Anda di halaman 1dari 4

Tugas Mata Kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

Dosen Pengampu : Agustina Widodo, S.Pd.,M.M

Resume Jurnal Ilmiah


Nama : Sub’khan Murtadho
NIM/Sem. : 21010091/Genap Tahun Ajaran 2022/2023
Jurusan : Manajemen FEB UYR Rembang
Tanggal : 17 Maret 2023

Judul : “Peran Bank Indonesia dalam Menstabilkan Perekonomian dan Jumlah Uang
Beredar Melalui Kebijakan Moneter”
Penulis : Yunan Hendra Permana, Nur’aeni, Setiawan
Penerbit : Jurnal dimamu Vol, 1 No. 2 April 2022 (Hal. 231-240)

Tugas utama dari Bank Indonesia (BI) adalah melindungi stabilitas sistem keuangan dan
moneter nasional, di mana stabilitas keuangan dan moneter merupakan 2 hal yang tidak bisa
terpisahkan antara satu dengan lainnya.
“Sistem Keuangan adalah suatu kesatuan yang terdiri atas lembaga jasa keuangan, pasar
keuangan, dan infrastruktur keuangan, termasuk sistem pembayaran, yang berinteraksi dalam
memfasilitasi pengumpulan dana masyarakat dan pengalokasiannya untuk mendukung
aktivitas perekonomian nasional, serta korporasi dan rumah tangga yang terhubung dengan
lembaga jasa keuangan, sedangngkan kebijakan moneter adalah kebijakan yang mengacu
pada kontrol bank sentral terhadap jumlah uang beredar dan peredaran uang, dengan tujuan
mencapai keseimbangan domestik (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,
pembangunan yang merata) dan keseimbangan eksternal (neraca pembayaran).”

Bank Indonesia mempunyai kewenangan untuk melaksanakan kebijakan moneter melalui


penetapan jumlah uang yang beredar dengan tujuan untuk menjaga inflasi sebagaimana angka
yang telah ditetapkan oleh pemerintah, adapun dalam pelaksanaannya BI melakukan
pembedahan pasar terbuka di pasar uang (baik dalam wujud rupiah maupun valuta asing),
menetapkan tingkat diskonto serta penetapan cadangan minimum dan pengaturan kredit serta
pembayaran.

Pertumbuhan ekonomi menggambarkan perkembangan income masyarakat dalam masa


tertentu yang dapat dilihat dari angka Produk Domestik Bruto (PDB), di mana dalam masa
2016-2020 angkanya sangat fluktuatif sebagaimana tabel berikut :
Tahun Pertumbuhan M1 % M2 %
Ekonomi (Dlm Milyar Rp) (Dlm Milyar Rp)
2016 5,02 1.237.643 - 5.004.977 -
2017 5,07 1.390.807 12,38% 5.419.165 8,28%
2018 5,17 1.457.150 4,77% 5.760.046 6,29%
2019 5,02 1.565.358 7,43% 6.136.552 6,54%
2020 2,97 1.855.625 18,54% 6.900.049 12,44%
“dalam arti sempit (M1), uang memiliki pengertian sebagai seluruh uang kartal dan uang giral
yang tersedia untuk digunakan oleh masyarakat, sehingga merupakan daya beli yang bisa
langsung digunakan untuk pembayaran, sedangkan dalam arti luas (M2) adalah uang dalam
arti sempit (M1) ditambah uang kuasi, dan surat berharga yang diterbitkan oleh sistem moneter
yang dimiliki sektor swasta domestik dengan sisa jangka waktu sampai dengan satu tahun.”

Halaman 1
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa, ketika terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi
(Tahun 2020 karena adanya Covid 19), akan tetapi angka uang yang beredar baik M1 maupun
M2 tidak mengalami perlambatan, sehingga hal tersebut dapat dibaca bahwa terjadi fluktuasi
laju pertumbuhan ekonomi dibandingkan dengan pertumbuhan uang yang beredar. Maka
akibatnya akan terjadi inflasi yang cukup besar, maka dalam hal ini diperlukan peran dari Bank
Indonesia untuk menstabilkan perekonomian.

Peran BI dalam menstabilkan perekonomian negara dilaksanakan melalui kebijakan moneter


yang sangat dipengaruhi oleh angka inflasi dan nilai tukar rupiah (terhadap US dollar), yang
dapat dilihat dari data di bawah ini :
Tahun Inflasi Nilai Tukar
2016 3,00% 13.473
2017 3,60% 13.555
2018 3,10% 14.390
2019 2,70% 13.866
2020 1,86% 14.050
Peran BI melalui Kebijakan moneter adalah mengatasi inflasi, yaitu dengan menggunakan
suku bunga acuan yang disebut dengan BI 7 Day Repo Rate (BI 7DRR), ketika inflasi sedang
naik maka BI akan menaikkan BI 7DRR, dan sebaliknya jika mengalami deflasi maka BI akan
menurunkan BI 7DRR.
Tujuan dari BI menaikkan suku bunga adalah untuk memperlambat aktivitas ekonomi, maka
dampaknya adalah terjadinya penurunan nilai saham dan obligasi sehingga mengurangi
investasi dan konsumsi, sedangkan tujuan dari BI menurunkan suku bunga ketika terjadi deflasi
adalah untuk meningkatkan permintaan kredit sehingga produksi industri dan konsumsi rumah
tangga meningkat.

