Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO, BI RATE DAN NILAI TUKAR

TERHADAP JUMLAH UANG BEREDAR (M2)


DI INDONESIA TAHUN 2000-2020

Fajri Andika1), Anthony Mayes2), Rahmat Richard2)


1) Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Riau
2) Dosen Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Riau
Email : Fajridika32@gmail.com

The Influence Of Gross Domestic Products, BI RATE And Exchange Rate On


Money Supply (M2) In Indonesia Years 2000-2020

ABSTRACT

This study aims to determine how the influence of the Gross Domestic Product,
BI Rate, and Exchange Rate on the money supply (M2) in 2000-2020. This study uses
secondary data obtained from Bank Indonesia and the Indonesian Central Bureau of
Statistics with a time span of 2000 to 2020. In this study, using the Multiple Linear
Regression method to determine changes in the value of the dependent variable, namely
the amount of money in circulation (M2) which is influenced by independent variables,
namely Gross Domestic Product (GDP), BI Rate, and Exchange Rate with the eview
program 10. The results showed that the GDP variable had a positive and significant
effect on the money supply (M2) in 2000-2020. The BI Rate variable has a negative and
significant effect on the money supply (M2) in 2000-2020, while the exchange rate
variable has a positive and significant effect on the money supply (M2) in 2000-2020.

Keywords: Supply Money (M2), Gross Domestic Product, Interest Rates (BI Rate), and
Exchange Rates

PENDAHULUAN keseluruhan akan mengalami penurunan.


kondisi tersebut melatarbelakangi
Jumlah uang yang beredar di upaya-upaya yang dilakukan oleh
luar kendali dapat menimbulkan pemerintah atau otoritas-otoritas
berbagai pengaruh buruk bagi moneter dalam mengendalikan jumlah
perekonomian secara keseluruhan. uang beredar dalam perekonomian.
pengaruh yang buruk dan kurang Kegiatan mengendalikan jumlah uang
terkendalinya jumlah uang beredar beredar tersebut lazimnya disebut
antara lain dapat dilihat pada kurang Kebijakan moneter, yang pada dasarnya
terkendalinya perkembangan variabel- merupakan salah satu bagian integral
variabel ekonomi utama, yaitu tingkat dari Kebijakan ekonomi makro yang
produksi dan harga. Peningkatan jumlah ditempuh oleh otoritas moneter (Bank
uang beredar yang berlebihan dapat Indonesia, 2003: 62).
mendorong peningkatan harga Deregulasi dalam bidang
melebihi tingkat yang diharapkan keuangan, moneter dan perbankan di
sehingga dalam jangka panjang dapat Indonesia yang dimulai juni 1983
mengganggu pertumbuhan ekonomi. (Pakjun) dan kemudian dilanjutkan
Sebaliknya, apabila peningkatan jumlah dengan Kebijakan Pakto 1988 memberi
uang beredar rendah maka terjadi dampak pertumbuhan bank- bank baru
kelemahan ekonomi. Apabila hal ini dan kantor-kantor cabang melonjak
berlangsung terus menerus, tajam. Pada tahun 1987 jumlah bank
kemakmuran masyarakat secara umum tercatat 100 bank, meningkat

JOM FEB, Volume 8 Edisi 2 (Juli – Desember 2021) 1


menjadi 280 pada tahun 1992 dan 239 Tabel 1 Perkembangan Jumlah Uang
pada tahun 1996. Kemudahan dalam Beredar (M2) Di Indonesia Tahun
perluasan jaringan dan pendirian bank 2000-2020
baru mengakibatkan jumlah bank yang M2 Pertumbuhan
beroperasi semakin banyak, sehingga (Milyar (%)
Tahun Rupiah)
persaingan semakin ketat. Hal ini tidak 2000 747.028 -
mengakibatkan kinerja perbankan 2001 844.053 12,98
semakin baik. Banyak bank yang 2002 883.908 4,72
hanya mengejar target profit sementara, 2003 955.692 8,12
Semakin maju sektor moneter maka 2004 1.033.527 8,14
kecenderungan akan terdapat skala 2005 1.203.215 16,42
2006 1.382.074 14,86
ekonomi untuk permintaan uang karena
2007 1.643.203 18,89
ada banyak bentuk alternatif kekayaan 2008 1.883.851 14,65
yang ingin dipegang masyarakat, dimana 2009 2.141.384 13,67
pemegang bentuk kekayaan didasarkan 2010 2.471.205 15,40
pada keuntungan yang akan diperoleh. 2011 2.877.219 16,43
Dengan demikian ada pergeseran 2012 3.307.507 14,95
perilaku masyarakat dalam permintaan 2013 3.730.197 12,78
2014 4.173.326 11,88
uang. Terjadinya krisis pada tahun 1998 2015 4.546.743 8,95
di Indonesia menyebabkan pergeseran 2016 5.004.976 10,08
fungsi permintaan akan uang kas yang 2017 5.419.165 8,28
akan mempengaruhi efektivitas 2018 5.760.046 6,29
kebijakan moneter. Dengan kata lain 2019 6.136.552 6,54
permintaan uang menjadi tidak stabil 2020 6.900.049 12,44
(Anwar, 2016: 70). Sumber: Bank Indonesia (2020)
Krisis moneter telah banyak
berpengaruh terhadap perilaku Dari tabel 1 menunjukan bahwa
masyarakat dalam memegang uang. jumlah uang beredar (M2) di Indonesia
Perilaku ini semakin berubah ketika dari tahun 2000 – 2020 mengalami
kepercayaan masyarakat terhadap sistem peningkatan terus- menerus. Pada tahun
perbankan nasional mengalami 2001 jumlah uang beredar (M2)
penurunan. Penilaian masyarakat bahwa sebesar Rp.844.053 Milyar,
sistem perbankan nasional rentan mengalami peningkatan hingga tahun
terhadap dampak dari nilai tukar yang 2008 menjadi sebesar Rp.
telah menimbulkan fenomena flight to 1.895.839 Milyar atau meningkat lebih
currency dan flight to quality dalam dari dua kali lipat dalam 6 tahun.
sistem perbankan nasional. Untuk Sementara tahun 2009 jumlah uang
dapat memperkirakan kebutuhan beredar M2 sebesar Rp. 2.141.384
masyarakat akan uang, terlebih dahulu Milyar dan terus meningkat hingga
perlu dipahami berbagai teori tentang tahun 2014 sebesar Rp. 4.173.3276
demand for money yang menjelaskan Milyar atau meningkat hampir dua kali
faktor-faktor yang akan lipat. Peningkatan terbesar terjadi di
mempengaruhinya. Teori tersebut tahun 2011 sebesar 16,43 persen,
kemudian diaplikasikan ke dalam suatu pada tahun 2012 -2020 jumlah uang
persamaan yang mencerminkan beredar (M2) di Indonesia mengalami
hubungan-hubungan fungsional antara peningkatan sebesar Rp 3.307.507
permintaan masyarakat akan uang Milyar menjadi Rp 6.900.049 Milyar.
dengan berbagai variabel ekonomi Pertumbuhan jumlah uang beredar (M2)
lainnya (Pohan, 2008:28). tertinggi terjadi pada tahun 2007
sebesar 18,89 Persen, Jumlah uang
beredar dalam arti luas (M2) dianggap

