Disusun Oleh:
Kelompok 6
Anggun Wulan Sari (20210001)
Dhea Putri Salamah (20210006)
Alfiah Agung Merianto (20210008)
Monica (20210023)
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Sistematika
Kebijakan Fiskal ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya,
dan kepada kita selaku umatnya. Aamiin.
Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Ekonomi Makro. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
makalah tentang Sistematika Kebijakan Fiskal ini baik sistematika penulisan
maupun materinya. Oleh karena itu, sangat kami harapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun terhadap makalah ini, karena dengan adanya hal tersebut
dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Kami berharap makalah ini bermanfaat, khususnya bagi kami dan pembaca
pada umumnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................5
A. Latar Belakang............................................................................5
B. Rumusan Masalah.......................................................................6
C. Tujuan dan Manfaat.....................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................7
A. Model Perekonomian Dengan Variabel Pemerintah APBN.............7
B. Kebijakan Fiskal Dan Pendapatan Nasional...................................9
C. Keseimbangan Model IS............................................................16
D. Multiplier Kebijakan Fiskal........................................................19
BAB III PENUTUP.......................................................................................26
A. Kesimpulan...............................................................................26
B. Saran........................................................................................27
INTEGRASI AYAT......................................................................................28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan ekonomi untuk
mengendalikan keseimbangan makroekonomi dan mengarahkan kondisi
perekonomian ke arah yang lebih baik (Kementerian Keuangan RI, 2018).
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan pemerintah yang dilakukan dengan
cara mempengaruhi sisi penerimaan maupun sisi pengeluaran pada APBN.
Pemerintah seringkali menghadapi masalah defisit anggaran sehingga
memerlukan suatu kebijakan fiskal untuk menghadapinya (Suparmono,
2004). Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, demi
mendukung penurunan tingkat defisit, pemerintah selalu menjaga defisit
kumulatif APBN dan APBD berada dalam batas yang telah ditetapkan yaitu
di bawah 3%. Melalui APBN pemerintah berkewajiban untuk menjalankan
peran dan fungsi sentral kebijakan fiskal agar stabilitas kinerja dari anggaran
pendapatan dan belanja negara berada dalam kondisi baik dengan melakukan
optimalisasi pendapatan negara dengan target penerimaan perpajakan yang
realistik berdasarkan basis data terkini, pemerintah juga akan melakukan
efisiensi belanja negara serta penguatan terhadap kualitas belanja negara
untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional dan melakukan efisiensi
pembiayaan anggaran untuk mendorong keseimbangan primer menuju ke
arah yang positif (Kementerian Keuangan RI, 2019). Terdapat tiga tolak ukur
yang perlu dijaga dalam mempertahankan stabilitas kinerja dari anggaran
pendapatan dan belanja negara (APBN) yaitu penerimaan pajak, defisit
anggaran pemerintah dan kondisi keseimbangan primer APBN.
Keseimbangan primer merupakan total penerimaan dikurangi belanja dalam
APBN yang tidak termasuk pembiayaan bunga dan cicilan pokok utang
pemerintah. Keseimbangan primer merupakan salah satu pendekatan untuk
menilai kondisi kapasitas fiskal dan kebutuhan fiskal.
4
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penyusunan laporan makalah ini antara lain:
1. Model Perekonomian Dengan Variabel Pemerintah APBN
2. Kebijakan Fiskal Dan Pendapatan Nasional
3. Keseimbangan Model IS
4. Multiplier Kebijakan Fiskal
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Belanja Negara (APBN) harus secara realistis agar dapat memberi
gambaran secara tepat, jelas dan trasparan mengenai arah, sasaran, serta
strategi kebijakan fiskal jangka menengah maupun sebagai bagian dari
integral kebijaksanaan makro ekonomi jangka pendek dan jangka
menengah dan mendukung program pembangunan ekonomi nosional oleh
karena itu dalam perencanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) harus dilakukan pada pedoman prinsip kehati – hatian dan
serealistis mungkin. (Maulidyah dan M. Wahyudi, 2001). Beberapa faktor
yang menentukan besarnya pengeluaran negara khususnya pengeluaran
rutin antara lain : jumlah pegawai negeri, utang luar negeri, subsidi daerah
otonom, kurs, dan inflasi. (M. Suparmoko, 1991 :53 – 54).
