Anda di halaman 1dari 17

Makalah keperawatan anak II

Patofisiologi Kelainan Pada Sistem Muskuloskeletal Dan Asuhan Keparawatan Pada


Anak: Club Foot

Oleh kelompok 3 RA 2017

- Cindy Gloria Masiku (C051171005) - Fachril Ismail (C051171501)


- Syamsinar (C051171513) - Atalya Angela (C051171307)
- Trie Saputri Tuna (C051171040) - Aprilia Kartini (C051171025)
- Sahruni Raja (C051171314) - Armawati (C051171320)
- Arisma Eka Saputri (C051171010) - Sisilia Linda (C051171035)
- Wildana (C051171337) - Anugrah Triyani (C051171017)
- Asmira (C051171517)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehingga makalah tentang “Patofisiologi Kelainan Pada Sistem Muskuluskeletal
Dan Asuhan Keparawatan Pada Anak: Club Foot” untuk mata kuliah Keperawatan Anak II
dapat terselesaikan.. Makalah ini dibuat untuk mengetahui materi tentang asuhan
keperawatan terkait muskuluskeletal serta penyebab terjadinya penyakit tersebut. Dengan
makalah ini, diharapkan dapat memudahkan kita dalam mempelajari materi asuhan
keperawatan pada muskuluskeletal

Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari cara penulisan maupun
isi dari makalah ini. Oleh karena itu kami berharap pada pembaca untuk memberikan kritik
maupun saran mengenai isi dari makalah kami. Hal ini demi tercapainya kesempurnaan
dalam pembuatan makalah ini. Kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini, kami sampaikan penghargaan dan terima kasih. Semoga Tuhan
yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkat dan bimbingannya kepada kita semua.

Makassar, 08 Oktober 2019

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3
BAB 1 ..................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ............................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................................................................ 4
BAB II..................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 5
A. Definisi Club Foot....................................................................................................................... 5
B. Etiologi Club Foot...................................................................................................................... 5
C. Manifestasi Klinik Club Foot...................................................................................................... 5
D. Komplikasi Club Foot .................................................................................................................... 5
F. Pemeriksaan Penunjang Club Foot ................................................................................................. 9
G. Penatalaksanaan Club Foot ............................................................................................................ 9
H. Asuhan Keperawatan Club Foot .................................................................................................. 11
BAB 3 ................................................................................................................................................... 15
PENUTUP ............................................................................................................................................ 15
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 15
B. Saran ......................................................................................................................................... 15
Daftar Pustaka ....................................................................................................................................... 16
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi yang lahir dalam keadaan sehat serta memiliki anggota tubuh yang lengkap dan
sempurna merupakan keinginan orang tua. Namun, terkadang ada beberapa kelainan
tertentu yang didapati bayi. Salah satu kelainan pada kaki yang sering dijumpai pada bayi
yaitu kaki bengkok atau Conginetal Talipes Equino Varus / CTEV (Clubfoot ).

Club foot merupakan suatu determitas muskuloskeletal komplek yang cukup mudah
dikenali. Secara umum, derajat keparahan Club foot yaitu terdapat kekakuan kaki yang
ringan sampai dengan yang sangat kaku dan resisten terhadap manipulasi

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Club Foot?
2. Apa etiologi dari Club Foot?
3. Apa manifestasi klinik Club Foot?
4. Apa komplikasi dari Club Foot?
5. Bagaimana penyimpangan kdm dari Club Foot?
6. Apa pemeriksaan penunjang dari Club Foot?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari Club Foot?
8. Apa asuhan keperawatan dari Club Foot?
9. Bagaimana dampak terhadap pemenuhan KDM (dalam konteks keluarga)?

C. Tujuan
1. Mampu mengetahui definisi dari Club Foot
2. Mampu mengetahui dari Club Foot
3. Mampu mengetahui manifestasi klinik Club Foot
4. Mampu mengetahui komplikasi dari Club Foot
5. Mampu mengetahui penyimpangan kdm dari Club Foot
6. Mampu mengetahui pemeriksaan penunjang dari Club Foot
7. Mampu mengetahui penatalaksanaan dari Club Foot
8. Mampu mengetahui asuhan keperawatan dari Club Foot
9. Mampu mengetahui dampak terhadap pemenuhan KDM (dalam konteks keluarga)
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Club Foot


