Anda di halaman 1dari 8

Johannes, R., & Johannes, R. F.

, Membangun Talenta Digital dan Ekonomi … ISSN: 2460-8114 (print)


2656-6168 (online)

Membangun Talenta Digital dan Ekonomi Berkarbon Rendah untuk Keuangan


Berkelanjutan dalam Industri Perbankan

René Johannes
Universitas Bakrie
rene.johannes@bakrie.ac.id

Renato Franklin Johannes


PPM School of Management
franklinjohannes0806@gmail.com

Abstract
The objective of this research is to analyze how to develop a digital talent in the environment of low car-
bon economy in the practice of sustainability finance to support banking industry. It has evolved on a vol-
untary basis because of a need for information, pressure for more transparent reporting, and a need for
companies to explain their business models in more detail. Disclosure frameworks evolved first as industry
initiatives to deflect criticism, and later as independent initiatives as pressure groups saw through the of-
ten-superficial industry initiatives and demanded broader accountability. The research method used is
qualitative based on literature study. The Global Reporting Initiative (GRI) standards are now the most
widely used of these independent frameworks. The GRI standards require a process of stakeholder identifi-
cation, followed by a stakeholder engagement process to identify material social and environmental mat-
ters that should be covered in disclosure. Result or conclusion of this research that digital talent and low
carbon economy environment is needed very much in practicing sustainable finance to support banking
industry.
Keywords: digital, carbon, sustainability, banking.

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana membangun suatu talenta digital dalam
lingkungan ekonomi berkarbon rendah dalam praktik keuangan berkelanjutan untuk mendukung industri
perbankan. Praktik keuangan keberlanjutan telah berkembang secara sukarela karena kebutuhan akan in-
formasi, tekanan untuk pelaporan yang lebih transparan, dan kebutuhan perusahaan untuk menjelaskan
model bisnis secara lebih rinci. Kerangka pengungkapan berkembang pertama kali sebagai inisiatif industri
untuk menangkis kritik, dan kemudian sebagai inisiatif independen bagi kelompok penekan untuk melihat
inisiatif industri seringkali dangkal dan menuntut akuntabilitas yang lebih luas. Metode penelitian yang
digunakan adalah kualitatif berdasarkan studi kepustakaan. Standar Global Reporting Initiative (GRI)
sekarang paling banyak digunakan dari kerangka kerja independen ini. Standar GRI memerlukan proses
identifikasi pemangku kepentingan, diikuti dengan proses pelibatan pemangku kepentingan untuk men-
gidentifikasi masalah sosial dan lingkungan material yang harus dicakup dalam pengungkapan. Hasil atau
kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa talenta dalam bidang digital dan ekonomi berkarbon
rendah sangat diperlukan dalam keuangan berkelanjutan untuk mendukung industri perbankan.
Kata Kunci: digital, karbon, berkelanjutan, perbankan.

1. Pendahuluan Bencana kehidupan manusia yang telah


Pandemi Covid-19 telah hampir berlalu. menyebabkan banyak kehilangan nyawa,
Walaupun di sana-sini masih terjadi “gelombang kesehatan, pekerjaan, dan kemampuan ekonominya
susulan” berbagai varian baru, tetapi banyak pihak karena pandemi itu. Bencana tersebut juga
meyakini semua ini akan segera berlalu walaupun menyebabkan keruntuhan pertumbuhan ekonomi di
tidak sepenuhnya tuntas. Ekonomi dunia sudah seluruh dunia. Di balik bencana ekonomi yang
terlihat menggeliat, indeks saham di berbagai terjadi, ada sisi positif yang perlu dilihat, yaitu
belahan dunia telah bangkit. Tinggal masalah percepatan pembaruan di dunia ekonomi. Namun,
waktu kapan ekonomi dunia akan kembali ke titik bencana ekonomi yang sekarang dihadapi dunia
sebelum pandemi ini terjadi. Vaksinasi masal telah adalah akibat serangan Rusia ke Ukraina yang
dilakukan, sehingga pemulihan ekonomi dunia diperkirakan akan menyebabkan peperangan yang
akan segera dicapai. berkepanjangan.