JOM FEB, Volume 8 Edisi 2 (Juli – Desember 2021) 2


mencerminkan likuiditas perekonomian peredaran ditambah dengan uang giral
sehingga jumlahnya dalam yang dimiliki oleh perseorangan,
perekonomian perlu dikendalikan agar perusahaan, dan badan-badan
sasaran kebijakan moneter dapat bekerja pemerintah. Dalam pengertian luas uang
secara efektif. beredar meliputi: mata uang dalam
Adapun rumusan masalah peredaran, uang giral, dan uang kuasi.
dalam penelitian ini adalah : 1) Uang kuasi terdiri dari deposito
Bagaimana pengaruh Produk Domestik berjangka, tabungan, dan rekening
Bruto terhadap jumlah uang beredar valuta asing milik swasta domestik.
(M2) di Indonesia tahun 2000-2020 2) Uang beredar dalam pengertian luas
Bagaimana pengaruh BI Rate terhadap disebut juga sebagai likuiditas
jumlah uang beredar (M2) di Indonesia perekonomian atau M2 (Sukirno,
tahun 2000-2020 3) Bagaimana 2012:281).
pengaruh Nilai tukar terhadap jumlah
uang beredar (M2) di Indonesia tahun Faktor-faktor yang Mempengaruhi
2000-2020. Penawaran Uang
Adapun tujuan penelitian dalam Menurut Ambarini (2015:141)
penelitian ini adalah : 1) Untuk faktor-faktor yang mempengaruhi
mengetahui pengaruh Produk Domestik pengeseran kurva penawaran uang yaitu:
Bruto terhadap jumlah uang beredar 1. Tingkat Bunga
(M2) di Indonesia tahun 2000-2020 2) Merupakan faktor utama
Untuk mengetahui pengaruh BI Rate mempengaruhi jumlah uang beredar
terhadap jumlah uang beredar (M2) di dalam perekonomian, jika tingkat
Indonesia tahun 2000-2020 3) Untuk bunga terlalu tinggi, dunia usaha
mengetahui pengaruh Nilai tukar akan lesu.
terhadap jumlah uang beredar (M2) di 2. Tingkat Inflasi
Indonesia tahun 2000-2020. Inflasi yang tinggi dapat
melumpuhkan perekonomian, daya
TINJAUAN PUSTAKA beli masnyarakat menjadi rendah
dan perusahaan tidak dapat menjual
Penawaran Uang barang dan jasa yang
Penawaran uang secara umum ditawarkannya.
adalah jumlah uang yang ada (beredar) 3. Tingkat Produksi dan
dalam perekonomian pada suatu waktu Pendapatan Nasional
tertentu. Penawaran uang diartikan Bila produksi dan pendapatan
sempit dan luas. Arti penawaran uang nasional rendah, pemerintah akan
secara sempit adalah jumlah uang kartal memperbanyak jumlah uang
dan uang giral yang beredar pada waktu beredar. Dengan tujuan dunia
tertentu. Adapun arti penawaran uang perbankan dan dunia usaha (mealui
secara luas (M2) adaah jumlah uang peningkatan suku bunga dan
kartal, uang giral dan uang kuasi yang peningkatan harga)
beredar pada suatu waktu tertentu. Yang 4. Kondisi Kesehatan Dana
dimaksud uang kuasi adalah bentuk Perbankan
tabungan dan deposito berjangka Setiap bank diharuskan memiliki
(Hasoloan, 2014:115). cadangan uang yang cukup untuk
Pengertian uang beredar atau menjaga dana nasabah agar tetap
money supply perlu dibedakan pula aman. Bank Indonesia menetapkan
menjadi dua pengertian, yaitu pengertian tingkat cadangan tertentu yang
yang terbatas dan pengertian yang luas. sekaligus menjadi pengukur
Dalam pengertian yang terbatas uang kesehatan bank.
beredar adalah mata uang dalam

JOM FEB, Volume 8 Edisi 2 (Juli – Desember 2021) 3


5. Nilai Tukar Rupiah yaitu untuk membeli rumah, mebiayai
Jika nilai tukar rupiah menurun persekolahan (Sukirno, 2012:301).
pemerintah akan menurunkan Motif spekulasi, sesuai dengan
jumlah uang beredar, sehingga namanya motif dari memegang uang ini
sesuai dengan hukum keseimbangan adalah terutama untuk tujuan
permintaan dan penawaran. Tingkat memperoleh keuntungan yang bisa
bunga akan naik dan nilai rupiah diperoleh permintaan uang untuk
akan terangkat. kepentingan spekulasi ditentukan oleh
besarnya tingkat bunga dengan asumsi
Teori Permintaan Uang Keynes masyarakat mempunyai persepsi
Teori ini kemudian dikenal mengenai tingkat bunga normal, maka
dengan nama teori liquidity preference, permintaan uang untuk tujuan spekulasi
dalam teori ini Keynes membedakan 3 bergantung pada besarnya tingkat
motif untuk apa orang menahan uang. bunga relatif terhadap tingkat bunga
Berdasarkan “psychological law of normal, maka masyarakat berharap
consumers behavior” yaitu (Ambarini, tingkat bunga akan turun sehingga
2015:122): jumlah uang untuk tujuan spekulasi
a. Transaction motive (motif transaksi) kecil tetapi jumlah obligasi yang diminta
b. Precauntionary motive (motif besar. Sedangkan pada tingkat bunga
berjaga-jaga) rendah masyarakat mengharapkan bunga
c. Speculative motive (motif spekulasi) akan naik pada tingkat normal, maka
Motif Transaksi, memegang masyarakat lebih suka memegang dalam
uang untuk membayar transaksi bentuk uang kas karena pendapatan dari
merupakan tujuan memegang uang yang bunga yang rendah. Jadi ada korelasi
paling penting. Di dalam perekonomian yang negatif antara besarnya tingkat
modern dimana tingkat spesialisasinya bunga dengan permintaan uang untuk
tinggi, uang sangat penting peranannya spekulasi (Yuliadi, 2008:52-54).
untuk melancarkan kegiatan ekonomi
dan transaksi atau jual beli. Keadaan ini Produk Domestik Bruto
akan mendorong orang untuk melakukan Produk domestik bruto (PDB)
spesialisasi dalam pekerjaan yang sesuai dapatlah diartikan sebagai nilai barang-
dengan kemahirannya, dan barang dan jasa-jasa yang
memaksimumkan pendapatan dalam diproduksikan didalam negara tersebut
pekerjaan tersebut. Sebagian besar dari dalam satu tahun tertentu (Sukirno,
uang yang diterima dari pekerjaan 2012:34). Produk Domestik Bruto
tersebut akan digunakan untuk membeli (PDB) sering dianggap sebagai ukuran
kebutuhan seperti makanan, pakaian dan terbaik kinerja perekonomian, tujuan
pengeluaran lainnya (Sukirno, Produk Domestik Bruto (PDB) adalah
2012:300). meringkas aktivitas ekonomi dalam
Motif berjaga-jaga, disamping suatu nilai uang tertentu selama
untuk membiayai transaksi uang diminta periode waktu tertentu (Mankiw,
pula oleh masyarakat untuk menghadapi 2006:17). Produk domestik bruto (PDB)
keadaaan kesusahan atau masalah adalah total nilai pasar dari barang-
penting lain di masa depan. Motif barang akhir dan jasa-jasa yang
berjaga-jaga adalah permintaan uang dihasilkan di dalam suatu perekonomian
untuk menghadapi kesusahan seperti selama kurun waktu tertentu biasanya
apabila ada anggota keluarga yang sakit, 1 tahun (Nanga, 2005:274).
dan kehilangan pekerjaan. Di samping Produk Domestik Bruto (PDB)
itu uang digunakan untuk mewujudkan dibedakan menjadi dua yaitu: PDB riil
kesejahteraan keluarga yang lebih baik, yang mencerminkan nilai barang dan
jasanya yang diukur mengunakan harga

