Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. ... No. .., Bulan Tahun......

ISSN: 2338-4603 (print); 2355-8520 (online)

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KOMITMEN


ORGANISASI DIMEDIASI OLEH KEPUASAN KERJA

Imilda Utami Dewi 1), Prof. Dr. H. Haryadi. SE, M.MS2), Dr.Drs. Edward.MS 3)
1)
Mahasiswa Universitas Jambi Fakultas Pascasarjana Jurusan Magister Manajemen
2)
Dosen Pembimbing Tesis I, 3) Dosen Pembimbing Tesis II
Jambi, Indonesia
zahiranaila05@gmail.hcom

ABSTRACT

This study aims to examine the effect of emotional intelligence and job satisfaction on
organizational commitment both directly and indirectly. Specifically this study aims to
explore further the potential mediating effects of job satisfaction on the relationship
between emotional intelligence and organizational commitment. The method used in this
research is quantitative and descriptive methods. The sampling technique used total
sampling, the number of samples was 92 people. Research data were measured using
emotional intelligence scale adapted from Goleman theory, measurement scale for job
satisfaction using Herzberg theory, measurement of organizational commitment refers to
Allen Meyer's theory. The study was conducted in March 2020. The results of this study
indicate that emotional intelligence has a significant effect on organizational commitment
through job satisfaction.

Keywords: Emotional intelligence , Job satisfaction, Commitmen Organizational

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kecerdasan emosi dan kepuasan kerja
terhadap komitmen organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara khusus
penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi lebih lanjut efek mediasi potensial dari
kepuasan kerja pada hubungan antara kecerdasan emosi dan komitmen organisasi. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan deskriptif. Teknik
pengambilan sampel menggunakan total sampling, jumlah sampel adalah 92 orang. Data
penelitian diukur menggunakan skala kecerdasan emosi yang diadaptasi dari teori Goleman,
skala pengukuran untuk kepuasan kerja menggunakan teori Herzberg, pengukuran
komitmen organisasi mengacu pada teori Allen Meyer. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Maret 2020. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional memiliki
pengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi melalui kepuasan kerja.

Kata kunci: Kecerdasan Emosional, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi

PENDAHULUAN fasilitas kesehatan tingkat pertama


menyediakan berbagai pelayanan
Puskesmas sebagai salah satu kesehatan dasar bagi masyarakat.
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. ... No. .., Bulan Tahun......ISSN: 2338-4603 (print); 2355-8520 (online)

Puskesmas bergerak dan berorientasi (1998a, b) menyatakan bahwa kecerdasan


pada masyarakat. Regulasi dan kebijakan emosional merupakan prasyarat untuk
ditujukan untuk memenuhi hak dasar sukses kepemimpinan. Pimpinan dengan
seluruh rakyat Indonesia yakni berhak kecerdasan emosional yang tinggi akan
hidup sejahtera, lahir dan bathin, mampu mempengaruhi orang lain yang
bertempat tinggal, dan mendapatkan berkaitan erat dengan motivasi diri di
lingkungan hidup yang baik dan sehat setiap orang baik bawahan, kolega
serta berhak memperoleh pelayanan maupun atasannya.
kesehatan (UUD 1945 Pasal 28 Ayat 1). Banyak sekali faktor yang dapat
Untuk mewujudkan semua itu semua mempengaruhi komitmen organisasi baik
aspek yang berhubungan dengan dari internal maupun eksternal. Satu faktor
kesehatan harus dimaksimalkan penting yang mempengaruhi komitmen
khususnya perawat dan pegawai. organisasi adalah kecerdasan emosional.
Karyawan merupakan aset penting dan Menurut Goleman (2005) Emotional
mempunyai peran utama dalam Intelligence (EI) adalah kemampuan
menjalankan kegiatan perusahaan, karena memantau dan mengendalikan perasaan
peran karyawan sebagai subyek sendiri dan orang lain serta menggunakan
pelaksanaan operasional (Mulyadi, 2007) perasaan-perasaan tersebut untuk
Dalam memberikan pelayanan kesehatan memandu pikiran dan tindakan, sehingga
pegawai harus melayani dengan baik. kecerdasan emosi sangat diperlukan untuk
Karena sebagai profesi perawat yang sukses dalam bekerja dan menghasilkan
bertugas melayani, harus memiliki kinerja yang menonjol dalam pekerjaan.
kecerdasan emosi tinggi bukan hanya Seorang peneliti Cristin A.Karambut
sebatas senang menjadi bagian dari (2012) menyatakan bahwa ada pengaruh
organisasi atau puskesmas melainkan kecerdasan emosional dan kepuasan kerja
mampu memberikan kinerja terbaik perawat terhadap komitmen organsisasi.
karena pekerjaan tersebut berkaitan Dalam hal ini kepuasan memediasi antara
dengan kesehatan bahkan nyawa kecerdasan emosional dengan komitmen
seseorang. Goleman (1999) menyatakan organisasi. Sebagaimana yang
bahwa kecerdasan emosi sangat berperan diungkapkan oleh Aghdasi et al, (2011)
dalam bidang perawat. bahwa kepuasan kerja memediasi
Jika perawat mampu melayani pengaruh antara kecerdasan emosional
pasien dengan baik maka pasien tersebut terhadap komitmen organisasi.
juga akan senang dan kemungkinan akan Kecerdasan emosional merupakan
cepat sembuh. Untuk itu seorang pegawai kemampuan mengelola perasaan dengan
dituntut mampu mengelola emosi dengan baik dan dapat mengekspresikannya
baik dan hal ini harus didukung oleh dengan tepat yang memungkinkan orang
seorang pemimpin yang handal yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
harus lebih bisa mengarahkan bersama. Hal ini signifikan dengan
bawahannya karena tenaga kesehatan penelitian Fatima et, al (2010) yang
khususnya perawat mempunyai resiko mengungkapkan bahwa kecerdasan
terkena stress yang sangat tinggi karena emosional memiliki dampak yang
perawat memiliki tugas dan tanggung signifikan dan positif terhadap kepuasan
jawab terhadap keselamatan dan nyawa kerja. Keberhasilan dan kepuasan kerja
manusia Selve (2003). dalam suatu bidang pekerjaan
Dewasa ini kecerdasan emosional dipengaruhi oleh banyak faktor
dipandang sebagai salah satu hal yang diantaranya kompetensi, profesionalisme,
mendasar dan merupakan kemampuan dan komitmennya terhadap pekerjaan
yang harus dimiliki oleh seorang yang ditekuninya.
pemimpin di suatu organisasi. Goleman
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. ... No. .., Bulan Tahun......ISSN: 2338-4603 (print); 2355-8520 (online)