Conginetal Talipes Equino Varus / CTEV (Clubfoot) adalah salah satu
kelainan bawaan pada kaki. Conginetal Talipes Equino Varus / CTEV adalah fiksasi
dari kaki pada posisi adduksi, supinasi, dan varus. Tulang calcaneus, navicular, dan
cuboid terrotasi ke arah medial terhadap talus, dan tertahan dalam posisi adduksi serta
inversi oleh ligamen dan tendon. Talipes berasal dari kata talus (ankle) dan pes (foot),
menunjukkan suatu kelainan pada kaki (foot) yang menyebabkan penderitanya
berjalan pada ankle-nya. Sedangkan equinovarus berasal dari kata equino (meng-
kuda) dan varus (bengkok kea rah dalam/medial). CTEV biasa juga disebut dengan
kaki pengkor. (Fadila, Putri, & Sitompul, 2017)

B. Etiologi Club Foot


Etiologi dari CTEV tidak diketahui pasti, akan tetapi banyak teori mengenai
etiologi CTEV, antara lain faktor mekanik intrauterin bahwa kaki bayi ditahan di
posisi equinovarus karena kompresi eksterna uterus. Menurut White (1929), penyebab
CTEV adalah kerusakan nervus peroneus oleh tekanan didalam uterus. Menurut
Midelton (1934), oleh karena tidak adanya otot yang seimbang karena dysplasia
peroneal dan menurut Bechtol dan Mossman (1950), disebabkan oleh pemendekan
relative dari serabut otot yang mengalami degenerasi di dalam uterus. (Ismiarto, 2015)

C. Manifestasi Klinik Club Foot


1. Fore Foot Adduction ( Kaki depan mengalami adduksi dan supinasi)
2. Hind Foot Varus ( Tumit terinversi )
3. Equinus Ankle ( Pergelangan kaki dalam keadaan equines = dalam keadaan
plantar fleksi

D. Komplikasi Club Foot


Komplikasi yang dapat terjadi pada anak dengan CTEV berasal dari terapi
konservatif maupun operasi (Syafii, Siswiyanti, & Indriyani, 2016).
a) Terapi konservatif, dapat terjadi masalah pada kulit, dekubitus oleh karena
gips, dan koreksi yang tidak lengkap.
b) Operasi, komplikasi yang terjadi akibat operasi adalah gangguan pada luka
operasi yang di dapat selama operasi atau setelah operasi. Masalah setelah
operasi seperti infeksi luka operasi dan kemungkinan lain disebabkan tekanan
dari gips atu cast.
c) Komplikasi lain yang terjadi kemungkinan karena kaki bayi kecil, sehingga
strukturnya sulit dilihat. Pembuluh darah dan saraf dapat rusak akibat operasi.
d) Komlikasi bila tidak di beri pengobatan : deformitas menetap pada kaki
E. Penyumpangan KDM Club Foot

Idiopatik genetik Kondisi janin saat di


Faktor neurogenik
dalam kandungan

Posisi abnormal Pergerakan janin Perubahan interval


Kelainan
janin terbatas intrauterin
perkembangan

Deformitas tulang Abnormalitas


Fase fibular Peningkatan jaringan
histokimia pada
fibrosa di otot dan ligamen
otot peroneal
CTEV
Congenitas Talipes Equino

Metatarsal pertama Fleksi plantar talus Calcaneus, navicular dan Adduksi serta inverse
lebih fleksi terhadap (pergelangan kaki) cuboid terotasi kearah pada ligament dan
daerah plantar medial terhadap talus tendon peroneal

Tumit menjadi
Inversi pada sendi Adduksi pada
terbalik/lebih tinggi
subtalar (tungkai) kaki depan

Bentuk kaki
abnormal Ansietas
Hambatan
mobilitas fisik

Terapi operatif Terapi


konservatif

pembedahan
Pemasangan gips

Pre op
Gips terlalu ketat

Ansietas
Kompartemen sindrom

Kerusakan integritas kulit


F. Pemeriksaan Penunjang Club Foot
Pemeriksaan radiologi standart adalah foto rontgen kaki AP dan lateral pada
posisi berdiri. Biasanya dapat di nilai dari sudut talocalcaneal dari posisi AP dan
lateral. Selain itu dapat juga di nilai ada atau tidaknya arthritis pada sendi subtalar,
tibiotalar, dan talanavicular. (Harris, Krzak , Kuo, Smith, Wen Wu, & Graf, 2012).
Adapun pemeriksaan Sinar-X, diambil pada usia tiga sampai empat bulan. Dua
pandangan yang digunakan adalah AP dan lateral dalam dorsofleksi stres. Sudut yang
diukur pada tampilan AP adalah sudut talocalcaneal (normal 30-50 derajat) dan sudut
metatarsal talo-pertama (normal 0-10 derajat). Sudut yang diukur pada tampilan
lateral adalah sudut talocalcaneal (normal 30-50 derajat) dan sudut tibiocalcaneal (10-
20 derajat). Di kaki pengkor, semua sudut ini berkurang. (Sala & Ashish, 2008)
Penggunaan radiologi sangat terbatas untuk diagnose karena sesuai usia pasien,
proses penulangan belum sempurna. (Benjamin & David, 2002)