JOM FEB, Volume 8 Edisi 2 (Juli – Desember 2021) 4


konstan dan PDB nominal yang operasional kebijakan moneter
mencerminkan nilai barang dan jasa dicerminkan pada perkembangan tingkat
yang diukur dengan harga berlaku. PDB bunga pasar uang antar bank overnight
riil bervariasi dari tahun ke tahun hanya (PUAB O/N). Pergerakan PUAB ini
jika jumlah yang diproduksi berbeda. diharapkan akan diikuti oleh
Karena kemampuan masyarakat untuk perkembangan tingkat bunga deposito,
memenuhi kebutuhan ekonomi para dan pada gilirannya tingkat bunga
anggotanya sangat bergantung pada kredit perbankan (Ambarini,
jumlah barang dan jasa yang diproduksi, 2015:173).
maka PDB riil memberikan ukuran Suku bunga Indonesia terbagi
kemakmuran ekonomi yang lebih baik menjadi beberapa bagian salah satu
ketimbang PDB nominal (Mankiw, satunya yaitu suku bunga BI Rate, BI
2006:23). Rate adalah suku bunga kebijakan yang
mencerminkan sikap atau stance
Hubungan Produk Domestik Bruto kebijakan moneter yang ditetapkan oleh
terhadap Jumlah Uang Beredar (M2) bank Indonesia dan diumumkan kepada
Menurut teori demand for publik (Bank Indonesia, 2016).
money keynes bahwa orang memegang Ada Beberapa fungsi bunga
uang guna memenuhi dan melancarkan (Sumariyah, 2004:81) sebagai berikut:
transaksi-transaksi yang dilakukan, dan a. Sebagai daya tarik para
permintaan akan uang dari masyarakat penabung yang mempunyai dana
untuk tujuan ini dipengaruhi oleh lebih untuk diinvestasikan.
pendapatan nasional, semakin tinggi b. Suku bunga dapat digunakan
pendapatan nasional, semakin besar sebagai alat moneter dalam rangka
volume transaksi dan semakin besar mengendalikan penawaran dan
pula kebutuhan uang untuk memenuhi permintaan uang yang beredar
tujuan transaksi, jadi kenaikan dalam suatu perekonomian.
pendapatan nasional akan
mengakibatkan naiknya jumlah uang Teori Suku Bunga
beredar, sebaliknya penurunan 1. Teori Keynes (Liquidity
pendapatan nasional akan Preference)
mengakibatkan turunnya jumlah uang Menurut Keynes ada tiga motif
beredar (Boediono, 2014: 28). orang memegang uang yaitu motif
transaksi, motif berjaga-jaga dan motif
Suku Bunga BI Rate spekulasi. Tiga motif ini menimbulkan
Salah satu rujukan dalam permintaan akan uang (liquidity
penetuan tingkat bunga bagi bank- bank preference). Karena orang
umum adalah suku bunga acuan Bank menginginkan tetap liquid untuk ketiga
Indonesia atau BI Rate. BI Rate adalah motif tersebut. Keynes menekankan
tingkat bunga kebijakan yang hubungan langsung tingkat bunga yang
mencerminkan sikap atau stance harus dibayar dengan unsur permintaan
kebijakan moneter yang ditetapkan oleh uang untuk tujuan spekulasi. Permintaan
Bank Indonesia dan diumumkan kepada uang akan besar bila tingkat bunga
publik. BI Rate diumumkan oleh dewan rendah dan sebaliknya untuk spekulasi
gubernur Bank Indonesia setiap rapat di pasar surat berharga orang cenderung
dewan gubernur bulanan dan memegang uang tunai. Karena spekulasi
diimplementasikan pada operasi bisa menghasilkan keuntungan dan itu
moneter yang dilakukan Bank Indonesia timbul karena adanya ketidakpastian
melalui pengelolaan likuiditas di pasar akan tingkat bunga (harga obligasi) akan
uang untuk mencapai sasaran mendatang. Menurut Keynes uang bisa
operasional kebijakan moneter. Sasaran produktif hanya saja caranya berbeda

JOM FEB, Volume 8 Edisi 2 (Juli – Desember 2021) 5


dengan pandangan klasik. Apabila uang Nilai Tukar
tunai ada di tangan orang akan dapat Nilai tukar mata uang
berspekulasi dengan jalan membeli surat merupakan perbandingan nilai dua mata
berharga seperti deposito atau tabungan. uang yang berbeda-beda atau yang
Dengan kemungkinan memperoleh dikenal dengan sebutan kurs. Nilai tukar
keuntungan memperoleh bunga (dari didasari dua konsep, pertama, konsep
deposito atau tabungan) oleh karena ada nominal, merupakan konsep untuk
kemungkinan mendapat keuntungan mengukur perbedaan harga mata uang
inilah, apabila uang tersebut di yang menyatakan berapa jumlah mata
pinjamkan kepada seseorang maka uang suatu negara yang diperlukan
orang yang memperoleh pinjaman harus guna memperoleh sejumlah mata uang
membayar bunga (Widayatsari, dari negara lain. Kedua, konsep riil yang
2012:65). dipergunakan untuk mengukur daya
saing komoditi ekspor suatu negara di
Hubungan BI Rate terhadap pasaran internasional (Halwani,
Jumlah Uang Beredar (M2) 2005:157).
Menurut teori preferensi Selain itu, nilai tukar atau kurs
likuiditas bahwa tingkat bunga menunjukkan harga atau nilai mata
merupakan biaya oportunitas uang suatu negara yang dinyatakan
(opportunity cost) dari memegang uang dalam nilai mata uang negara lain.
yaitu biaya yang harus ditanggung Kurs valuta asing dapat juga
seseorang karena memegang sebagian didefinisikan sebagai jumlah uang
aset dalam bentuk uang, yang tidak domestik yang dibutuhkan, yaitu
menghasilkan bunga, bukannya dalam banyaknya rupiah yang dibutuhkan
bentuk deposito atau obligasi. Ketika untuk memperoleh satu unit uang asing.
tingkat bunga naik, orang- orang hanya Kurs valuta asing diantara dua negara
ingin memegang sedikit uang tunai kerap kali berbeda diantara satu masa
dengan memindahkan sebagian uangnya dengan masa lainnya (Sukirno,
dalam bentuk deposito dan obligasi yang 2013:397).
dapat menghasilkan bunga sehingga
akan meningkatkan jumlah uang beredar Hubungan Nilai Tukar terhadap
(M2) (Mankiw, 2006:286). Mekanisme Jumlah Uang Beredar (M2)
transmisi kebijakan moneter adalah suku Dalam capital mobility effect,
bunga BI Rate. Selanjutnya perubahan meningkatnya suku bunga luar negeri
suku bunga tersebut akan memberikan atau terdepresiasinya mata uang
pengaruh terhadap suku bunga deposito domestik akan meningkatkan tingkat
bank- bank umum yang ditawarkan pengembalian dari aset asing. Oleh
kepada masyarakat penabung dan pada karena itu, dampak peningkatan dari
suku bunga kredit yang dibebankan suku bunga luar negeri atau depresiasi
oleh bank kepada debiturnya. Suku dari mata uang domestik terhadap
bunga deposito sangat erat hubungannya penawaran uang akan negatif. Kondisi
dengan permintaan konsumsi (Income ini juga secara tidak langsung
effect) dan suku bunga kredit akan menunjukkan kaitan antara penawaran
mempengaruhi pembiayaan konsumsi uang dan nilai tukar riil, dimana
(substitution effect) dan investasi (cost hubungan keduanya juga negatif.
of capital). Perubahan suku bunga BI Hubungan negatif antara penawaran
Rate akan mempengaruhi tingkat uang dan nilai tukar merupakan bukti
investasi dan konsumsi yang akan dari adanya currency substitution (El-
berdampak kepada jumlah uang yang Shazly, 2016:135).
dipegang oleh masyarakat (Pohan,
2008:19-20).

