Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PSIKOLOGI INDUSTRI

PRODUKTIFITAS KERJA
Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah: Psikologi Industri

Dosen Pengampu:  

Dra. Rostamailis, M.Pd

Siska Miga Dewi, S.ST, M.Pd

Oleh:

Nadhea Dwi Pratiwi (19078057)

JURUSAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN

FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2021

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita hanturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami segala
hidayah dan kerunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami ini dengan baik dan
tepat waktu.
Makalah ini dibuat berdasarkan penelitian yang kami lakukan. Meskipun ada beberapa
kesulitan dan tantangan tetapi kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah psikologi industri dan semoga makalah ini dapat
mendatangkan manfaat bagi para pembacanya.
Kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah
membimbing kami untuk membuat makalah ini. Kami tahu makalah ini masih banyak sekali
terdapat kekurangan tetapi semoga makalah ini dapat dinilai dengan baik dan dihargai oleh
pembaca. Terima kasih.

Bengkulu, 23 Maret 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah

Produktivitas kerja karyawan merupakan suatu akibat dari persyaratan kerja yang
harus dipenuhi oleh setiap karyawan. Persyaratan itu adalah kesediaan karyawan untuk
bekerja dengan penuh semangat dan tanggung jawab. Seorang karyawan yang
memenuhi prasyarat kerja adalah karyawan yang dianggap mempunyai kemampuan,
jasmani yang sehat, kecerdasan, dan pendidikan tertentu dan telah memperoleh
keterampilan untuk melaksanakan tugas yang bersangkutan dan memenuhi syarat yang
memuaskan dari segi kualitas dan kuantitas. Motivasi dan pengalaman kerja yang baik
dapat juga menunjang keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sebab
melalui adanya dua faktor tersebut akan menciptakan tingkat produktivitas kerja yang
tinggi sehingga menunjang keberhasilan perusahaan. Sebaliknya jika tingkat
produktivitas kerja menurun akan menghambat perusahaan tersebut dalam mencapai
tujuannya.

Setiap perusahaan selalu menginginkan produktivitas dari setiap karyawannya


meningkat. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan harus memberikan motivasi yang
baik kepada seluruh karyawannya agar dapat mencapai prestasi kerja dan meningkatkan
produktivitas. Selain itu ditambah suatu pengalaman kerja yang dimiliki oleh para
karyawannya, akan memberikan suatu hubungan yang besar dalam upaya mencapai
tingkat produktivitas yang tinggi.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa itu produktivitas?


2.      Apa faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja?
3.      Apa saja indikator produktivitas kerja?
4.      Apa itu motivasi kerja?
C.    Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui pengertian dari motivasi.


2.      Untuk mengetahui jenis-jenis motivasi.
3.      Untuk mengetahui teori-teori motivasi.
4.      Untuk mengetahui apa itu motivasi kerja.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Produktifitas Kerja