G. Penatalaksanaan Club Foot

Sekitar 90-95% kasus club foot bisa di-treatment dengan tindakan non-operatif
atau pendekatan non-bedah. Kebanyakan melibatkan beberapa bentuk manipulasi,
gips, merekam dan belat. Pendekatan ini telah banyak mengurangi kebutuhan untuk
perbaikan pembedahan besar, yang sering dikaitkan dengan komplikasi jangka
panjang, seperti kaki dan pergelangan kaki sakit dan kekakuan. Seorang bayi dengan
Clubfoot harus ditangani oleh ahli bedah ortopedi yang berpengalaman dalam
berurusan dengan Clubfoot dan dapat membahas berbagai pilihan pengobatan dengan
orang tua. Penanganan yang dapat dilakukan pada club foot tersebut dapat berupa :

1. Non-Operative :

 Pertumbuhan yang cepat selama periode infant memungkinkan untuk


penanganan remodelling. Penanganan dimulai saat kelainan didapatkan
dan terdiri dari tiga tahapan yaitu: koreksi dari deformitas,
mempertahankan koreksi sampai keseimbangan otot normal tercapai,
observasi dan follow up untuk mencegah kembalinya deformitas.
 Pendekatan yang paling umum untuk mengobati Clubfoot menggunakan
manipulasi dan casting, yang biasanya memperbaiki kaki pengkor dalam 2
sampai 3 bulan. Idealnya, pengobatan harus dimulai dalam beberapa
minggu pertama kehidupan. Pada usia ini, ligamen dan tendon di kaki
sangat fleksibel dan merespon dengan baik terhadap pengobatan. Studi
menunjukkan bahwa pendekatan ini juga bisa sukses dalam mengobati
anak yang lebih dari 1 tahun dengan kaki pengkor dikoreksi. Koreksi dari
CTEV adalah dengan manipulasi dan aplikasi dari serial “cast” yang
dimulai dari sejak lahir dan dilanjutkan sampai tujuan koreksi tercapai.
Koreksi ini ditunjang juga dengan latihan stretching dari struktur sisi
medial kaki dan latihan kontraksi dari struktur yang lemah pada sisi lateral.
 Manipulasi dan pemakaian “cast” ini diulangi secara teratur (dari beberapa
hari sampai 1-2 bulan dengan interval 1-2 bulan) untuk mengakomodir
pertumbuhan yang cepat pada periode ini.
 Jika manipulasi ini tidak efektif, dilakukan koreksi bedah untuk
memperbaiki struktur yang berlebihan, memperpanjang atau transplant
tendon. Kemudian ektremitas tersebut akan di “cast” sampai tujuan koreksi
tercapai. Serial Plastering (manipulasi pemasangan gibs serial yang diganti
tiap minggu, selama 6-12 minggu). Setelah itu dialakukan koreksi dengan
menggunakan sepatu khusus, sampai anak berumur 16 tahun.
 Perawatan pada anak dengan koreksi non bedah sama dengan perawatan
pada anak dengan anak dengan penggunaan “cast”. Anak memerlukan
waktu yang lama pada koreksi ini, sehingga perawatan harus meliputi
tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Observasi kulit dan
sirkulasi merupakan bagian penting pada pemakaian cast. Orangtua juga
harus mendapatkan informasi yang cukup tentang diagnosis, penanganan
yang lama dan pentingnya penggantian “cast” secara teratur untuk
menunjang penyembuhan.
 Perawatan “cast” (termasuk observasi terhadap komplikasi), dan
menganjurkan orangtua untuk memfasilitasi tumbuh kembang normal pada
anak walaupun ada batasan karena deformitas atau therapi yang lama.
 Perawatan “cast” meliputi :
a) Biarkan cast terbuka sampai kering.
b) Posisi ektremitas yang dibalut pada posisi elevasi dengan diganjal
bantal pada hari pertama atau sesuai intruksi.
c) Observasi ekteremitas untuk melihat adanya bengkak, perubahan
warna kulit dan laporkan bila ada perubahan yang abnormal.
d) Cek pergerakan dan sensasi pada ektremitas secara teratur, observasi
adanya rasa nyeri.
e) Batasi aktivitas berat pada hari-hari pertama tetapi anjurkan untuk
melatih otot-otot secara ringan, gerakkan sendi diatas dan dibawah
cast secara teratur.
f) Istirahat yang lebih banyak pada hari-hari pertama untuk mencegah
trauma.
g) Jangan biarkan anak memasukkan sesuatu ke dalam cast, jauhkan
benda-benda kecil yang bisa dimasukkan ke dalam cast oleh anak.
h) Rasa gatal dapat dukurangi dengan ice pack, amati integritas kulit
pada tepi cast dan kolaborasikan bila gatal-gatal semakin berat.
i) Cast sebaiknya dijauhkan dari dengan air (Penanganan Terkini
Clubfoot atau Congenital Talipes Equino-varus (CTEV) Pada Bayi,
2014).
2. Pembedahan
Beberapa penelitian mendukung kearah menunda pembedahan sampai
usia dapat berjalan dengan pertimbangan kaki yang lebih besar dan
keberadaan kekuatan alami berjalan kaki yang dapat mempertahankan
koreksi setelah pembedahan. Pembedahan tertunda ini cocok diterapkan
untuk kelainan yang kaku dan berat. Untuk kasus yang tidak terlalu berat,
usia 6 bulan cocok untuk dilakukan operasi dengan tetap dilanjutkan oleh
manipulasi dan cast sampai anak dapat berjalan. Tujuan utama operasi CTEV
adalah untuk melepaskan jeratan sendi (kapsul dan kontraktur ligamen serta
jaringan fibrosis). Selain itu memanjangkan tendon – tendon sehingga kaki
dalam posisi normal tanpa tekanan maupun tarikan.

