Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS PENGARUH HUMAN RELATION TERHADAP KINERJA

KARYAWAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)


MEDAN
Kristanty Nadapdap
Fakultas Ekonomi - Universitas Methodist Indonesia
Email : tantynatalia@yahoo.co.id
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh human relation terhadap
kinerja karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan (Persero) Medan. Penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif, dimana di dalamnya terdapat hipotesis yang dibuktikan dengan
perhitungan statistik. Teknik penggalian data yang digunakan adalah teknik observasi,
wawancara, dan studi pustaka. Serta ruang lingkup penelitian ini terbatas pada bidang personalia
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Peneliti menggunakan angket berstruktur
sebagai alat / instrumen untuk memperoleh data primer (kualitatif) dengan sistem skala likert
yang disebarkan kepada 65 orang responden.Data yang diperoleh kemudian diolah dan
dianalisis dengan model teknik analisis regresi linier sederhana. Dari hasil penelitian dan uji
statistic diketahui bahwa Fhitung > dari Ftabel (5.652 > 3.993). Karena Fhitung > dari Ftabel
(5.652 > 3.993), maka Ho di tolak dimana secara bersama-sama human relation berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.
Berdasarkan koefisien determinasi nilai R dalam penelitian ini adalah 0,082 yang
berarti 8,2% kinerja dipengaruhi oleh human relation, sedangkan 91,8% kinerja PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero) Medan dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Kata Kunci : Human Relation dan Kinerja

PENDAHULUAN membimbing bawahannya dengan sebaik


Latar Belakang Masalah mungkin, juga harus bisa menyatukan
Satu hal yang sangat penting tapi seluruh anggota organisasi sehingga
justru kadang sering terlupakan adalah menjadi kesatuan yang utuh.
usaha perusahaan untuk memperhatikan Kegiatan human relation yang konkrit
kebutuhan psikologis karyawannya. atau terlihat jelas terdiri dari berbagai
Dalam hal ini salah satunya adalah segi bentuk. Dari mulai komunikasi verbal
human relationnya. Terpenuhinya dua arah sampai berupa tepukan
kebutuhan fisik dan psikologis ini dalam dipundak dan senyum kebanggaan
suatu perusahaan merupakan hal penting atasan terhadap bawahannya. Semua ini
bagi bertumbuhnya motivasi kerja yang dilakukan oleh atasan pada bawahannya
lebih besar bagi produktivitas dengan harapan bahwa karyawan merasa
perusahaan. Dalam hal ini yang dirinya dihargai, diharapkan
memegang peranan penting adalah kehadirannya, dan menganggap bahwa
seorang pemimpin. Pemimpin ini di perusahaan itulah tempat ia berada
diharapkan bisa memotivasi dan sesungguhnya. Sumber daya manusia

Jurnal Ilmiah Methonomi Vol. 3 No. 2 (Juli – Desember 2017) 47


yang merupakan suatu asset yang Perumusan Masalah
penting bagi perusahaan yang harus Berdasarkan uraian diatas, maka
dijaga demi kelangsungan dan kemajuan penulis merumuskan permasalahan
perusahaan. Tugas manajemen sebagai berikut : “Analisis Human
perusahaan untuk mengelola unsur Relation Terhadap Kinerja Karyawan
manusia seefektif mungkin agar pada PT. Perkebunan Nusantara III
diperoleh suatu tenaga kerja yang puas (Persero) Medan.”
dan memuaskan.
Tujuan Penelitian
Oleh karena itu diperlukan kegiatan Sesuai dengan latar belakang masalah
human relation yang dapat memberikan dan rumusan masalah yang telah
kepuasan bagi semua orang yang diuraikan sebelumnya, penelitian ini
berinteraksi di dalamnya. Dimana mempunyai tujuan antara lain :
perusahaan sudah tidak mungkin lagi 1. Untuk mengetahui dan analisis faktor-
memandang pekerja semata-mata atau faktor yang mempengaruhi
sebagi unit yang terpisahkan dari proses peningkatan kinerja karyawan.
produksi. Mereka harus dilihat sebagai 2. Untuk mengetahui dan menganalisis
manusia yang kompleks yang sejauh mana pengaruh human relation
interaksinya berpengaruh terhadap hasil
terhadap kinerja karyawan.
produksi secara keseluruhan tanpa
mempersoalkan proses teknologi yang KAJIAN PUSTAKA
sangat rumit. Sehingga karyawan yang Human Relation
bekerja di perusahaan akan lebih Menurut Onong Uchjana Effendy
termotivasi untuk bekerja lebih baik, (2009:48) menyatakan bahwa: ”Human
merasa betah dan merasa dirinya Relation sadalah pengitegrasian orang-
merupakan bagian dari perusahaan. orang kedalam suatu situasi kerja yang
Dalam kenyataannya, kegiatan human menggiatkan mereka untuk bekerja sama
relation yang terjadi sehari-hari antara serta dengan rasa puas baik kepuasan
batasan dan bawahan kurang berjalan ekonomis, psikologis, maupun kepuasan
dengan lancar. Karyawan sering sosial.