Produktivitas secara umum diartikan sebagai hubungan antara keluaran (barang-


barang atau jasa) dengan masukan (tenaga kerja, bahan, uang). Produktivitas adalah
ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan.
Masukan sering dibatasi dengan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam ke satuan
fisik, bentuk dan nilai.
      Pengertian produktivitas menurut Melayu S.P Hasibuan, produktivitas kerja
merupakan rasio antara hasil kegiatan (output) dan segala pengorbanan atau biaya untuk
mewujudkan hasil tersebut (input).
      Menurut George J. Washin, produktivitas mengandung dua konsep utama, yaitu
efisiensi dan efektivitas. Efisiensi mengukur tingkat sumber daya baik manusia,
keuangan, maupun alam yang dibutuhkan untuk memenuhi tingkat pelayanan yang
dikehendaki, efektivitas mengukur hasil mutu pelayanan yang dicapai.
      Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, jelas bahwa produktivitas merupakan
perbandingan antara hasil kerja dengan bahan, waktu, dan tenaga yang digunakan dalam
memproduksi barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber yang ada secara
efektif dan efisien, tetapi tetap menjaga mutu barang atau jasa yang dihasilkan.
      Dalam kaitannya dengan tenaga kerja, maka produktivitas tenaga kerja merupakan
perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu.
Faktor manusia telah menjadi fokus penghargaan dunia sejak abad ke 18 yang populer
dengan penerapan ilmu perilaku manusia, oleh karena itu produktivitas tidak dilihat
sebagai konsep produksi dan ekonomi saja, yang melupakan kepentingan tenaga kerja
dan lingkungan.
Tenaga kerja dapat mengolah sumber daya alam yang yang terbatas dengan
diiringi produktivitas tenaga kerja yang tinggi sehingga dapat tercapai pemenuhan
ketentuan pembangunan dengan berbagai keahlian yang dimiliki. Setiap perusahaan tentu
berharap memiliki produktivitas kerja yang tinggi, efisien, dan efektif. Manfaat praktis
dari pengukuran produktivitas adalah dalam menentukan pembayaran atau upah bagi para
pekerja yang benar-benar berprestasi dengan yang kurang berprestasi dalam
melaksanakan tugasnya. Peningkatan produktivitas pada dasarnya adalah usaha yang
dilakukan terhadap faktor-faktor masukan dengan cara penambahan atau peningkatan
sumber daya yang ada.
Menurut Sudriamunawar (dalam Novianti, 2006 : 18), pada dasarnya pengukuran
produktivitas mempunyai berbagai dimensi sesuai dengan tujuan dan pengukuran yang
bersangkutan. Sehubungan dengan itu, maka keadaan produktivitas yang baik atau
meningkat akan dilihat dari ada atau tidaknya faktor-faktor seperti kecakapan,
kematangan bawahan, situasional dan lingkungan.
Produktivitas kerja memerlukan perubahan sikap mental yang dilandasi kerja hari ini
harus lebih baik dari hari kemarin, dan cara kerja hari esok lebih baik dari hari ini.
Peningkatan produktivitas dilakukan oleh pribadi dinamis dan kreatif.
Produktivitas kerja merupakan sikap mental. Sikap mental yang selalu mencari
perbaikan terhadap apa yang telah ada. Suatu keyakinan bahwa seseorang dapat
melakukan pekerjaan lebih baik hari ini daripada hari kemarin dan hari esok lebih baik
hari ini. Sikap yang demikian akan mendorong seseorang untuk tidak cepat merasa puas,
akan tetapi harus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja dengan cara
selalu mencari perbaikan-perbaikan dan peningkatan.
        Produktivitas dihasilkan dari kapabilitas SDM dalam menggunakan alat kerja,
metode kerja, modal kerja, bahan baku dan informasi.dengan rasio produktivitas dapat
digunakan untuk :
a)      Mengetahui kemampuan manajemen mencapai tujuan (goal) dan sasaran
(objective) organisasi.
b)      Membandingkan prestasi dengan prestasi organisasi sejenis
c)      Mengetahui arah kecenderungan (trends) kinerja organisasi.
Dimensi waktu dapat dijadikan sebagai tolok ukur mengetahui tingkat
produktivitas, hal ini disebabkan dimensi waktu merupakan faktor berada di luar
pengendalian manusia, sehingga objektivitasnya sangat baik. Di dalam suatu proses
produksi barang atau jasa, makin sedikit waktu yang digunakan untuk memproses produk
yang sama, berarti produktivitasnya makin tinggi.