Sebagai salah satu komponen dalam postur APBN, perhitungan
pembayaran bunga utang sangat bergantung pada dinamika asumsi dasar
ekonomi makro. Hal ini berarti bahwa variasi ketidakpastian dari indikator
ekonomi makro merupakan faktor risiko yang dapat mempengaruhi
realisasi dari pembayaran bunga utang. Apabila realisasi variabel-variabel
makro tersebut berbeda dengan asumsinya, maka besaran dari pembayaran
bunga utang dalam APBN juga akan berubah. Semakin besar disparitas
yang terjadi antara asumsi dan realisasi indikator makro tersebut, maka
akan semakin besar pula risiko terjadinya kekurangan pembayaran bunga
utang yang dialokasikan dalam APBN. Agar risiko dari fluktuasi ekonomi
makro tersebut dapat dimitigasi dengan respon kebijakan yang lebih tepat,
maka perlu dilakukan analisis sensitivitas dari dampak indikator ekonomi
makro terhadap pembayaran bunga utang. Kajian ini dimaksudkan untuk:
1. melakukan identifikasi dan analisis terhadap asumsi dasar ekonomi
makro serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi pembayaran bunga
utang
2. melakukan evaluasi dan analisis terhadap dampak perubahan asumsi
dasar ekonomi makro terhadap sensitivitas pembayaran bunga utang
3. menyusun rekomendasi terkait dampak perubahan asumsi dasar
ekonomi makro terhadap pembayaran bunga utang untuk lebih
mengoptimalkan perencanaan penganggaran pembayaran bunga utang.
7
B. Kebijakan Fiskal Dan Pendapatan Nasional
1. Kebijakan Fiskal
8
Macam-macam Kebijakan Fiskal
9
perekonomian negara bisa terpuruk jika ekonomi negara sedang dalam
kondisi yang tidak menguntungkan.
Kebijakan fiskal surplus. Dalam kebijakan fiskal surplus, jumlah
pendapatan harus lebih tinggi dibandingkan dengan pengeluaran.
Kebijakan ini merupakan cara untuk menghindari inflasi.
Kebijakan fiskal defisit. Kebijakan fiskal defisit merupakan kebijakan
yang berlawanan dengan kebijakan surplus. Kebijakan fiskal defisit
mampu mengatasi kelesuan dan depresi pertumbuhan perekonomian,
yang merupakan kelebihan dari kebijakan ini. Sedangkan
kekurangannya adalah negara selalu dalam keadaan defisit.
Kebijakan fiskal dinamis. Kebijakan fiskal dinamis menyediakan
pendapatan yang bisa digunakan oleh pemerintah dalam pemenuhan
kebutuhannya yang terus bertambah seiring berjalannya waktu.
10
Instrumen Kebijakan Fiskal
11
Kelebihan dan Kekurangan Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal lebih bersifat kaku atau kurang fleksibel karena harus
melewati birokrasi yang cukup rumit, yakni APBN.
2. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah nilai total output akhir suatu negara dari
semua barang dan jasa baru yang diproduksi dalam satu tahun. Pencatatan
pendapatan nasional merupakan sistem pembukuan yang digunakan
pemerintah untuk mengukur tingkat kegiatan ekonomi negara dalam
periode waktu tertentu. Catatan akuntansi seperti ini mencakup data
mengenai total pendapatan yang diperoleh perusahaan domestik, upah
yang dibayarkan kepada pekerja asing dan domestik, dan jumlah yang
dihabiskan untuk pajak penjualan dan pendapatan oleh perusahaan dan
individu yang tinggal di negara tersebut.
12
diproduksi dan dijual. Biasanya, barang diproduksi dalam sejumlah 'tahap',
di mana bahan baku dikonversi oleh perusahaan pada satu tahap, kemudian
dijual ke perusahaan pada tahap berikutnya. Nilai ditambahkan pada
masing-masing, menengah, tahap, dan pada tahap akhir produk
diberikan harga jual eceran. Harga eceran mencerminkan nilai tambah
dalam hal semua sumber daya yang digunakan dalam semua tahap
produksi sebelumnya.