JOM FEB, Volume 8 Edisi 2 (Juli – Desember 2021) 6


Kerangka Pemikiran (time series). Semua data didapat dari
Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia
Gambar 1 Kerangka Pemikiran (Bank Indonesia) dan Badan Pusat
Statistik.

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan melalui studi
kepustakaan (library search) yaitu
dengan cara mengumpulkan data yang
berasal dari berbagai literatur yang
berkaitan dengan masalah penelitian
baik dari sumber dokumen/buku-buku,
Hipotesis jurnal- jurnal, internet dan lain-lain yang
1. Diduga Produk Domestik Bruto berkaitan dengan produk domestik bruto
(PDB) berpengaruh terhadap jumlah (PDB), BI Rate dan nilai tukar dan
uang beredar (M2) tahun 2000- jumlah uang beredar (M2) berupa data
2020. tahunan tahun 2000-2020.
2. Diduga BI Rate berpengaruh
terhadap jumlah uang beredar (M2) Metode Analisis Data
tahun 2000-2020. Metode analisis yang dilakukan
3. Diduga Nilai Tukar Dolar Amerika dalam penelitian ini adalah analisis data
terhadap Rupiah berpengaruh kuantitatif yaitu data yang telah
terhadap jumlah uang beredar (M2) terkumpul ditabulasikan kembali akan
tahun 2000-2020 memberikan penjelasan angka-angka
hasil olahan komputerisasi dengan
METODOLOGI PENELITIAN bantuan program E-Views 10 dengan
model estimasi Analisis Regresi
Lokasi dan Waktu Penelitian Linier Berganda, untuk analisis
Lokasi penelitian ini dilakukan data digunakan data seri waktu
di Pekanbaru dengan menganalisis data (time series) selama periode 2000
Nasional, dalam penelitian ini penulis sampai dengan tahun 2020.
menganalisis pengaruh Produk Untuk mengetahui pengaruh dan
Domestik Bruto (PDB), suku bunga BI perubahan nilai dari variabel
Rate, dan Nilai Tukar Rupiah terhadap dependen yaitu jumlah uang
Dolar Amerika terhadap jumlah uang beredar (M2) di Indonesia tahun
beredar (M2) di Indonesia tahun 2000-2020. Formulasi dasar yang
2000-2020. Penelitian ini dilakukan digunakan adalah sebagai berikut.
pada bulan September tahun 2020 Persamaan Regresi penelitian ini:
dengan periode waktu penelitian Y = a + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + 𝑏3 𝑋3 + e
adalah 2000-2020. Dimana :
Y = jumlah uang beredar (M2)
Jenis dan Sumber Data a = konstanta
Jenis penelitian yang digunakan ß1-3 = koefisien regresi
adalah penelitian kuantitatif yang 𝑋1 = Jumlah nominal transaksi PDB
menyangkut nilai Produk Domestik 𝑋2 = Jumlah nominal transaksi BI
Bruto (PDB), BI Rate dan Nilai Tukar Rate
Rupiah dan jumlah uang beredar (M2) 𝑋3 = Jumlah nominal Nilai Tukar
tahun 2000-2020. Sumber data yang e = error
digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder yang berupa kurun waktu