B.     Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Produktivitas tenaga kerja menunjukkan kemampuan seseorang tenaga kerja atau pekerja
untuk menghasilkan sejumlah output dalam satu satuan waktu tertentu. Produktivitas tenaga
kerja tersebut dapat merupakan ukuran efisiensi pemanfaatan tenaga kerja. Hal ini mengingat
bahwa secara nyata, seorang pekerja dalam melakukan pekerjaannya belum tentu memanfaatkan
seluruh kemampuan yang dimilikinya.
Produktivitas tenaga kerja adalah pencerminan dari mutu tenaga kerja jika hal-hal lain
dianggap tetap sama. Menurutnya, perubahan (peningkatan) produktivitas kerja dapat terjadi
karena pengaruh beberapa hal yaitu: (Kasnawi,2006)
1.      Sumber daya alam yang tersedia dalam jumlah yang lebih besar atau mutu yang lebih baik.
2.      Sumber daya modal fisik tersedia dalam jumlah yang lebih banyak atau mutu yang lebih baik
3.      Mutu modal manusia itu sendiri yang meningkat.
4.      Kondisi dan lingkungan kerja yang lebih baik.
Sedangkan menurut Ambar Teguh Sulistyani dan Rosidah (2003), adalah sebagai berikut:
Faktor yang menentukan besar kecilnya produktivitas antara lain:
·         Knowledge 
·         Skills 
·         Abilities 
·         Attitude
Adapun penjelasan dari kutipan di atas yaitu sebagai berikut:

Pengetahuan merupakan akumulasi hasil proses pendidikan baik yang diperoleh secara
formal maupun non fomal yang memberikan kontribusi pada seseorang didalam memecahkan
masalah, daya cipta termasuk dalam melakukan atau menyelesaikan pekerjaan. Dengan
pengetahuan yang luas dan pendidikan yang tinggi, seorang pegawai diharapkan mampu
melakukan pekerjaan dengan baik dan produktif.
Keterampilan adalah kemampuan dan penguasaan teknis opeasional mengenai bidang
tertentu, yang besifat kekaryaan. Keterampilan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
melaksanakan atau menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat teknis. Dengan
keterampilan diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan secara produktif.

Abilities atau kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh seorang
pegawai. Pengetahuan dan keterampilan termasuk faktor pembentuk kemampuan. Dengan
demikian apabila seseorang mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang tinggi, diharapkan
memiliki ability yang tinggi pula.

Attitude merupakan kebiasaan yang terpolakan. Jika kebiasaan yag terpolakan tersebut
memiliki implikasi positif dalam hubungannya dengan perilaku pekerja maka akan
menguntungkan. Artinya apabila kebiasaan-kebiasaaan pegawai adalah baik, maka hal tersebut
dapat menjamin perilaku kerja yang baik pula. Dengan kondisi pegawai tersebut, maka
produktivitas dapat dipastikan dapat terwujud.

Menurut Anoraga dan Suyati (1995: 71-73) ada banyak faktor yang mempengaruhi
produktivitas, antara lain:

1)      Pendidikan
Pada umumnya seseorang yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi akan mempunyai
produktivitas kerja yang lebih baik. Karena dengan bekal pendidikan, maka orang akan lebih
mudah dalam mempelajari hal-hal yang bersifat baru dalam suatu sistem kerja.
2)      Motivasi
Pimpinan harus perlu mengetahui dan memahami motivasi kerja dari setiap karyawan. Dengan
mengetahui motivasi itu maka pimpinan dapat membimbing dan mendorong karyawan untuk
bekerja lebih baik.
3)      Disiplin Kerja
Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yang senan tiasa berkehendak
untuk mengikuti atau mematuhi segala peraturan yang telah ditentukan. Kedisiplinan dapat
dibina melalui latihan-latihan antara lain dengan bekerja menghargai waktu dan biaya yang akan
memberikan pengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan.
4)      Keterampilan
Keterampilan banyak pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan. Keterampilan
karyawan dalam perusahaan dapat ditingkatkan dengan kursus-kursus, latihan dan lain-lain.
5)      Sikap Etika Kerja
Sikap seseorang atau sekelompok orang dalam membina hubungan yang serasi, selaras dan
seimbang di dalam kelompok itu sendiri maupun dengan kelompok yang lain sehingga tercipta
hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara perilaku dalam proses produksi akan
meningkatkan produktivitas kerja.
6)      Gizi dan Kesehatan
Daya tahan tubuh seseorang biasanya dipengaruhi oleh gizi dan makanan yang dikonsumsinya
setiap hari. Gizi yang baik akan mempengaruhi kesehatan karyawan, dan semua ini akan
berpengaruh terhadap produktivitas kerja.
7)      Tingkat Penghasilan
Dengan penghasilan yang cukup, akan memberikan semangat kerja karyawan bagi setiap
karyawan untuk memacu prestasi sehingga produktivitas kerja karyawan akan tercapai.
8)      Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja disini termasuk hubungan antar karyawan, hubungan dengan pimpinan, suhu
serta lingkunagn kerja.
9)      Teknologi
Dengan adanya kemajuan teknologi meliputi peralatan yang semakin otomatis dan canggih, yang
bisa mendukung tingkat produksi dan mempermudah manusia dalam melaksanakan kerjanya.
10)  Sarana Produksi
Faktor-faktor produksi harus memadai dan saling mendukung dalam proses produksi.
11)  Jaminan Sosial
Perhatian dan pelayanan perusahaan kepada setiap karyawan, menunjang kesehatan dan
keselamatan. Dengan harapan agar karyawan semakin bergairah dan mempunyai semangat untuk
bekerja.
12)  Manajemen
Dengan adanya manajemen yang baik, maka karyawan akan terorganisasi dengan baik pula.
Sehingga produktivitas kerja karyawan tercapai.
13)  Kesempatan Berprestasi
Setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya, dengan diberikan
kesempatan berprestasi, maka karyawan akan meningkatkan produtivitas kerjanya.

C.    Indikator Produktivitas Kerja

Menurut Simamora (2004: 612) menyatakan bahwa faktor-faktor yang digunakan dalam
pengukuran produktivitas kerja meliputi kuantitas kerja, kualitas kerja dan ketepatan waktu.
Dalam penelitian ini peneliti mengukur produktivitas kerja dengan menggunakan indikator-
indikator dibawah ini:
1)      Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam jumlah
tertentu dengan perbandingan standar yang ada atau ditetapkan oleh perusahan.
2)      Kualitas kerja merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan mutu dari suatu produk
yang dihasilkan oleh karyawan dalam hal ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam
menyelesaikan pekerjaan secara teknis dengan perbandingan standar yang ditetapkan oleh
perusahaan.
3)      Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang
ditentukan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang
tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu
aktivitas yang disediakan diawal waktu sampai menjadi output.

D.    Produktivitas dan Efisiensi administrasi dalam MSDM sektor publik

Daya tanggap pemerintah terhadap dorongan nilai efisiensi administrasi telah


menyebabkan tumbuhnya usaha-usaha untuk meningkatkan produktivitas para pegawai
pemerintah. Tetapi sikap pihak pemerintah ini dibayangi oleh persaingan nilai-nilai yang sering
memperlemah semangat semula untuk produktif. Efisiensi administrasi berselisih dengan nilai-
nilai keadilan sosial dan hak-hak pegawai. Untuk dapat menjangkau produktivitas dan efesiensi
yang tinggi perlu diadakan penataan kembali, terutama penataan MSDM. Upaya untuk
meningkatkan produktifitas dapat dilakukan melalui tiga rentetan proyek: operasi-operasi,
teknologi, dan kepegawaian (personalia)