13
Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional
14
Pendapatan Perseorangan (PI): Merupakan pendapatan yang diterima
oleh setiap orang dalam suatu masyarakat negara, misalnya seperti gaji
karyawan.
PI = NNI – Pajak Perusahaan – Iuran – Laba Ditahan + Transfer Payment
Pendapatan yang siap dibelanjakan: Adalah pendapatan yang siap
digunakan untuk membeli barang atau jasa konsumsi, dan sisanya
digunakan untuk menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
Pendapatan ini sering juga disebut sebagai disposable income.
DI = PI – Pajak Langsung
C. Keseimbangan Model IS
Model IS-LM adalah interpretasi terkemuka dari teori Keynes.Tujuan dari
model ini adalah untuk menunjukkan apa yang menentukan pendapatan
nasional pada berbagai tingkat harga. Ada dua cara pandang terhadap teori
ini: Model IS-LM sebagai model yang menunjukkan apa yang
menyebabkan pendapatan berubah dalam jangka pendek ketika tingkat
harga tetap, apa yang menyebabkan kurva permintaan agregat bergeser. IS
menyatakan “Investasi” dan “Tabungan”, sedangkan kurva IS menyatakan
apa yang terjadi pada pasar barang dan jasa. LM menyatakan “Likuiditas”
dan “Uang”, serta kurva LM menunjukkan apa yang terjadi pada
penawaran dan permintaan terhadap uang. Karena mempengaruhi investasi
dan permintaan uang, tingkat bunga merupakan variabel yang
menghubungkan kedua bagian dari model IS-LM. Pasar barang adalah
15
pasar yang mempertemukan penawaran dan permintaan barang dan jasa.
Pasar barang sering diistilahkan dengan sektor riil. Kurva IS menyatakan
hubungan antara tingkat suku bunga (i atau r) serta tingkat pendapatan
Nasional (Y) yang muncul di pasar barang dan jasa.
16
yang paling likuid - uang. Perpotongan keynesian merupakan kerangka
untuk kurva IS, sedangkan teori preferensi likuiditas adalah kerangka
untuk kurva LM. Teori preferensi likuiditas mengasumsikan adanya
keseimbangan uang riil yang tetap, yaitu: Dimana M adalah jumlah uang
yang beredar, P adalah tingkat harga, M/P adalah penawaran
keseimbangan uang riil.
17
“Model Keynes” diartikan berbeda-beda oleh banyak orang. Hal yang
berguna untuk memikirkan model Keynes buku teks dasar sebagai
perincian dan perluasan dari “teori klasik”. Perputaran uang variabel dan
harga “kaku”-nya mencerminkan kepercayaan Keynes bahwa kelemahan
model klasik berasal dari asumsi terlalu-ketat nya tentang perputaran
konstan serta upah dan harga yang sangat fleksibel. Model permintaan
agregat (AD) dapat dibagi ke dalam dua bagian : model IS dari “pasar
barang” dan model LM dari “pasar uang”.
Jika belanja pemerintah naik $1, maka Anda mungkin mengira output
ekuilibrium (Y) juga naik $1. Tapi tidak ! Pengganda menunjukkan
perubahan permintaan output (Y) akan lebih besar dari perubahan awal
belanja. Mengapa : Ketika ada kenaikan belanja pemerintah (DG),
pendapatan juga meningkat sebesar DG. Kenaikan pendapatan akan
meningkatkan konsumsi sebesar MPC DG, di mana MPC adalah
kecenderungan mengkonsumsi marjinal.Kenaikan konsumsi meningkatkan
pengeluaran dan pendapatan lagi. Kenaikan DG), yang kembali
meningkatkan (MPC DG sekali lagi meningkatkan konsumsi, kali ini
sebesar MPC kedua pada pendapatan sebesar MPC pendapatan dan
begitu seterusnya.Jadi, proses pengganda membantu menjelaskan fluktuasi
permintaan output.Contohnya, jika sesuatu dalam perekonomian
mengurangi belanja investasi, maka orang yang pendapatannya telah
menurun akan belanja lebih sedikit, sehingga menggerakkan permintaan
ekuilibrium semakin jauh ke bawah.