mengalami kejenuhan dalam bekerja. Human relations adalah hubungan
Hal ini dapat disebabkan karena kemanusiaan yang lebih ditekankan
kurangnya komunikasi secara lisan, kepada unsur-unsur rohaniah yang
sebagian besar karyawan merasa enggan meliputi: sifat, watak, tingkah laku,
menyampaikan saran, pertanyaan pribadi serta aspek-aspek kejiwaan
maupun kritikan, yang disebabkan lainnya yang terdapat dalam diri manusia
karena pimpinan yang terlalu kaku yang menuju suatu kebahagiaan dan
dalam berkomunikasi dan adanya jarak puas hati (Widjaja, 2008: 163).
antara pemimpin dan karyawan. Menurut Malayu SP Hasibuan (2007 :
137) human relation adalah hubungan
kemanusiaan yang harmonis, tercipta
atas kesadaran dan ketersediaan melebur
48 Jurnal Ilmiah Methonomi Vol. 3 No. 2 (Juli – Desember 2017)
keinginan individu demi terpadunya 1. Imitasi adalah keadaan seseorang
keingingan bersama. Manajer dalam yang mengikuti sesuatu di luar
menciptakan hubungan antarmanusia dirinya/ meniru. Hal yang perlu
yang harmonis memerlukan beberapa diperhatikan sebelum meniru adalah
kecakapan dan keterampilan dalam mempunyai minat dan perhatian yang
komunikasi, psikologi, sosiologi, besar, sikap menjunjung tinggi,
antropologi dan etologi sehingga dapat pandangan meniru akan memperoleh
memahami dan mengatasi masalah- penghargaan sosial yang tinggi.
masalah dalam hubungan kemanusiaan. 2. Sugesti adalah proses individu
Menurut Sondang P. Siagian (1997), menerima cara pandang orang lain
Human Relation adalah keseluruhan tanpa kritik lebih dulu. Syarat untuk
hubungan baik yang formal maupun mempermudah sugesti adalah: (1)
informal yang perlu diciptakan dan hambatan berpikir, akibat
dibina dalam suatu organisasi rangsangan emosi proses sugesti
sedemikian rupa sehingga tercipta suatu diterima secara langsung;
team work yang harmonis dalam rangka (2) pikiranterpecah-pecah/disasosiasi,
pencapaian tujuan yang telah ditentukan. mengalami pemikiran yang terpecah-
Human relation adalah hubungan yang pecah; (3) otoritas/prestise, menerima
bersifat intern, sedangkan hubungan pandangan dari seseorang yang
yang bersifat ekstern disebut “public memiliki prestise sosial tinggi; (4)
relation”. Human relation merupakan inti mayoritas, menerima pandangan
daripada kepemimpinan. dari kelompok mayoritas; (5)
Menurut The Liang Gie (1978), kepercayaan penuh, penerimaan
mengemukakan bahwa Human Relations pandangan tanpa pertimbangan lebih
adalah adanya suatu interaksi, bukan lanjut.
sekedar relasi atau hubungan yang pasif, 3. Identifikasi
melainkan suatu aktivitas yang adalah proses yangberlangsung secara
merupakan „action orianted‟ untuk sadar, irasional, berdasar perasaan,
mengembangkan hasil yang lebih dan berkembang bahwa identifikasi
produktif dan memuaskan. berguna untuk melengkapi sistem
norma-norma yang ada. Menurut
Faktor Efektifitas Human Relations
Sigmund Freud “identifikasi”
Faktor-faktor dalam hubungan antar
merupakan cara belajar norma dari
manusia adalah :
orang tuanya.
a. Faktor yang Mendasari Interaksi
4. Simpati adalah perasaan tertarik
Sosial.
individu terhadap orang lain yang
Menurut Santoso (2010: 166)
timbul atas dasar penilaian perasaan.
interaksi sosial melibatkan individu
secara fisik maupun psikologis. Faktor b. Faktor yang Menentukan Interaksi
utama dalam proses internalisasi antara Sosial
Cara seseorang melakukan interaksi
lain :
sosial yaitu dengan menggunakan
Jurnal Ilmiah Methonomi Vol. 3 No. 2 (Juli – Desember 2017) 49
komunikasi antar individu spontanitas, empati, persaamaan dan
atau komunikasi interpersonal. profesionalisme.
Faktor-faktor yang dapat 3. Sikap Terbuka dan Sikap Tertutup
menimbulkan hubungan personal Perbedaan karakteristik orang yang
yang baik antara lain: terbuka dan orang yang tertutup yaitu:
1. Rasa Percaya 1. Sikap terbuka:
Secara ilmiah “percaya” didefinisikan menilai pesan secara objektif
mangandalkan perilaku orang untuk dengan menggunakan data dan
mencapai tujuan yang dikehendaki, keajegan logika; membedakan
yang pencapaiannya tidak pasti dan dengan mudah, melihat suasana ;
dalam situasi yang penuh resiko. berorientasi pada isi pesan;
Keuntungan rasa percaya kepada mencari informasi dari berbagai
orang lain adalah meningkatkan sumber; lebih bersifat
komunikasi interpersonal (membuka profesionalisme dan berusaha
saluran komunikasi, memperlancar mengubah kepercayaan;
pengiriman informasi, memperluas mencari pengertian pesan yang
peluang mencapai tujuan); tidak sesuai dengan rangkaian
mengurangi hambatan kepercayaan.
interpersonal.Faktor yang 2. Sikap tertutup:
menumbuhkan rasa percaya adalah: menilai pesan berdasarkan motif;
1. Menerima, kemampuan berpikir simplisis tanpa suasana;
berhubungan dengan orang lain bersandar pada banyak
tanpa menilai dan berusaha sumber pesan daripada isi pesan;
mengendalikan. kaku dan memegang teguh sistem
2. Empati, paham dengan keadaan kepercayaan; menolak dan
orang lain. mengabaikan pesan yang tidak
3. Kejujuran, konsisten dengan sistem
menyebabkan perilaku dapat kepercayaan.
diduga.