1
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Perbankan, Vol 8, No. 3 Desember 2022: 105-

Gambar 1. Dampak Revolusi Industri pada Perbankan

membuat kesempatan munculnya banyak pemain transformasi masyarakat menjadi lebih sejahtera
ekonomi baru dan segar yang akan menjadi dan baik. Dengan demikian, semua usaha
generasi baru lebih baik dari pemain ekonomi transformasi digital yang dilakukan bank berupa
sebelumnya. Generasi pemain ekonomi baru ini penyempurnaan pengalaman pelanggan (Customer
akan bergabung dengan pemain ekonomi yang Experience), menjalankan proses terbaik
mampu bertahan melewati bencana ekonomi Covid (Operational Excellence), dan menciptakan model
-19 ini, membentuk ekosistem ekonomi yang lebih bisnis baru (New Business Model), dapat membuat
baik ke depannya. Ekonomi masa lalu yang menuju bank bertumbuh eksponensial, khususnya di negara
kapitalisme yang individualistik, ke depannya akan berkembang seperti di Indonesia (Hie, 2021).
bergeser ke arah kapitalisme yang humanistik. Namun, jika sebuah bank tidak dapat
Kemajuan teknologi digital membuat penguatan bertransformasi digital dengan konsep yang baru
(empowerment) terhadap seluruh individu manusia. ini, bisa dipastikan bank tersebut tidak bisa
Karena itu pemain ekonomi digital yang bertahan, biasanya kemudian diakuisisi oleh bank
menunjang makin banyak manusia yang menikmati lain. Berubah itu tidak mudah, lebih mudah
keunggulan digital baik sebagai konsumen maupun memulai dari awal tanpa harus menghadapi legacy
produsen, akan menjadi pemain yang sukses. Akan yang telah terbentuk, tetapi seringkali ini bukan
makin terlihat bahwa prinsip ekonomi bukan zero- pilihan dalam kondisi yang harus diterima.
sum game, tetapi positive-sum game. Berdasarkan berbagai riset di seluruh dunia,
Seseorang akan makin sukses dengan membuat keberhasilan berubah atau bertransformasi digital
orang lain sukses, bukan dengan memeras atau terletak pada pendekatan kepemimpinan bank
saling mengalahkan. Cara berpikir ke dalam tersebut. Oleh karenanya, perlu perhatian semua
(inward looking), yaitu “bagaimana membuat saya pihak agar menjadi pedoman bagi para pemimpin
sukses dengan mengandalkan kemampuan saya bank yang ingin bertransformasi digital secara
menghadapi pesaing untuk merebut pelanggan sempurna, baik dari segi sasaran yang perlu dicapai
target menjadi pelanggan saya” akan menjadi termasuk parameternya serta bagaimana cara
penghalang kesuksesan. Cara berpikir yang mencapainya.
diperlukan sekarang adalah “bagaimana membuat Perkembangan teknologi informasi yang cepat
masyarakat menjadi target yang ingin dilayani telah membawa kehidupan masyarakat dunia
menjadi bertambah sejahtera dengan memenuhi memasuki era baru yang sering disebut era
kebutuhannya bersama-sama dengan pihak lain Revolusi Industri 4.0. Era ini ditandai dengan
yang dikoordinasikan secara optimal (outward berkembangnya berbagai inovasi teknologi seperti
looking)”. Tentu saja hal ini memerlukan Internet of Things (IoT), Cloud Computing,
pengertian yang mendalam mengenai apa Artificial Intelligence (AI), dan Machine Learning.
kontribusi para pihak yang bisa diberikan ketika Pemanfaatan berbagai teknologi tersebut di bidang
terjadi kerja sama dengan pihak lain. Itu berarti layanan keuangan telah membawa perubahan yang
tetap perlu membangun kompetensi inti yang signifikan pada industri perbankan. Perubahan
bernilai sehingga bisa terbentuk sinergi. tersebut dapat terlihat dari 4 (empat) aspek yang
Bank sebagai pilar utama institusi keuangan kemudian mendorong perubahan lanskap
mempunyai peran besar terhadap pembentukan perbankan masa depan.
ekosistem ekonomi baru yang diciptakan oleh Pertama, perubahan ekspektasi konsumen akan
transformasi digital ini. Karena itu bank perlu dan produk dan layanan perbankan. Secara umum,
harus ikut bertransformasi. Untuk bisa sejalan seiring berkembangnya teknologi informasi,
dengan prinsip ekosistem ekonomi baru ini, bank ekspektasi konsumen akan suatu produk dan
harus kembali kepada misi dasarnya, yaitu sebagai layanan telah mengarah pada produk dan layanan
katalisator pergerakan ekonomi yang menciptakan yang mudah dan aman, personal, tidak tertinggal
1
Johannes, R., & Johannes, R. F., Membangun Talenta Digital dan Ekonomi … ISSN: 2460-8114 (print)
2656-6168 (online)