18
multiplier yang bernilai lebih dari 1 (satu) menandakan bahwa setiap 1
rupiah yang dikeluarkan pemerintah, perekonomian tumbuh lebih
besar dari 1 rupiah. Hal ini dapat terjadi apabila fiscal stimulus oleh
pemerintah berujung pada meningkatnya pengeluaran masyarakat.
Sebagai contoh, pengeluaran pemerintah untuk membangun infrastruktur
akan meningkatkan permintaan agregat. Selain itu, pembangunan ini juga
berpotensi meningkatkan perekonomian di sektor konstruksi dan para
pekerja di sektor tersebut berpotensi memperoleh pendapatan tambahan.
Apabila para pekerja ini melakukan pembelian (konsumsi) dengan
pendapatan yang diperoleh, maka permintaan agregat akan semakin
bertambah.
19
Di Indonesia, APBN sebagai instrumen utama kebijakan fiskal memainkan
peranan penting mendorong pencapaian target-target pembangunan yang
telah ditetapkan. Peranan tersebut sejalan dengan salah satu fungsi APBN
sebagai alat menjaga stabilitas dan akselerasi kinerja ekonomi. Untuk itu,
kebijakan fiskal senantiasa diarahkan untuk tercapainya pertumbuhan
ekonomi, penciptaan lapangan kerja, pengentasan kemiskinan, namun
dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yakni rincian
daftar yang dibuat secara sistematis berisi rencana penerimaan dan
pengeluaran negara selama satu tahun periode anggaran (1 Januari-31
Desember). Kebijakan fiscal adalah kebijakan ekonomi yang dibuat oleh
pemerintah untuk mengarahkan perekonomian dengan perubahan
pengeluaran dan pendapatan pemerintah. Instrumen utama yang digunakan
dalam Kebijakan Fiskal adalah pengeluaran pemerintah/belanja negara dan
pajak. Pendapatan nasional merupakan seluruh pendapatan yang diterima
oleh seluruh anggota masyarakat atau seluruh rumah tangga keluarga
(RTK) dalam suatu negara dengan kurun waktu tertentu, biasanya dalam
waktu satu tahun.
Untuk mengukur dampak implementasi kebijakan fiskal, pemerintah dapat
menggunakan fiscal multiplier,yang merupakan rasio perbandingan
antara jumlah output keseluruhan dengan pengeluaran/pendapatan
pemerintah yang menyebabkan perubahan output tersebut.
B. Saran
Materi pada laporan observasi ini sangat baik untuk kita pelajari dengan
sungguh-sungguh, karena selain hal - hal tersebut sering kita jumpai di
kehidupan sehari hari. Untuk itu Mudah - mudahan makalah ini dapat
berguna bagi siapa saja yang membacanya, menambah wawasan kita
tentang pengertian mengenai pengertian model perekonomian dengan
variabel pemerintah APBN, bagaimana kebijakan fiskal dan pendapatan
nasional, bagaimana keseimbangan model IS, dan apa itu multiplier
kebijakan fiskal. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun bagi penulis agar lebih faham tentang materi yang diberikan
dalam makalh ini guna menyempurnakan makalah ini kedepannya nanti.
21
INTEGRASI AYAT
Artinya :
" Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya
(dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk
Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan
orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara
orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu,
maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya."
( Al - Hasyr : 7)
22
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ums.ac.id/82776/3/BAB%20I.pdf
http://eprints.ums.ac.id/12907/2/BAB_I.pdf
http://ejournal.unp.ac.id
https://kamus.tokopedia.com/k/kebijakan-fiskal/
https://kamus.tokopedia.com/p/pendapatan-nasional/
http://www.forshei.org/2018/04/keseimbangan-is-lm.html
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131405899/pendidikan/EKO.+MAKRO+-
+Model+IS+LM.pdf
https://konsultanku.co.id/blog/kebijakan-fiskal-sebagai-komponen-pertumbuhan-dan-
stabilitas-ekonomi-
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/kebijakan-fiskal-kaitannya-
dengan-pertumbuhan-ekonomi-indonesia/
23