Komitmen organisasi merupakan penelitian bagaimana tingkat kecerdasan


salah satu hal yang penting sebagaimana emosional, kepuasan kerja dan komitmen
Mowday, et. al (2011) menyatakan bahwa organisasi di kedua puskesmas tersebut.
komitmen organisasi merupakan faktor Dengan pertanyaan penelitian
penentu yang menghubungkan pegawai 1)Bagaimana tingkat kecerdasan
dengan organisasi. Meyer dan Allen emosional menurut persepsi pegawai
(2009) dan membantu organisasi puskesmas Simpang IV Sipin dan
mencapai kesuksesan. Untuk itu Puskesmas Aur Duri Kota Jambi?
organisasi di tuntut bisa membangun 2)Apakah efek kecerdasan emosional
komitmen agar kepuasan dan moral kerja terhadap kepuasan kerja di Puskesmas
bisa lebih baik. Pegawai yang memiliki Simpang IV Sipin dan Puskesmas Aur
kecerdasan emosional yang baik Duri Kota Jambi? 3)Apakah efek
berpengaruh terhadap kepuasan kerja kecerdasan emosional terhadap komitmen
Sandhu (2015) yang menyatakan bahwa organisasi di Puskesmas Simpang IV
kecerdasan emosional berdampak Sipin dan Puskesmas Aur Duri Kota
signifikan dan positif terhadap kepuasan Jambi? 4)Apakah efek komitmen
kerja . Apabila kepuasan kerja sudah baik organisasi terhadap kepuasan kerja di
maka komitmen organisasi akan masing-masing variabel tersebut saling
meningkat. Arfat Ahmad (2018) mempengaruhi satu sama lain. Penelitian
mengatakan berbagai penelitian juga menunjukkan kepuasan kerja
menunjukkan hubungan positif antara memiliki pengaruh besar pada sikap dan
kepuasan kerja dan komitmen organisasi. hasil kerja karyawan (Abekah-Nkrumah
dan Atinga, 2013). Maka seberapa besar
Puskesmas merupakan salah salah
pengaruh kecerdasan emosional terhadap
satu pelayanan publik yang bergerak
komitmen organisasi melalui kepuasan
dibidang jasa. Puskesmas harus
kerja sebagai mediator. Berdasarkan latar
mengedepankan orientasi untuk
belakang, diketahui bahwa hasil capaian
rnelayani dengan setulus hati sesuai
kinerja puskesmas Simpang IV Sipin dan
dengan motto HIS3 (Hati Ikhlas, Senyum,
Puskesmas Aur Duri jauh berbeda. Ini
Sapa, Sopan) yang mana seluruh petugas
menunjukkan kinerja yang kurang
kesehatan diharapkan mampu melayani
optimal.
sesuai dengan mottonya. Hal ini akan
Untuk itu peneliti mencoba
berdampak terhadap pencapaian program
menggali lebih dalam mengenai
dan pencapaian dinas kesehatan sesuai
keterkaitan kecerdasan emosional,
dengan SPM (Standar Pelayanan
kepuasan kerja dan komitmen organisasi.
Minimal).
Sehingga melakukan penelitian dengan
Akan tetapi pada tahun 2019 judul “Pengaruh Kecerdasan
kinerja puskesmas Aur Duri belum Emosional Terhadap Komitmen
maksimal sebagian besar program belum Organisasi Melalui Kepuasan Kerja
tercapai. Hal ini jauh berbeda dengan Sebagai Variabel Intervening di UPTD
pencapaian puskesmas Simpang IV Sipin Puskesmas Simpang IV Sipin dan
yang terletak satu Kecamatan dengan UPTD Puskesmas Aur Duri Kota
puskesmas Aur Duri. Dari segi jumlah Jambi”.
pegawai tidak jauh berbeda, tingkat
pendidikannya pun cukup beragam,
mulai dari SMA sederajat sampai dengan TINJAUAN PUSTAKA
level S2. Puskesmas sama-sama
dipimpin oleh seorang dokter. 1. Kecerdasan Emosional
Berdasarkan dari uraian di atas a. Pengertian Kecerdasan Emosional
penulis merasa tertarik untuk melakukan Carmichael dalam Supriyanto dkk.
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. ... No. .., Bulan Tahun......ISSN: 2338-4603 (print); 2355-8520 (online)

