Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

SISTEMATIKA KEBIJAKAN FISKAL


Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah
Ekonomi Makro dengan
Dosen pengampu Ibu Meirani, M.Pd.E

Disusun Oleh:
Kelompok 6
Anggun Wulan Sari (20210001)
Dhea Putri Salamah (20210006)
Alfiah Agung Merianto (20210008)
Monica (20210023)

PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Sistematika
Kebijakan Fiskal ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya,
dan kepada kita selaku umatnya. Aamiin.
Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Ekonomi Makro. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
makalah tentang Sistematika Kebijakan Fiskal ini baik sistematika penulisan
maupun materinya. Oleh karena itu, sangat kami harapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun terhadap makalah ini, karena dengan adanya hal tersebut
dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Kami berharap makalah ini bermanfaat, khususnya bagi kami dan pembaca
pada umumnya.

Metro, 28 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................5
A. Latar Belakang............................................................................5
B. Rumusan Masalah.......................................................................6
C. Tujuan dan Manfaat.....................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................7
A. Model Perekonomian Dengan Variabel Pemerintah APBN.............7
B. Kebijakan Fiskal Dan Pendapatan Nasional...................................9
C. Keseimbangan Model IS............................................................16
D. Multiplier Kebijakan Fiskal........................................................19
BAB III PENUTUP.......................................................................................26
A. Kesimpulan...............................................................................26
B. Saran........................................................................................27
INTEGRASI AYAT......................................................................................28

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan ekonomi untuk
mengendalikan keseimbangan makroekonomi dan mengarahkan kondisi
perekonomian ke arah yang lebih baik (Kementerian Keuangan RI, 2018).
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan pemerintah yang dilakukan dengan
cara mempengaruhi sisi penerimaan maupun sisi pengeluaran pada APBN.
Pemerintah seringkali menghadapi masalah defisit anggaran sehingga
memerlukan suatu kebijakan fiskal untuk menghadapinya (Suparmono,
2004). Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, demi
mendukung penurunan tingkat defisit, pemerintah selalu menjaga defisit
kumulatif APBN dan APBD berada dalam batas yang telah ditetapkan yaitu
di bawah 3%. Melalui APBN pemerintah berkewajiban untuk menjalankan
peran dan fungsi sentral kebijakan fiskal agar stabilitas kinerja dari anggaran
pendapatan dan belanja negara berada dalam kondisi baik dengan melakukan
optimalisasi pendapatan negara dengan target penerimaan perpajakan yang
realistik berdasarkan basis data terkini, pemerintah juga akan melakukan
efisiensi belanja negara serta penguatan terhadap kualitas belanja negara
untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional dan melakukan efisiensi
pembiayaan anggaran untuk mendorong keseimbangan primer menuju ke
arah yang positif (Kementerian Keuangan RI, 2019). Terdapat tiga tolak ukur
yang perlu dijaga dalam mempertahankan stabilitas kinerja dari anggaran
pendapatan dan belanja negara (APBN) yaitu penerimaan pajak, defisit
anggaran pemerintah dan kondisi keseimbangan primer APBN.
Keseimbangan primer merupakan total penerimaan dikurangi belanja dalam
APBN yang tidak termasuk pembiayaan bunga dan cicilan pokok utang
pemerintah. Keseimbangan primer merupakan salah satu pendekatan untuk
menilai kondisi kapasitas fiskal dan kebutuhan fiskal.

4
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penyusunan laporan makalah ini antara lain:
1. Model Perekonomian Dengan Variabel Pemerintah APBN
2. Kebijakan Fiskal Dan Pendapatan Nasional
3. Keseimbangan Model IS
4. Multiplier Kebijakan Fiskal

C. Tujuan dan Manfaat


Tujuan kami membuat makalah mengenai “sistematika kebijakan fiskal ”
ini adalah guna memenuhi tugas mata kuliah kami yaitu ekonomi makro.
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk memperluas wawasan kami
dan para pembaca tentang bagaimana pembahasan mengenai apa
pengertian model perekonomian dengan variabel pemerintah APBN,
bagaimana kebijakan fiskal dan pendapatan nasional, bagaimana
keseimbangan model IS, dan apa itu multiplier kebijakan fiskal.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Model Perekonomian Dengan Variabel Pemerintah APBN