Kinerja
2. Sikap Sportif Menurut Anwar Prabu Mangkunegara
Sikap yang mengurangi sikap (2009:67) pengertian Kinerja adalah
melindungi diri (defensif) dalam “hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
komunikasi yang terjadi dalam yang dicapai oleh seorang pegawai
interaksi sosial. Rahkmat (2004:134) dalam melaksanakan tugasnya sesuai
mengemukakan enam perilaku yang dengan tanggung jawab yang diberikan
menimbulkan sikap sportif. Iklim kepadanya.”
defensif meliputi: evaluasi, Menurut A. Dale Timple (1992:31)
kontrol, strategi, netralitas, terdapat beberapa faktor dalam kinerja
superioritas dan kepastian. Sedangkan yang terdiri dari faktor internal dan
iklim suportif meliputi: deskripsi, faktor eksternal. Berdasarkan hal
orientasi masalah,
50 Jurnal Ilmiah Methonomi Vol. 3 No. 2 (Juli – Desember 2017)
tersebut maka akan dijelaskan sebagai Dukungan organisasi meliputi
berikut: Faktor-faktor kinerja terdiri dari sumber daya, kepemimpinan,
faktor internal dan faktor eksternal, lingkungan kerja, struktur
faktor internal (disposisional) yaitu organisasi dan job design
faktor yang berhubungan dengan sifat- (Mangkunegara, 2009:15). Secara
sifat seseorang. Sedangkan faktor psikologis, individu yang normal
eksternal yaitu faktor-faktor yang adalah individu yang memiliki
mempengaruhi kinerja seseorang yang integritas yang tinggi antarfungsi
berasal dari lingkungan. Seperti perilaku, psikis (rohani) dan pisiknya
sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, (jasmaniah). Dengan adanya
bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja integritas yang tinggi antarfungsi
dan iklim organisasi (Mangkunegara, psikis dan fisik maka individu
2010:15). tersebut memiliki konsentrasi diri
Menurut Simamora (1995:60), kinerja yang baik. “Konsentrasi yang baik
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu : ini merupakan modal utama
1. Faktor individu individu manusia untuk mampu
Kinerja individu adalah hasil kerja mengelola dan memdayagunakan
karyawan baik dari segi kualitas potensi dirinya secara optimal
maupun kuantitas berdasarkan standar dalam melaksanakan kegiatan atau
kerja yang telah ditentukan. Kinerja aktivitas kerja sehari-hari dalam
individu ini akan tercapai apabila mencapai tujuan organisasi”
didukung oleh atribut individu, upaya (Mangkunegara, 2009:16). Dengan
kerja (work effort) dan dukungan kata lain, tanpa adanya konsentrasi
organisasi. Dengan kata lain, kinerja yang baik dari individu dalam
individu adalah hasil : bekerja, maka mimpi pemimpin
a. Atribut individu, yang menentukan mengharapkan mereka dapat
kapasitas untuk mengerjakan bekerja produktif dalam mencapai
sesuatu. tujuan organisasi.
Atribut individu meliputi faktor 2. Faktor psikologis
individu (kemampuan dan Psikologis dapat diartikan sebagai
keahlian, latar belakang serta ilmu yang mempelajari tentang
demografi) dan faktor psikologis mental/jiwa yang bersifat abstrak
meliputi persepsi, attitude, yang membatasi pada tingkah laku
personality, pembelajaran dan dan proses atau
motivasi. kegiatannya.psikologis kerja dapat
b. Upaya kerja (work effort), yang diartikan sebagai lingkungan kerja,
membentuk keinginan untuk sikap serta motivasi dalam
mencapai sesuatu. melaksanakan pekerjaannya. Faktor
c. Dukungan organisasi, yang psikologis bias berupa persepsi,
memberikan kesempatan untuk attitude, personality, pembelajaran,
berbuat sesuatu. dan motivasi (Mangkunegara,
Jurnal Ilmiah Methonomi Vol. 3 No. 2 (Juli – Desember 2017) 51
2009:14). Kelompok faktor psikologis 1. Produktivitas
terdiri dari variable persepsi, sikap, Konsep produktivitas tidak hanya
kepribadian, belajar dan motivasi. mengukur tingkat efisiensi, tetapi
Variable ini banyak dipengaruhi oleh juga tingkat efektifitas pelayanan.
keluarga, tingkat sosial, pengalaman Produktivitas pada umumnya
kerja sebelumnya dan variable dipahami sebagai rasio antara input
demografis. Faktor ini akan dan output .
