Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MEMBUAT DAN MENCARI DATA DAN MENGHITUNG ANGKA


MULTIPLIER UANG M1 DAN M2 SELAMA MASA PANDEMI
(2020 DAN 2021)

Di susun oleh :

1. Bela puspita sari (COEO22049)


2. Silvina ( COEO22053)

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAERAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI 2022
KATA PENGANTAR

Bismilahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidakakan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semogaterlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“EKONOMI MONETER”, yang membahas tentang MENCARI DATA DAN
MENGHITUNG ANGKA MULTIPLIER UANG M1 DAN M2 SELAMA MASA PANDEMI
(2020 DAN 2021).

Kami menyadari bahwa masih terdapat beberapa kelemahan atau


kekurangan dalam makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan motivasi bagi siapa saja yang membaca dan
memanfaatkannya.

JAMBI,5 OKTOBER 2022


BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Sistem keuangan merupakan suatu hal yang sangat penting dan memiliki peran
yang prinsipil dalam perekonomian dan kehidupan. Sistem keuangan sendiri merupakan
tatanan perekonomian dalam suatu negara yang berperan dan melakukan aktivitas
dalam berbagai jasa keuangan yang dilakukan oleh lembaga keuangan, yang memiliki
tugas dan fungsi utama adalah menyalurkan dana, diperlukan adanya lembaga
keuangan yang berperan sebagai lembaga intermediasi keuangan dan menjalankan
sistem keuangan.

Untuk memastikan sistem keuangan dapat berjalan dengan sehat dan aman,
diperlukan penataan kembali terkait dengan struktur organisasi lembaga yang
menjalankan peran dan fungsi pengaturan dan pengawasan pada sektor keuangan.
Penataan tersebut bertujuan untuk memperoleh sebuah mekanisme keuangan yang
efektif dan saling terkoordinasi, sehingga dapat meminimalisir permasalahan yang ada
pada sistem keuangan. Serta diperlukan pula adanya suatu pengawasan yang efektif,
dimana regulasi tentu tidak akan memiliki peran yang baik jika tidak disertai dengan
sistem monitoring yang baik .

Pengawasan yang dilakukan tidak hanya melihat sesuatu dengan seksama dan
melaporkan hasil kegiatan mengawasi, tetapi juga memperbaiki dan meluruskan
sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan rencana. Oleh karena itu, agar
pengawasan dapat berjalan dengan efektif, maka tujuannya harus dinyatakan dengan
jelas dan dengan mekanisme yang tepat.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas,

Adapun masalah masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah

Sebagai berikut:

. membuat tugas dan mencari data dan menghitung angka multiplier uang m1
dan m2 selama masa pandemic (2020 dan 2021)

C. TUJUAN
Adapun tujuan yang akan di bahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui angka multiplier uang m1 dan m2selama masa pandemic


(2020 dan 2021)
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 pengertian ekonomi moneter

Pengertian sederhana tentang Ekonomi Moneter merujuk pada bagian


dari ilmu ekonomi yang mempelajari mengenai sifat, fungsi, serta pengaruh
uang dalam berbagai kegiatan ekonomi. Hematnya, ekonomi moneter
berbicara mengenai bagaimana “uang” itu bekerja. Namun, secara
substansial masih banyak sekali yang dipelajari dalam ekonomi moneter,
misalnya bagaimana pasar uang berjalan, tingkat bunga, inflasi, kebijakan
moneter, permasalahan dalam kebijakan moneter hingga sistem moneter
internasional dan persoalan krisis keuangan. Kemudian, muncul pertanyaan:
Mengapa kita perlu mempelajari ekonomi moneter? Jawaban yang hampir
ideal atas pertanyaan tersebut adalah kita dapat mengetahui secara
mendalam mengenai jalannya mekanisme pasar uang, pengaruh tingkat
bunga dalam perekonomian, bagaimana negara mengatur persoalan inflasi,
kebijakan negara dalam membuat kebijakan moneter, serta cara kerja sistem
moneter internasional hingga mempelajari krisis keuangan yang sempat
melanda Indonesia. Selain itu, kita juga dapat menganalisis secara tajam
beberapa fenomena moneter dalam kaitannya dengan kebijakan moneter
terhadap perekonomian negara.

Pada akhirnya, dengan mempelajari ekonomi moneter akan


menambah khazanah pengetahuan sehingga diharapkan kita menjadi lebih
kritis dalam menyikapi kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah,
khususnya kebijakan pengaturan uang dan perbankan untuk mencapai tujuan
pembangunan ekonomi. Pengetahuan tentang ekonomi moneter juga dapat
memberikan masukan kepada pemerintah dalam mengambil sebuah
kebijaksanaan melalui teori ekonomi moneter yang telah dipelajari sehingga
kebijakan tersebut menjadi efektif dan efisien dalam mencapai tujuannya.
2.2 Data multiplier pada tahun 2020
Merebaknya Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) menimbulkan dampak
yang luar biasa (extraordinary) pada perekonomian global tahun 2020.Covid-19
berdampak luar biasa pada perekonomian keuangan Indonesia tahun 2020 Dampak
Covid-19 yang multidimensi tersebut direspons segera oleh banyak negara untuk
menghindari krisis yang makin dalam.