(2012), kecerdasan emosional merupakan 3) Kewaspadaan: bertanggung jawab


proses spesifik dari kecerdasan informasi atas kinerja pribadi.
yang meliputi kemampuan dalam 4) Adaptibilitas: keluwesan alam
mengekspresikan emosi diri sendiri kepada menghadapi perubahan
orang lain, pengaturan emosi untuk 5) Inovasi: mudah menerima dan
mencapai tujuan. Goleman (2005)
terbuka terhadap gagasan,
menyatakan Emotional Intelligence (EI) pendekatan dan informasi-
adalah kemampuan memantau dan informasi baru.
mengendalikan perasaan sendiri dan c. Motivasi, yaitu kecendrungan emosi
orang lain serta menggunakan perasaan- yang memudahkan dalam mencapai
perasaan tersebut untuk memandu sasaran. Motivasi ini terdiri dari
pikiran dan tindakan, sehingga empat indikator, yaitu:
kecerdasan emosi sangat diperlukan 1) Dorongan berprestasi: dorongan
untuk sukses dalam bekerja dan untuk menjadi lebih baik atau
menghasilkan kinerja yang menonjol memenuhi standar keberhasilan.
dalam pekerjaan. Dari beberapa definisi 2) Komitmen: menyesuaikan diri
disimpulkan bahwa Kecerdasan dengan sasaran kelompok atau
emosional merupakan kemampuan organisasi
mengelola perasaan dengan baik dan 3) Inisiatif: kesiapan untuk
dapat mengekspresikannya dengan tepat memanfaatkan kesempatan
yang memungkinkan orang bekerja 4) Optimisme: kegigihan dalam
sama untuk mencapai tujuan bersama. memperjuangkan sasaran
Dalam penelitian ini penulis walaupun ada halangan dan
menggunakan teory Goleman. kegagalan.
b. Pengukuran Kecerdasan Emosional 2. Kecakapan Sosial
Menurut Goleman (2009) yang Empati, yaitu kesadaran terhadap
menjadi pengukur untuk kecerdasan perasaan, kebutuhan, dan kepentingan
emosional, yaitu: orang lain. Empati terdiri dari
1. Kecakapan Pribadi beberapa indikator, yaitu:
a. Kesadaran diri, yaitu mengetahui 1) Memahami orang lain: mengindera
kondisi diri sendiri, kesukaan perasaan dan perspektif orang lain
sumber daya dan intuisi. Kesadaran dan menunjukkan minat aktif
diri ini terdiri dari tiga indikator, terhadap kepentingan mereka.
yaitu: 2) Orientasi pelayanan:
1) Kesadaran emosi: mengenali mengantisipasi, mengenali, dan
emosi diri sendiri dan efeknya. berusaha memenuhi kebutuhan
2) Penilaian diri secara teliti: pelanggan.
mengetahui kekuatan dan 3) Mengatasi keragaman:
keterbatasan diri. menumbuhkan peluang melalui
3) Percaya diri: keyakinan tentang perrgaulan dengan bermacam-
harga diri dan kemampuan diri. macam orang.
b. Pengaturan diri, yaitu mengelola 4) Mengembangkan orang lain:
kondisi, impuls, dan sumber daya diri merasakan kebutuhan
sendiri. Pengaturan diri ini terdiri perkembangan orang lain dan
dari lima indikator, yaitu: berusaha menumbuhkan
1) Kendali diri: mengelola emosi- kemampuan mereka.
emosi dan desakan-desakan hati 5) Kesadaran politis: mampu
yang merusak. membaca arus-arus emosi sebuah
2) Sifat dapat dipercaya: memelihara kelompok dan hubungannya
norma kejujuran dan integritas. dengan kekuasaan.
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. ... No. .., Bulan Tahun......ISSN: 2338-4603 (print); 2355-8520 (online)