Dewasa ini hampir setiap negara ikut campur tangan dalam kegiatan
ekonomi nasional. Campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi
tersebut memberi konsekuensi logis, konsekuensi dari keterlibatan
pemerintah dalam kegiatan perekonomian adalah pemerintah akan
membutuhkan aparat, investasi, sarana dan prasarana karena hal tersebut
harus mengeluarkan biaya untuk mencapai tujuan pembangunan. Rincian
tentang penerimaan dan pengeluaran pemerintah setiap tahunnya akan
nampak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dalam
pelaksanaan kebijakan fiskal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) diharapkan pada kondisi yang sulit dan delematis. Di satu sisi
seiring dengan kompleknya kadar permasalahannya yang dihadapi
masyarakat, peranan kebijakan fiskal yang lebih besar justru dibutuhkan
untuk menciptakan stabilitas guna mempercepat usaha pembangunan
perekonomian nasional. Di sisi lain Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) diharapkan pada situasi dimana pada berbagai
permasalahan perwekonomian yang kompleks yang harus di slesaikan
dengan anggaran yang terbatas. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) juga diharapkan pada tantangan yang berat baik pada posisi
penerimaan dan pengeluaran dari pembiayaan negara. Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) justru diharapkan mampu
berperan dalam menciptakan stimulasi fiskal bagi bergeraknya roda
perekonomian masyarakat. Ini berarti diperlukan pengeluaran pemerintah
yang cukup besar untuk menciptakan dan perluasan pekerjaan produktif
pemenuhan kebutuhan masyarakat terutama di bidang penduduk,
kesehatan, serta pengadaan subsidi bagi beberapa jenis komoditi yang
menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) mempunyai pengaruk yang besar dalam pembangunan
ekonomi nasional, sehingga dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan

6
Belanja Negara (APBN) harus secara realistis agar dapat memberi
gambaran secara tepat, jelas dan trasparan mengenai arah, sasaran, serta
strategi kebijakan fiskal jangka menengah maupun sebagai bagian dari
integral kebijaksanaan makro ekonomi jangka pendek dan jangka
menengah dan mendukung program pembangunan ekonomi nosional oleh
karena itu dalam perencanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) harus dilakukan pada pedoman prinsip kehati – hatian dan
serealistis mungkin. (Maulidyah dan M. Wahyudi, 2001). Beberapa faktor
yang menentukan besarnya pengeluaran negara khususnya pengeluaran
rutin antara lain : jumlah pegawai negeri, utang luar negeri, subsidi daerah
otonom, kurs, dan inflasi. (M. Suparmoko, 1991 :53 – 54).
Sebagai salah satu komponen dalam postur APBN, perhitungan
pembayaran bunga utang sangat bergantung pada dinamika asumsi dasar
ekonomi makro. Hal ini berarti bahwa variasi ketidakpastian dari indikator
ekonomi makro merupakan faktor risiko yang dapat mempengaruhi
realisasi dari pembayaran bunga utang. Apabila realisasi variabel-variabel
makro tersebut berbeda dengan asumsinya, maka besaran dari pembayaran
bunga utang dalam APBN juga akan berubah. Semakin besar disparitas
yang terjadi antara asumsi dan realisasi indikator makro tersebut, maka
akan semakin besar pula risiko terjadinya kekurangan pembayaran bunga
utang yang dialokasikan dalam APBN. Agar risiko dari fluktuasi ekonomi
makro tersebut dapat dimitigasi dengan respon kebijakan yang lebih tepat,
maka perlu dilakukan analisis sensitivitas dari dampak indikator ekonomi
makro terhadap pembayaran bunga utang. Kajian ini dimaksudkan untuk:
1. melakukan identifikasi dan analisis terhadap asumsi dasar ekonomi
makro serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi pembayaran bunga
utang
2. melakukan evaluasi dan analisis terhadap dampak perubahan asumsi
dasar ekonomi makro terhadap sensitivitas pembayaran bunga utang
3. menyusun rekomendasi terkait dampak perubahan asumsi dasar
ekonomi makro terhadap pembayaran bunga utang untuk lebih
mengoptimalkan perencanaan penganggaran pembayaran bunga utang.

7
B. Kebijakan Fiskal Dan Pendapatan Nasional

1. Kebijakan Fiskal 

Kebijakan fiscal adalah kebijakan ekonomi yang dibuat oleh pemerintah


untuk mengarahkan perekonomian dengan perubahan pengeluaran dan
pendapatan pemerintah. Instrumen utama yang digunakan dalam
Kebijakan Fiskal adalah pengeluaran pemerintah/belanja negara dan
pajak.