E.     Lingkungan Perbaikan Produktivitas


Bidang bidang yang berkaitan dengan program-program peningkatan atau perbaikan
produktivitas antara lain adalah yang pertama mencakup dinamika perubahan-perubahan di
dalam struktur organisasi, kedua mencakup proses-proses dalam manajemen sumber daya
manusia dan ketiga mencakup prosedur-prosedur pelaksanaan MSDM.
Lingkup perbaikan produktivitas menurut Gomes (1995) adalah:
1.      Fleksibilitas dalam melakukan prosedur-prosedur pelayanan sipil
2.      Sentralisasi manajemen yang mendukung pelayanan, seperti mengetik, daftar gaji, dan
pembelian.
3.      Mengumpulkan laporan-laporan keuangan untuk meningkatkan pendapatan
4.      Desentralisasi yang terpilih atau reorganisasi ke dalam unit-unit yang sama
5.      Pemakaian yang meningkat mengenai ukuran-ukuran kinerja dan standar standar kerja untuk
memonitor produktivitas
6.      Konsulidasi pelayanan-pelayanan
7.      Penggunaan modal-modal keputusan ekonomi rasionalis untuk menjadwalkan dan masalah-
masalah konservasi energi lainnya.
8.      Recycling projects
Adapun teknik memperbaiki produktivitas menurut (Wibowo, 2012: 116) menunjukan
adanya beberapa cara untuk memaperbaiki produktivitas yaitu industrial engineering technique,
economic analysis, dan behavioral techinique.
industrial engineering technique dilakukan melalui work study, work
simplification dan pareton analysis. economic analysis menggunakan management through value
analysis, cost-benefit analysis, zero based budgeting dan cost productivity allocation. Sementara
behavioral technique menggunakan organization development, brainstorming, forced field
analysis dan nominal
group technique.
1.      Studi kerja (work study)
Studi kerja yang digunakan untuk mempelajari pekerjaan orang dan mengindikasi faktor yang
memengaruhi efesiensi. Biasanya digunakan dalam usaha meningkatkan output dari jumlah
sumber daya tertentu dengan sedikit atau tanpa investasi kapital lebih lanjut.
2.      Pengembangan organisasi (organization development)
Pengembangan organisasi adalah proses yang terencana, dikelola, dan sistematis. Tujuannya
adalah mengubah sistem, budaya, dan perilaku organisasi dengan maksud memengaruhi
efektivitas organisasi.
3.      Curah gagasan (brainstorming)
Suatu proses membangkitkan gagasan secara terorganisir untuk menghindari evaluasi terlalu dini
karena apabila demikian, dapat menutup timbulnya gagasan yang baik.
4.      Forced field analysis
Merupakan alat untuk menganalisis situasi yang perlu diubah. Hal ini memfasilitasi perubahan
dalam organisasi dengan meminimalkan usaha dengan gangguan.
5.      Nominal group technique
Merupakan pendekatan partisipatif pada penemuan fakta, identifikasi masalah dan kekuatan,
membangkitkan gagasan, dan mengevalusai progress.
Setiap organisasi pada umumnya ingin memperbaiki kinerja dengan cara melakukan
perbaikan produktivitas, namun usaha tersebut tidak selalu berhasil. (Blecher. 1987: 14)
mengungkapkan adanya kesukaran dalam melaksanakan perbaikan produktivitas karena hal-hal
berikut:
1.      Perintah dari manajemen puncak
2.      Definisi dan rasional tidak jelas
3.      Komitmen dari atas rendah
4.      Perangkap pengangkatan koordinator
5.      Kegagalan mengukur kesiapan organisasi
6.      Pengukuran menggantung
7.      Ketidak jelasan tanggung jawab dan akuntabilitas rendah
8.      Menyenangkan dengan teknik