H. Asuhan Keperawatan Club Foot


Diagnosis Outcome Intervensi
Hambatan Mobilitas Fisik Cara berjalan (0222) Pencegahan jatuh (6490)
b.d Gangguan Kriteria hasil : Aktivitas-aktivitas :
musculoskeletal (0085)  Langkah sedikit 1. Identifikasi kekurangan fisik
(NANDA, domain 4. terganggu hingga tidak dari pasien yang mungkin
Aktivitas/istirahat, kelas 2. terganggu meningktakan potensi jatuh
Aktivitas/Olahraga, hal.  Keseimbangan saat pada lingkungan tertentu
232) berjalan sedikit terganggu 2. Monitor gaya berjalan,
hingga tidak terganggu keseimbangan dan tingkat
 Postur saat berjalan kelelahan dengan ambulasi
sedikit terganggu hingga 3. Bantu ambulasi individu
tidak terganggu 4. Sediakan alat bantu untuk
 Menyeret langkah ringan menyeimbangkan gaya berjalan
hingga tidak ada 5. Lakukan program latihan fisik

 Oleng ringan hingga tidak rutin yang meliputi berjalan

ada
Hal. 78 Hal.274

Ansietas Tingkat kecemasan Pengurangan kecemasan


Domain 3: Indikator: Aktivitas-aktivitas:
Koping/Toleransi stress - Perasaan gelisa dari - Lakukan pendekatan yang
Kelas 2: Respon koping cukup berat (2) tenang dan meyakinkan
Batasan karakteristik: ditigkatkan ke tidak ada - Jelaskan semua prosedur
- Gelisa (5) termasuk sensasi yang akan di
- Mengekspresikan - Kesulitan berkonsentrasi rasakan yang mungkinkan
kekhawatiran karena dari sedang (3) dialami klien selama prosedur
perubahan dalam ditingkatkan ke tidak ada dilakukan.
peristiwa hidup (5) - Berikan informasi actual terkait
- Gangguan - Rasa takut yang di diagnosis, perawatan dan
konsentrasi sampaikan secara lisan prognosis
- Gangguan pola tidur tidak ada (5) - Dorong keluarga untuk
- Rasa cemas yang memdampingi klien dengan
Faktor yang disampaikan secara lisan cara yang tepat
berhubungan: - Gangguan tidur dari - Dorong verbalisasi perasan,
sedang (3) ditigkatkan ke presepsi dan ketakutan
- Ancaman pada status tidak ada (5) - Identifikasi pada saat terjadi
pada status terkini perubahan tingkat kecemasan
Kontol kecemasan diri - Bantu klien mengidentifikasi
Indikator: situasi yang memicu kecemasan
- Memantau intensitas - Instruksikan klien untuk
kecemasan menggunakan teknik relaksasi
- Mengurangi penyebab - Kaji tanda verbal dan nonverbal
kecemasan kecemasan
- Mencari informasi untuk
mengurangi kecemasan
- Menggunakan teknik
relaksasi untuk
mengurangi kecemasan