JOM FEB, Volume 8 Edisi 2 (Juli – Desember 2021) 7


HASIL PENELITIAN uang beredar (M2) sebesar Rp
0,233775 Milyar atau sebesar Rp
Hasil peneilitian ini adalah hasil 233,775 Juta dengan asumsi variabel
dari pengumpulan data penelitian yang lain adalah konstan. Artinya setiap
menjadi dasar dalam menentukan peningkatan Produk Domestik
kesimpulan penelitian. Hasil penelitian Bruto (PDB) akan menaikkan
didapatkan dari pengolahan data pada jumlah uang beredar (M2) di
tabulasi data terkait variabel penelitian Indonesia tahun 2000-2020. Produk
ini. Hasil penelitian mengungkapkan Domestik Bruto (PDB) berpengaruh
data sebenarnya sebelum mengambil positif dan signifikan terhadap
kesimpulan dari data yang didapatkan. jumlah uang beredar (M2) di
Hasil penelitian ini diawali dengan uji Indonesia tahun 2000-2020. Ini
asumsi klasik dan diikuti dengan uji terlihat dari nilai signifikannya
statistik. 0,0002 lebih kecil dari 0,05
c. Koefisien regresi dari variable BI
Hasil Analisis Regresi Linear Rate (X2)
Berganda Nilai koefisien variabel BI Rate
(X2) sebesar -107293,6 artinya jika
Tabel 2. Hasil Regresi Berganda terjadi kenaikan BI Rate sebesar 1
persen, maka akan menurunkan
jumlah uang beredar (M2) sebesar
Rp 107293,6 Milyar dengan asumsi
variabel lain adalah konstan. Artinya
setiap peningkatan BI Rate akan
menurunkan jumlah uang beredar
(M2) di Indonesia tahun 2000-2020.
BI Rate berpengaruh negatif dan
Sumber: Data Olahan Eviews, 2021 signifikan terhadap jumlah uang
beredar (M2) di Indonesia tahun
Berdasarkan tabel 2 diatas maka 2000-2019. Ini terlihat dari nilai
diperoleh persamaan regresi linier signifikannya 0,0057 lebih kecil dari
berganda sebagai berikut: 0,05
M2 = a + 𝑏1 𝑋1+ 𝑏2 𝑋2 + 𝑏3 𝑋3 + e d. Koefisien regresi dari variable Nilai
M2 = -1846995+0.233775(PDB)- Tukar (X3)
107293.6(BR)+405.8068(NT) Nilai koefisien variabel nilai tukar
Dari hasil pengujian statistik terdapat dolar Amerika terhadap rupiah
hipotesis diperoleh hasil sebagai berikut: sebesar 405,8068 artinya jika terjadi
a. Nilai Konstanta kenaikan nilai tukar dolar Amerika
Nilai konstanta adalah - terhadap rupiah sebesar 1 dolar,
1846995 mempunyai arti bahwa maka akan meningkatkan jumlah
rata-rata kontribusi variabel lain uang beredar (M2) sebesar Rp
diluar model akan menurunkan 405,8068 Milyar dengan asumsi
jumlah uang beredar (M2) sebesar variabel lain adalah Uji Asumsi
Rp -1846995 Milyar. Klasik adalah suatu uji untuk
b. Koefisien regresi dari variable membuktikan model regresi linier
PDB (X1) Berdasarkan tabel 5.4 berganda dapat dikatakan baik.
dapat dilihat bahwa nilai koefisien Model dapat dikatakan baik,
variabel PDB (X1) sebesar apabila model tersebut memenuhi
0,233775, artinya jika terjadi asumsi bebas autokorelasi,
kenaikan Produk Domestik Bruto multikolinieritas, dan
(PDB) sebesar 1 milyar rupiah, heterokedastisitas.
maka akan meningkatkan jumlah
JOM FEB, Volume 8 Edisi 2 (Juli – Desember 2021) 8
1. Uji Multikolinearitas gejala autokorelasi dalam model yang
Uji multikolinearitas bertujuan digunakan.
untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya hubungan Tabel 4 Uji Autokorelasi
linier yang sempurna antara semua F- Statistik 0.588702 Prob.F(2,14) 0.5674
Obs*R- 1.528396 Prob.Chi- 0.4657
variabel bebas. Jika terjadi hubungan squared Square
linier yang sempurna maka terdapat Sumber: Data Olahan Eviews, 2021
masalah multikolinearitas. Salah satu
cara untuk mendeteksi adanya Berdasarkan tabel 4 dapat
Multikolinearitas adalah dengan melihat disimpulkan bahwa tidak terjadi
nilai variance inflation factor (VIF) dari autokorelasi karena probabilitas Obs*R-
masing-masing variabel bebas terhdap squared yaitu Pro Chi- Square
variabel terikatnya. Jika nilai VIF tidak sebesar 0.4657 > 0,05 maka dapat
lebih dari 10, maka model dinyatakan disimpulkan tidak terdapat permasalahan
tidak terdapat gejala multikoliniearitas. autokorelasi dalam model regresi.

Tabel 3 Uji Multikolonearitas 3. Uji Heterokedastisitas


Pengujian ini bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian residual
satu pengamatan ke pengamatan lain,
metode pengujian yang digunakan yaitu
uji White. Dasar pengujian keputusan
pada ui heterokedastisitas adalah jika
nilai probabilitas Obs*R- Square yakni
Sumber: Data Olahan Eviews 10 (2021) nilai prob Chi- Square lebih besar dari
0,05 maka tidak terjadi
Berdasarkan tabel 3 hasil heterokedastisitas dan jika nilai
perhitungan nilai Centered VIF pada signifikan lebih kecil dari 0,05 maka
analisis data, diperoleh nilai Centered terjadi heteroskedastisitas.
VIF untuk variabel PDB (X1) sebesar
5.462445 (<10), selanjutya nilai Tabel 5 Uji Heteroskedastisitas
Centered VIF untuk variabel BI Rate F-Statistik 1.091272 Prob. 0.3797
F(9,10)
(X2) sebesar 2.220660 (<10) dan nilai Obs*R- 3.391080 Prob. Chi- 0.3352
Centered VIF untuk variabel Nilai squared Square(9)
Tukar (X3) sebesar 3.478805. Karena Sumber: Data Olahan Eviews, 2021
nilai Centered VIF dari ketiga variabel
tersebut tidak ada yang lebih besar dari Berdasarkan tabel 5 hasil uji
10 maka dapat disimpulkan bahwa tidak heterokedastisitas diperoleh nilai Pro
terjadi multikolinieritas pada variabel Obs*R-Square < 0,05 maka terdapat
bebas tersebut. heteroskedastisitas. Akan tetapi nilai
dari Pro Obs*R-Square (0,3352) >
2. Uji Autokorelasi 0,05 maka diartikan tidak dapat
Uji Autokorelasi berarti adanya heteroskedastisitas dalam model regresi.
korelasi antara variabel anggota
serangkaian data observasi yang 4. Uji Normalitas
diuraikan menurut waktu. Untuk uji normalitas dalam
Menggunakan uji Breusch-Godfrey penelitian ini digunakan nilai Jarque-
Serial Correlation LM Test untuk Bera dengan ketentuan jika probabilitas
mendeteksi adanya masalah autokorelasi lebih besar dari α = 5% (0,05) maka data
yaitu jika Pro Obs*R- Square yakni
terdistribusi dengan normal atau tidak
nilai prob Chi- Square < maka terdapat
terdapat permasalahan normalitas.
JOM FEB, Volume 8 Edisi 2 (Juli – Desember 2021) 9
Berikut ini adalah hasil uji normalitas b) Jika probabilitas (signifikan) lebih
menggunakan Eviews 10: kecil dari α (sig > 0,05) maka H0
diterima dan Ha ditolak, secara
Gambar 2 Uji Normalitas simultan tidak terdapat pengaruh
yang signifikan antara variable
independen terhadap variabel
dependen
Berdasarkan Tabel 2 diatas
diperoleh nilai F-Statistik sebesar
200.7579 dengan Prob (F-statistik)
sebesar 0.000000 dengan demikian
Sumber: Data Olahan Eviews, 2021 probabilitas (F-statistik) kecil dari
tingkat kesalahan (alpha) yaitu sebesar
Berdasarkan gambar 2 dapat 0,05 (0,000000 < 0,05) maka H0
diketahui bahwa nilai probabilitas dari ditolak dan Ha diterima. Ini
Jarque-Bera sebesar 0.189231 > 0,05 berarti Produk Domestik Bruto
dimana nilai ini lebih besar dari α = 5% (PDB), BI Rate, Nilai Tukar Dolar
(0,05) maka dapat disimpulkan bahwa Amerika terhadap Rupiah secara
data yang digunakan adalah berdistribusi bersama-sama berpengaruh signifikan
normal. terhadap jumlah uang beredar (M2) di
Indonesia tahun 2000-2020.
Hasil Pengujian Statistik
Uji statistik dilakukan untuk 2. Hasil Uji Parsial (Uji t)
melihat seberapa besar pengaruh Dalam penelitian ini uji parsial
variabel dependen terhadap variabel (uji t) digunakan untuk menguji
independennya baik secara koefisien seberapa jauh pengaruh satu variabel
determinasi (R2), uji F, dan Uji t. independen secara individual dalam
Berikut hasil pengujian regresi linier menerangkan variabel dependen.
berganda dengan metode OLS Pengujian dilakukan dengan
menggunakan Eviews 10 adalah sebagai menggunakan signifikan level 5%
berikut: (0,05). Kesimpulan diterima atau
ditolaknya H0 dan Ha sebagai
1. Hasil Uji Simultan (Uji F) pembuktian adalah sebagai berikut :
Uji simultan bertujuan untuk a) Jika probabilitas (signifikan) lebih
melihat variabel independen secara besar dari α (sig > 0,05) maka H0
bersama-sama terhadap variabel diterma dan Ha ditolak, variabel
dependen. Pengujian ini dilakukan bebas secara individu tidak memiliki
dengan melihat nilai probabilitas pengaruh signifikan terhadap
signifikan (sig) F yang dibandingkan variabel dependen.
dengan taraf nyata α = 0,05 b) Jika probabilitas (signifikan) lebih
Kesimpulan diterima atau ditolaknya H0 kecil dari α (sig < 0,05) maka H0
dan ha sebagai pembuktian ditolak dan Ha diterima,
adalah sebagai berikut : variabel bebas secara individu
a) Jika probabilitas (signifikan) lebih memiliki pengaruh signifikan
besar dari α (sig < 0,05) maka H0 terhadap variabel dependen. Hasil
ditolak dan Ha diterima, pengujian parsial masing-masing
secara simultan terdapat pengaruh variabel bebas terhadap
yang signifikan antara variabel variabel terikat dalam penelitian
independen terhadap variabel ini adalah sebagai berikut :
dependen Berdasarkan dari analisis
regresi pada tabel 2 diatas diperoleh