Pajak merupakan instrumen fiskal yang digunakan untuk membiayai


pembangunan. Pajak bersifat memaksa dan tercantum dalam undang-
undang, di mana semua wajib pajak yang berupa badan usaha ataupun
perorangan wajib membayarkan pajak pada negara. Sedangkan
pengeluaran/belanja negara sendiri ada banyak jenisnya, seperti biaya
untuk perbaikan kualitas pendidikan, pembangunan infrastruktur,
pembiayaan operasional, dan seterusnya. Semua pengeluaran ini
disusun di dalam APBN (Anggaran Pembelanjaan Negara).

Tujuan Kebijakan Fiskal

Kebijakan Fiskal memiliki sejumlah tujuan, yaitu:

 Menciptakan stabilitas perekonomian negara


 Menciptakan pertumbuhan ekonomi negara
 Memperluas lapangan pekerjaan
 Menciptakan keadilan sosial termasuk dalam distribusi pendapatan
 Menstabilkan harga/mengatasi inflasi

8
Macam-macam Kebijakan Fiskal

Berdasarkan teori Kebijakan fiskal terbagi menjadi 3:

 Kebijakan fiskal fungsional. Kebijakan fiskal fungsional adalah


kebijakan dalam pertimbangan pengeluaran dan penerimaan anggaran
pemerintah yang ditentukan dengan melihat akibat tidak langsung
terhadap pendapatan nasional terutama untuk meningkatkan
kesempatan kerja.
 Kebijakan fiskal yang disengaja. Kebijakan fiskal yang disengaja
adalah kebijakan yang digunakan untuk mengatasi masalah ekonomi
dengan cara memanipulasi anggaran belanja secara sengaja, baik
melalui perubahan perpajakan ataupun perubahan pengeluaran
pemerintah. 3 bentuk kebijakan fiskal yang disengaja adalah; (1)
membuat perubahan pada pengeluaran pemerintah, (2) membuat
perubahan pada sistem pemungutan pajak, dan (3) membuat
perubahan secara serentak baik dalam pengelolaan pemerintah
ataupun sistem pemungutan pajaknya.
 Kebijakan fiskal yang tidak disengaja. Kebijakan fiskal yang tidak
disengaja adalah kebijakan dalam mengendalikan kecepatan siklus
bisnis agar tidak terlalu fluktuatif. Jenis kebijakan fiskal tak disengaja
adalah proposal, pajak progresif, kebijakan harga minimum, dan
asuransi pengangguran.

Berdasarkan jumlah penerimaan dan pengeluaran

Berikut adalah jenis kebijakan fiskal berdasarkan jumlah penerimaan dan


pengeluaran:

 Kebijakan fiskal seimbang. Kebijakan fiskal seimbang adalah


kebijakan yang membuat penerimaan dan pengeluaran menjadi
seimbang atau sama jumlahnya. Dampak positif dari kebijakan ini
adalah negara jadi tidak usah meminjam sejumlah dana, baik dari dalam
negeri maupun luar negeri. Namun dampak negatifnya adalah kondisi

9
perekonomian negara bisa terpuruk jika ekonomi negara sedang dalam
kondisi yang tidak menguntungkan.
 Kebijakan fiskal surplus. Dalam kebijakan fiskal surplus, jumlah
pendapatan harus lebih tinggi dibandingkan dengan pengeluaran.
Kebijakan ini merupakan cara untuk menghindari inflasi.
 Kebijakan fiskal defisit. Kebijakan fiskal defisit merupakan kebijakan
yang berlawanan dengan kebijakan surplus. Kebijakan fiskal defisit
mampu mengatasi kelesuan dan depresi pertumbuhan perekonomian,
yang merupakan kelebihan dari kebijakan ini. Sedangkan
kekurangannya adalah negara selalu dalam keadaan defisit.
 Kebijakan fiskal dinamis. Kebijakan fiskal dinamis menyediakan
pendapatan yang bisa digunakan oleh pemerintah dalam pemenuhan
kebutuhannya yang terus bertambah seiring berjalannya waktu.

Penggolongan Kebijakan Fiskal

Berdasarkan penggolongannya, kebijakan fiskal dibagi menjadi dua jenis


utama, yaitu:

 Kebijakan Fiskal Ekspansif: Adalah kebijakan yang dilakukan ketika


perekonomian mengalami penurunan daya beli masyarakat dan jumlah
pengangguran yang tinggi, yakni dengan cara meningkatkan belanja
negara dan menurunkan tingkat pajak.
 Kebijakan Fiskal Kontraktif: sebaliknya, kebijakan fiskal jenis ini
merupakan kebijakan yang dilakukan untuk membuat pemasukan lebih
besar dibandingkan pengeluarannya, dengan cara menurunkan tingkat
belanja negara dan meningkatkan tingkat pajak. Hal ini bertujuan untuk
menurunkan daya beli masyarakat sekaligus mengatasi inflasi.
Kebijakan ini termasuk jarang digunakan dan akan dikeluarkan pada
saat kondisi perekonomian mengalami ekspansi yang memanas
(overheating) untuk menentukan permintaan.