bermanifestasi pada munculnya pola- 2. Kualitas layanan
pola sikap dan kepribadian karyawan. Banyak pandangan negatif yang
3. Faktor organisasi terbentuk mengenai organisasi publik,
Menurut William Stern yang muncul karena ketidakpuasan
dikutif A.A Anwar Mangkunegara masyarakat terhadap kualitas layanan
“Faktor lingkungan kerja organisasi yang diterima dari organisasi publik.
sangat menunjang bagi individu Dengan demikian kepuasan dari
dalam mencapai prestasi kerja. Faktor masyarakat terhadap layanan dapat
lingkungan organisasi yang dimaksud dijadikan indikator kinerja organisasi
antara lain uraian jabatan yang jelas, publik.
autoritas yang memadai, target kerja 3. Responsivitas
yang menantang” (dalam Responsivitas adalah kemampuan
Mangkunegara, 2009:17). Pola organisasi mengenali masyarakat,
komunikasi kerja yang efektif, menyusun agenda dan prioritas
hubungan kerja harmonis, iklim kerja pelayanan dan mengembangkan
respek dan dinamis, peluang berkarir program-program pelayanan publik
dan pasilitas kerja yang relatif sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi
memadai. Sekalipun, jika faktor masyarakat.
lingkungan organanisasi kurang 4. Responsibilitas
menunjang, maka bagi individu yang Responsibilitas menjelaskan apakah
memiliki tingkat kecerdasan pikiran kegiatan organisasi publik itu
memadai dengan tingkat kecerdasan dilakukan sesuai dengan prinsip-
emosi baik, sebenarnya ia tetap prinsip administrasi yang benar atau
berprestasi dalam bekerja. Hal ini sesuai dengan kebijakan organisasi.
bagi individu tersebut, lingkungan 5. Akuntabilitas
organisasi itu dapat diubah dan Akuntabilitas publik menunjukkan
bahkan dapat diciptakan oleh dirinya pada berapa besar kebijakan dan
serta merupakan pemacu kegiatan organisasi publik tunduk
(pemotivator), tantangan bagi dirinya pada pejabat politik yang dipilih oleh
dalam berprestasi di organisasinya. rakyat. Dalam konteks ini, konsep
Indikator yang biasanya digunakan akuntabilitas publik dapat digunakan
untuk mengukur kinerja birokrasi untuk melihat berapa besar kebijakan
publik dalam Dwiyanto (2002:48-49) dan kegiatan organisasi publik itu
yaitu : konsisten dengan kehendak
52 Jurnal Ilmiah Methonomi Vol. 3 No. 2 (Juli – Desember 2017)
masyarakat banyak. (Dwiyanto, Menurut Bovee dan Thill (2006:8),
2002:48-49). proses komunikasi terdiri dari 6 (enam)
tahap, yaitu:
Komunikasi
1. Tahap pengirim mempunyai suatu
Menurut Himstreet dan Baty dalam
idea tau gagasan
Joko Purwanto (2006: 3) komunikasi
Ide dan gagagsan adalah hal yang
adalah “suatu proses pertukaran
paling penting disiapkan dalam proses
informasi antar individu melalui system
penyampaian pesan. Ide dapat
yang biasa atau lazim dengan symbol,
diperoleh dari berbagai sumber yang
sinyal maupun perilaku tindakan.”
terbentang luas di hadapan kita.
Menurut Hafied Cangara (2009 : 20)
2. Tahap pengirim mengubah ide
komunikasi adalah “proses dimana suatu
menjadi suatu pesan
ide dialihkan dari sumber kepada satu
Dalam proses komunikasi akan
penerima atau lebih, dengan maksud
dimulai dengan ide yang dapat
untuk mengubah tingkah laku mereka.”
diterima dan dimengerti secara
Menurut Rosady Ruslan (2006 : 89)
sempurna dan pengirim harus
komunikasi adalah kita melakukan
memperhatikan beberapa hal seperi
komunikasi dimana saja merupakan satu
subjek (apa yang akan disampaikan),
system, adanya sumber, mempengaruhi
maksud (tujuan), audiens, gaya
pihak lain yang bertujuan untuk
personal dan latar belakang budaya.
memanipulasi symbol-symbol
3. Tahap pengirim menyampaikan pesan
alternative dan dapat ditranmisikan
Ide yang telah diubah menjadi pesan
melalui suatu saluran mengontak
akan disampaikan melalui saluran
sasarannya.
komunikasi. Saluran komunikasi yang
Sebelum komunikasi dapat terjadi
digunakan akan mempengaruhi
dibutuhkan suatu tujuan yang terekspresi
efektivitas penyampaian pesan
sebagai pesan untuk disampaikan.
4. Tahap penerima menerima pesan
Gambar 1.
Komunikasi antara seseorang dengan
Proses Komunikasi menurut Bovee
orang lain akan terjadi bila pengirim
dan Thill
mengirimkan pesan dan penerima
menerima pesan tersebut. Komunikasi
baru bisa terjalin apabila si penerima
memahami isi dari pesan tersebut.
