Anda di halaman 1dari 6

JURNAL MENTARI PUBLIKA

Volume 04, No 01 (2023)


e-ISSN: 2723-102X
Halaman : 71-77
Pengaruh Stres Kerja Terhapad Kinerja Perangkat Desa Di Kantor
Desa Labuhan Haji
1
nova Hari Santhi, 2yadin Amrullah
Institut Teknologi, Sosial Dan Kesehatan (Itskes) Muhammadiyah Selong
novaharisanthi@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriftip kuantitatif yaitu penelitin yang
mendeskripsikan tentang variabel penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang berjumlah 17 Pegawai. Sampel dalam
penelitian ini menggunakan sampel jenuh yaitu seluruh populasi dijadikan sampel.
Pengumpulan data menggunakan metode angket atau kuesioner. Metode angket atau
kuesioner dialakukan untuk mendapatan tanggapan responden mengenai variabel Stres Kerja
dan Kinerja Perangkat desa. Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini adalah menggunakan analisis Regresi Linier Sederhana yang terdapat dalam
program SPSS v. 19.Hasil penelitian ini adalah Stres Kerja secara signifikan tidak berpengaruh
terhadap Kinerja Perangkat desa dengan koefisien bertanda negatif, yang menjelaskan bahwa
terdapat hubungan yang Terbalik antara kedua variabel. Dengan Koefisien Regresi Variabel
Stres Kerja (X) sebesar -0,291 dengan nilai sig 0.139 menggambarkan bahwa Stres kerja
mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Kinerja Perangkat Desa (Hipotesis
Penelitian DITOLAK), artinya dengan semakin kecilnya nilai stress kerja maka kinerja
perangkat desa akan semakin meningkat. Stress kerja jika mampu dikelola dengan baik oleh
pimpinan maka akan menciptakan kinerja yang baik bagi pegawai di dalam organisasi itu.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu mengarahkan, mengayomi dan
membimbing pegawainya untuk dapat menghasilkan kinerja yang terbaik..
Kata Kunci : Stres Kerja, Kinerja Perangkat Desa.

PENDAHULUAN menyimpang) baik fisik, sosial, maupun


psikis.” Perilaku karayawan yang
Organisasi yang memiliki sumber daya menyimpang dalam bekerja merupaka salah
manusia yang efektif dan efisien akan satu bentuk stress kerja. Menurut Husien
membuat organisasi maju dan berkembang (2010:44), menyatakan bahwa: “Stres sebagai
pesat. Dalam rangka mencapai tujuan suatu kondisi ketegangan yang
perusahaan agar efektif dan efisien karyawan mempengaruhi emosi, proses berpikir dan
harus bekerja keras, Pekerjaan yang banyak kondisi seorang pekerja.” Stress kerja harus
dan berat dari atasan bisa menyebabkan ditangani dengan baik karena karyawan yang
stress kerja, apalagi belum selesai pekerjaan cenderung stress kerja akan merasakan
yang lama, tetapi ditambah lagi dengan frustasi, emosional dan merasa tidak nyaman
pekerjaan yang baru. dalam bekerja, sehingga dapat memicu
Menurut Triatna (2015:139), menyatakan adanya kegagalan dalam organisasi karena
bahwa : “Stres adalah suatu keadaan dapat mengganggu satu sama lain dalam
seseorang, di mana kondisi fisik dan/atau mengerjakan tugas. Menurut Veithzal
psikisnya terkena gangguan dari dalam atau (2014:724) : “Stres adalah suatu kondisi
luar dirinya sehingga mengakibatkan ketegangan yang menciptakan adanya
ketegangan dan menyebabkan munculnya ketidak seimbangan fisik dan psikis, yang
perilaku tidak biasa (yang dikategorikan