10
Instrumen Kebijakan Fiskal

 Kebijakan Perpajakan: Kebijakan ini berkaitan erat dengan


amandemen baru dalam hal pajak langsung dan tidak langsung.
Kebijakan fiskal perpajakan merupakan salah satu instrumen kebijakan
yang memiliki otoritas publik yang kuat dan mempengaruhi perubahan
pendapatan, investasi, dan konsumsi. Pemerintah akan membuat
kebijakan perpajakan secara progresif setelah menganalisa efek dari
peningkatan maupun penurunan pajak.
 Kebijakan Pengeluaran Pemerintah: kebijakan ini memprioritaskan
pengeluaran pemerintah untuk sektor yang penting dan mendesak,
seperti pembukaan sekolah, pembangunan jalan umum, jembatan, jalur
transportasi, serta biaya operasional pemerintah.
 Kebijakan Pembiayaan Defisit: Merupakan instrumen kebijakan
yang dikeluarkan apabila pemerintah mengalami defisit atau jumlah
pengeluaran lebih besar dibandingkan pendapatan. Salah satu caranya
bisa dengan mengeluarkan mata uang baru dari bank sentral negara,
namun di sisi lain hal ini juga dapat menyebabkan daya beli mata uang
turun dan terjadinya inflasi.
 Kebijakan Utang Publik: Kebijakan ini dikeluarkan apabila kebijakan
pembiayaan defisit dinilai tidak cukup untuk memenuhi pengeluaran
publik. Kebijakan utang publik bertujuan untuk meningkatkan kas
pemerintahan dengan menggunakan utang yang berasal dari  sumber
internal seperti pinjaman pasar, obligasi kompensasi, atau SBN (Surat
berharga negara), dan sumber eksternal dari pinjaman pasar eksternal
atau lembaga internasional seperti IDA, Bank Dunia, IMF, dan rekanan
lainnya.
 Budgeting: kebijakan ini juga dikenal sebagai kebijakan anggaran. Hal
ini dikarenakan kebijakan fiskal beroperasi melalui anggaran atau
budgeting. Anggaran yang dimiliki suatu negara berfungsi untuk
menilai fluktuasi ekonomi..

11
Kelebihan dan Kekurangan Kebijakan Fiskal

 Kebijakan fiskal lebih mudah untuk mengontrol pendapatan dan


pengeluaran negara.
 Kebijakan fiskal berguna untuk menutupi kekurangan dari kebijakan
moneter dan keduanya sama-sama berperan penting untuk mengatasi
masalah deflasi-inflasi.
 Kebijakan fiskal banyak dinilai lebih efektif dibandingkan kebijakan
moneter.

Sementara, kebijakan fiskal juga memiliki sejumlah kelemahan seperti di


bawah ini:

 Kebijakan fiskal lebih bersifat kaku atau kurang fleksibel karena harus
melewati birokrasi yang cukup rumit, yakni APBN.

 Kebijakan fiskal dapat menimbulkan pandangan negatif dari publik atau


masyarakat karena berkaitan dengan peningkatan jumlah pajak.

2. Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional adalah nilai total output akhir suatu negara dari
semua barang dan jasa baru yang diproduksi dalam satu tahun. Pencatatan
pendapatan nasional merupakan sistem pembukuan yang digunakan
pemerintah untuk mengukur tingkat kegiatan ekonomi negara dalam
periode waktu tertentu. Catatan akuntansi seperti ini mencakup data
mengenai total pendapatan yang diperoleh perusahaan domestik, upah
yang dibayarkan kepada pekerja asing dan domestik, dan jumlah yang
dihabiskan untuk pajak penjualan dan pendapatan oleh perusahaan dan
individu yang tinggal di negara tersebut.

Cara Menghitung Pendapatan Nasional


Cara paling sederhana untuk memperhitungkan pendapatan nasional
adalah dengan mempertimbangkan apa yang terjadi ketika satu produk

12
diproduksi dan dijual. Biasanya, barang diproduksi dalam sejumlah 'tahap',
di mana bahan baku dikonversi oleh perusahaan pada satu tahap, kemudian
dijual ke perusahaan pada tahap berikutnya. Nilai ditambahkan pada
masing-masing, menengah, tahap, dan pada tahap akhir produk
diberikan harga jual eceran. Harga eceran mencerminkan nilai tambah
dalam hal semua sumber daya yang digunakan dalam semua tahap
produksi sebelumnya.