F.     Peran Manajemen Sumber Daya Manusia, Pimpinan-Pimpinan Departemen, Badan


Legislatif dan Eksekutif dalam Peningkatan Produktivitas

Performansi pegawai dipengaruhi oleh usaha, memotivasi dan kemampuan pegawai, dan
juga kesempatan dan kejelasan tujuan-tujuan kinerja yang diberikan oleh organisasi kepada
seorang pegawai. Masing-masing faktor di atas mempunyai peran tertentu yang bisa
mempengaruhi upaya perbaikan produktivitas.
Faktor kesempatan dari para pegawai untuk bekerja dengan baik sering diabaikan atau
tidak mendapat perhatian yang serius. Para pekerja juga harus diberi harapan-harapan konerja
yang masuk akal, tidak hanya kejelasan dari pada pertanyaan tujuan tetapi juga fisibilitas tujuan
secara keseluruhan.
Faktor lain yang berkaitan dengan produktivitas meliputi perhatian terhadap alat
pengaman dan kondisi kerja seperti sakit sehingga meninggalkan kerja, atau konpensasi dari
pekerja, tentu berarti biaya dari organisasi dalam jumlah uang yang besar, dan kondisi kerja yang
tidak nyaman jelas akan mempengaruhi kesempatan bagi pekerja untuk bekerja secara lebih
efesien dan efektif.
Faktor lainnya adalah yang berkaitan dengan sistem kepegawaian itu sendiri. Jika suatu
sistem terlampau kaku maka mungkin hanya sedikit kesempatan fleksibilitas dalam tugas-tugas
kerja, mobilitas karir, dan implementasi rencana-rencana insentif.
Faktor lain yang mendukung produktivitas di dalam pemerintahan, yang dengan mudah
sering diabaikan (overlook) adalah kejelasan tujuan. Pengukuran produktivitas di dalam
penyediaan pelayanan sosial sering diganggu oleh gagasan-gagasan yang mendua dari apa yang
merupakan output yang diterima. Terlalu sering dijumpai tujuan yang terlaulu sloganistik. Jadi
seorang pekerja harus tahu apa yang dipertimbangkan oleh organisasi sebagai suatu kinerja yang
memuaskan agar ia dapat melakukan seperti apa yang diharapkan oleh organisasi tersebut. Pada
tingkat legislatif-legislatif hal ini berarti spesifikasi prioritas dan tujuan program. Pada level
departemen, manajer dan supervisor harus menterjemahkan prioritas tersebut ke dalam unit kerja
khusus dan perorangan, dan harus pula menyediakan feedback untuk para pekerja tentang kinerja
mereka. Instansi kepegawaian bisa memberikan hal-hal yang berkaitan dengan kejelasan tujuan
dengan melakukan analisis pekerjaan berdasarkan waktu, dan dengan melatih para supervisor
dalam penyusunan standar-standar performansi dan dalam proses penilaian performansinya.
Pada level pimpinan instansi dan legislative produktivitas pegawai akan ditingkatkan
melalui pengalokasian upah dan kondisi kerja yang bersaing dengan para pemimpin yang lain,
melalui pemberian insentif-insentif dan melalui penerimaan kebijaksanaan manajemen sumber
daya manusia yang adil. Para politisi daya yang memadai untuk mencapai tujuan-tujuan yang
fisibel, juga untuk menetapkan prioritas program.
Pada level departemen dan supervisor, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai
termasuk perhatian pada metode-metode seleksi, pelatihan on the job, kaitan imbalan atau upah
dengan kinerja, perlakuan yang adil terhadap pekerja, rancangan pekerjaan yang menantang dan
tangga karir yang menunjukan seorang pekerja bisa tumbuh bersama majikan yang sama,
melengkapi para pegawai dengan alat-alat yang memadai bagi perdagangannya, dan memberikan
informasi kepada para pegawai sehingga mereka bisa melakukan penyesuaian dalam kinerja
yang juga akan mempengaruhi produktivitas.