71
JURNAL MENTARI PUBLIKA
Volume 04, No 01 (2023)
e-ISSN: 2723-102X
Halaman : 71-77
mempengaruhi emosi, proses berfikir dan secara umum yang digunakan untuk sebagian
kondisi seorang karyawan. atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu
Stres merupakan salah satu faktor yang organisasi pada suatu periode dengan
penting, karena keseimbangan kehidupan referensi pada sejumlah standar seperti
kerja yang sehat dibutuhkan oleh karyawan biaya-biaya masa lalu atau yang
untuk mencapai kinerja yang optimal oleh diproyeksikan dengan dasar efisiensi,
karena itu, penting bagi perusahaan untuk pertanggungjawaban atau akuntabilitas
mengelola tingkat stress karyawan (Warni, manajemen dan sebagainya.”
2016). Stress adalah suatu kondisi dinamis Sumber daya manusia merupakan
dimana seorang individu diharapkan pada asset yang paling penting bagi organisasi
peluang, tuntutan, atau sumber daya yang dimana pada hakekatnya berfungsi sebagai
terkait dengan apa yang diharuskan oleh faktor penggerak bagi setiap kegiatan didalam
individu itu dan hasilnya dipandang tidak pasti organisasi. Untuk mencapai tujuan yang
dan penting, stress sendiri tidak mesti buruk diinginkan perlu adanya menejemen yang
meskipun biasanya dibahas dalam konteks baik terutama Sumber Daya Manusia, Karena
negatif stress juga memiliki nilai positif, dari Sumber Daya Manusia merupakan modal
sudut pandang organisasi manajemen utama dalam merencanakan, mengorganisir,
mungkin tidak peduli ketika karyawan mengarahkan serta menggerakkan faktor-
mengalami tingkat stress rendah hingga faktor yang ada dalam suatu organisasi.
menengah (Robbins & Judge, 2011). Stress Tapi kenyataannya sumber daya
juga merupakan kondisi yang menjadi manusia yang dimiliki oleh kantor desa
komponen yang berbeda termasuk tekanan labuhan haji masih tergolong sangat rendah
emosional, khawatir, dan hilangnya hal ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan
keterlibatan dalam melaksanakan tugas. pegawai yang sebagian besar masih lulusan
Stres kerja pada karyawan dapat SMA, hal ini sangat berpengaruh terhadap
berpengaruh pada kinerja perangkat Desa, tingkat pengetahuan dan keterampilan yang
kinerja perangkat Desa merupakan hal yang dimiliki oleh pegawai yang mampu menunjang
penting dalam pengembangan organisasi kinerja pegawai tersebut. Beban pekerjaan
Menurut Sutrisno (2010:172) : “Kinerja yang tinggi jika tidak diimbangi dengan tingkat
perangkat Desa adalah hasil kerja karyawan pendidikan yang tinggi akan mampu
dilihat pada aspek kualitas, kuantitas, waktu menyebabkan tidak efektif dan efisiensi dalam
kerja, dan kerja sama untuk mencapai tujuan bekerja sehingga mampu menciptakan stress
yang sudah ditetapkan oleh organisasi.” kerjapada pegawai. Berdasarkan uraian latar
Kinerja pegawai sangat berdampak pada belakang dan permasalahan yang dihadapi
keuntungan perusahaan. Karyawan yang oleh kantor desa labuhan haji sehingga saya
kinerjanya baik selalu akan dipertahankan. tertarik membuat judul penelitian yaitu
Menurut Mangkunegara (2017) “Pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja
mengemukakan bahwa: ”Kinerja adalah hasil Perangkat Desa di Kantor Desa Labuhan
kerja secara kualitas dan kuantitas yang Haji”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
dicapai oleh seorang pegawai dalam untuk mengetahui pengaruh Stres kerja
melaksanakan tugasnya sesuai dengan terhadap kinerja Perangkat Desa di kantor
tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Desa Labuhan Haji. Adapun indicator yang
perusahaan selalu menginginkan keuntungan, digunakan untuk mengukur stress kerja
penghematan, dan efisiensi untuk adalah; (1) Beban tugas yang terlalu berat, (2)
mempertahankan perusahaanya, tetapi dalam Desakan waktu, (3) Penyelia yang kurang
pencapaian tersebut perusahaan harus bisa baik, (4) Ketidak seimbangan antara
mengoptimalkan kinerja perangkat Desa. wewenang dan tanggung jawab, (5) Ketidak
Menurut Gaol (2014:589) mendefinisikan jelasan peranan karyawan dalam keseluruhan
bahwa : “Kinerja merupakan suatu istilah kegiatan organisasi (menurut Rivai, 2014).