5. Tahap penerima menafsirkan pesan.
Setelah menerima pesan maka
penerima akan menafsirkan pesan
yang diterimanya. Pesan tersebut
haruslah mudah dimengerti dan
tersimpan di dalam benak pikiran si
penerima pesan. Selanjutnya pesan
Sumber: Komunikasi Bisnis, menurut Djoko
Purwanto, 2006, Hal. 12 baru bisa ditafsirkan secara benar bila
Jurnal Ilmiah Methonomi Vol. 3 No. 2 (Juli – Desember 2017) 53
si penerima pesan memahami pesan orang. Menurut Sugiyono (2009: 81),
sesuai dengan yang dimaksudkan sampel adalah “bagian dari jumlah dan
pengirim. karakteristik yang dimiliki oleh populasi
6. Tahap penerima member tanggapan tersebut.” Untuk menentukan ukuran
dan umpan balik kepada pengirim. sampel dapat digunakan rumus slovin
Umpan balik (feedback) merupakan (Umar, 2008:78)
penghubung terakhir dalam
komunkasi. Umpan merupakan ( )
tanggapan penerima pesan yang n = 65,3 dibulatkan menjadi 65
memungkinkan pengirim untuk
menilai efektivitas suatu pesan Metode Analisis Data
Kerangka Berpikir Metode analisis linear sederhana
Gambar 2. dilakukan untuk mengetahui seberapa
Kerangka Berpikir besar pengaruh Human Relation sebagai
Human Relation
variabel bebas terhadap Kinerja sebagai
Kinerja Karyawan
(X) (Y) variabel terikat. Adapun persamaan
regresinya sebagai berikut :
Hipotesis Y=a+bX+e
Adapun hipotesa yang dikemukakan Keterangan :
untuk menjawab permasalahan tersebut Y = Kinerja Karyawan
di atas adalah “Hubungan antar X = Human Relation
karyawan (human relation) akan b = koefisien regresi
mempengaruhi kinerja karyawan pada e = error
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Medan”
Hasil Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN Hasil Analisis Deskriptif
Lokasi Penelitian Distribusi Responden berdasarkan
Dalam melakukan penelitian ini, jawaban pernyataan tentang Human
lokasi yang dipilih sebagai objek Relation Pada PT. Perkebunan Nusantara
penelitan adalah PT. Perkebunan III (Persero) Medanyang diperoleh dari
Nusantara III (Persero) Medan di Jalan 65 orang yaitu:
Sei Batanghari No.2 Medan. 1) Pada pernyataan yang pertama ”
Hubungan terhadap sesama
Populasi dan Sampel karyawan sudah berjalan dengan
Berdasarkan hasil pra penelitian yang baik”, diketahui dari 65 responden, 9
dihasilkan oleh peneliti selama 5 hari responden (13,8%) adalah sangat
terhitung Senin, 2 Februari – 6 Februari setuju, 11 responden (16,9%)
2015 di PT. Perkebunan Nusantara III menyatakan setuju, 28 responden
(Persero) Medan diperoleh data (43,1%) menyatakan kurang setuju,
karyawan yang bekerja sebanyak 189 11 responden (16,9%) menyatakan
54 Jurnal Ilmiah Methonomi Vol. 3 No. 2 (Juli – Desember 2017)
tidak setuju, dan 6 responden (9,2%) 5) Pada pernyataan yang kelima “Para
menyatakan sangat tidak setuju. karyawan selalu semangat dalam
2) Pada pernyataan yang kedua ”Para bekerja”, diketahui dari 65
karyawan PT. Perkebunan Nusantara responden, 13 responden (20%)
III (Persero) Medan selalu menyatakan sangat setuju, 19
berhubungan secara harmonis responden (29,2%) menyatakan
dengan sesama karyawan”, diketahui setuju, 16 responden (24,6%)
dari 65 responden, 21 responden menyatakan kurang setuju, 3
(32,3%) menyatakan sangat setuju, responden (4,6%) menyatakan tidak
14 responden (21,5%) menyatakan setuju, 14 responden (21,5%)
setuju, 14 responden (21,5%) menyatakan sangat tidak setuju.
menyatakan kurang setuju, 2 6) Pada pernyataan yang keenam
responden (3,1%) menyatakan tidak “Karyawan selalu bisa menguasai
setuju, dan 15 responden (23,1%) pekerjaannya”, diketahui dari 65
menyatakan sangat tidak setuju. responden, 13 responden (20%)
3) Pada pernyataan yang ketiga ” Para menyatakan sangat setuju, 25
karyawa PT. Perkebunan Nusantara responden (38,5%) menyatakan
III (Persero) Medan Saling setuju, 11 responden (16,9%)
mengingatkan sesama rekan kerja” menyatakan kurang setuju, 4
diketahui dari 65 responden, 14 responden (6,2%) menyatakan tidak
responden (21,5%) menyatakan setuju, 12 responden (18,5%)
sangat setuju, 22 responden (33,8%) menyatakan sangat tidak setuju.
menyatakan setuju, 13 responden 7) Pada pernyataan yang ketujuh
(20%) menyatakan kurang setuju, 3 “Mempunyai keandalan dalam
responden (4.6%) menyatakan tidak bekerja”, diketahui dari 65
setuju, dan sisanya 13 responden responden, 20 responden (30,8%)
(20%) menyatakan sangat tidak menyatakan sangat setuju, 17
setuju. responden (26,2%) menyatakan
4) Pada pernyataan yang keempat “PT. setuju, 13 responden (20%)
Perkebunan Nusantara III (Persero) menyatakan kurang setuju, 12
Medan selalu menciptakan responden (18,5%) menyatakan tidak
komunikasi yang baik antara sesama setuju, 3 responden (4,6%)
karyawan”, diketahui dari 65 menyatakan sangat tidak setuju.