JOM FEB, Volume 8 Edisi 2 (Juli – Desember 2021) 10


data perhitungan masing-masing kesalahan 5% (0,05) nilai
variabel independen yaitu PDB, BI signifikan variabel nilai tukar
Rate dan Nilai Tukar Dolar Amerika dolar Amerika terhadap
terhadap Rupiah terhadap variabel rupiah lebih kecil dari derajat
dependen Jumlah Uang Beredar kesalahan (0,0000 < 0,05)
(M2) di Indonesia Tahun 2000- yang artinya H0 ditolak dan Ha
2020: diterima sehingga dapat
a) Dari hasil pengolahan data disimpulkan bahwa secara
diketahui bahwa Produk parsial nilai tukar dolar Amerika
Domestik Bruto (PDB) terhadap rupiah berpengaruh
mempunyai nilai signifikan positif dan signifikan terhadap
dengan probabilitas sebesar jumlah uang beredar (M2) di
0.0002 yang apabila Indonesia tahun 2000-2020.
dibandingkan dengan derajat
kesalahan 5% (0,05) nilai Nilai Koefisien Determinasi (R2)
signifikan variabel Produk Berdasarkan tabel 2 diatas
Domestik Bruto (PDB) lebih diketahui nilai Adjusted R-squared
kecil dari derajat kesalahan sebesar 0.967704 Artinya bahwa
(0,0002 < 0,05) yang artinya pengaruh PDB, BI Rate dan Nilai Tukar
H0 ditolak dan Ha diterima Dolar Amerika terhadap Rupiah
sehingga dapat disimpulkan terhadap variabel dependen yaitu jumlah
bahwa secara parsial Produk uang beredar (M2) adalah sebesar
Domestik Bruto (PDB) 96,77% dan sisanya sebesar 3,23%
berpengaruh positif dan dipengaruhi oleh variabel lain yang
signifikan terhadap jumlah uang tidak masuk kedalam model regresi ini.
beredar (M2) di Indonesia tahun
2000-2020. PEMBAHASAN
b) Dari hasil pengolahan data
diketahui bahwa BI Rate Pengaruh Prduk Domestik Bruto
mempunyai nilai signifikan (PDB) terhadap Jumlah Uang
dengan probabilitas sebesar Beredar (M2) Tahun 2000-2020
0.0057 yang apabila Berdasarkan hasil regresi
dibandingkan dengan derajat diketahui bahwa variabel Produk
kesalahan 5% (0,05) nilai Domestik Bruto (PDB) memiliki
signifikan variabel BI Rate lebih pengaruh positif dan signifikan
kecil dari derajat kesalahan dengan koefisien sebesar 0,434887
(0,0057 < 0,05) yang artinya dengan probabilitas sebesar 0,0002
H0 ditolak dan Ha diterima terhadap jumlah uang beredar (M2)
sehingga dapat disimpulkan tahun 2000-2020. Hal ini berarti, setiap
bahwa secaraparsial BI Rate kenaikan PDB sebesar 1 milyar rupiah
berpengaruh negatif dan maka jumlah uang beredar (M2) akan
signifikan terhadap jumlah uang meningkat sebesar Rp 0,233775
beredar (M2) di Indonesia tahun Milyar atau sebesar Rp 233,775 Juta.
2000- 2020. Nilai positif pada koefisien regresi
c) Dari hasil pengolahan data sesuai dengan teori demand for money
diketahui bahwa Nilai Tukar keynes bahwa orang memegang uang
Dolar Amerika terhadap Rupiah guna memenuhi dan melancarkan
mempunyai nilai signifikan transaksi-transaksi yang dilakukan, dan
dengan probabilitas sebesar permintaan akan uang dari masyarakat
0.0000 yang apabila untuk tujuan ini dipengaruhi oleh
dibandingkan dengan derajat pendapatan nasional, semakin tinggi

