Abstract
The paper focuses on the impact of empathy-based leadership on employee well-being and
productivity. It emphasizes the importance of leadership in ensuring the welfare and
productivity of employees in an organization. The study utilizes qualitative and literature
review methods, analyzing reputable articles on empathy-based leadership and both
reputable and non-reputable articles from journals. The research aims to explore the role
of empathy in enhancing employee motivation, training, and skills, as well as its
contribution to effective communication, strong professional relationships, and inclusivity
within the organization. The paper highlights the significance of emotional intelligence in
understanding and addressing the needs and feelings of others, and how empathetic
leadership can contribute to the success and growth of a company or organization.
Keywords: Leadership, Empathy, Welfare, Employees, Productivity
Abstrak
Makalah ini berfokus pada dampak kepemimpinan berbasis empati terhadap kesejahteraan
dan produktivitas karyawan. Hal ini menekankan pentingnya kepemimpinan dalam
menjamin kesejahteraan dan produktivitas karyawan dalam suatu organisasi. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dan tinjauan pustaka. Penelitian ini bertujuan untuk
mengeksplorasi peran empati dalam meningkatkan motivasi, pelatihan, dan keterampilan
karyawan, serta kontribusinya terhadap komunikasi yang efektif, hubungan profesional
yang kuat, dan inklusivitas dalam organisasi. Makalah ini menyoroti pentingnya
kecerdasan emosional dalam memahami dan mengatasi kebutuhan dan perasaan orang
lain, dan bagaimana kepemimpinan yang berempati dapat berkontribusi terhadap
keberhasilan dan pertumbuhan perusahaan atau organisasi.
Keywords: Kepemimpinan,Empati,Kesejahteraaan,Karyawan,Produktivitas
PENDAHULUAN
1
Elsa Wulan Dari&Fika Agusta Sari
Pemimpin memiliki peran yang sangat penting bagi keberhasilan atau tidaknya suatu
perusahaan atau organisasi . Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bertanggung
jawab dari segala efek yang timbul dari tindakan yang diambilnya sebab,kelangsungan
perusahaan tergantung juga bagaimana seorang pemimpin menjalankan perusahaann
tersebut,baik dalam mengambil keputusan maupun kebijakan.Maka dari itu sebaiknya
pemimpin tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. Kelangsungan perusahaan
tergantung juga bagaimana seorang pemimpin menjalankan perusahaann tersebut,baik
dalam mengambil keputusan maupun kebijakan .Sifat empati sangat dibutuhkan pemimpin
demi kesejahteraan karyawan dan produktivitasnya(Tobing & Ratnaningsih, 2021)
2
Elsa Wulan Dari&Fika Agusta Sari
itu,peran seorang pemimpin saat ini sangatlah penting dalam menentukan baik atau
buruknya sebuah perusahaan/organisasi dimasa yang akan datang.Dalam sebuah
perusahaan pasti akan selalu ada tantangan dan hambatan yang harus dihadapi maka dari
itu kepemimpinan harus kuat dan visioner agar organisasi dapat terus bertahan dan
berkembang.
Sifat seorang pemimpin pasti berbeda-beda,tidak ada yang sama,baik dari segi watak
maupun latar belakangnya.Perbedaan watak dan latar belakng ini menjadikan para
pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda dalam mempengaruhi
kesejahteraan dan produktivitas para karyawannya,hal ini disebut dengan gaya
kepemimpinan.Gaya kepemimpinan juga dapat menentukan keberhasilan atau tidaknya
suatu organisasi.Hal ini sesuai dengan fakta lapangan karena gaya kepemimpinan
mempengaruhi kinerja para anggota, kepuasan kerja para anggota, motivasi kerja pegawai,
dan budaya organisasi(Wibowo, 2021)
Pada tahun 1999 Goleman mempublikasikan hasil penelitiannya yang mengemukakan
gaya kepemimpinan yang efektif yaitu: Gaya visionaer, gaya pembimbing, gaya afiliatif,
gaya demokratis, gaya penentu kecepatan, dan gaya memerintah. Empat dari enam gaya
ini yaitu visioner, pembimbing, afiliatif dan demokratis menciptakan sejenis resonansi
yang memajukan kinerja, sementara dua gaya lainnya yakni penentu kecepatan dan
memrintah meskipun berguna dalam situasi tertentu, sebaiknya diterapkan dengan hati-
hati.