6) Keterampilan Sosial, yaitu organisasi merupakan keinginan


kepandaian dalam menggugah yang kuat untuk berusaha dan tetap
tanggapan yang dikehendaki pada bertahan dalam sebuah organisasi
orang lain. Keterampilan sosial dengan keyakinan tertentu untuk
terdiri dari delapan indikator, mencapai tujuan dari organisasi
yaitu: serta tidak meninggalkan organisasi
a) Pengaruh: memiliki taktik- tersebut. Dalam hal ini penulis
taktik untuk melakukan merujuk pada teory ag diusung oleh
persuasi. Meyer dan Allen (1997) komitmen
b) Komunikasi: mengirimkan organisasi sebagai bentuk psikologis
pesan yang jelas dan yang prihatin tentang bagaimana
meyakinkan. individu merasa tentang keterlibatan
c) Kepemimpinan: organisasi mereka dan keinginan
membangkitkan inspirasi dan untuk tetap dengan organisasi.
memandu kelompok dan orang b. Pengukuran Komitmen
lain. Organisasi
d) Katalisator perubahan: Terdiri dari komitmen afektif,
memulai dan mengelola Normatif dan Continuance
perubahan. 1) Afektif : berkaitan dengan
e) Manajemen konflik: negosiasi emosional, identifikasi dan
dan pemecahan silang keterlibatan individu dalam
pendapat. organisasi
f) Pengikat jaringan: 2) Normatif : Komitmen yang
menumbuhkan hubungan didasarkan pada kewajiban
sebagai alat. terhadap organisasi
g) Kolaborasi dan kooperasi: kerja 3) Continuance : berdasarkan
sama dengan orang lain demi persepsi individu berupa akibat
tujuan bersama. yang ditimbulkan jika ia
h) Kemampuan tim: menciptakan meninggalkan organisasi.
sinergi kelompok dalam 3. Kepuasan Kerja
memperjuangkan tujuan a. PengertianKepuasan kerja
bersama. Kepuasan kerja merupakan suatu
sikap umum terhadap pekerjaan
2. Komitmen Organisasi (Stephen Robbins). Dunham, Grube,
a. Pengertian Komitmen Organisasi dan Castaneda (1994) mengatakan
Menurut Luthans (2006) Komitmen bahwa kepuasan kerja memberikan
organisasi adalah keinginan kuat konstribusi terhadap komitmen
untuk tetap sebagai anggota organisasi. Hal senada juga
organisasi tertentu, keinginan untuk disampaikan Abekah-Nukrumah dan
berusaha dan keyakinan tertentu Atinga (2013) menyatakan bahwa
juga penerimaan nilai dan tujuan kepuasan kerja memiliki pengaruh
organisasi. Mathins dan Jackshon besar pada sikap dan hasil kerja
(2012) mengungkapkan komitmen karyawan. Dari berbagai pendapat
organisasi merupakan derajat para ahli penulis merujuk kepada
dimana pegawai mempercayai dan teory Herzberg
menerima tujuan-tujuan organisasi
serta tidak akan meninggalkan b. Pengukuran Kepuasan Kerja
organisasi tersebu. Dari berbagai Herdzberg mengemukan Teory Two
pendapat para ahli maka Factor yang terdiri dari: kepuasan
disimpulkan bahwa komitmen Ekstrinsik yang meliputi hubungan
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. ... No. .., Bulan Tahun......ISSN: 2338-4603 (print); 2355-8520 (online)

antar manusia, imbalan, kondisi Variabel operasional dalam


lingkungan, dan sebagainya dan penelitin ini terdiri dari 3 dimensi yang
kepuasan intrinsik berupa terdiri dari : Pertama variabel kecerdasan
achievement, pengakuan, kemajuan emosional yang dikembangkan oleh
tingkat kehidupan, dsb. Goleman (2009) terdiri dari kemampuan
untuk mengendalikan diri, memiliki daya
tahan ketika menghadapi suatu masalah,
METODE PENELITIAN
mampu mengendalikan impuls,
1. Populasi dan Sampel memotivasi diri, mampu mengatur
Populasi adalah seluruh Pegawai suasana hati, kemampuan berempati dan
negeri Sipil yang ada di Puskesmas membina hubungan dengan orang lain.
Simpang IV Sipin dan Puskesmas Kedua komitmen organisasi yang
Aur Duri Kota Jambi. Dimana sampel dikembangkan oleh Allen Meyer (2010)
yang diambil merupakan total terdiri dari 3 faktor normatif, contiuence
populasi berjumlah 92 orang. dan affektiv. Ketiga Kepuasan kerja
menurut Hedzberg merupakan teori dua
2. Data dan Pengukuran faktor meliputi ekstrinsik dan intrinsik.
Data sekunder diperoleh dari Penelitian ini menggunakan
laporan buku, jurnal, dan laporan, perangkat analisis statistik regresi dengan
sedangkan data primer dikumpulkan software SPSS. Untuk menguji efek
melalui kuesioner yang dirancang langsung antar variabel dan selanjutnya
secara terstruktur. Kuesioner tertutup menggunakan pendekatan sobel untuk
digunakan dengan cara menyajikan menguji efek tidak langsung dari variabel
jawaban kepada responden dimana intervening dalam hal ini kepuasan kerja.
alternatif skor 5 untuk respon sangat Sebelum penghitungan lebih lanjut
setuju, skor 4 untuk respon setuju, dilakukan uji reliabilitas terhadap
skor 3 untuk respon kurang setuju, kuisioner untuk mengetahui konsistensi
skor 2 untuk respon tidak setuju, dan item-item yang digunakan. Kemudian
skor 1 untuk respon sangat tidak dilakukan uji validitas untuk mengetahui
setuju. Penentuan rentang ini valid atau tidaknya suatu kuisioner.
utamanya dilakukan untuk: seluruh Pengujian terhadap penelitian ini
variabel yaitu kecerdasan emosional, dapat dilakukan dengan cara menguji
kepuasan kerja dan komitmen pengaruh secara parsial antara variabel
organisasi. independen dengan variabel dependen.
Untuk mengetahui besaran pengaruh
3. Teknik Analisis Data secara parsial antara kecerdasan
Penelitian ini menggunakan emosional terhadap komitmen organisasi,
analisis data yang bersifat kuantitatif pengaruh kecerdasan emosional terhadap
yaitu berguna untuk mengukur secara kepuasan kerja, pengaruh kepuasan
kuantitatif mengenai pengaruh terhadap komitmen organisasi. Serta
variabel independen secara langsung pengaruh kecerdasan emosional terhadap
terhadap variabel dependen melalui komitmen yang dimediasi oelh kepuasan
variabel mediasi. Untuk menguji kerja sebagai variabel intervening.
hipotesis hubungan menggunakan
analisi jalur (Path analysis.
Selanjutnya model pengujian mediasi
menggunakan regresi sederhana HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan menggunakan Software
SPSS. Dalam penelitian ini diperoleh
hasil pengujian bahwa kecedasan
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. ... No. .., Bulan Tahun......ISSN: 2338-4603 (print); 2355-8520 (online)