73
JURNAL MENTARI PUBLIKA
Volume 04, No 01 (2023)
e-ISSN: 2723-102X
Halaman : 71-77
Sedangkan untuk mengukur indicator kinerja lebih dari satu variabel prediktor (variabel
pegawai menggunakan 4 indikator yaitu; (1) bebas) terhadap variabel terikat.
Kemampuan dalam menyelesaikan
pekerjaan, (2) Tanggung jawab terhadap HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
pekerjaan, (3) Kemampuan dalam bekerja
sama, (4) Keterampilan Kerja yang 1. Korelasi Sederhana
Profesional (Menurut Mangkunegara, 2019). Analisis ini digunakan untuk
mengetahui hubungan antar variabel
independen (X) terhadap variabel dependen
METODE PENELITIAN
(Y). Koefisien ini menunjukkan seberapa
Jenis penelitian yang digunakan dalam besar hubungan yang terjadi antara variabel
penelitian ini adalah kuantitatif, karena independen (X) terhadap variabel dependen
penelitian ini disajikan dengan angka-angka. (Y). nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai
Hal ini sesuai dengan pendapat (Suharsimi semakin mendekati 1 berarti hubungan yang
Arikunto, 2014) yang mengemukakan terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin
penelitian kuantitatif adalah pendekatan mendekati 0 maka hubungan yang terjadi
penelitian yang banyak dituntut semakin lemah.
menggunakan angka, mulai dari Dari hasil analisis regresi, lihat pada
pengumpulan data, penafsiran terhadap data output model summary dan disajikan pada
tersebut, serta penampilan hasilnya. tabel 1 sebagai berikut:
pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Populasi dalam penelitian ini adalah
keseluruhan pegawai di Kantor Desa Labuhan
Haji Lombok Timur yaitu sebanyak 17 orang Tabel 1
Sampel dalam penelitian yaitu menggunakan
keseluruhan populasi menjadi sampel atau Hasil Analisis Korelasi Sederhana
biasa disebut dengan sampel jenuh. Jadi
R R-Square
sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
pegawai Kantor Desa Labuhan Haji sebanyak 0,386 0,149
17 orang. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam peneliltian ini yaitu daftar Sumber: Data
pertanyaan/ kuesioner. Metode ini primer diolah
memberikan tanggung jawab kepada
responden untuk membaca dan memberi Berdasarkan tabel 1 di atas diperoleh
tanggapan atas pernyataan dari kuesioner angka R sebesar 0,386 atau (38,6%). Hal ini
dapat memberikan penjelasan mengenai menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang
tujuan survey dan pernyataan yang belum lemah antara stress kerja terhadap Kinerja
dijelaskan oleh responden. Pernyataan- Perangkat Desa.
pernyataan dalam kuesioner diukur dengan
menggunakan skala likert 1-5 untuk Berdasarkan tabel 1 di atas diperoleh
mendapatkan data yang bersifat interval dan angka R Square sebesar 0,149 atau (14,9%).
diberi skor atau nilai (Sugiono, 2012). Hal ini menunjukkan bahwa presentase
Teknik analisis data yang digunakan sumbangan pengaruh variabel independen
dalam penelitian ini adalah Regregi Linier (Stres Kerja) terhadap variabel dependen
Berganda. Analisis Regresi Linear Berganda (kinerja perangkat Desa) sebesar 14,9%. Atau
digunakan untuk mengukur pengaruh antara variasi variabel independen yang digunakan