Gambar 2. Percepatan Transformasi Digital Perbankan di Indonesia

tren, dan konsumen memiliki kemudahan untuk economy menjadi ke arah virtual economy. Kondisi
membandingkan kualitas berbagai produk dan ini menimbulkan dampak positif berupa percepatan
layanan. yang menjadi momentum perubahan pada berbagai
Kedua, pemanfaatan data untuk peningkatan aspek kehidupan masyarakat secara menyeluruh
kualitas produk dan layanan (Data Enhanced dan menciptakan perilaku digital (digital behavior),
Product and Services). Pemanfaatan data dalam termasuk perilaku dalam bertransaksi keuangan.
volume besar atau dikenal sebagai big data mampu Pergeseran perilaku dan orientasi masyarakat ke
memberikan informasi yang kemudian dapat arah virtual economy, tentunya melahirkan
dimanfaatkan perbankan untuk menciptakan ekspektasi dan kebutuhan yang berbeda dari
banyak peluang dan memunculkan kategori bisnis sebelumnya. Pada titik ini, Bank dipaksa untuk
baru. melakukan akselerasi transformasi digital,
Ketiga, kemunculan kemitraan baru dengan big melakukan inovasi yang luar biasa, bekerja lebih
companies dan start-up. Perkembangan teknologi efektif, lebih efisien, dan lebih produktif agar dapat
menyebabkan terbentuknya ekosistem baru yang memenuhi ekspektasi dan kebutuhan nasabah di
bersifat digital dengan Bank menjadi salah satu tengah persaingan bisnis yang semakin ketat.
pemain dalam ekosistem tersebut. Kemitraan Bank
dengan pemain dalam ekosistem digital seperti Cetak Biru
fintech dan bigtech mampu memberikan peluang Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan
bagi Bank untuk mendapatkan konsumen baru, berisikan rancangan kebijakan OJK untuk
memanfaatkan inovasi mitra, dan memperoleh mendorong percepatan transformasi digital
akses data untuk pengembangan produk dan perbankan di Indonesia. Cetak Biru ini diharapkan
layanan Bank. menjadi landasan dalam mengembangkan
Keempat, perubahan model operasional menjadi digitalisasi pada perbankan nasional sehingga lebih
model bisnis digital. Perkembangan teknologi resilien, berdaya saing, dan kontributif. Cetak Biru
informasi disertai dengan perubahan perilaku ini disusun sebagai pengejawantahan lebih lanjut
konsumen memaksa Bank untuk segera melakukan Pilar 3 Master Plan Sektor Jasa Keuangan
transformasi digital. Bagi Bank, transformasi Indonesia 2021-2025 dan Pilar 2 Roadmap
menjadi fully digital bank menghadirkan model Pengembangan Perbankan Indonesia 2020-2025
bisnis yang efsien dan efektif, yang diharapkan (RP21) yang telah mengarahkan perbankan untuk
akan meningkatkan penetrasi dan jangkauan Bank melakukan akselerasi transformasi digital.
kepada seluruh lapisan masyarakat sehingga pada Penyusunan Cetak Biru ini dilakukan dengan
akhirnya mendorong peningkatan profitabilitas, mempertimbangkan beberapa hal yaitu, analisis
inklusivitas, dan mempertahankan eksistensi bisnis lingkungan strategis perbankan untuk mengetahui
di tengah semakin ketatnya kompetisi di sektor jasa peluang dan tantangan digitalisasi perbankan;
keuangan. penilaian awal tingkat kematangan (Maturity Level)
Percepatan Transformasi Digital digitalisasi perbankan yang diukur dengan Digital
Pandemi Covid-19 telah mendorong percepatan Maturity Assessment for Bank (DMAB); masukan
transformasi pada industri perbankan. Pandemi pemangku kepentingan dalam berbagai Focus
Covid-19 telah memaksa perubahan perilaku dan Group Discussion (FGD) dengan asosiasi, industri
orientasi masyarakat dari sebelumnya physical perbankan, serta penyedia jasa teknologi informasi;
1
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Perbankan, Vol 8, No. 3 Desember 2022: 105-