Penentuan keenam gaya ini oleh Goleman merupakan hasil penelitian pada 3.871
eksekutif yang mendapat penilaian untuk beberapa faktor yang mempengaruhi iklim dan
kinerja organisasi. Uji cobanya dilakukan dengan melihat bagaimana iklim yang
diciptakan gaya kepemimpinan tertentu mempengaruhi keuangan, misalnya hasil
penjualan, pertumbuhan pendapatan, efisiensi dan kemampuan menghasilkan laba,
hasilnya menunjukkan bahwa pemimpin yang menggunakan gaya-gaya kepemimpinan
berdampak emosi positif jelas menghasilkan hasil keuangan yang lebih baik. Secara
ringkas gaya kepemimpinan tersebut dipaparkan sebagai berikut (Abdul Kadim Masaong,
2011: 171):
Kesejahteraan yaitu terpenuhinya aspek baik secara fisik, mental, emosional, hingga
kondisi finansial.Semua itu dapat terpenuhi jika seorang pemimpin memberikan gaji yang
layak,menerapkan jam kerja sesuai UU,memberikan reward terhadap pencapaian
karyawan ,memfasilitasi serta manjamin keselamtan karyawannya selama bekerja.
Dengan kata lain konsep sejahtera disini tidak hanya tentang ekonomi saja tapi juga harus
tentang kenyamanan para karyawannya dalam bekerja.Maka dari itu,dalam bekerja para
karyawan harus mampu mengontrol emosinya agar tidak membawa masalah pribadi
(seperti:masalah kelaurga,percintaan,pertemanan dll) ke tempat kerja .Sebab,semakin
sejahteranya seseorang maka makin baik pula kinerjanya.(Tri Rachmawan & Nita Aryani,
2020)
Produktivitas karyawan diartikan sebagai suatu perbandingan antara hasil yang dicapai
dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu. Seorang karyawan dapat dinilai
produktif jika dapat menghasilkan output yang lebih banyak dibandingkan dengan
3
Elsa Wulan Dari&Fika Agusta Sari
karyawan lain dalam satuan waktu yang sama.Atau jika karyawan tersebut dapat
menghasilkan output yang sama dengan memakai sumber daya yang lebih sedikit.Untuk
meningkatkan produktivitas kerja seseorang salah satu hal yang harus dilaksanakan adalah
dengan memberikan motivasi, pengawasan, dan pemberian reward atau punishment yang
adil
Faktanya, statistik menunjukkan bahwa empati menjadi bagian integral di tempat kerja
sebelum pandemi terjadi, namun dampaknya baru terlihat saat ini. Studi Empati di Tempat
Kerja tahun 2019 menunjukkan bahwa 90% karyawan percaya bahwa empati sangat
penting di tempat kerja, dan delapan dari sepuluh karyawan kemungkinan besar akan
meninggalkan perusahaan yang tidak memiliki empati.
Oleh karena itu, kesadaran di antara sebagian besar pemberi kerja adalah bahwa kasih
sayang dan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain adalah keterampilan
penting baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional kita. Empati di tempat kerja,
yang merupakan komponen penting dari kecerdasan emosional dan efektivitas
kepemimpinan, meningkatkan hubungan antarmanusia secara umum dan dapat
menghasilkan komunikasi yang lebih efektif dan hasil yang bermanfaat baik di tempat
kerja maupun di rumah. (Bangsa, 2023)
Empati, jika tidak diimbangi dengan baik, dapat menimbulkan tantangan dalam
pengambilan keputusan dan produktivitas. Mereka berpendapat bahwa pemimpin yang
terlalu berempati mungkin kesulitan membuat keputusan sulit yang memerlukan
objektivitas dan prioritas tujuan organisasi. Sifat ini dapat menimbulkan bias dan pilih
kasih.