Secara singkatnya, pendapatan nasional dihitung menggunakan tiga


pendekatan seperti di bawah ini:

 Pendekatan pendapatan: Perhitungannya dilakukan dengan


menjumlahkan seluruh pendapatan dimulai dari upah, sewa, bunga,
hingga laba yang diterima oleh rumah tangga konsumsi dalam suatu
negara pada satu periode tertentu. Hal ini sebagai bentuk balasan
terhadap faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.

 Pendekatan produksi: cara menghitungnya dilakukan dengan cara


menambahkan seluruh nilai produk berupa jasa atau barang jadi yang
dihasilkan oleh suatu negara dari bidang agraris, industri, jasa,
ekstraktif, dan niaga.

 Pendekatan pengeluaran: sementara, untuk pendekatan ini dihitung


dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran untuk membeli
barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara pada satu periode
tertentu. Pengeluaran yang dimaksud adalah yang berasal dari pelaku
kegiatan ekonomi negara, seperti Rumah tangga (Consumption),
pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan
hasil selisih antara nilai ekspor yang telah dikurangi nilai impor.

13
Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional

 Mengetahui tingkat kemakmuran suatu negara.


 Mengevaluasi kinerja perekonomian dalam skala tertentu.
 Mengukur perubahan perekonomian suatu negara secara berkala.
 Memudahkan dalam membandingkan kinerja ekonomi dari setiap sektor.
 Sebagai indikator kualitas hidup masyarakat di suatu negara.
 Sebagai indikator perbandingan kinerja antar negara.
 Sebagai indikator perbandingan kualitas standar hidup antar negara.
 Sebagai indikator dan perbandingan tingkat pertumbuhan ekonomi dari
waktu ke waktu.
 Sebagai indikator dan perbandingan pertumbuhan ekonomi dan kekayaan
dari suatu negara.

Konsep Pendapatan Nasional

 Produk Domestik Bruto (GDP): Adalah jumlah produk yang dihasilkan


oleh unit-unit produksi dalam bentuk barang atau jasa di dalam batas
wilayah tertentu pada suatu negara selama setahun.
GDP = Pendapatan Masyarakat DN (dalam negeri) + Pendapatan Asing
DN
 Produk Nasional Bruto (GNP): Merupakan nilai produk berupa barang
atau jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara dalam satu tahun.
GNP = Pendapatan WNI DN + Pendapatan WNI LN (luar negeri) –
Pendapatan Asing DN
 Produk Nasional Netto (NNP): Nilai produk yang dihitung dengan cara
mengurangi GNP dengan depresiasi atau penyusutan barang modal.
NNP = GNP – depresiasi
 Pendapatan Nasional Netto (NNI): merupakan pendapatan nasional yang
dihitung berdasarkan jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat
sebagai pemilik faktor produksi. NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung

14
 Pendapatan Perseorangan (PI): Merupakan pendapatan yang diterima
oleh setiap orang dalam suatu masyarakat negara, misalnya seperti gaji
karyawan.
PI = NNI – Pajak Perusahaan – Iuran – Laba Ditahan + Transfer Payment
 Pendapatan yang siap dibelanjakan: Adalah pendapatan yang siap
digunakan untuk membeli barang atau jasa konsumsi, dan sisanya
digunakan untuk menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
Pendapatan ini sering juga disebut sebagai disposable income.
DI = PI – Pajak Langsung

Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional

 Permintaan dan penawaran agregat, permintaan agregat merupakan


daftar dari keseluruhan barang atau jasa dengan berbagai tingkat harga
yang akan dibeli oleh berbagai sektor ekonomi. Sementara, penawaran
agregat berfungsi untuk memperlihatkan hubungan antara seluruh
penawaran barang atau jasa pada suatu tingkat harga yang ditawarkan oleh
perusahaan.