Gambar 3. Arah Pengembangan Transformasi Digital Perbankan

studi literatur; best practices regulasi di berbagai dapat melindungi kepentingan para pihak yang
negara, serta standar internasional di bidang berkepentingan.
Teknologi Informasi (TI). Untuk mendukung itu semua diperlukan
Cetak Biru disusun dengan mengedepankan Teknologi yang mencakup: (1). Tata-Kelola
prinsip utama “Balance” dan “Technology Teknologi Informasi; (2). Arsitektur Teknologi;
Neutral”. Balance, yaitu menyeimbangkan antara dan (3). Perkembangan Teknologi berikut
inovasi digital perbankan dan aspek kehati-hatian Aplikasinya yang terdiri atas: Machine Learning,
untuk menjaga kinerja perbankan dalam kondisi Artificial Intelligence (AI), Cloud Computing, Open
sehat (prudent, safe, and sound banking) serta API (Application Programming Interface);
menjaga kepercayaan masyarakat akan layanan Blockchain dan DLT (Distributed Ledger
perbankan digital. Technology Neutral yaitu tidak Technology), serta Regtech/Suptech.
terfokus pada penggunaan teknologi tertentu Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam dunia
sehingga dapat mengikuti perkembangan pada perbankan terdapat berbagai risiko, termasuk ketika
masa yang akan datang. Cetak Biru ini mencakup dilakukan digitalisasi. Berbagai risiko tersebut
aspek (1). People, (2). Process, dan (3). harus diantisipasi dan dimitigasi ketika diperlukan,
Technology yang berfokus pada 5 (lima) elemen antara lain dengan: (1). Manajemen Risiko
utama yang akan memberikan kebijakan digitalisasi Teknologi Informasi; (2). Outsourcing; dan (3).
untuk perbankan yakni meliputi implementasi data, Cybersecurity.
teknologi, manajemen risiko, kolaborasi, dan Kolaborasi di lingkungan Teknologi Informasi
tatanan institusi pada industri perbankan. Kelima dan dunia perbankan sangat diperlukan untuk
faktor tersebut merupakan langkah strategis untuk mendapatkan hasil yang optimal. Terdapat 2 (dua)
mendorong perbankan dalam menciptakan inovasi hal yang perlu diperhatikan, yaitu: (1). Platform
produk dan layanan keuangan yang dapat Sharing; dan (2). Kerja sama di lingkungan
memenuhi ekspektasi konsumen dan berorientasi Lembaga Keuangan dan Lembaga Non-Keuangan.
pada kebutuhan konsumen (Customercentric Agar diperoleh kinerja yang optimal dalam
Orientation) (OJK, 2020). melaksanakan kegiatannya dalam pelayanan
keuangan kepada masyarakat luas, tiap lembaga
2. Kerangka Teoritis dan Pengembangan perlu menata lingkungan internalnya dalam hal:
Hipotesis (1). Keuangan dan Investasi; (2). Budaya
Dalam proses digitalisasi perbankan, terdapat Organisasi; (3). Kepemimpinan; (4). Rancangan
beberapa faktor penting yang berperan yaitu: Data, Organisasional; dan (5). Talenta.
Teknologi, Manajemen Risiko, Kolaborasi dan Dalam bidang talenta khususnya Sumber Daya
Catatan Institusi. Semuanya harus saling terkait Manusia untuk dapat beradaptasi menuju
dalam pelaksanaan operasionalnya. digitalisasi, tiap lembaga khususnya perbankan
Berkaitan dengan Data, terdapat 3 (tiga) unsur memiliki kebijakan yang umumnya mirip satu satu
yang perlu diperhatikan: (1). Data Protection lain. Memang dirasakan bahwa dengan adanya
(Perlindungan Data); (2). Data Transfer digitalisasi kebutuhan akan SDM menjadi
(Pengalihan Data); dan (3). Data Governance (Tata berkurang. Namun, karena adanya faktor
-Kelola Data) yang perlu andal dan akurat agar kemanusiaan, tidak dilakukan Pemutusan