G.    Meningkatkan Peranan Manajer Sumber Daya Manusia di Sektor Publik demi
Peningkatan Produktivitas

Semangat bagi perbaikan produktivitas di dalam pemerintahan membuka peluang bagi


peranan yang lebih luas. Departemen kepegawaian mempunyai kesempatan untuk
menyumbangkan usaha bagi perbaikan produktivitas dalam tiga hal:
1.      Banyak proyek melibatkan beberapa macam management by objectives  (MBO), dan
penyusunan standar pekerjaan yang merinci kinerja pegawai minimal yang dapat diterima.
Bila sistem penilaian kinerja mengukur apa yang sebenarnya pekerja lakukan, ketimbang
macamnya orang (dapat dipercaya, jujur, dan sebagainya), ada kemungkinan tidak ada lagi
yang berkompeten untuk menasihati penyusunan tujuan atau standar kinerja daripada
departemen kepegawaian.
2.      Yang bisa dilakukan intervensi oleh manajer dalam upaya meningkatkan produktivitas
adalah melalui motivasi. Perbaikan produktivitas berkaitan langsung dengan
motivasi pegawai. Berbagai program yang diperkirakan mampu mewujudkan tujuan peningkatan
motivasi tersebut, antara lain mencakup:
a. work incentives.
b. job design.
c. job-related performance assessment.
d. realistic training goals and workable designs, dan
e. alternative  work schedules.
3.      Program-program untuk mendorong motivasi harus didukung oleh pengetahuan mengenai
keuangan, harus mampu menaksir dampak keuangan dari hasil-hasil program. Biaya pro -
gram pelatihan pegawai baru, dan waktu yang terpakai untuk itu,  justru harus diperhitungkan
secara masak oleh manajer. Wawancara-wawancara yang realistik mengenai pekerjaan perlu
diperhatikan agar terhindar dari penerimaan pekerja-pekerja yang tidak  berkualitas, dan yang
tidak bertahan lama. Pengetahuan mengenai bagaimana mempertahankan pekerja yang baik dan
berkualitas, dan bagaimana mengurangi pergantian yang terus-menerus, perlu dimiliki manajer
agar terhindar dari biaya-biaya kerugian.