Kerusakan integritas kulit Integritas jaringan : Kulit & Perawatan gips: Pemeliharaan
Domain 11: membrane mukosa Aktivitas-aktivitas :
Keamanan/perlindungan Indikator: - Monitor tandan-tanda gangguan
Kelas 2 : Cederah fisik - Suhu kulit Tidak akibat gips pada fungsi sirkulasi
Batasan karakteristik : terganggu dan neurologis (mis. Nyeri,
- Kerusakan integritas - Integritas kulit tidak pucat, matirasa dan tekanan).
kulit terganggu - Monitor fungsi sirkulasi dan
Faktor yang - Sensasi Tidak terganggu neurologis pada jaringan diatas
berhubungan: dan di bawah gips.
- Faktor mekanik - Atasi gangguan sirkulasi dan
(Tekanan) gejalah nyeri sesegera mungkin
(mis. Meresposisi gips, kurangi
tekanan gips segera mungkin)
- Ajarkan pasien dan keluarga
mengenai perawatan gips
- Dokumentasikan setiap
instruksi perawatan yang
diberikan pada pasien dan
keluarga.
Manajemen tekanan:
Aktivitas-aktivitas:
- Monitor sumber tekanan dan
gesekan
- Lebarkan gips untuk
mengurangi tekanan
- Tahan diri dari memberikan
tekanan pada bagian tubuh yang
terkenan dampak
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Conginetal Talipes Equino Varus / CTEV (Clubfoot) adalah salah satu
kelainan bawaan pada kaki. Conginetal Talipes Equino Varus / CTEV adalah fiksasi
dari kaki pada posisi adduksi, supinasi, dan varus. Tulang calcaneus, navicular, dan
cuboid terrotasi ke arah medial terhadap talus, dan tertahan dalam posisi adduksi serta
inversi oleh ligamen dan tendon. penyebab CTEV adalah kerusakan nervus peroneus
oleh tekanan didalam uterus. Menurut Midelton (1934), oleh karena tidak adanya otot
yang seimbang karena dysplasia peroneal dan menurut Bechtol dan Mossman (1950),
disebabkan oleh pemendekan relative dari serabut otot yang mengalami degenerasi di
dalam uterus.

Diagnosa Keperawatan yang dianggap sesuai dengan factor resiko maupun


penyebab dalam makalah ini yaitu hambatan mobilitas fisik, ansieta dan kerusakan
integritas kulit dengan Outcome dan intervensi dari masing-masing diagnosa juga
telah ditentukan.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Daftar Pustaka
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2016). Nursing
Interventions Classification (Nic) (6 Ed.). Indonesia: Mocomedia.

Fadila, A., Putri, G. T., & Sitompul, E. M. (2017). Tatalaksana Conginetal Talipes Equino
Varus (Ctev) Pada Anak Usia 6 Bulan. Medula, 7, 64.

Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015). Diagnosis Keperawatan Definsi & Klasifikasi
2015-2017 (10 Ed.). Jakarta: Egc.

Ismiarto, Y. D. (2015). Conginetal Talipes Equinovarus (Club Foot). Bandung: Universitas


Padjajaran.

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcome
Classification (Noc) (6 Ed.). Jakarta: Elsevier.

Penanganan Terkini Clubfoot Atau Congenital Talipes Equino-Varus (Ctev) Pada Bayi.
(2014, Maret 23). Jurnal Pediatri.

Syafii, M., Siswiyanti, & Indriyani, R. F. (2016). Analilis Pengaruh Penggunaan Dennis
Brown Splint Terhadap Penurunan Derajat Varus Pada Pasien Conginetal Talipes
Equiono Varus Di Klinik Promedik Semarang. Jurnal Keterapian Fisik, 1, 75-152.

Benjamin, R., & David, R. (2002). Idiopatic Congonetal Talipes Equinovarus. 239-248.
Harris, G., Krzak , J., Kuo, K., Smith, P., Wen Wu, K., & Graf, A. (2012). Comprhensive
Review Of The Funtional Ourcomeevaluation Of Clubfoot Treatment : A Prefeered
Methodology, 20-27.
Sala, D., & Ashish, A. (2008). Clubfoot : Etiologi And Treatment. 22-28.

Anda mungkin juga menyukai