1
Johannes, R., & Johannes, R. F., Membangun Talenta Digital dan Ekonomi … ISSN: 2460-8114 (print)
2656-6168 (online)

Gambar 4. Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan

Hubungan Kerja, melainkan pengurangan jumlah revolusioner atau potensi keruntuhan dan
karyawan secara “alamiah”, yaitu berdasarkan yang disintegrasi sosial. Dalam hal ini perlu
pensiun maupun jika ada permintaan pensiun dini. mengeksplorasi prospek untuk memilih jalur yang
Jika sebelumnya akan dilakukan rekrutmen baru lebih ramah daripada yang terakhir.
untuk mengisi kekosongan tersebut, kebijakan baru Ini dimulai dengan meringkas argumen elemen
menentukan bahwa hal tersebut tidak dilakukan. yang diperlukan jika ingin membuka jalan menuju
Keberlanjutan keuangan memunculkan tujuan yang diharapkan masyarakat luas. Ini juga
kebutuhan akan kesetaraan antargenerasi dalam mengidentifikasi beberapa hambatan utama untuk
pemberian dan pembiayaan layanan publik. mengambil jalur yang diinginkan.
Artinya, sistem administrasi publik dalam hal ini Masalah bagaimana skenario dapat
dunia perbankan yang berkelanjutan harus mampu menggabungkan pendekatan ekonomi politik ini
memenuhi kebutuhan masyarakat pada masa berfokus pada seberapa kuat pendekatan ekonomi
depan, sekaligus memenuhi kebutuhan dari masa politik dapat dibina, melihat peran negara,
kini. Tanggapan tradisional untuk mengatasi hubungannya dengan pelaku pasar dan kebutuhan
keberlanjutan finansial adalah melalui berbagai esensial untuk kreatif dan aktivis masyarakat sipil.
kebijakan dan tindakan saat ini atau pada masa Hal ini ditempatkan dalam konteks bagaimana
depan yang dapat mempengaruhi kemampuan politik ekonomi dapat berkontribusi untuk
untuk membiayai layanan masa depan. Perspektif mengeksplorasi dan menciptakan masa depan
lain adalah bahwa sistem dan praktik dunia dalam skenario, dan bagaimana hal ini berkaitan
perbankan mungkin menjadi alat penting untuk dengan mencari transisi dan transformasi.
meningkatkan keberlanjutan operasional dan Keinginan yang baik dalam bidang politik (political
keuangan. Sebagai kerangka kerja yang penting goodwill) terhadap efisiensi energi, sehingga dapat
tetapi dipelajari untuk memahami keberlanjutan. menjadi “jembatan” mencapai Ekonomi Berkarbon
(Caruna, dkk., 2019). Rendah (Morvaj, 2012; Shideler & Hetzel, 2021;
Perpindahan ke masyarakat rendah atau Skinner, 2014; Thornbush & Golubchikov, 2020;
pascakarbon biasanya digambarkan sebagai periode Wewege, 2020; You, 2022).
transisi. Pembahasan mengenai bagaimana
beberapa analis memanfaatkan karya Karl Polanyi 3. Metode Penelitian
dan menyamakannya dalam skala Neolitik atau Penelitian ini akan dilakukan dengan
revolusi Industri. menggunakan metode kualitatif dengan melakukan
Jadi, sesuai dengan judul Grand Polanyi opus analisis data mengenai perkembangan