emosional memiliki pengaruh secara kerja pada kelompok puskesmas Simpang


positif dan signifikan terhadap kepuasan IV Sipin.
kerja. Rizza Mutimma Auda (2016); Efek yang diberikan berdasarkan nilai
Cristin A. Karambut (2012); Gunduz R Suqare adalah 14,5%, sedangkan nilai
(2012); Brandy Cobb (2004), yang beta yang diberikan adalalah ß=0,380, t=
menyatakan bahwa kecerdasaan 2,66 dan sig,= 0,000. Nilai beta ini artinya
emosional berpengaruh positif dan jika emotional intelligence meningkat satu
signifikan terhadap komitmen kepuasan unit maka komitmen kerja akan dimediasi
kerja. sebanyak 0,380 unit, dengan demikian
kesimpulannya H1 diterima. Persamaan
Efek Emotional Intelligence (EI) dari hasil regresi ini adalah:
terhadap Kepuasan Kerja
M = 2,018 + 0,380X1 + 0,174
Hasil analisis untuk kelompok
puskesmas Simpang IV Sipin, Sedangkan hasil analisis untuk
menunjukkan nilai R Square = 0,185, kelompok puskesmas Aur Duri, tidak
F=9,563, Sig.(p)= 0,004<0,05, ini berarti terdapat mediasi efek yang signifikan
nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel. Atau emotional intelligence terhadap
lebih sederhananya nilai p menunjukkan komitment kerja p dengan nilai statistik
terdapat efek yang signifikan emotional F=1.1773 dan sig.(p)= 0,190<0,05
intelligence terhadap kepuasan kerja pada dengan demikian H2 ditolak
kelompok puskesmas Simpang IV Sipin. menunjukkan bahwa terdapat efek yang
Efek yang diberikan berdasarkan signifikan emotional intelligence
nilai R Suqare adalah 18,5%, sedangkan terhadap kepuasan kerja. Pernyataan ini
nilai beta yang diberikan adalalah dilihat dari nilai tertinggi terkait dimensi
ß=0,476, t= 3,092 dan sig,= 0,004. Nilai Empati item “Saya terbuka dengan
beta ini artinya jika emotional orang lain terkait kondisi saya” ini berarti
intelligence meningkat satu unit maka bahwa dalam bekerja ada saling
kepuasan kerja akan meningkat sebanyak keterbukaan antar pegawai dengan
0,431 unit. Dengan demikian maka H1 demikian lingkungan kerja terasa
diterima. Persamaan dari hasil regresi ini nyaman hal ini sejalan dengan nilai
adalah: tertinggi kedua pada variabel kepuasan
kerja yang berhubungan dengan item
Y = 2,274 + 0,431X1 + 0,131.
“Saya menyukai rekan kerja saya”. Ini
Sedangkan hasil analisis untuk berarti bahwa semakin tinggi tingkat
kelompok puskesman Aur Duri, tidak Emotional Intelligence (EI) maka
terdapat efek yang signifikan emotional kepuasan kerja akan semakin baik
intelligence terhadap kepuasan kerja demikian pula sebaliknya. Dengan
dengan nilai statistik F=0,417 dan sig. Emotional Intelligence dapat memotivasi
(p)= 0,521>0,05. Artinya H2 ditolak. diri sendiri dan bagi pengelolaan emosi
yang lebih baik dalam diri kita sendiri
Efek Emotional Intelligence (EI) dan dalam hubungan kita (Goleman,
terhadap Komitmen organisasi 1998) sehingga seseorang bekerja
Hasil analisis untuk kelompok maksimal dan bisa mengatasi berbagai
puskesmas Simpang IV Sipin macam masalah yang terjadi yang pada
menunjukkan nilai R Square = 0,145, akhirnya berpengaruh terhadap hasil
F=7,108, Sig.(p)= 0,011<0,05, ini berarti kerja karena kecerdasan emosional
nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel. Atau berkaitan dengan berbagai pekerjaan
lebih sederhananya nilai p menunjukkan yang berhubungan dengan hasil kerja
terdapat efek yang signifikan intervening termasuk kinerja. (Bachman, 2000).
emotional intelligence terhadap komitmen Kecerdasan emosional yang baik
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. ... No. .., Bulan Tahun......ISSN: 2338-4603 (print); 2355-8520 (online)