responden tersebut, 17 responden 8) Pada pernyataan yang kedelapan
(26,2%) menyatakan sangat setuju, “Anda merasa komunikasi yang baik
21 responden (32,3%) menyatakan dapat mempermudah pekerjaan”,
setuju, 12 responden (18,5%) diketahui dari 65 responden, 18
menyatakan kurang setuju, 13 responden (27,7%) menyatakan
responden (20%) menyatakan tidak sangat setuju, 21 responden (32,3%)
setuju, 2 responden (3,1%) menyatakan setuju, 20 responden
menyatakan sangat tidak setuju. (30,8%) menyatakan kurang setuju, 3
Jurnal Ilmiah Methonomi Vol. 3 No. 2 (Juli – Desember 2017) 55
responden (4,6%) menyatakan tidak yang tinggi terhadap pekerjaan”,
setuju, 3 responden (4,6%) diketahui dari 65 responden, 59
menyatakan sangat tidak setuju. responden (90,8%) adalah dengan
9) Pada pernyataan yang kelima jawaban ya, dan 6 responden (9,2%)
“Pegawai mudah memberikan ide- dengan jawaban tidak.
ide kepada atasan”, diketahui dari 65 3) Pada pernyataan yang ketiga” Setiap
responden, 28 responden (43,1%) ada permasalahan, pemecahannya
menyatakan sangat setuju, 12 didiskusikan oleh pimpinan sehingga
responden (18,5%) menyatakan ada rasa tanggung jawab bersama”,
setuju, 9 responden (13,8%) diketahui dari 65 responden, 54
menyatakan kurang setuju, 15 responden (83,1%) adalah dengan
responden (23,1%) menyatakan tidak jawaban ya, dan 11 responden
setuju, 1 responden (1,5%) (16,9%) dengan jawaban tidak.
menyatakan sangat tidak setuju 4) Pada pernyataan yang keempat”
10) Pada pernyataan yang sepuluh Karir karyawan selalu mendapat
“Situasi lingkungan kerja cukup baik perhatian pimpinan dan peningkatan
dan menyenangkan”, diketahui dari karir berdasarkan kenyataan dan
65 responden, 24 responden (36,9%) kemampuan karyawan”, diketahui
menyatakan sangat setuju, 17 dari 65 responden, 59 responden
responden (26,2%) menyatakan (90,8%) adalah dengan jawaban ya,
setuju, 9 responden (13,8%) dan 6 responden (9,2%) dengan
menyatakan kurang setuju, 9 jawaban tidak.
responden (13,8%) menyatakan tidak
Uji Validitas
setuju, 6 responden (9,2%)
Tabel 1.
menyatakan sangat tidak setuju.
Item Total Statistics (X1)
Distribusi Responden berdasarkan Scale Scale Cronbach's
Mean if Variance Corrected Alpha if
jawaban pernyataan tentang Kinerja Item if Item Item-Total Item
Pada PT. Perkebunan Nusantara III Deleted Deleted Correlation Deleted
Human Relation (X)
(Persero) Medanyang diperoleh dari 65
VAR00001 29.0000 47.579 .603 .893
orang yaitu: VAR00002 28.7000 42.642 .792 .880
1) Pada pernyataan yang pertama ” VAR00003 28.7500 49.882 .476 .900
VAR00004 28.6500 45.503 .763 .883
Penghargaan bagi karyawan yang VAR00005 28.8000 46.484 .659 .889
berpretasi dan sangsi bagi yang tidak VAR00006 28.3000 47.168 .624 .892
VAR00007 28.4000 44.674 .711 .886
berpretasi”, diketahui dari 65 VAR00008 28.2500 45.039 .604 .894
responden, 61 responden (93,8%) VAR00009 27.9500 43.945 .737 .884
VAR00010 28.5000 46.684 .544 .897
adalah dengan jawaban ya, dan 4 Kinerja (Y)
responden (6,2%) dengan jawaban VAR00001 2.4500 1.103 .609 .874
VAR00002 2.4500 .997 .497 .807
tidak. VAR00003 2.6000 .568 .943 .556
2) Pada pernyataan yang kedua” VAR00004 2.5500 .682 .808 .649
Mempunyai rasa tanggung jawab Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

56 Jurnal Ilmiah Methonomi Vol. 3 No. 2 (Juli – Desember 2017)


Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut dapat diagonal, artinya model regresi sudah
dilihat bahwa dari 10 (sepuluh) butir memenuhi asumsi normalitas.
pernyataan untuk human relation (X1)
Uji Heteroskeditas
dan 4 (empat) pernyataan untuk kinerja Uji Heteroskedastisitas dapat
yang dibuat dalam kuesioner, semua dilakukan dengan mengamati diagram
pernyataan valid karena rhitung> rtabel atau pancar (Scatter plot) residual.
nilai Corrected Item-Total Correlation
diatas 0,244 Gambar 4.
Hasil Uji Reliabilitas Scatterplot
Tabel 2.