Transformasi Hebat, apa yang dibutuhkan pembangunan dan pengembangan Talenta Digital
masyarakat manusia untuk transisi ke keadaan di serta Ekonomi Berkarbon Rendah untuk Keuangan
mana mereka dapat berkembang dalam kapasitas Berkelanjutan dalam Industri Perbankan. Sumber
ekosistem planet adalah transformasi yang secara utama penelitian adalah kepustakaan yang sifatnya
akurat digambarkan sebagai revolusioner. Untuk proyeksi dan pendugaan minimal karena literatur
pertama kalinya dalam sejarah manusia, umat yang tersedia masih terbatas, walaupun sudah
manusia menghadapi pilihan: transformasi banyak pakar yang melakukan penelitian dan
1
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Perbankan, Vol 8, No. 3 Desember 2022: 105-
ulasan.
Studi literatur dilaksanakan secara bertahap terdekat dengan sistem keuangan digital. Banyak
dimulai dengan mengkaji perkembangan lagi hal yang dapat dinikmati oleh masyarakat
digitalisasi perbankan. Kemudian melihat proses Indonesia dengan cakupan yang luas.
penerapannya terhadap talenta yang ada di Sebagaimana umumnya terjadi di dunia, dampak
lingkungan perbankan. Selanjutnya, mengaitkan terbesar transformasi digital lebih berpengaruh
Sistem Keuangan Berkelanjutan (Sustainable terhadap masyarakat pada strata ekonomi bawah.
Financial System) dengan Ekonomi Berkarbon Lebih dari 50% masyarakat Indonesia
Rendah (EKR) dan pada akhirnya semua dibingkai mengonsumsi di bawah Rp2,00 juta per orang per
dalam kegiatan industri perbankan. bulan (di bawah USD5.00 per hari) (Frost &
Menggunakan metode penelitian kualitatif Sullivan, 2018). Mereka yang tadinya tidak
menjadi menarik karena topiknya saling berkaitan terjangkau oleh standar masyarakat modern seperti
secara sekuensial. Mulai dari adanya transformasi mempunyai rekening di bank, saat ini mereka bisa
digital perbankan, berdampak Ekonomi Berkarbon mempunyai layanan finansial berbasis nonbank
Rendah sehingga bermanfaat terhadap atau yang disebut dengan fintech yang berbiaya
keberlanjutan dalam bidang keuangan. administrasi murah dibandingkan administrasi
bank, bahkan gratis dan tanpa saldo minimum.
4. Hasil, Diskusi, dan Implikasi Manajerial Berbagai model pinjaman pun bisa diperoleh
Digitalisasi Sektor Perbankan: Fintech vs. dengan lebih mudah dan murah dibandingkan
Bigtech sebelumnya.
Ketika dulu PT Telkom Indonesia berusaha Berkaitan dengan Ekonomi Berkarbon Rendah
menghubungkan komunikasi seluruh penduduk (EKR), Proyeksi terbaru The Inter-governmental
Indonesia, harus menggunakan kabel tembaga ke Panel on Climate Change’s (IPCC) menunjukkan
seluruh pulau dan menyambungkan ke setiap bahwa jalur emisi yang konsisten dengan
rumah. Tentu hal tersebut tidak pernah mencapai membatasi pemanasan hingga di bawah 2°C relatif
cakupan yang memuaskan, mengingat Indonesia terhadap pra-industri membutuhkan pengurangan
terdiri atas belasan ribu pulau dengan 5.000-an emisi yang substansial selama beberapa dekade