H.    Kaitan Manajemen Mutu dengan Produktivitas Kerja

Performansi pegawai dipengaruhi oleh usaha, memotivasi dan kemampuan pegawai, dan
juga kesempatan dan kejelasan tujuan – tujuan kinerja yang diberikan oleh organisasi kepada
seorang pegawai. Masing – masing faktor di atas mempunyai peran tertentu yang bisa
mempengaruhi upaya perbaikan produktivitas dan peningkatan mutu.
Manajemen mutu terpadu atau Total Quality Management (TQM) adalah kemampuan
menggunakan input secara efisien, efektif, dan produktif untuk menghasilkan output yng telah
ditetapkan. Robbins (1997:13) menjelaskan dengan TQM maka seluruh komponen sumberdaya
manusia yang terlibat di dalam organisasi akan terpuaskan dan setiap individu di dalam
organisasi tertanam kesadaran untuk melakukan perbaikan terus menerus, yang digambakan di
dalam suatu siklus yang tidak terputus, yang digambarkan  di dalam suatu siklus yang tidak putus
yang disebut PDCA atau Plan-Do-Chech-Act.
Konsep TQM berbasis pada kemampuan SDM organisasi di semua jenjang dan jenis
pekerjaan untuk mewujudkan, mempertahankan dan mengembangkan eksistensi orgnisasi yang
kompetitif.
                                                      Siklus PDCA
Act         plan
Check    do
Kelangsungan hidup bangsa dan perusahaan dalam jangka panjang bergantung kepada
kemampuan SDMnya untuk meningkatkan produktivitasnya kerja dalam lingkungan persaingan.
Produktivitas berhubungan secara signifikan dengan kemampuan SDM dan IPTEK (ilmu
pengetahuan dan teknologi). Jika kemampuan SDM dan IPTEK meningkat maka produktivitas
juga akan meningkat.
Landasan utama suatu program peningkatan produktivitas adalah sistem pengukuran
yang dipercaya. Meningkatkan produktivitas tanpa terlebih dahulu mengukur posisi saat ini, akan
menyebabkan hasil dari peningkatan tidak dapat diukur dan bahkan tidak dapat dipercaya.
Beberapa manfaat pengukuran produktivitas didalam suatu organisasi perusahaan, antara lain:
1.      Efisiensi penggunaan input lebih mudah dinilai
2.      Input yang disediakan dan digunakan dalam proses bisnis lebih mudah direncanakan
3.      Standar produktivitas lebih mudah ditetapkan
4.      Produktivitas masa mendatang lebih mudah direncanakan
5.      Varian produktivitas lebih mudah diketahui
6.      Tindakan kompetitif lebih mudah dilakukan
7.      Laba operasi lebih mudah direncanakan
Berdasarkan uraian diatas hakikatnya produktivitas adalah terletak pada sumber daya
manusia mampu kerja efektif dan efisien untuk mendapatkan hasil maksimum yang akan
digunakan untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan, sehingga perusahaan
memperoleh laba dan nilai perusahaan.
            Sistem produktivitas dalam kegiatan industry dapat digambarkan sebagai hubungan:
       Input               proses             output              produktivitas.
a. Input meliputi : bahan baku, tenaga kerja, alat kerja, metode kerja, modal kerja, informasi, dan
kepemimpinan
b.Proses yaitu tranformasi nilai tambah, yang berhubungan dengan SDM bekerja efektif, efisien,
dan produktif
c. Output yaitu barang dan jasa maksimum atau tertentu yang dapat dihasilkan
Produktivitas yaitu output dibagi input, sebagai umpan balik untuk memperbaiki output,
proses, dan input agar dapat menaikkan produktivitas terus-menerus.
Semua kegiatan itu sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusia, terutama
buruh yang melaksanakan kerja. Buruh sebagai lokomotif yang menarik beban manajemen untuk
mencapai sasaran terakhir yaitu memaksimumkan nilai perusahaan.
Manajemen mutu terpadu menjelaskan bahwa proses industri harus dipandang sebagai
suatu perbaikan kualitas secara terus menerus yang dimulai dari sederet siklus adanya ide untuk
menghasilkan suatu produk, pengembangan produk, proses produksi, distribusi kepada
pelanggan, pelayanan purna jual, dan keluhan pelanggan. Semuanya itu sebagai informasi
relevan untuk mengembangkan ide-ide untuk menciptakan produk baru atau meningkatkan
kualitas produk lama, memperbaiki proses produksi yang ada saat ini.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Produktivitas merupakan perbandingan antara biaya hasil keluaran (output) dengan
pemasukan, penjualan atau pendapatan (input). Produktivitas suatu kegiatan dikatakan
meningkat apabila pengembangan program memberikan hasil tambahan sebagai produk
sampingan atau by-product. Pendapat lain mengemukakan bahwa suatu organisasi dikatakan
produktif apabila mencapai tujuannya dan itu terjadi dengan mengubah masukan menjadi
pengeluran dengan biaya terendah. Produktivitas merupakan ukuran kinerja termasuk efektivitas
dan efesiensi.
Produktivitas ditentukan oleh beberapa faktor penentu diantaranya sikap kerja karyawan,
manajemen produktivitas, efisiensi tenaga kerja, pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan
kebiasaan karyawan. Diharapkan faktor-faktor terebut dapat menentukan tingkat produktivitas
karyawan, dalam hal ini fungsi manajemen sangat berperan dalam menentukan produktivitas
yaitu dengan cara melaksanakan program atau aktivitas manajemen sesuai dengan prosedur yang
diterapkan.

B. Saran
Demikian yang kami dapat paparkan mengenai produktivitas kerja dan yang berkaitan
denganya, tentunya kami menyadari betul atas segala kekurangannya. Maka dari itu, kami
berharap para pembaca dan penyimak memberikan kritik dan saran yang membangun demi
sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna khususnya bagi penyusun dan umunya
bagi pihak yang terkait.
DAFTAR PUSTAKA

https://kecklojen.malangkota.go.id/2016/09/21/pengertian-produktivitas-kerja-dan-faktor-faktor-
yang-mempengaruhinya/
https://www.kajianpustaka.com/2019/11/produktivitas-kerja-pengertian-aspek-pengukuran-dan-
faktor-yang-mempengaruhi.html
https://www.pengadaanbarang.co.id/2019/09/produktivitas-tenaga-kerja.html

Anda mungkin juga menyukai