Reliability Statistics
Cronbach's
Variabel Keterangan
Alpha
Human Relation (X1) 0,900 Reliabel
Kinerja (Y) 0,804 Reliabel
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Tabel 2. menunjukan bahwa nilai
ralpha human relation (0,900), nilai ralpa
dan nilai ralpha kinerja (0,804) lebih besar
dibandingkan dengan nilai rtabel = 0,444 Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
maka dapat disimpulkan bahwa seluruh Berdasarkan grafik terlihat bahwa
pernyataan tersebut adalah reliabel. titik-titiknya menyebar secara merata.
Uji Asumsi Klasik Hal ini berarti tidak terjadi
Uji Normalitas heterokedastisitas pada model regresi,
Gambar 3. sehingga model regresi layak dipakai
Normal P-Plot of Regression untuk memprediksi kinerja berdasarkan
Standardized Residual masukan variabel bebasnya.
Hasil Uji t dan Persamaan pada
Model Regresi
Uji hipotesis dilakukan dengan uji t
untuk mengetahui pengaruh variabel
bebas (human relation (X1) terhadap
variabel terikat Y (kinerja (Y)) dengan
hasil sebagai berikut :

Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (data


diolah)
Dari grafik di atas menunjukkan
bahwa titik-titik menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis
Jurnal Ilmiah Methonomi Vol. 3 No. 2 (Juli – Desember 2017) 57
Tabel 3. Tabel 4. memperlihatkan bahwa nilai
Hasil Uji t Fhitung= 5.652 dengan signifikansi (p-
Unstandar Standard value) = 0.020. Selain dengan melihat
Coeff Coeff nilai Sig. Uji F dapat dilakukan dengan
Std. membandingkan Fhitung dengan Ftabel, jika
Model B Error Beta t Sig.
Fhitung > Ftabel maka terdapat pengaruh
(Constant) 1.659 .110 15.073 .000 secara bersama-sama terhadap
Human produktivitas kerja, jika Fhitung< Ftabel
.104 .044 .287 2.377 .020
relation maka kesimpulan sebaliknya.
a. Dependent Nilai Fhitung pada Tabel 3 adalah 5.652
Variable: Kinerja
sedangkan nilai Ftabel dengan ketentuan
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (diolah)
tingkat keyakinan 95%, alpha = 5% df 1
Tabel 3. memperlihatkan bahwa thitung
(jumlah variabel-1) = 1 dan df1 (n-k-1) =
(human relation) = 2.377 dengan
65-1-1 = 63 (n adalah jumlah kasus dan
signifikansi (p-value) = 0.020. Jika
k adalah jumlah variabel independen),
dibandingkan dengan ttabel = 1.669 (yang
hasil diperoleh untuk Ftabel sebesar 3.993
diperoleh dari N = 65) dan sig- = 0.05, (rumus Excel tabel F = fivn(0.05,1,63),
dapat disimpulkan bahwa thitung human sehingga dapat disimpulkan Fhitung> Ftabel
relation (2.377) > ttabel (1.669) sedangkan (5.652 > 3.993)
untuk p-value human relation (0.020) < Karena Fhitung > dari Ftabel (5.652 >
0.05. 3.993), maka Ho di tolak dimana secara
Hasil analisis ini memenuhi bersama-sama human relation
persyaratan uji pengaruh dimana jika berpengaruh signifikan terhadap kinerja
thitung > ttabel maka Ho ditolak, dengan pada PT. Perkebunan Nusantara III
demikian dapat disimpulkan bahwa (Persero) Medan.
variabel bebas X (human relation)
memiliki pengaruh signifikan terhadap Analisis Regresi Linier Sederhana
variabel terikat Y (kinerja). Persamaan regresi dapat disusun
sesuai dengan nilai koefisien hasil
Hasil Uji F perhitungan berikut :
Nilai F hitung diperoleh Tabel 5.
denganmenggunakan bantuan program Coefficientsa
SPSS versi 19.0 seperti terlihat pada
Standard
Tabel 4.
Unstand Coeff Coeff
Tabel 4.
Std.
Hasil Uji F
Model B Error Beta T Sig.
Model Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square (Constant) 1.659 .110 15.073 .000
Regression 4448 1 .448 5,652 ,020b
Human
Residual 4.998 63 .079 .104 .044 .287 2.377 .020
relation
Total 5.446 64 a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (diolah) Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (diolah)
58 Jurnal Ilmiah Methonomi Vol. 3 No. 2 (Juli – Desember 2017)
Persamaan regresinya sebagai berikut : relation, sedangkan 91,8% dipengaruhi
Y = 1.659 + 0,104X1 + e oleh faktor-faktor lain.
Berdasarkan output SPSS pada Tabel
5. pada kolom Unstandardized KESIMPULAN DAN SARAN
Coefficients, maka persamaan regresi Kesimpulan
yang di dapat sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil uji statistic
Y = 1.659 + 0,104X1 + e diketahui bahwa Fhitung > dari Ftabel
Artinya : (5.652 > 3.993). Karena Fhitung > dari
1. Nilai konstanta (a) sebesar 1.659 Ftabel (5.652 > 3.993), maka Ho di
artinya jika human relation (X) tolak dimana secara bersama-sama
bernilai 0, maka kinerja di PT. human relation (hubungan antar
Perkebunan Nusantara III (Persero) karyawan) sangat berpengaruh
Medan nilainya adalah 1.659. signifikan terhadap kinerja pada PT.