pulau yang dihuni. mendatang, dan mendekati nol emisi Karbon
Sekarang yang digunakan kabel optik sebagai Dioksida (CO2) dan Gas Rumah Kaca (GRK) atau
perangkat utama dan rumah bukan lagi target Green House Gases (GHG) berumur panjang
untuk koneksi, tetapi langsung ke perangkat lainnya pada akhir abad ini (Gambar 5.). Sisa emisi
telepon selular (handphone) di tangan tiap orang. GRK dari pembakaran bahan bakar fosil dan
Hasilnya, capaian jangkauan telekomunikasi sudah lainnya kegiatan (misalnya, pertanian) harus
mencapai hampir semua desa, walau sebagian diimbangi. Dengan pengetahuan teknologi saat ini,
masih jaringan 3G atau 4G. Namun, mereka dapat ini menyiratkan pembangkitan energi dari
menikmati itu semua dengan jauh lebih mudah dan bioenergi pada tanaman yang dilengkapi dengan
murah dibandingkan zaman sebelumnya. penangkapan dan penyimpanan karbon untuk
“G” berarti “Generation” dan berhubungan menghilangkan CO2 dari atmosfer. (OECD, 2015).
dengan kecepatan transmisi data, berikut proses Sektor ICT (Information and Communication
evolusinya: Technology) telah mengubah cara kita hidup,
1G – Original Analog Cellular for Voice bekerja, belajar dan bermain. Dari ponsel dan chip
(AMPS, NMT, TACS): 14.4 Kbps; komputer mikro ke internet, ICT memiliki secara
2G – Digital Narrowband Circuit Data konsisten menghadirkan produk-produk inovatif
(TDMA, CDMA): 9-14.4 Kbps; dan
3G – Digital Broadband Packet Data (CDMA, layanan yang sekarang menjadi bagian integral
EV-DO, UMTS, EDGE): 500-700 dari kehidupan sehari-hari kehidupan. ICT telah
Kbps; meningkatkan produktivitas secara sistematis dan
3.5G – Replacement for EDGE is HSPA 1-3 mendukung pertumbuhan ekonomi di keduanya
mbps and HSDPA up to 7.2 Mbps; negara maju dan negara berkembang. Tetapi apa
4G – Digital Broadband Packet Data All IP dampak melakukan informasi yang meresap dan
(Wi-Fi, WIMAX, LTE) 3-5 Mbps; teknologi komunikasi memiliki pemanasan global?
5G – Gigabit per Second in a Few Years Apakah itu sektor yang akan menghambat atau
1+Gbps. (sumber: sis.binus.ac.id). justru membantu perjuangan kita melawan
perubahan iklim yang berbahaya?
Dengan komunikasi yang lebih baik banyak hal Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini,
bisa dikoordinasikan dan dikembangkan dengan berbagai laporan telah mengukur emisi langsung
baik. Misalnya, banyak petani bisa terbantu dengan dari ICT berdasarkan produk dan layanan
mengakses pasar langsung melalui internet. Dulu berdasarkan yang diharapkan pertumbuhan di
mengirim dan mengambil uang harus ke kota sektor tersebut. Juga melihat dimana ICT dapat
besar, kini bisa tinggal mengunjungi toko sembako memungkinkan pengurangan emisi yang signifikan
di sektor ekonomi lain dan telah diukur ini dalam
1
Johannes, R., & Johannes, R. F., Membangun Talenta Digital dan Ekonomi ISSN: 2460-8114
(print)