Penguatan koordinasi kebijakan fiscal(merupakan segala urusan yang


berkenaan dengan pajak atau pendapatan Negara)-moneter yang terintegrasi
meningkat sejalan dengan dinamika perkembangan perekonomian. Keperluan
stimulus fiskal yang besar di tengah pajak yang turun tajam menyebabkan tantangan
bagi pembiayaan fiscal

Kinerja perekonomian global tertekan pada semester I 2020 akibat Covid-19,


dan mulai membaik memasuki semester II 2020. Pertumbuhan ekonomi terkontraksi
dalam, baik di negara maju maupun berkembang, pada semester I 2020. Kondisi
tersebut berimbas pada penurunan volume perdagangan dunia dan harga
komoditas. Kekhawatiran terhadap dampak Covid-19, terutama pada periode awal
pandemi, telah memicu kepanikan dan meningkatkan ketidakpastian pasar
keuangan global. Kondisi tersebut mengakibatkan aliran modal global beralih ke aset
keuangan yang lebih aman dan kemudian menekan nilai tukar negara berkembang.
Sejalan dengan kemajuan penanganan Covid-19, peningkatan mobilitas, dan dampak
stimulus kebijakan, kinerja perekonomian global mulai membaik pada semester II
2020
 Perekonomian Indonesia 2020 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto
(PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp15.434,2 triliun dan PDB per kapita
mencapai Rp56,9 Juta atau US$3.911,7.
 Ekonomi Indonesia tahun 2020 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,07
persen (c-to-c) dibandingkan tahun 2019. Dari sisi produksi, kontraksi
pertumbuhan terdalam terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan
Pergudangan sebesar 15,04 persen. Sementara itu, dari sisi pengeluaran hampir
semua komponen terkontraksi, Komponen Ekspor Barang dan Jasa menjadi
komponen dengan kontraksi terdalam sebesar 7,70 persen. Sementara, Impor
Barang dan Jasa yang merupakan faktor pengurang terkontraksi sebesar 14,71
persen.
 Ekonomi Indonesia triwulan IV-2020 terhadap triwulan IV-2019 mengalami
kontraksi pertumbuhan sebesar 2,19 persen (y-on-y). Dari sisi produksi, Lapangan
Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami kontraksi pertumbuhan
terdalam sebesar 13,42 persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang
dan Jasa mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 7,21 persen.
Sementara, Impor Barang dan Jasa yang merupakan faktor pengurang
terkontraksi sebesar 13,52 persen.
 Ekonomi Indonesia triwulan IV-2020 terhadap triwulan sebelumnya mengalami
kontraksi pertumbuhan sebesar 0,42 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, kontraksi
pertumbuhan terdalam terjadi pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan sebesar 20,15 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi
dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) yang tumbuh
sebesar 27,15 persen.
 Struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada 2020 didominasi oleh kelompok
provinsi di Pulau Jawa sebesar 58,75 persen, dengan kinerja ekonomi yang
mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,51 persen.
2.3 Data multiplier pada tahun 2021

Dalam jangka menengah, perekonomian Indonesia terus meningkat dan


kembali berada di lintasan menuju Indonesia Maju. Prospek ini didukung oleh
pemulihan perekonomian global yang berlanjut serta peningkatan perekonomian
domestik yang juga didorong oleh kenaikan investasi dan produktivitas seiring
dengan implementasi kebijakan reformasi struktural baik di sektor riil maupun
akselerasi ekonomi dan keuangan digital nasional.

Transformasi bauran kebijakan Bank Indonesia juga akan memperkuat


upaya mewujudkan Indonesia Maju, di tengah dinamika perekonomian global yang
semakin kompleks. Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, Bank Indonesia
memprakirakan dalam jangka menengah, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan
terus meningkat hingga berada pada kisaran 5,0-5,8% pada 2026. Inflasi diprakirakan
tetap terjaga pada kisaran 1,5-3,5%, didukung oleh peningkatan efisiensi dan
produktivitas perekonomian. Defisit transaksi berjalan diprakirakan juga tetap
terkendali pada level yang sehat dalam kisaran 1,2-2,0% dari PDB.

 Perekonomian Indonesia 2021 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB)
atas dasar harga berlaku mencapai Rp16.970,8 triliun dan PDB per kapita mencapai
Rp62,2 juta atau US$4.349,5.
 Ekonomi Indonesia tahun 2021 tumbuh sebesar 3,69 persen, lebih tinggi dibanding
capaian tahun 2020 yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,07 persen. Dari
sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial sebesar 10,46 persen. Sementara dari sisi pengeluaran pertumbuhan
tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 24,04 persen.
 Ekonomi Indonesia triwulan IV-2021 terhadap triwulan IV-2020 mengalami pertumbuhan
sebesar 5,02 persen (y-on-y). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 12,16 persen. Sementara dari
sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi
sebesar 29,83 persen.
 Ekonomi Indonesia triwulan IV-2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami
pertumbuhan sebesar 1,06 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib mengalami
pertumbuhan tertinggi sebesar 22,20 persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar
33,00 persen.
 Struktur ekonomi Indonesia secara spasial tahun 2021 didominasi oleh kelompok
provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi ekonomi sebesar 57,89 persen dan
kinerja ekonomi yang mengalami pertumbuhan sebesar 3,66 persen

2.4 menghitung angka multiplier uang m1 dan m2 selama masa


pandemic (2020 dan 2021)
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pertumbuhan ekonomi 2020 dan 2021
Ekonomi Indonesia tahun 2021 tumbuh sebesar 3,69 persen, lebih tinggi dibanding
capaian tahun 2020 yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,07 persen.
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Jasa Kesehatan
dan Kegiatan Sosial sebesar 10,46 persen.

Anda mungkin juga menyukai