berpengaruh terhadap kesuksesan nilai beta yang diberikan adalah ß=0,363,


dalam bekerja. Para pemimpin yang t= 2,64 dan sig= 0,001. Nilai beta ini
sukses selalu memiliki kecerdasan artinya jika kepuasan kerja meningkat
emosional yang tinggi. Hasil penelitian satu unit maka komitmen kerja akan
ini mengindikasikan ada pengaruh meningkat sebanyak 0,363 unit. Dari
positif. Artinya semakin tinggi hasil analisis tersebut disimpulkan bahwa
kecerdasan emosional, akan semakin ada hubungan yang signifikan antara
tinggi pula kepuasan kerja. Sebaliknya kepuasan kerja dengan komitmen
semakin rendah kecerdasan emosional, organisasi maka H2 diterima. Persamaan
akan semakin rendah pula kepuasan dari hasil regresi ini adalah:
kerja pegawai. Sandhu (2015) yang Y = 2,635 + 0,363X1 + 0,199
menyatakan bahwa kecerdasan
emosional berdampak signifikan dan Dari hasil pengujian, peneliti
positif terhadap kepuasan kerja menemukan bahwa pengaruh kecerdasan
emosional terhadap komitmen organisasi
Efek Kepuasan Kerja Terhadap berpengaruh positif dan signifikan,
Komitmen Organisasi sehingga H3 diterima Jika kecerdasan
Hasil analisis untuk kelompok emosional tinggi, maka komitmen akan
puskesmas Simpang IV Sipin, meningkat. Nilai dari dimensi empati yang
menunjukkan nilai R Square = 0,287, tinggi. Karena salah satu unsur dari
F=36,224, Sig.(p)= 0,001<0,05, ini empati adalah memahami orang lain.
berarti nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel. Sehingga ada timbul rasa memiliki
atau lebih sederhananya nilai p individu terhadap organisasinya. Hal
menunjukkan terdapat efek yang sesuai dengan nilai variabel komitmen
signifikan kepuasan kerja terhadap organisasi pada item “saya memiliki rasa
komitmen organisasi pada kelompok kepemilikan yang kuat terhadap
puskesmas Simpang IV Sipin. kantor/dinas ini”. Ini berarti bahwa
Efek yang diberikan berdasarkan komitmen organisasi merupakan faktor
nilai R Square adalah 22,5%, sedangkan penentu yang menghubungkan pegawai
nilai beta yang diberikan adalalah dengan organisasi (Mowday, et. al.,1998).
ß=0,474, t= 3,490 dan sig,= 0,001. Nilai Hasil penelitian ini sejalan dengan
beta ini artinya jika komitmen meningkat penelitian Fitriastuti (2013) yang
satu unit maka kepuasan kerja akan menyatakan bahwa karyawan yang
meningkat sebanyak 0,474 unit. dengan mempunyai Emotional Intelligence (EI)
demikian kesimpulannya H1 diterima. tinggi akan bekerja lebih baik sesuai
Persamaan dari hasil regresi ini adalah: Y standar organisasi, sehingga mampu
= 1,467 + 0,474X1 + 0,176. mencapai kinerja yang baik. Nowack
Hasil analisis untuk kelompok (2007) menyatakan bahwa kecerdasan
puskesmas Aur Duri juga menunjukkan emosi berdampak pada komitmen
terdapat efek yang signifikan kepuasan. organisasi yang membuat seseorang
kerja terhadap komitmen organisasi merasa menjadi bagian penting dari
dengan nilai R Square = 0,132, F=6,971, organisasi.Goleman (2001) telah
Sig.(p)= 0,011<0,05, ini berarti nilai melakukan penelitian yang membuktikan
Fhitung lebih besar dari Ftabel. Atau lebih pada staff organisasi Egon Zehnder
sederhananya nilai p menunjukkan International bahwa dengan kecerdasan
terdapat efek yang signifikan kepuasan emosi dapat meningkatkan hubungan
kerja terhadap komitmen organisai pada emosional dan rasa memiliki akan
kelompok puskesmas Aur Duri. perusahaan tersebut.
Efek yang diberikan berdsarkan
nila R Square adalah 13,25%, sedangkan
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. ... No. .., Bulan Tahun......ISSN: 2338-4603 (print); 2355-8520 (online)

Emotional Intelligence berpengaruh didapatkan hasil yang signifikan secara


positif dan signifikan terhadap simultan antar ketiga variabel tersebut.
komitmen organisasi melalui kepuasan Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
kerja secara langsung ada pengaruh yang
Hasil analisis untuk kelompok signifikan antara kecerdasan emosional
puskesmas Simpang IV Sipin, terhadap komitmen melalui kepuasan
menunjukkan emotional intelligence kerja. Selanjutnya pengaruh tidak
memberikan nilai pengaruh R Square = langsung menunjukkan koefisien yang
0,145, F=7,011, Sig.(p)= 0,011<0,05, lebih kecil yang berarti bahwa tidak ada
sedangkan kepuasan kerja sebagai pengaruh antara kecerdasan emosional
intervening variabel memberikan mediasi terhadap komitmen. Hasil penelitian
efek dengan nilai R Square = 0,118, mengungkapkan bahwa pengaruh tidak
F=7,011, Sig.(p)= 0,002<0,05. Ini berarti langsung bukan merupakan pengaruh
bahwa sumbangan atau efek emotional yang dominan jika dibandingkan dengan
intelligence terhadap komitmen diperkuat pengaruh langsung. Penelitian ini Ini
oleh variabel intervening kepuasan kerja. sejalan dengan yang diungkapkan oleh
Sedangkan nilai beta yang diberikan O.A. Afolabi & S.O. Omole (2010) yang
adalalah ß=0,380, t= 2,66 dan sig,= menyatakan bahwa terdapat pengaruh
0,011<0,05 untuk emotional intelligence, positif antara Emotional Intelligence
dan ß=0,218, t= 1,457 dan sig,= terhadap kepuasan kerja. Dapat
0,014<0,05 untuk intervening kepuasan disimpulkan bahwa hubungan langsung
kerja terhadap komitmen kerja. berpengaruh lebih dominan terhadap
Persamaan dari hasil regresi ini adalah: komitmen organisasi di Puskesmas
Y = 2.018 + 0,380X + 0,216M + 0,216 Simpang IV Sipin dan Puskesmas Aur
Duri.
Sedangkan hasil analisis untuk Tidak berbeda dengan hasil
kelompok puskesmas Aur Duri, dengan penelitian Cristin A. Karambut (2012)
menempatkan kepuasan kerja sebagai yang menyatakan bahwa ada pengaruh
intervening variabel antara emotional kecerdasan emosional dan kepuasan kerja
intelligence dan komitmen, tidak dapat perawat terhadap komitmen organisasi.
memberikan pengaruh emotional kepuasan kerja merupakan mediasi
inteligence terhadap komitment kerja (R pengaruh kecerdasan emosional terhadap
Square = 0,037, F=1,773, Sig.(p)= terhadap komitmen organisasi. Hasil
0,190>0,05). untuk intervening kepuasan penelitian ini memperkuat penelitian
kerja terhadap komitmen kerja. Aghdasi et al, (2011) bahwa kepuasan
Persamaan dari hasil regresi ini adalah: kerja memediasi pengaruh antara
Y = 2.622 + 0,193X + 0,160M + 0,160 kecerdasan emosional terhadap komitmen
Berdasarkan hasil penelitian yang organisasi. Dengan demikian nilai
dilakukan terhadap variabel Emotional komitmen organisasi cukup tinggi apabila
Intelligence, kotmitmen organisasi dan karyawan memiliki kecerdasan emosional
kepuasan kerja. Dari hasil pengujian yang tinggi dan mengakibatkan naiknya
tersebut dapat disimpulkan bahwa secara nilai kepuasan kerja.
sendiri-sendiri variabel kecerdasan Dimensi kecerdasan emosional
emosional dapat mempengaruhi terdiri dari kesadaran diri, pengaturan diri,
komitmen organisasi melalui kepuasan motivasi, empati dan keteramplan sosial.
kerja sebagai variabel intervening. Ini Dari hasil rekapitulasi kuesioner pada
berarti kecerdasan emosional tidak hanya variabel kcerasan emosional dapat
berpengaruh secara langsung terhadap diketahui bahwa skor tertinggi adalah
komitmen organisasi tetapi dapat juga pada dimensi motivasi berupa saya
melalui kepuasan kerja. Dari uraian terbuka terhadap orang lain tentang
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. ... No. .., Bulan Tahun......ISSN: 2338-4603 (print); 2355-8520 (online)