Gambar 5. GHG Emission Pathways 2000-2100

hal penghematan emisi CO2 dan penghematan arah kegiatan ini akan dituju. Masyarakat masih
biaya lainnya. (The Climate Group, 2008; Kane, menunggu walaupun sudah ada yang bisa
2010; Kirby & O’Mahony, 2018; Liermann & dinikmati.
Stegman, 2021).
Saran
5. Kesimpulan dan Dengan adanya transformasi digital perbankan
Saran Kesimpulan masyarakat tetap berharap dari pihak regulator agar
Dengan adanya transformasi digitalisasi dalam tetap memperhatikan:
dunia perbankan, memberikan banyak manfaat bagi (1). Asas Kepastian Hukum;
nasabah pada khususnya maupun masyarakat pada (2). Asas Kepentingan Umum;
umumnya. Antara lain: (1). Keterikatan Nasabah (3). Asas Keseimbangan;
(Customer Engagement); (2). Memberikan (4). Asas Perlindungan;
Pengalaman yang Positif kepada Nasabah (Positive (5). Asas Kemanfaatan;
Experience for the Customer); (3) Menginspirasi (6). Asas Pertanggungjawaban;
Nasabah untuk Menggunakan Berbagai Produk (7). Asas Kehati-hatian.
Perbankan secara Berkesinambungan (Customer
Insight); (4). Meningkatkan Tingkat Kepercayaan Daftar Referensi
dan Persepsi Nasabah; dan (5) Memberikan Caruana, Josette; Brusca, Isabel; Caperchione,
Kemudahan bagi Nasabah yang Cacat Fisik. Eugenio; Cohen, Sandra, and Rossi,
Secara garis besar digitalisasi perbankan Francesca Manes. (2019). Financial
memberikan banyak kemudahan bagi masyarakat Sustainability of Public Sector Entities: The
secara luas. Baik dalam hal penghematan Relevance of Accounting Frameworks.
penggunaan moda transportasi dan kecepatan Palgrave Macmillan. Springer Nature
dalam bertransaksi. Semuanya menjadi serba Switzerland AG.
efisien. Climate, Group The. (2008). SMART 2020:
Dengan makin minimnya penggunaan moda Enabling the Low Carbon Economy in the
transportasi maka penyebaran atau emisi Karbon Information Age. A report by The Climate
Dioksida (CO2) menjadi dapat dibatasi, terutama Group on Behalf of the Global
yang ditimbulkan oleh bahan bakar yang berasal eSustainability Initiative (GeSI).
dari fosil. Walaupun sudah dikembangkan berbagai Frost & Sullivan. (2018). Digital Market Overview:
kendaraan bertenaga listrik, masyarakat yang tidak Indonesia. HM Management. United
perlu secara fisik harus pergi ke bank dapat Kingdom.
menyebabkan efisiensi dalam pengeluaran Hie, Bayu Prawira. (2021). Panduan Transformasi
transportasi. Digital Bank di Indonesia: Konsep dan
Praktik dalam Memimpin Transformasi
Keterbatasan Penelitian Total. Media Nusa Creative. Malang.
Penerapan transformasi digital perbankan Kane, Gareth. (2010). The Three Secrets of Green
tergolong relatif belum lama, khususnya di Business: Unlocking Competitive Advantage
Indonesia. Sehingga belum banyak materi in a Low Carbon Economy. International
penelitian yang bisa menjadi acuan atau referensi. Institute for Environment and Development.
Namun, bahan dari pihak Otoritas Jasa London Steerling, VA. USA.
Keuangan dapat memberikan pedoman ke mana
Kirby, Peadar & O’Mahony, Tadhg. (2018). The
1
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Perbankan, Vol 8, No. 3 Desember 2022: 105-
Political Economy of the Low-Carbon
Transition Pathways Beyond Techno-
Optimism. International Political Economy
Series. Springer International Publishing AG.
Liermann, Volker & Stegmann, Claus (ed.) (2021).
The Digital Journey of Banking and
Insurance: Disruption and DNA (Volume I).
Palgrave Macmillan. Springer Nature.
Switzerland.
Liermann, Volker & Stegmann, Claus (ed.) (2021).
The Digital Journey of Banking and
Insurance: Digitalization and Machine
Learning (Volume II). Palgrave Macmillan.
Springer Nature. Switzerland.
Morvaj, Zoran (ed.). (2012). Energy Efficiency – A
Bridge to Low Carbon Economy. Published
by InTech. Janeza Trdine 9, 51000 Rijeka,
Croatia.
OECD. (2010). Transition to a Low-carbon
Economy: Public Goals and Corporate
Practices. OECD Publishing.
Otoritas Jasa Keuangan. (2020). Cetak Biru
Transformasi Digital Perbankan.
OECD/IEA/NEA/ITF (2015). Aligning Policies for
a Low-Carbon Economy, OECD Publishing,
Paris.
Shideler, John C. & Hetzel, Jean. (2021).
Introduction to Climate Change
Management: Transitioning to a Low-Carbon
Economy. Springer Nature. Switzerland AG
Skinner, Chris. (2014). Digital Bank: Strategies to
Launch or to Become a Digital Bank.
Marshall Cavendish Business. Singapore.
Thornbush, Mary J. & Golubchikov, Oleg. (2020).
Sustainable Urbanism in Digital Transitions:
From Low Carbon to Smart Sustainable
Cities. Springer Nature. Switzerland AG.
United Nations Conference on Trade and
Development. (2010). World Investment
Report 2010: Investing in a Low-Carbon
Economy. United Nations. New York and
Geneva.
Wewege, Luigi & Thomsett, Michael C. (2020).
The Digital Banking Revolution: How
Fintech Companies are Transforming The
Retail Banking Industry Through Disruptive
Financial Innovation. 3rd edition. Deutsche
Nationalbibliografie. Walter de Gruyter Inc.,
Boston/Berlin.
You, Siming. (2022). Waste-to-Resource System
Design for Low-Carbon Circular Economy.
Elsevier. Amsterdam, Netherlands.

Anda mungkin juga menyukai