
lain. Ia juga harus bisa menjadi mitra yang
larangan-Nya. Kedua, sikap tanggung jawab
handal sekaligus competitor yang bermoral
seorang muslim terhadap keimanan yang
yang selalu mengedepankan kaidah “Segala
telah diyakini dan diikrarkannya. Orang
bahaya dan yang membahayakan adalah
yang bertakwa dalam bekerja adalah orang
haram hukumnya”.
yang mampu bertanggung jawab terhadap
7. Seorang pekerja atau pengusaha muslim
segala tugas yang diamanahkan. Orang yang
harus berpegang teguh pada aturan syari’at
bertakwa atau bertanggung jawab akan
dan bimbingan Islam agar terhindar dari
selalu menampilkan sikap-sikap positif,
pelanggaran dan penyimpangan yang
untuk itu orang yang bertakwa dalam
mendatangkan saksi hukum dan cacat moral.
bekerja akan menampilkan sikap-sikap
8. Seorang muslim dalam bekerja dan berusaha
sebagai berikut:
harus bersikap loyal kepada kaum mukminin
a. Bekerja dengan cara terbaik sebagai
dan menjadikan ukhuwah diatas kepentingan
wujud tanggung jawab terhadap kerja
bisnis, sehingga bisnis tidak menjadi sarana
dan tugas yang diamanahkan.
untuk menciptakan ketegangan dan
b. Menjauhi segala bentuk kemungkaran
permusuhan sesama kaum muslimin. Dan
untuk dirinya dan orang lain dalam
ketika berbisnis jangan berbicara sosial,
bekerja. Misalnya, tidak malas-malasan,
sementara ketika bersosial jangan berbicara
merugikan rekan kerja, dsb.
c. Taat pada aturan. Dengan demikian, setiap orang pasti
mempunyai kelebihan atas orang lain dalam
Hanya menginginkan hasil pekerjaan bidang kerja tertentu dan dengan adanya
yang baik dan halal. Allah SWT menjamin kelebihan inilah setiap orang memerlukan
balasan kepada orang-orang yang bertaqwa bantuan orang lain untuk dapat
dalam kehidupan ini, termasuk dalam terselenggaranya kebutuhan-kebutuhan
bekerja. hidupnya.

Ikhlas adalah syarat kunci diterimanya


amal perbuatan manusia disisi Allah SWT.
Suatu kegiatan atau aktivitas termasuk kerja Penutup
jika dilakukan dengan keikhlasan maka akan
mendatangkan rahmat dari Allah SWT. Produktivitas, secara terminologi sangat erat
Adapun ciri-ciri orang yang bekerja dengan kaitannya bekerja. Jadi, bisa simpulkan bahwa
Ikhlas yaitu: produktivitas dalam Islam, khususnya yang dibahas
didalam Al-qur’an merupakan sesuatu konsep yang
a. Bekerja semata-mata mengharap ridha sangat penting. Bekerja untuk mencari nafkah adalah
Allah SWT. hal yang istimewa dalam pandangan Islam. Allah
b. Bersih dari segala maksud pamrih dan telah berjanji kepada orang yang beriman dan
ria. melakukan pekerjaan yang baik bahwa bagi mereka
c. Penuh semangat dalam mengerjakan ampunan Allah dan ganjaran yang besar. Manusia
seluruh tugas pekerjaan. sebagai tenaga kerja untuk tetap produktif harus
d. Tidak merasa rendah karena makian mampu mendayagunakan sumber tenaga kerja baik
atau cercaan sehingga tidak mengurangi yang terdapat pada dirinya maupun lingkungan
semangat dalam bekerja. sekitarnya. Untuk mengukur produktivitas kerja,
diperlukan suatu indikator, sebagai berikut:
Mencari rezeki yang halal dalam agama Kemampuan, Meningkatkan Hsil yang dicapai,
Islam hukumnya wajib. Ini menandakan Semangat kerja, Pengembangan diri, Mutu, Efesiensi.
bagaimana penting mencari rezeki yang
halal. Dengan demikian, motivasi kerja
dalam Islam bukan hanya memenuhi nafkah
semata tetapi sebagai kewajiban ibadah
fardlu lainnya. Islam sangat layak untuk
dipilih sebagai jalan hidup (way of life).
Islam tidak hanya berbicara tentang
moralitas akhlak, tetapi juga memberikan
peletakan dasar tentang konsep-konsep
membangun kehidupan dan peradaban
tinggi.

Islam menganjurkan umatnya agar


memilih aktivitas dan karir yang benar-benar
selaras dengan kecenderungan dan bakatnya.
Dengan demikian, Islam meletakkan dasar
yang kuat akan kebebasan berusaha. Hanya
saja, untuk menghindari gejala-gejala
kejahatan, Islam meletakkan batasan-
batasan. Tujuan itu dinyatakan dalam Al-
Qur’an dengan ungkapan bahwa bekerja
adalah ibadah.

Anda mungkin juga menyukai