kondisi saya. Dari hasil tersebut dapat Kesimpulan


ditarik kesimpulan bahwa pegawai Berdasarkan hasil dan pembahasan
merasa dengan keterbukaanorang lain yang dilakukan atas penelitian tersebut
bisa memahami kondisinya saat itu. Hal maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh
ini menunjukkan ada komunikasi yang kecerdasan emosional terhadapkomitmen
baik terjalin antar sesama pegawai di organisasi melalui kepuasan kerja di
organisasi tersebut. Oleh sebab itu, puskesmas Simpang IV Sipin dan
kecerdasan emosional pada dimensi puskesmas Aur Duri adalah sebagai
motivasi masuk dalam kategori tinggi. berikut :
Hal ini berdampak signifikan terhadap  Hasil penelitian menunjukkan
kepuasan kerja. bahwa terdapat efek signifikan
Jika tidak memiliki kecerdasan kecerdasann emosional terhadap
emosional dalam hal pengendalian diri kepuasan kerja. Semakin tinggi
maka dapat mempengaruhi kepuasan keja tingkat kecerdasan emosional
tidak maksimal maka berpengaruh seseorang maka kepuasan kerja akan
terhadap komitmen organisasi. Hasil ini semakin baik demikian pula
sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebaliknya. Menurut Shaffar dan
oleh Chan et. al. (2008); Markovits, et al. Margaret menyatakan bahwa
(2007); Mathis (2006) yang menyatakan kecerdasan emosional berpangaruh
bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja.
signifikan terhadap kepuasan kerja.  Bahwa kecerdasan emosional
Dari hasil rekapitulasi kuesioner berpengaruh signifikan terhadap
komitmen organisasi nilai tertinggi ada komitmen organisasi. Jika
pada item saya memiliki ikatan kecerdasan emosional semakin
emosional dengan kantor ini. Hal ini tinggi maka komitmen organisasi
menunjukkan persepsi bahwa ada semakin tinggi. Adanya rasa saling
komitmen yang kuat antara individu memahami yang ditunjukkan pada
tersebut dengan organisasinya. Sehingga dimensi empati merupakan hal yang
mereka merasa kehadirannya memberi bisa menimbulkan kekompakan dan
kontribusi untuk organisasi tersebut. menumbuhkan rasa kepedulian satu
Dalam penelitian ini diperoleh hasil sama lain sesame anggota
pengujian bahwa kepuasan kerja organisasi.
mempengaruhi komitmen organisasi hasil  Bahwa kepuasan kerja berpengaruh
ini sejalan dengan penelitian yang signifikan terhadap komitmen
dilakukan oleh Nuno Da Camara (2016). organisasi. Da Camara dkk (2016)
Berdasarkan hasil pembahasan menyatakan bahwa komitmen
semua variabel disimpulkan bahwa organisaspi berpengaruh terhadap
kecerdasan emosi dan kepuasan kerja kepuasan kerja.
secara bersama-sama mempunyai  Secara langsung kecerdasan
pengaruh yang signifikan terhadap emosional berpengaruh signifikan
komitmen organisasi. Besar pengaruh terhadap komitmen organisasi yang
kecerdasan emosi terhadap komitmen dimediasi oleh kepuasan kerja. Hal
organisasi dengan signifikansi dengan ini menunjukkan bahwa kecerdasan
hasil rekapitulasi kuesioner. Sejalan emosional yang dimiliki pegawai
dengan penelitian Aghdasi et al, (2011) puskemas tersebut mampu
bahwa kepuasan kerja memediasi meningkatkan komitmen organisasi
pengaruh antara kecerdasan emosional yang pada akhirnya bisa
terhadap komitmen organisasi. meningkatkan kepuasan kerja.
Selanjutnya pengaruh tidak
KESIMPULAN DAN SARAN langsung hanya sedikit dan tidak
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. ... No. .., Bulan Tahun......ISSN: 2338-4603 (print); 2355-8520 (online)