4
Elsa Wulan Dari&Fika Agusta Sari
Dalam lingkungan yang sangat kompetitif atau serba cepat, empati yang berlebihan dapat
memperlambat proses pengambilan keputusan dan menghambat efisiensi.
Disiplin dalam bekerja juga sangat penting dalam sebuah perusahaan.Dengan adanya
disiplin membuat karyawan bekerja sesuai tujuan yang telah ditentukan.Secara efektif
mengerjakan pekerjaan tidak terlambat serta akurat, memberi hasil kinerja unggul. Tingkat
kepatuhan karyawan terhadap disiplin kerja juga memiliki dampak yang signifikan
terhadap kinerja mereka. (Putri Cahyaningsih et al., 2020)
Di zaman modern, motivasi kerja, dan disiplin menjadi penting sangat penting dalam
sebuah perusahaan (Mangkunegara, 2008).Peran pemimpin dalam membina komunikasi
yang harmonis dan pemberian arahan sangat menentukan tingkat kinerja karyawan.Jika
gaya kepemimpinannya tidak tepat akan memberikan pengaruh terhadap kedisilinan dan
motivasi kerja,yang membuat menurunnya kinerja pekerja(malas) dan akan berdampak
negative pada kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemimpin menumbuhkan rasa empati pada karyawan?
2. Bagaimana menerapkan gaya kepemimpinan yang dapat meningkatkan
produktivitas karyawan?
3. Bagaimana kepemi mpinan dapat mempengaruhi produktivitas karyawannya?
4. Apakah gaya kepemimpinan seseorang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku
bawahannya?
5. Apa saja yang mempengaruhi implemeentasi dalam menerapkan efektivitas
kepemimpinan?
METODE PENULISAN
Metode penulisan artikel ilmiah ini adalah dengan metode kualitatif dan studi literature
atau Library Research. menganalisis artikel-artikel ilmiah tentang “kepemimpinan
berbasis empati”yang bereputasi dan juga artikel ilmiah dari jurnal yang belum bereputasi.
Semua artikel ilmiah yang di ciptakan bersumber dari Mendeley dan Scholar Google.Yang
5
Elsa Wulan Dari&Fika Agusta Sari
menggunankan 200 jurnal,namun yang diteliti hanya 25 jurnal dengan rentang tahun
2018-2023.
Dalam penelitian kualitatif, kajian pustaka harus digunakan secara konsisten dengaasumsi-
asumsi metodologis. Artinya harus digunakan secara induktif sehingga tidak mengarahkan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Salah satu alasan utama untuk
melakukan penelitian kualitatif yaitu bahwa penelitian tersebut bersifat eksploratif, (Ali &
Limakrisna, 2013).
2 Kuailtatif 8 32%
6
Elsa Wulan Dari&Fika Agusta Sari
3 Kombinasi - -
Total 25 100%
1 Regresi Linier 4 16 %
2 Observasi 1 4%
4 SPSS 3 12%
5 SEM 3 12%
6 survey 1 4%
7 Cross sectional 2 8%
8 Studi kasus 1 4%
Total 25 100 %
No Variabel Jumlah
7
Elsa Wulan Dari&Fika Agusta Sari
1 Kepemimpinan 19
2 Organisasi 2
3 Komunikasi efektif 1
4 Kinerja 7
6 Komitmen organisasi 1
8 Kualitas 2
9 Komitmen afektif 1
10 Kepribadian proaktif 1
11 Kualitas hidup 1
12 Pendidikan 1
13 Motivasi 2
14 Disiplin Kerja 2
15 Pengambilan keputusan 1
16 Presepsi 1
17 Era generasi 1
8
Elsa Wulan Dari&Fika Agusta Sari
Seorang pemimpin harus memiliki karakter yang baik, mempunyai kapasitas dan
kapabilitas dalam memimpin sehingga bisa menciptakan kondisi yang efektif,
efisien dan produktif dan juga harus mampu menjadi teladan bagi paraa
karyawannya.jika sudah menjadi teladan,maka para karywannya akan mengikutu
semua intruksi dara para pemimpinnya untuk mencapai tujuan sebuah organisasi
tersebut(Ambarwati et al., 2018)
Maka dari itu seorang pemimpin harus memiliki komunikasi yang baik untuk
menjalin kerjasama, memahami dan memberi motivasi kepada orang lain dalam
suatu Tim.Pemimpin menggunakan kemampuan ini dalam memimpin Tim untuk
mendapatkan partisipasi dari bawahannya dan memberikan arahan dalam meraih
tujuan Tim. Pemimpin juga harus menghargai kinerja dan prestasi para
pegawainya dengan memberikan sistem reward yang layak dan adil agar
memuaskan dan meningkatkan kualaitas kehidupan kerja pegawainya(Tri
Rachmawan et al., 2020)
9
Elsa Wulan Dari&Fika Agusta Sari
REFERENCE
10
Elsa Wulan Dari&Fika Agusta Sari
Ambarwati, A., Raharjo, S. T., Diklat, B., Semarang, K., & Kepolisian, A.