JOM FEB, Volume 8 Edisi 2 (Juli – Desember 2021) 11


pendapatan nasional, semakin besar bunga merupakan biaya oportunitas
volume transaksi dan semakin besar (opportunity cost) dari memegang uang
pula kebutuhan uang untuk memenuhi yaitu biaya yang harus ditanggung
tujuan transaksi, jadi kenaikan seseorang karena memegang sebagian
pendapatan nasional akan aset dalam bentuk uang, yang tidak
mengakibatkan naiknya jumlah uang menghasilkan bunga, bukannya dalam
beredar, sebaliknya penurunan bentuk deposito atau obligasi. Ketika
pendapatan nasional akan tingkat bunga naik, orang- orang hanya
mengakibatkan turunnya jumlah uang ingin memegang sedikit uang tunai
beredar (Boediono, 2014: 28). dengan memindahkan sebagian uangnya
Begitu juga penelitian yang dalam bentuk deposito dan obligasi yang
dilakukan MA Asy”ari (2013), Oni dapat menghasilkan bunga sehingga
Setiadi (2013), Arief Widodo (2015), akan meningkatkan jumlah uang beredar
Polotalo (2018), yang menyatakan (M2) (Mankiw, 2006:286). Dan sesuai
bahwa variabel PDB berpengaruh positif dengan efek subsitusi (subsitution effect)
sesuai dengan teori dan signifikan dan efek pendapatan (income effect).
terhadap variabel jumlah uang beredar. Efek subsitusi bagi kenaikan tingkat
Pendekatan teori klasik oleh para bunga adalah apabila terjadi kenaikan
ekonom beraliran klasik juga tingkat bunga maka rumah tangga
beranggapan bahwa permintaan uang akan cenderung menurunkan
murni didasarkan pada kebutuhan untuk pengeluaran konsumsi dan menambah
melakukan transaksi. Dari teori ini tabungan, sedangkan efek pendapatan
melahirkan kesimpulan bahwa bagi kenaikan tingkat bunga adalah
permintaan uang untuk kebutuhan apabila terjadi penurunan bunga maka
transaksi sangat tergantung pada tingkat rumah tangga cenderung meningkatkan
pendapatan. pengeluaran konsumsi dan mengurangi
Berbeda dengan penelitian yang tabungan (Kasmir, 2008:104).
dilakukan Ahmed (2013) dan Hasanah Begitu juga penelitian yang
(2018) yang menganalisis mengenai dilakukan oleh Muhammad (2011),
pengaruh permintaan uang di Indonesia Ahmed (2013), Hasanah (2018) yang
tahun 2006Q1-20017Q4 yang menyatakan bahwa variabel suku bunga
memperoleh hasil bahwa dalam jangka berpengaruh positif dan signifikan
panjang PDB memiliki efek negatif pada terhadap jumlah uang beredar (M2).
jumlah uang beredar (M2). Berbeda dengan penelitian yang
dilakukan Andri (2012), M Asy”ari
Pengaruh BI Rate terhadap Jumlah (2013), Priscylia (2014), Wahyuni
Uang Beredar (M2) Tahun 2000- (2019) yang menyatakan bahwa variabel
2020. suku bunga BI Rate berpengaruh negatif
Berdasarkan hasil regresi signifikan terhadap jumlah uang beredar
diketahui bahwa variabel BI Rate (M2).
memiliki pengaruh negatif dan
signifikan dengan koefisien sebesar - Pengaruh Nilai Tukar terhadap
107293,6 dengan probabilitas sebesar Jumlah Uang Beredar (M2) di
0,0057 terhadap jumlah uang beredar Indonesia Tahun 2000-2020.
(M2) tahun 2000-2020. Hal ini Berdasarkan hasil regresi
berarti, setiap kenaikan BI Rate sebesar diketahui bahwa variabel nilai tukar
1 persen, maka jumlah uang beredar memiliki pengaruh positif dan signifikan
(M2) akan menurun sebesar Rp dengan koefisien sebesar 405,8068
107293,6 Milyar. Nilai negatif pada dengan probabilitas sebesar 0,0000
koefisien regresi berbeda dengan teori terhadap jumlah uang beredar (M2)
preferensi likuiditas bahwa tingkat tahun 2000-2020. Hal ini berarti,

JOM FEB, Volume 8 Edisi 2 (Juli – Desember 2021) 12


setiap kenaikan Nilai dolar sebesar 1 Indonesia, namun hal ini tidak berlanjut
rupiah maka jumlah uang beredar (M2) sampai tahun 2013, pada tahun 2013
akan meningkat sebesar Rp 405,8068 sampai desember 2014 nilai tukar rupiah
Milyar atau kenaikan 1 Rupiah kurs kembali terdepresiasi sebesar Rp
(Depresiasi) maka akan menyebabkan 12.440 hal ini disebabkan karena terjadi
pertumbuhan jumlah uang beredar (M2) kenaikan harga BBM domestik.
di masyarakat. Nilai positif pada Begitu juga penelitian yang
koefisien regresi tidak sesuai dengan dilakukan Andri (2012) yang
teori capital mobility effect, menyatakan bahwa variabel nilai tukar
meningkatnya suku bunga luar negeri memiliki pengaruh positif dan signifikan
atau terdepresiasinya mata uang terhadap permintaan uang arti luas (M2).
domestik akan meningkatkan tingkat bahwa kenaikan pengembalian nilai
pengembalian dari aset asing. Oleh asset luar negeri terjadi pada saat negara
karena itu, dampak peningkatan dari lain mengalami resesi sehingga
suku bunga luar negeri atau depresiasi negaranya mengeluarkan kebijakan-
dari mata uang domestik terhadap kebijakan untuk menarik dollar dari luar
penawaran uang akan negatif (El- negeri untuk diinvestasikan di
Shazly, 2016:135). Kondisi ini juga dalam negerinya dan masyarakat pun
secara tidak langsung menunjukkan ikut mengambil keuntungan juga dari
kaitan antara penawaran uang dan nilai kenaikan tingkat pengembalian asset di
tukar riil, dimana hubungan keduanya luar. Hal ini juga dilihat dari
juga negatif. Hubungan negatif antara pertumbuhan ekspor dan impor juga
penawaran uang dan nilai tukar tidak begitu besar per tahunnya,
merupakan bukti dari adanya currency sehingga motif spekulasi dalam
Berdasarkan laporan permintaan uang (broad money) sangat
Perekonomian Indonesia tahun 2014 ini tinggi untuk mendapat keuntungan
terjadi karena fenomena nilai tukar return asset dibandingkan di dalam
rupiah terhadap dolar Amerika Serikat negeri.
yang terjadi sepanjang lima belas tahun Berbeda dengan penelitian yang
terakhir berfluktuasi tidak stabil. Nilai dilakukan Valadkhani (2002)
tukar lebih cenderung terdepresiasi, dan Muhammad (2011) yang menyatakan
ketika mengalami apresiasi tidak begitu bahwa variabel nilai tukar memiliki
tinggi. Pada tahun 2008 nilai tukar rupiah pengaruh negatif terhadap signifikan
terhadap dollar AS terdepresiasi tajam jumlah uang beredar (M2).
sebesar Rp 10.950 karena pada tahun
2008 perekonomian Indonesia ikut SIMPULAN DAN SARAN
terseret oleh ekonomi global yang
dialami oleh nengara-negara eropa yang Simpulan
membuat dolar kembali ke negara asal Berdasarkan hasil penelitian ini
dan terjadinya kenaikan harga minyak kesimpulan yang diberikan peneliti
dunia. sebagai berikut:
Terjadinya penarikan dolar 1. Variabel Produk Domestik Bruto
kenegara asal membuat berkurangnya (PDB) berpengaruh positif terhadap
cadangan dolar yang dimiliki oleh jumlah uang beredar (M2) di
Indonesia dan membuat nilai tukar Indonesia. Artinya jika Produk
rupiah melemah sehingga terjadinya Domestik Bruto (PDB) mengalami
sentimen negatif terhadap rupiah. peningkatan maka jumlah uang
Memasuki tahun 2009 sampai 2012 beredar (M2) juga akan mengalami
perkembangan nilai tukar cukup peningkatan.
stabil karena adanya kebijakan stabilitas 2. Variabel suku bunga BI Rate
nilai tukar riil yang dilakukan oleh Bank berpengaruh negatif terhadap jumlah