2. Nilai koefisien regresi variabel Perkebunan Nusantara III (Persero)
human relation (X) sebesar 0,104 Medan.
artinya jika variabel independen lain 2. Berdasarkan koefisien determinasi
nilainya tetap dan human relation (X) nilai R dalam penelitian ini adalah
mengalami kenaikan 1%, maka 0,082 yang berarti 8,2% kinerja
kinerja (Y) akan mengalami dipengaruhi oleh human relation,
penurunan sebesar 0.104. Koefisien sedangkan 91,8% kinerja PT.
bernilai negatif artinya terjadi Perkebunan Nusantara III (Persero)
hubungan positif antara human Medan dipengaruhi oleh faktor-faktor
relation dengan kinerja. lain.
Uji Determinasi R Saran
Dari hasil pengolahan data diperoleh Saran yang dapat dikemukakan oleh
nilai hubungan dari X terhadap Y seperti penulis adalah sebagai berikut :
terlihat pada Tabel 6. 1. Pimpinan PT. Perkebunan Nusantara
Tabel 6. III (Persero) Medan dapat lebih
Hasil Uji Determinasi R meningkatkan perhatiannya kepada
Std. Error
karyawan dalam bentuk teguran dan
R Adjusted of the Durbin- pujian terhadap prestasi karyawan
Model R Square R Square Estimate Watson serta melakukan peningkatan
1 .287a .082 .068 .28166 2.023 kesejahteraan sehingga karyawan
b. Dependent Variable: Kinerja akan merasa lebih semangat dalam
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 bekerja.
(diolah) 2. Para karyawan dapat lebih
Pada Tabel 6. menunjukkan bahwa mengembangkan komunikasi yang
koefisien determinasi (R Square) dalam harmonis dengan pimpinannya agar
penelitian ini adalah 0,082 yang berarti sikap segan dapat dihindarkan
8,2% kinerja dipengaruhi oleh human sehingga kegiatan human relation
berjalan dengan baik
Jurnal Ilmiah Methonomi Vol. 3 No. 2 (Juli – Desember 2017) 59
3. Sebaiknya perlu dilakukan penelitian Sumber Daya Manusia. Jakarta :
terhadap faktor-faktor lain yang Bumi Aksara.
memberikan pengaruh lebih besar Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset
terhadap kinerja karyawan sehingga untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta :
dapat diketahui faktor mana yang Erlangga
paling berpengaruh pada perusahaan. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009.
Manajemen Sumber Daya Manusia
DAFTAR PUSTAKA Perusahaan. Bandung : PT. Remaja
Abdullah, Ma‟ruf, 2014. Manajemen Rsodakarya
dan Evaluasi Kinerja Karyawan. Maier, Norman R.F. 1965. Psychology
Yogyakarta : Aswaja Pressindo in Industry. Boston : Houghtin
Amin, Widjaja, 2008. Dasar-Dasar Mifflin.
Relationship Management. Jakarta : Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi
Harvarindo Bisnis. Jakarta: Erlangga
A. Dale, Timpe, 2001. Seri Manajemen Rakhmat, Jalaludin. 2008. Psikology
Sumber Daya Manusia, Kinerja/ Komunikasi. Bandung : PT. Remaja
Performance. Jakarta : Elex Media Rosdakarya
Komputindo Ruslan, Rosady. 2006. Metode
Bangun, Wilson, 2012. Manajemen Penelitian Public Relation dan
Sumber Daya Manusia, Erlangga, Komunikasi. Jakarta : PT. Raja
Bandung. Grafindo Persada
Badriah, Mila, 2015. Manajemen Santoso. 2010. Teori-Teori Psikologgi
Sumber daya Manusia. Bandung : Sosial. Bandung : Refika Aditama
Pustaka Setia Siagian, Sondang. 1997. Manajemen
Bovee, Courtland L. dan Thill, John V. Sumber Daya Manusia. Jakarta :
(2007). Komunikasi Bisnis,Edisi Bumi Aksara
Kedelapan, Jilid 1, Indeks. Jakarta. Simamora. 2004. Manajemen Sumber
Cangara, Hafied. 2009. Pengantar Ilmu Daya Manusia. Edisi Ke-3. STIE
Komunikasi. PT Raja Grafindo YKPN. Yogyakarta.
Persada. Jakarta. Sugiyono, 2012. Metode Penelitian
Dwiyanto, Agus. 2002. Penilaian Bisnis. Alfabeta, Bandung
Kinerja Organisasi Pelayanan The Liang Gie. 2003. Unsur-unsur
Publik, UGM, Yogyakarta. dalam lingkungan fisik.
Effendy, Onong Uchjana. 2009. Human Wibowo, 2011. Manajemen perubahan
Relation and Public Relations. Edisi Ketiga. Jakarta : PT. Raja
Bandung: Mandar Maju Grafindo Persada.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan program SPSS,
Edisi Ketiga, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
Hasibuan, H. Malayu. 2007. Manajemen
60 Jurnal Ilmiah Methonomi Vol. 3 No. 2 (Juli – Desember 2017)

Anda mungkin juga menyukai