dominan mempengaruhi kepuasan


kerja. Hal ini mengindikasikan Allen, N.J. and Meyer, J.P., (1990). The
bawa semakin tinggi tingkat Measurement and Antecedents of
kecerdasan emosional maka Affective, continuance and
komitmen organisasi akan semakin Normative Commitment. Journal of
baik dan pada akhirnya Occupational Psychology, 63: 1-18.
meningkatkan kepuasan kerja Allen & Meyer. (1997). Commitment In
pegawai. The Workplace (Theory, Research
 Kecerdasan mampu meningkatkan and Application). New York: Sage
kepuasan kerja yang berpengaruh Publication.
signifikan terhadap komitmen. Aghdasi Samaneh, Kiamanseh Ali Reza,
Semakin baik kecerdasan emosional Ebrahim Abdolrohim Naveh, 2011.
maka kepuasan kerja akan semakin Emotional Intelligence and
meningkat dan ini akan Organizational
meningkatkan kapasitas komitmen Commitment:Testing the Mediatory
organisasi. Role of Occupational Stress and Job
Saran Satisfaction. Iran: International
 Kecerdasan emosional dan Conference on Education and
komitmen organisasi di puskesmas Educational Psychology, 1965-
khususnya di puskesmas Aur Duri 1976.
masuk dalam kategori rendah. Perlu Allen and Meyer, (1990) “A three-
dilakukan perbaikan karena hal ini component conceptualization of
berpengaruh terhadap kepuasan commitment”, Journal Of
kerja. Jadi merupakan hal yang Management, 1(1).
sangat penting dalam mewujudkan Agho, Augustine O., James L. Price, and
kepuasan kerja. Charles W. Mueller. “Discriminant
 Perlu dilakukan penelitian terhadap Validity of Measures of Job
kecerdasan emosional pemimpin, Satisfaction, Positive Affectivity and
untuk mengetahui apakah ada Negative Affectivity.” Journal of
pengaruh kecerdasan emosional Occupational and Organizational
pemimpin terhadap kmitmen dan Psychology, 1992.
kepuasan kerja pegawai. https://doi.org/10.1111/j.2044-
 Perlu dilakukan penelitian tentang 8325.1992.tb00496.x.
pengaruh beban kerja terhadap Anari, Nahid Naderi. (2012) “Teachers:
komitmen organisasi. Karena Emotional Intelligence, Job
berdasarkan hasil wawancara Satisfaction, and Organizational
langsung ada beberapa pegawai Commitment.” Journal of
yang mengeluhkan pembagian Workplace Learning.
beban kerja yang tidak merata. Hal Arfat Ahmad, (2018) "The relationship
ini diprediksi mampu among job characteristics
mempengaruhu kepuasan kerja dan organizational commitment and
komitmen organisasi employee turnover intentions: A
 Perlu penelitian lebih lanjut apakah reciprocation perspective", Journal
ada hubungan masa kerja dan usia of Work-Applied Management.
terhadap kepuasan kerja mengingat Chan, W. Y., Lau, S., Lim, S. and Hogan,
hasil kuisioner menyatakan rat-rata (2008). Organizational and personal
pegawai puskesmas Aur Duri sudah predictors of teacher commitment:
masuk kriteria Usila (Usia Lanjut). the mediating role of teacher
efficacy and identification with
DAFTAR PUSTAKA school. American Educational
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. ... No. .., Bulan Tahun......ISSN: 2338-4603 (print); 2355-8520 (online)

Research Journal, 45(3), 597-630.


Cristien A Karambut. (2012). Analisis
Pengaruh Kecerdasan Emosional,
Stres Kerja dan Kepuasan Kerja
terhadap Komitmen
Organisasional(Studi pada Perawat
Unit Rawat Inap RS Panti Waluya
Malang) Journal Aplikasi
Manajemen Volume 10.
Camara, Nuno Da, Victor Dulewicz, and
Malcolm Higgs. (2015) “Exploring
the Relationship between
Perceptions of Organizational
Emotional Intelligence and
Turnover Intentions amongst
Employees: The Mediating Role of
Organizational Commitment and
Job Satisfaction.
Darmawati, Arum., Hidayati Lina,
Herlina Dyna. 2013. Pengaruh
Kepuasan Kerja dan Komitmen
Organisasi terhadap Organizational
Citizenship Behavior. Jurnal
Economia. 9(1),p:11-15.
Goleman, D. (1998a), Working with
Emotional Intelligence, Bantam
Books, New York, NY.
Goleman, D. (1998b), “What makes a
leader?”, Harvard Business Review,
Vol. 76 No. 6, November-
December, pp. 93-102.
Goleman. D.,(1999) “Kecerdasan
emosional.”, Jakarta. PT Gramedia
Pustaka Utama.
Fatima Afsheen, Imran Rabia, Zaheer
Arshad, 2010. Emotional
Intelligence and Job Satisfaction:
Mediated by Transformational
Leadership. Pakistan: World
Applied Science Journal, 10(6),
612-620.

Anda mungkin juga menyukai