(2018). Prinsip Kepemimpinan Character of A Leader pada Era Generasi
Milenial. In Philanthropy Journal of Psychology (Vol. 2). Online.
Bangsa, K. (2023). 5 1,2,5. 10, 90–106.
Indayanti, A. N., & Malik, A. (2023). Pengaruh Kepemimpinan Profetik
Terhadap Motivasi Kinerja di Institusi Perguruan Tinggi. 2(2), 113–125.
Julianto, B., Yunara, T., & Carnarez, A. (2021). FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI ORGANISASI PROFESSIONAL: KEPEMIMPINAN,
KOMUNIKASI EFEKTIF, KINERJA, DAN EFEKTIVITAS ORGANISASI
(SUATU KAJIAN STUDI LITERATURE REVIEW ILMU MANAJEMEN
TERAPAN). 2(5). https://doi.org/10.31933/jimt.v2i5
Kasmawati, Y. (n.d.). Kepemimpinan Kolaboratif : Sebuah Bentuk
Kepemimpinan Untuk Sekolah.
KEPALA SEKOLAH PEREMPUAN Sherly, K., & Betty Marlina
Sihombing, H. (2020). Universitas Dharmawangsa 529 (Vol. 14).
Permatasari, N. K. (2019). Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Dan
Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Guru Akuntansi Sekolah
Menengah Kejuruan Di Kabupaten Serang. Jurnal Riset Akuntansi
Tirtayasa, 4(2), 114–128. https://doi.org/10.48181/jratirtayasa.v4i2.5671
Putri Cahyaningsih, I., Widya Aprilia Elsani, N., Ilma Santi, A., & Jariyah
dan Fadillah Ahmad Nur, A. (2020). ~ 168 ~ PERAN KEPEMIMPINAN
WANITA DI ERA MODERN (Vol. 5, Issue 1).
Tobing, M. J. P., & Ratnaningsih, I. Z. (2021). Hubungan Antara Kecerdasan
Emosional Dengan Perilaku Kerja Inovatif Pada Penyiar Radio Kampus
Di Jakarta. Jurnal EMPATI, 10(1), 69–77.
https://doi.org/10.14710/empati.2021.30424
Tri Rachmawan, P., & Nita Aryani, D. (2020). Kepemimpinan Spiritual dan
Reward Terhadap Kinerja Pegawai Melalui Kualitas Kehidupan Kerja
Dan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervenin. Jurnal Ilmiah
Manajemen Dan Bisnis, 21(2), 136–148.
https://doi.org/10.30596/jimb.v21i2.5124
Tri Rachmawan, P., Nita Aryani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Malangkucecwara Jl Terusan Candi Kalasan, D., Malang, K., & Timur, J.
(2020). Kepemimpinan Spiritual dan Reward Terhadap Kinerja Pegawai
Melalui Kualitas Kehidupan Kerja Dan Kepuasan Kerja sebagai Variabel
Intervening Spiritual Leadership and Reward on Employee Performance
Through Quality Of Work Life and Job Satisfaction as Interv. Jurnal
Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, 21(2), 136–148.
https://doi.org/10.30596/jimb.v21i2.5124
11
Elsa Wulan Dari&Fika Agusta Sari
12