C. Keseimbangan Model IS
Model IS-LM adalah interpretasi terkemuka dari teori Keynes.Tujuan dari
model ini adalah untuk menunjukkan apa yang menentukan pendapatan
nasional pada berbagai tingkat harga. Ada dua cara pandang terhadap teori
ini: Model IS-LM sebagai model yang menunjukkan apa yang
menyebabkan pendapatan berubah dalam jangka pendek  ketika tingkat
harga tetap, apa yang menyebabkan kurva permintaan agregat  bergeser. IS
menyatakan “Investasi” dan “Tabungan”, sedangkan kurva IS menyatakan
apa yang terjadi pada pasar barang dan jasa. LM menyatakan “Likuiditas”
dan “Uang”, serta kurva LM menunjukkan apa yang terjadi pada
penawaran dan permintaan terhadap uang. Karena mempengaruhi investasi
dan permintaan uang, tingkat bunga merupakan variabel yang
menghubungkan kedua bagian dari model IS-LM. Pasar barang adalah

15
pasar yang mempertemukan penawaran dan permintaan barang dan jasa.
Pasar barang sering diistilahkan dengan sektor riil. Kurva IS menyatakan
hubungan antara tingkat suku bunga (i atau r) serta tingkat pendapatan
Nasional (Y) yang muncul di pasar barang dan jasa.

Dalam Kurva IS, perpotongan keynesian membuat asumsi yang


menyederhanakan bahwa tingkat investasi yang direncanakan I adalah
tetap. Investasi yang direncanakan tergantung pada tingkat bunga r dan
hubungan diantara keduanya. Kenaikan tingkat bunga menyebabkan
investasi yang direncanakan turun, sebaliknya menyebabkan pendapatan
turun.
Kebijakan fiskal memiliki dampak pengganda terhadap
pendapatan. Hubungan antara Kebijakan Fiskal & Kurva IS yaitu:
Pertama, kurva IS menunjukkan tingkat bunga berapapun; kedua, tingkat
pendapatan yang mendorong pasar barang menuju ekuilibrium; ketiga,
tingkat pendapatan tergantung pada kebijakan fiskal; keempat,  kurva IS
menujukkan kombinasi dari tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang
konsisten dengan ekuilibrium  dalam pasar uang dan pasar jasa;
kelima,  kurva IS digambar untuk kebijakan fiskal tertentu; keenam,
perubahan-perubahan dalam kebijakan fiskalyang meningkatkan
permintaan terhadap barang dan jasa menggeser kurva IS ke kanan;
ketujuh, perubahan-perubahan dalam kebijakan fiskal yang mengurangi
permintaan terhadap barang dan jasa menggeser kurva IS ke kiri.

Kurva LM menyatakan hubungan antara tingkat bunga dan tingkat


pendapatan yang muncul di pasar uang. Hubungannya dapat dilihat pada
teori tingkat bunga, disebut juga teori preferensi likuiditas (theory of
liquidity preference). Menurut Teori Preferensi Likuiditas, Keynes “ The
General Theory” menjabarkan pandangannya tentang tingkat bunga yang
ditentukan dalam jangka pendek likuiditas adalah (teori preferensi
likuiditas). Teori itu menyatakan “tingkat bunga disesuaikan untuk
menyeimbangkan penawaran dan permintaan untuk aset perekonomian

16
yang paling likuid - uang. Perpotongan keynesian merupakan kerangka
untuk kurva IS, sedangkan teori preferensi likuiditas adalah kerangka
untuk kurva LM. Teori preferensi likuiditas mengasumsikan adanya
keseimbangan uang riil yang tetap, yaitu: Dimana M adalah jumlah uang
yang beredar, P adalah tingkat harga, M/P adalah penawaran
keseimbangan uang riil.

Teori prefensi likuiditas menegaskan bahwa tingkat bunga adalah salah


satu determinan dari berapa banyak uang yang ingin dipegang
orang. Alasannya adalah bahwa tingkat bunga merupakan biaya
oportunitas (opportunity cost) dari memegang uang. Rumus
keseimbangan, dimana L (r) menunjukkan bahwa jumlah uang yang
diminta tergantung pada tingkat bunga. Penawaran dan permintaan akan
keseimbangan uang riil menentukan tingkat bunga yang akan muncul
diperekonomian. Yaitu tingkat bunga disesuaikan untuk menyeimbangkan
pasar uang.
Tingkat pendapatan mempengaruhi permintaan terhadap uang. Ketika
pendapatan tinggi, pengeluaran juga tinggi, sehingga orang terlibat lebih
banyak dalam bertransaksi yang mensyaratkan penggunaan uang. Dimana
kuantitas keseimbangan uang riil yang diminta berhubungan negatif
dengan tingkat bunga dan berhubungan positif dengan pendapatan.