74
JURNAL MENTARI PUBLIKA
Volume 04, No 01 (2023)
e-ISSN: 2723-102X
Halaman : 71-77
dalam model (Stres kerja) mampu artinya dengan semakin tingginya tingkat
menjelaskan sebesar 14.9% variasi variabel stress kerja maka kinerja perangkat desa
dependen (kinerja perangkat Desa). akan semakin menurun.
Sedangkan sisanya sebesar 85,1% Uji hipotesis digunakan untuk
dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain mengetahui pengaruh dari Variabel
yang tidak dimasukkan dalam model Independen terhadap Variabel Dependen. Uji
penelitian ini. ini dilakukan dengan membandingkan nilai t-
hitung dengan nilai t-tabel. Nilai t-hitung dari
2. Pengujian Hipotesis hasil pengolahan data dengan program SPSS
Uji ini digunakan untuk mengetahui dapat dilihat pada Tabel 2 Hasil Uji t.
apakah dalam model regresi variabel Hipotesis Statistik yang diajukan untuk Uji t
independen (X) berpengaruh positif dan adalah:
signifikan terhadap variabel dependen (Y).
Dari hasil analisis regresi output dapat Ho : b1 = 0, variabel Stres Kerja tidak
disajikan pada tabel 2 sebagai berikut: berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja perangkat
Tabel 2 Desa
Hasil Uji t Ha : b1 ≠ 0 , variabel Stres kerja berpengaruh
secara signifikan terhadap
Standardi Kinerja perangkat desa
Unstandardi zed Untuk memperoleh nilai t-tabel, dapat
zed Coefficie dilihat pada tabel t, yaitu pada Degrees of
Coefficients nts Freedom (df) sebesar 16 (df residual pada
ANOVA) dan α = 5% (uji satu arah) maka nilai
Std. Si t-tabel sebesar 1,746. Dengan
Model B Error Beta T g. membandingkan nilai t-hitung dengan t-tabel
maka dapat disimpulkan: Variabel Stres Kerja,
1 (Const 41.3 8.6 .0 yaitu t-hitung < t-tabel atau -1,568 < 1,746
4.782
ant) 80 54 00 maka Ho diterima dan hipotesis penelitian
DITOLAK, artinya stress kerja mempunyai
Stres - pengaruh yang negatif dan tidak signifikan
- .1
kerja .186 -.386 1.5 terhadap kinerja perangkat desa pada kantor
.291 39
68 Desa Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur.
3. Interpretasi
Sumber: Data primer diolah Pada bab ini telah dilakukan analisis
data dan pengujian terhadap hipotesis
Berdasarkan Tabel 2 diatas, maka
penelitian yang telah diuraikan pada bab II.
dapat dibuat model regresi linier sederhana
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
dengan persamaan sebagai berikut:
hipotesis penelitian di tolak, akan tetapihasil
Y = 41.380 – 0,291 X + 0,186 dari uji reliabilitas dan validitas yang dilakukan
mendapatkan hasil yang baik pengujian juga
Nilai masing-masing koefisien regresi menunjukkan hasil yang tidak menyimpang.
Variabel Independen dari model regresi linier Hasil yang diperoleh dari uji hipotesis adalah
tersebut memberikan gambaran bahwa: sebagai berikut :
Koefisien Regresi Variabel Stres kerja (X)
sebesar -0,291 dengan nilai sig 0.139 Pengaruh Stres kerja terhadap kinerja
menggambarkan bahwa stress kerja perangkat Desa
mempunai pengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap kinerja perangkat Desa,

75
JURNAL MENTARI PUBLIKA
Volume 04, No 01 (2023)
e-ISSN: 2723-102X
Halaman : 71-77
Variabel stress kerja diukur manusia khususnya mengenai stress kerja,
menggunakan lima indikator yaitu, Beban dan kinerja karyawan. Hasil penelitian ini
tugas yang terlalu berat, Desakan waktu, secara praktis dapat menjadi salah satu
Penyelia yang kurang baik, Ketidak acuan bagi peneliti lainnya yang ingin meneliti
seimbangan antara wewenang dan tanggung mengenai stress kerja, dan kinerja karyawan.
jawab dan Ketidak jelasan peranan karyawan Secara teoritis penelitian ini juga memberikan
dalam keseluruhan kegiatan organisasi. Hasil pemahaman bahwa stress kerja secara nyata
penelitian ini membuktikan bahwa Stres kerja dapat mempengaruhi kinerja karyawan.
tidak berpengaruh positif dan signifikan Ketika stress kerja yang dirasakan karyawan
terhadap Kinerja Perangkat Desa pada kantor rendah maka dapat meningkatkan kepuasan
Desa labuhan Haji. Kondisi ini menunjukkan kerja, sehingga kinerja karyawan akan
bahwa kepala desa telah mampu mengelola semakin meningkat.
atau memanajamen stress kerja dengan baik
sehingga para perangkat desa dalam KESIMPULAN
menyelesaikan pekerjaan tidak pernah
merasakan stress yang terlalu berlebihan. Berdasarkan pokok permasalahan,
Hasil analisis Stress kerja pada penelitian ini tujuan penelitian, rumusan hipotesis, dan
berada pada tingkat stress kerja yang sedang pembahasan hasil penelitian, maka dapat
tidak terlalu rendah maupun tidak terlalu dikemukakan simpulan dari penelitian ini
tinggi. adalah sebagai berikut:
Pada dasarnya seorang pemimpin harus Stres Kerja secara signifikan tidak
mampu memanajemen organisasinya dengan berpengaruh terhadap KinerjaPerangkat desa
baik, mampu menciptakan hubungan yang dengan koefisien bertanda negatif, yang
harmonis dengan seluruh elemen yang ada menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang
pada organisasi tersebut. Ketika hubungan Terbalik antara kedua variabel. Dengan
yang harmonis sudah terjalin dalam suatu Koefisien Regresi Variabel Stres Kerja (X)
organisasi maka akan menciptakan iklim kerja sebesar -0,291 dengan nilai sig 0.139
yang baik, sehingga mampu mengurangi menggambarkan bahwa Stres kerja
stress kerja bagi pegawai itu sendiri. mempunyai pengaruh negatif dan tidak
Stress kerja jika mampu dikelola dengan signifikan terhadap Kinerja Perangkat Desa,
baik oleh pimpinan maka akan menciptakan artinya dengan semakin kecilnya nilai stress
kinerja yang baik bagi pegawai di dalam kerja maka kinerja perangkat desa akan
organisasi itu. Pemimpin yang baik adalah semakin meningkat. Stress kerja jika mampu
pemimpin yang mampu mengarahkan, dikelola dengan baik oleh pimpinan maka
mengayomi dan membimbing pegawainya akan menciptakan kinerja yang baik bagi
untuk dapat menghasilkan kinerja yang pegawai di dalam organisasi itu. Pemimpin
terbaik. yang baik adalah pemimpin yang mampu
mengarahkan, mengayomi dan membimbing
Hasil penelitian ini tidak relevan pegawainya untuk dapat menghasilkan kinerja
dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh yang terbaik.
Aisyah Mawar Rahayu (2020), Penelitian
yang dilakukan oleh Rachel Natalya
Massi,dkk (2018), Penelitian yang dilakukan DAFTAR PUSTAKA
oleh Cristine Julvia (2016). Kondisi ini dimana
dengan semakin kecilnya stresk kerja maka A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. (2017).
akan semakin bagunya kinerja pegawai. Manajemen Sumber Daya Manusia
Implikasi teoritis dari hasil penelitian ini Perusahaan, Bandung : Remaja
memberikan bukti pada pengembangan ilmu Rosdakarya
perilaku keorganisasian dan sumber daya