Kemudian Kebijakan moneter BI dalam mengatasi nilai mata uang adalah dengan cara
melakukan Operasi Pasar Terbuka (OPT) dengan melakukan jual-beli surat berharga dari bank
umum berupa sertifikat BI, Surat Berharga Negara (SBN) dalam waktu jangka pendek, yaitu
melakukan OPT absorbsi dan OPT injeksi.
OPT absosrbsi bertujuan untuk menyerap kelebihan likuiditas, sedangkan sebaliknya OPT
injeksi bertujuan untuk menaikkan ketersediaan likuiditas.
OPT ini dilakukan secara reguler (berkala) dan non reguler (sewaktu-waktu)

Pada dasarnya, jumlah uang yang beredar di masyarakat dipengaruhi oleh campur tangan bank
sentral yang mengambarkan interaksi antara permintaan dan penawaran masyarakat di pasar
bebas, sehingga uang yang beredar dapat dikendalikan hingga tingkat tertentu.

Dalam melaksanakan perencanaan jumlah uang yang akan dicetak, BI selalu memperhatikan
tingkatan inflasi, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan teknologi, kebutuhan masyarakat
terhadap jumlah uang tertentu serta aspek lain yang mempengaruhi.
Apabila pendapatan masyarakat mengalami kenaikan, maka tingkat konsumsi juga akan
bertambah sehingga jumlah uang juga akan mengalami kenaikan, dan adakalanya terjadi situasi
ketika permintaan suatu barang sangat tinggi sehingga mengakibatkan permintaan juga
mengalami kenaikan, sehingga jumlah uangpun akan mengalami kenaikan, sehingga fungsi BI
dalam hal ini adalah untuk melakukan kontrol terhadap jumlah uang yang beredar untuk
melakukan transaksi konsumsi masyarakat.
Halaman 2
Adapun jenis uang yang ditawarkan oleh BI dibagi menjadi 2 jenis, yaitu uang yang beredar
berupa uang kertas dan logam, dan uang dalam peredaran berupa uang giral.

Berikut beberapa instrumen Kebijakan makroprudensial yang dilakukan oleh BI :


1. Counter Cyclical Buffer (CCB)
Merupakan salah satu instrumen kebijakan makroprudensial yang bertujuan mencegah
peningkatan risiko sistemik yang bersumber dari pertumbuhan kredit yang berlebihan.
Selain itu, CCB juga berfungsi untuk menyerap kerugian yang dihadapi perbankan melalui
pembentukan tambahan modal sebagai penyangga (buffer). Berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia (PBI) No.17/22/PBI/2015, Bank Indonesia melakukan evaluasi besaran dan
waktu pemberlakuan CCB paling kurang 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan.
2. Loan to Value atau Financing to Value (LTV/PTV)
Adalah angka yang digunakan pemberi pinjaman, untuk menentukan seberapa besar risiko
yang mereka ambil. LTV mengukur hubungan antara jumlah pinjaman dan nilai pasar dari
aset yang mengamankan pinjaman
3. Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM)
Cadangan likuiditas minimum dalam rupiah yang wajib dipelihara oleh bank konvensional
maupun syariah dalam bentuk surat berharga yang memenuhi persyaratan tertentu, yang
besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari Dewan
Pemeriksa Keuangan dalam rupiah
4. Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek (PLJP)
Merupakan pinjaman jangka pendek yang diberikan BI kepada bank yang mengalami
kesulitan likuiditas jangka pendek. Ini merupakan bentuk fungsi BI selaku lender of the
last resort.
5. Kebijakan diskonto
Adalah kebijakan bank sentral yang digunakan untuk menambah atau mengurangi jumlah
uang yang beredar di masyarakat, dengan menaik-turunkan suku bunga bank umum

Berikut adalah gambaran pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, jumlah uang yang beredar dan
kebijakan yang dikeluarkan BI dalam kurun 2016 sampai dengan 2020 :
Tahun Inflasi Nilai tukar Uang Beredar Kebijakan Moneter
2016 3,00% 13.473 5.004.977.000.000 - BI 7DRR (7,5% menjadi 4,75%)
- Giro wajib minimum
- Desain baru mata uang
- Financial Technology
2017 3,60% 13.555 5.419.165.000.000 - BI 7DRR (4,25%)
- Surat berharga
- Kebijakan nilai tukar
2018 3,10% 14.390 5.760.046.000.000 - BI 7DRR (4,50%)
- LTV dan FFTV
- Pengembangan UMKM
2019 2,70% 13.866 6.136.552.000.000 - BI 7DRR (4,75%)
- Makroprudensial
2020 1,86% 14.050 6.900.049.000.000 - BI 7DRR (3,75%)
- Nilai tukar
- Makroprudensial
- Suku bunga kredit

Halaman 3
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
1. Peran BI melalui kebijakan moneter adalah untuk menjaga stabilitas perekonomian yaitu
dengan menjaga angka Inflasi yaitu dilakukan dengan cara menetapkan suku bunga acuan
dengan istilah BI 7DRR (Day Repo Rate) dan kebijakan pada nilai tukar dilakukan dengan
cara menggunakan Operasi Pasar Terbuka.
2. Peran BI dalam hal kebijakan moneter yang dikeluarkan untuk menjaga stabilitas
permintaan jumlah uang yang beredar dilakukan dengan cara menggunakan Kebijakan
makroprudensial antara lain melalui instrument Countercyclical Buffer (CCB), Loan To
Value atau Financing To Value (LTV/FTV), penyangga likuiditas makroprudensial dan
Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek (PLJP) sedangkan kebijakan dalam hal menjaga
penawaran uang dilakukan dengan menggunakan kebijakan diskonto.
3. Hubungan Pertumbuhan ekonomi dengan jumlah uang yang beredar dapat diukur dengan
melakukan perbandingan terhadap laju pertumbuhan pada periode sekarang dibanding
dengan periode sebelumnya, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari faktor
tingkat uang yang beredar.

---00---

Halaman 4

Anda mungkin juga menyukai