Kebijakan Moneter Mempengaruhi Kurva LM. Kurva LM menyatakan


tingkat bunga yang menyeimbangkan pasar uang pada setiap tingkat
pendapatan. Tingkat bunga ekuilibrium juga tergantung pada penawaran
keseimbangan uang riil, M/P. Kurva LM menunjukkan kombinasi tingkat
bunga dan tingkat pendapatan yang konsisten dengan ekuilibrium dalam
pasar keseimbangan uang riil. Kurva LM digambar untuk penawaran
keseimbangan uang riil tertentu. Penurunan dalam penawaran
keseimbangan uang riil menggeser kurva LM ke atas. Kenaikan dalam
penawaran keseimbangan uang riil menggeser kurva LM ke bawah.

17
“Model Keynes” diartikan berbeda-beda oleh banyak orang. Hal yang
berguna untuk memikirkan model Keynes buku teks dasar sebagai
perincian dan perluasan dari “teori klasik”. Perputaran uang variabel dan
harga “kaku”-nya mencerminkan kepercayaan Keynes bahwa kelemahan
model klasik berasal dari asumsi terlalu-ketat nya tentang perputaran
konstan serta upah dan harga yang sangat fleksibel. Model permintaan
agregat (AD) dapat dibagi ke dalam dua bagian : model IS dari “pasar
barang” dan model LM dari “pasar uang”.
Jika belanja pemerintah naik $1, maka Anda mungkin mengira output
ekuilibrium (Y) juga naik $1. Tapi tidak ! Pengganda menunjukkan
perubahan permintaan output (Y) akan lebih besar dari perubahan awal
belanja. Mengapa : Ketika ada kenaikan belanja pemerintah (DG),
pendapatan juga meningkat sebesar DG. Kenaikan pendapatan akan
meningkatkan konsumsi sebesar MPC DG, di mana MPC adalah
kecenderungan mengkonsumsi marjinal.Kenaikan konsumsi meningkatkan
pengeluaran dan pendapatan lagi. Kenaikan DG), yang kembali
meningkatkan (MPC  DG sekali lagi meningkatkan konsumsi, kali ini
sebesar MPC kedua pada pendapatan sebesar MPC pendapatan dan
begitu seterusnya.Jadi, proses pengganda membantu menjelaskan fluktuasi
permintaan output.Contohnya, jika sesuatu dalam perekonomian
mengurangi belanja investasi, maka orang yang pendapatannya telah
menurun akan belanja lebih sedikit, sehingga menggerakkan permintaan
ekuilibrium semakin jauh ke bawah.

D. Multiplier Kebijakan Fiskal


Untuk mengukur dampak implementasi kebijakan fiskal, pemerintah dapat
menggunakan fiscal multiplier, yang merupakan rasio perbandingan
antara jumlah output keseluruhan dengan pengeluaran/pendapatan
pemerintah yang menyebabkan perubahan output tersebut. Fiscal
multiplier dengan hasil kurang dari 1 (satu) mengindikasikan
perekonomian turun kurang dari 1 (satu) rupiah. Sebaliknya, hasil fiscal

18
multiplier yang bernilai lebih dari 1 (satu) menandakan bahwa setiap 1
rupiah yang dikeluarkan pemerintah, perekonomian tumbuh lebih
besar dari 1 rupiah. Hal ini dapat terjadi apabila fiscal stimulus oleh
pemerintah berujung pada meningkatnya pengeluaran masyarakat.
 
Sebagai contoh, pengeluaran pemerintah untuk membangun infrastruktur
akan meningkatkan permintaan agregat. Selain itu, pembangunan ini juga
berpotensi meningkatkan perekonomian di sektor konstruksi dan para
pekerja di sektor tersebut berpotensi memperoleh pendapatan tambahan.
Apabila para pekerja ini melakukan pembelian (konsumsi) dengan
pendapatan yang diperoleh, maka permintaan agregat akan semakin
bertambah.

Kebijakan Fiskal merupakan tindakan yang diambil oleh Pemerintah


dalam bidang perpajakan dan anggaran belanja negara dengan tujuan
untuk mempengaruhi pengeluaran agregat ekonomi. Kebijakan fiskal
dapat berupa kebijakan fiskal ekspansif dan kebijakan fiskal kontraktif.
Kebijakan fiskal ekspansif adalah kebijakan fiskal yang bertujuan
meningkatkan output perekonomian. Sebaliknya, kebijakan fiskal
kontraktif bertujuan mengurangi output perekonomian. Oleh karena itu,
kebijakan fiskal juga merupakan instrumen stabilisasi pemerintah.