JOM FEB, Volume 8 Edisi 2 (Juli – Desember 2021) 13


uang beredar (M2) di Indonesia. berpengaruh negatif. Dalam hal ini
Artinya jika BI Rate mengalami dapat terlihat bahwa mulai
peningkatan maka jumlah uang berkurangnya kepercayaan
beredar (M2) akan masyarakat terhadap mata uang
mengalami penurunan. rupiah. Oleh karena itu disarankan
3. Variabel Nilai Tukar Rupiah (kurs) kepada bank sentral untuk lebih
terhadap Dolar Amerika Serikat memperhatikan fluktuasi nilai tukar
berpengaruh positif dan signifikan dan menentukan pemilihan
terhadap jumlah uang beredar (M2) kebijakan yang tepat dan sesuai
di Indonesia. Artinya jika Nilai
DAFTAR PUSTAKA
Tukar Rupiah terhadap Dolar
Amerika Serikat mengalami
Ahmed Y. Abdulkheir1. (2013). An
peningkatan maka jumlah uang
Analytical Study of the Demand for
beredar (M2) juga akan mengalami
Money in Saudi Arabia.
peningkatan.
International Journal of Economics
Saran
and Finance; Vol. 5, No. 4;
Berdasarkan hasil penelitian ini
saran yang diberikan peneliti 2013. Department of Economics &
sebagai berikut : Finance, Qassim University, Saudi
1. Berdasarkan penelitian ini Arabia.
menunjukkan bahwa Produk
Domestik Bruto (PDB) memiliki Andri, Kurnia. (2012). Faktor-faktor
pengaruh yang positif dan signifikan yang Mempengaruhi Permintaan
terhadap jumlah uang beredar (M2) Uang (Broad Money) di Indonesia
di Indonesia, sehingga diharapkan periode data Q1.2000 – Q3.201.
kepada pemerintah agar dapat Tesis. FE UI Jakarta.
memacu pertumbuhan ekonomi
guna meningkatkan kesejahteraan Badan Pusat Statistik. (2020). Data
dan pendapatan masyarakat, dengan Produk domestik bruto menurut
begitu perekonomian dapat berjalan harga konstan tahun 2000-2019.
dengan lancar. Dengan pendapatan Diakses pada 12 Juni 2020 dari
masyarakat yang tinggi maka dapat website https ://Badan Pusat
mempengaruhi peningkatan jumlah Statistik.go.id/
uang beredar (M2) di Indonesia.
2. Berdasarkan penelitian ini
Badan Pusat Statistik. (2020). Data Nilai
menunjukkan bahwa BI Rate
tukar tahun 2000-2019. Diakses
memiliki pengaruh yang negatif dan
signifikan terhadap jumlah uang pada 12 Juni 2020 dari website
beredar (M2) di Indonesia, https ://Badan Pusat Statistik.go.id/
sehingga diharapkan kepada Bank
Indonesia harus bisa menetapkan BI Bank Indonesia. (2003). Bank Sentral
Rate dengan berhati-hati, BI Rate Republik Indonesia Tinjauan
ditingkatkan disaat terjadi kelebihan Kelembagaan,Kebijakan dan
jumlah uang beredar yang Organisasi. Pusat Pendidikan dan
menyebabkan inflasi. Dan BI Rate Studi Kebanksentralan.
diturunkan disaat perekonomian
mengalami resesi. Bank Indonesia. (2016). Penjelasan BI
3. Berdasarkan penelitian ini Rate sebagai Suku Bunga
menunjukkan bahwa nilai tukar Acuan.http://www.bi.go.id/id/
rupiah terhadap dolar Amerika moneter/birate/penjelasan/Co
Serikat berpengaruh positif dan ntents/Default.aspx <diakses pada
signifikan, yang seharusnya tanggal 13 September 2016>.
berdasarkan teori nilai tukar

JOM FEB, Volume 8 Edisi 2 (Juli – Desember 2021) 14


Bank Indonesia. (2020). Data Suku Nanga, Muana. (2005). Makro Ekonomi:
Bunga BI Rate tahun 2000- Teori, Masalah dan Kebijakan.
2019. Diakses pada 12 Juni 2020 Edisi Kedua. Jakarta: PT Raja
dari website https ://Bank Grafindo Persada
Indonesia.go.id/
Pohan, Aulia (2008). Potret Kebijakan
Bank Indonesia. (2020). Data Jumlah Moneter Indonesia. Cetakan
Uang Beredar tahun 2000- Pertama. Jakarta: PT Raja
2019. Diakses pada 12 Juni 2020 Grafindo.
dari website https ://Bank
Indonesia.go.id/ Priscylia, Dona Anggia. (2014).
Pengaruh Tingkat Bunga Srtifikat
Boediono. (2014). Seri Sinopsis Bank Indonesia terhadap
Pengantar Ilmu -No. 5 Permintaan Uang di Indonesia.
Ekonomi Makro. Yogyakarta: Jurnal Ekonomi Pembangunan.
BPFE. Volume 12 no 2 Hal 106-117.
Universitas Sriwijaya.
Ekananda, Mahyus. 2014. Ekonomi
Internasional. Jakarta: Erlangga. Sukirno, Sadono. (2012). Makro
Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta:
Halwani, Hendra. (2005). Ekonomi PT, Rasa Grasindo Perseda.
Internasional dan Globalisasi
Ekonomi. Bogor: Ghalia Indonesia. Rika, Wahyuni. (2019). Pengaruh E-
Money dan tingkat suku bunga
Hasoloan, Jimmy. 2014, Ekonomi acuan bank Indonesia terhadap
Moneter, Edisi 1. Yogyakarta : jumlah uang beredar di Indonesia
Deepublish. periode 2009- 2018.Skripsi. FEB
Universitas Islam Negeri Sumatera
Kasmir. (2014). Bank dan Lembaga Utara, Medan.
Keuangan Lainnya. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.. Valadkhani, Abbas, (2002). “Modelling
Demand for Broad Money in
Mankiw, N. Greorgy. (2006). Teori Australia”, Discussion Papers in
Makro Ekonomi. Edisi Keenam. Economics, Finance, and
Alih Bahasa : Imam Nurmawam. International Competitiveness,
Jakarta: Erlangga. No.120, December 2002.
Queensland University of
Mankiw N G.. (2012). Technology.
Macroeconomics. Sixth Edition.
Worth Publishers. New York and Widayatsari, Ani dan Mayes, Anthony.
Basingstoke. Terjemahan I. (2012). Ekonomi Moneter II.
Nurmawan dan F. Liza. 2007. Pekanbaru: Cendikia Insani.
Makroekonomi. Edisi 6. Jakarta:
Erlangga. Widodo, Arif. (2015) "Faktor-Faktor
Makroekonomi yang
Manurung, Jonni dan Adler Haymans Mempengaruhi Permintaan Uang di
Manurung. (2009). Ekonomi Indonesia." Jurnal Ekonomi &
Keuangan dan Kebijakan Moneter. Studi Pembangunan 16.1 (2015):
Jakarta: Salemba Empat. 63-72 Yogyakarta.

JOM FEB, Volume 8 Edisi 2 (Juli – Desember 2021) 15

Anda mungkin juga menyukai