76
JURNAL MENTARI PUBLIKA
Volume 04, No 01 (2023)
e-ISSN: 2723-102X
Halaman : 71-77
Aisyah Mawar Rahayu. (2020). Pengaruh Umar, Husien. (2010). Desain Penelitian
Gaya Kepemimpinan dan Stres MSDM dan Perilaku Karyawan,
kerja terhadap Kinerja pegawai Jakarta: Rajawali Pers.
pada Bagian Redaksi PT Riau Pos
intermedia Pekan Baru.Skripsi Veithzal, Rivai. (2014). Manajemen Sumber
Jurusan manajemen Fakultas Daya Manusia Untuk Perusahaan
Ekonomi dan Ilmu social Universitas edisi ketiga, Jakarta: Rajawali Pers
Islam Negeri syarif Kasim Riau
Pekanbaru Warni, S. (2016). Mengelola Stress di
Tempat Kerja. Zahir Accounting.
Cristine Julvia. (2016). Pengaruh Stress Diambil dari
Kerja Dan Konflik Kerja Terhadap https://zahiraccounting.com/id/blog/me
Kinerja Pegawai. Jurnal Ilmiah ngelola-stress-di-tempat-kerja/
Manajemen Bisnis, vol 6 No 1.
Wijaya, Tony (2012). Uji Instrumen
Gaol, Jimmy L. (2014). A to Z Human Capital Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Lontar
Manajemen Sumber Daya Manusia, Mediatama.
Jakarta: PT. Gramedia.

Husein, Umar. (2010). Metode Penelitian


Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis
Edisi 11. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

I Wayan Bayu Sandiartha, dkk. (2020).


Pengaruh stres kerja terhadap
kinerja karyawan dimediasi oleh
kepuasan kerja karyawan koperasi
graha canti semawang-sanur. Jurnal
Manajemen, Vol. 9, No. 5, 2020 :
1899-1920

Rachel Natalya Massi,dkk. (2018). Pengaruh


Stres Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Pada Kantor Pengelola IT
Center Manado. Jurnal Administrasi
Bisnis, Vol 6 Nomor 2.

Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge.


(2011). Perilaku Organisasi Edisi ke-
12, Jakarta: Salemba Empat

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta

Triatna, Cepi. (2015). Perilaku Organisasi.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

77

Anda mungkin juga menyukai