Pertumbuhan ekonomi atau peningkatan output perekenomian menurut


Solow dipengaruhi oleh tabungan, pertumbuhan populasi, dan kemajuan
teknologi. Tabungan merupakan instrumen yang dipengaruhi oleh
kebijakan fiskal (penerimaan pajak dan belanja negara mempengaruhi
tabungan nasional). Secara tidak langusung kebijakan fiskal ikut
mengambil peran dalam pertumbuhan ekonomi. Keputusan-keputusan
pemerintah mengenai kebijakan fiskal yang ditempuh suatu negara dapat
mengubah ouput dalam perekonomian, baik bertambah maupun
berkurang.

19
Di Indonesia, APBN sebagai instrumen utama kebijakan fiskal memainkan
peranan penting mendorong pencapaian target-target pembangunan yang
telah ditetapkan. Peranan tersebut sejalan dengan salah satu fungsi APBN
sebagai alat menjaga stabilitas dan akselerasi kinerja ekonomi. Untuk itu,
kebijakan fiskal senantiasa diarahkan untuk tercapainya pertumbuhan
ekonomi, penciptaan lapangan kerja, pengentasan kemiskinan, namun
dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Pada tahun 2013 hingga 2017, Indonesia menerapkan kebijakan fiskal


ekspansif dari penerapan kebijakan defisit. Kebijkan ini disebabkan oleh
peningkatan belanja pemerintah G yang melebihi pendapatan. Peningkatan
tersebut salah satunya bertujuan menstimulasi perekonomian melalui
peningkatan alokasi belanja modal untuk infrastruktur dalam
meningkatkan daya saing dan kapasitas produksi.

Dampak dari peningkatan belanja pemerintah G ialah meningkatnya


pendapatan ekuilibrium Y pada perekonomian Indonesia dalam 5 tahun.
Namun, peningkatan yang terjadi tidak secara terus-menerus.
Kenyataannya, walaupun belanja pemerintah G terus meningkat dari
tahun-tahun sebelumnya, namun persentase pertumbuhan ekonomi
mengalami fluktuasi dan cenderung menurun.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yakni rincian
daftar yang dibuat secara sistematis berisi rencana penerimaan dan
pengeluaran negara selama satu tahun periode anggaran (1 Januari-31
Desember). Kebijakan fiscal adalah kebijakan ekonomi yang dibuat oleh
pemerintah untuk mengarahkan perekonomian dengan perubahan
pengeluaran dan pendapatan pemerintah. Instrumen utama yang digunakan
dalam Kebijakan Fiskal adalah pengeluaran pemerintah/belanja negara dan
pajak. Pendapatan nasional merupakan seluruh pendapatan yang diterima
oleh seluruh anggota masyarakat atau seluruh rumah tangga keluarga
(RTK) dalam suatu negara dengan kurun waktu tertentu, biasanya dalam
waktu satu tahun.
Untuk mengukur dampak implementasi kebijakan fiskal, pemerintah dapat
menggunakan fiscal multiplier,yang merupakan rasio perbandingan
antara jumlah output keseluruhan dengan pengeluaran/pendapatan
pemerintah yang menyebabkan perubahan output tersebut. 

B. Saran
Materi pada laporan observasi ini sangat baik untuk kita pelajari dengan
sungguh-sungguh, karena selain hal - hal tersebut sering kita jumpai di
kehidupan sehari hari. Untuk itu Mudah - mudahan makalah ini dapat
berguna bagi siapa saja yang membacanya, menambah wawasan kita
tentang pengertian mengenai pengertian model perekonomian dengan
variabel pemerintah APBN, bagaimana kebijakan fiskal dan pendapatan
nasional, bagaimana keseimbangan model IS, dan apa itu multiplier
kebijakan fiskal. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun bagi penulis agar lebih faham tentang materi yang diberikan
dalam makalh ini guna menyempurnakan makalah ini kedepannya nanti.

21
INTEGRASI AYAT

Artinya :

" Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya
(dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk
Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan
orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara
orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu,
maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya."

( Al - Hasyr : 7)

22
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/82776/3/BAB%20I.pdf

http://eprints.ums.ac.id/12907/2/BAB_I.pdf

http://ejournal.unp.ac.id

https://kamus.tokopedia.com/k/kebijakan-fiskal/

https://kamus.tokopedia.com/p/pendapatan-nasional/

http://www.forshei.org/2018/04/keseimbangan-is-lm.html

http://staffnew.uny.ac.id/upload/131405899/pendidikan/EKO.+MAKRO+-
+Model+IS+LM.pdf

https://konsultanku.co.id/blog/kebijakan-fiskal-sebagai-komponen-pertumbuhan-dan-
stabilitas-ekonomi-

https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/kebijakan-fiskal-kaitannya-
dengan-pertumbuhan-ekonomi-indonesia/

23

Anda mungkin juga menyukai