Anda di halaman 1dari 17

PAPER

AKUNTANSI LANJUTAN

Disusun Oleh :
Ni Komang Cantika Kirana Mahendra (22106033)
Ni Putu Anggi Setiani (22106042)
Ni Putu Tanya (22106044)
Muhammad Rohid Abdur Rohman (22106057)

PROGRAM STUDI MNEJEMEN AKUNTANSI HOSPITALITI


DIPLOMA IV

POLITEKNIK PARIWISATA BALI


KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI
KREATIF REPUBLIK INDONESIA
2023

1
PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PIUTANG TERHADAP
PENGENDALIAN PIUTANG

ABSTRAKSI

Sistem informasi akuntansi piutang memiliki peran penting dalam pengendalian


piutang suatu perusahaan. Dalam abstrak ini, akan dibahas tentang bagaimana sistem
informasi akuntansi piutang dapat membantu perusahaan untuk mengendalikan piutang
dengan lebih efektif. Sistem informasi akuntansi piutang dapat membantu perusahaan
untuk melacak piutang secara otomatis dan memantau pembayaran yang telah dilakukan
oleh pelanggan. Hal ini akan membantu perusahaan untuk mengidentifikasi piutang yang
jatuh tempo dan memperbarui catatan piutang secara real-time. Selain itu, sistem ini juga
dapat membantu perusahaan untuk menganalisis dan melaporkan tren piutang, sehingga
perusahaan dapat mengambil tindakan korektif jika diperlukan. Sistem informasi
akuntansi piutang yang terintegrasi dengan sistem keuangan lainnya seperti sistem
akuntansi umum dan sistem penggajian akan memudahkan pengambilan keputusan yang
lebih baik terkait pengendalian piutang. Selain itu, sistem ini juga dapat membantu
perusahaan untuk melakukan analisis kredit dan risiko pelanggan secara lebih akurat,
sehingga perusahaan dapat menentukan kebijakan kredit yang tepat dan mengurangi
risiko kerugian akibat piutang yang tidak tertagih. Dalam hal pelaporan piutang yang
tertunda, sistem informasi akuntansi piutang juga dapat membantu perusahaan untuk
melaporkan piutang yang tertunda secara akurat dan efektif. Dengan memanfaatkan
sistem informasi akuntansi piutang dengan baik, perusahaan dapat meningkatkan
pengendalian piutang secara signifikan dan meminimalkan risiko kerugian akibat piutang
yang tidak tertagih.

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Yang dimaksud dengan hotel adalah suatu bangunan atau perusahaan yang
menyediakan jasa menginap dan juga menyediakan makanan, minuman sertafasilitas
lainnya untuk tamu-tamu yang datang, yang mana seluruh fasilitasnya di peruntukan
bagi seluruh masyarakat umum yang datang untuk menginap. Dengan adanya
perkembangan ekonomi secara global ini maka menuntut setiap bisnis perhotelan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam perhotelan, hal ini dikarenakan adanya
persaingan dalam dunia bisnis perhotelan. Hal ini memacu setiap hotel untuk tetap
bertahan dan mampu bersaing dengan para kompetitornya. Bisa dikatakan bahwa
perkembangan bisnis perhotelan di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup pesat.
Ini bisa dilihat berdasarkan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan di Indonesia
dan pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia. Seiring berkembangnya ekonomi
kita, kini banyak tumbuh hotel bintangyang mana itu mengartikan pesatnya
pertumbuhan sektor pariwisata. Seiring dengan tumbuhnya dunia pariwisata Indonesia,
sejarah hotel di Indonesia pun turut ambil bagian menyukseskannya. Keberadaan hotel-
hotel di Indonesia, tentu saja sangat dibutuhkan dalam industri pariwisata dan
perhotelan, mengingat tanpaakomodasi yang memadai, mustahil turis untuk mau datang
berkunjung. Bisnis perhotelan di Indonesia memasuki era baru. Kondisi itu tak lepas
dari perubahan diberbagai bidang, meliputi perkembangan teknologi komunikasi,
munculnya generasi millenials yang berperan besar sebagai penggerak pertumbuhan
ekonomi, kebutuhan pola pikir, pola kerja baru, dan model bsinis. Kondisi ini tak jarang
membuat pelaku perhotelan terkejut dengan perubahan yang cepat. Hotel saat ini bukan
saja sebagai tempat untuk menginap, namun hotel sekarang sudah menjadi media untuk
menyalurkan gaya hidup masyarakat yang semakin modern.

Perkembangan teknologi dan informasi yang bertumbuh semakin pesat saatini


menuntut adanya perubahan pada berbagai aspek didalam kehidupan manusia dan selain
itu berguna untuk pencapaian tujuan perusahaan. Berkembang pesatnya kegiatan
industri pariwisata pada umumnya dan kegiatan dunia usaha pada khususnya,
berdampak positif terhadap perkembangan industri perhotelan. Maraknya industri
perhotelan ini tidak dapat dipungkiri telah membawa konsekuensi terjadinya persaingan
yang ketat diantara hotel yang ada. Untuk memasuki dunia industri perhotelan
diperlukan investasi yang tidak kecil dan setiap investasi seharusnya mampu
menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, pencatatan yang memadai merupakan
langkah yang sangat penting agar dapat memantau perkembangan hasil investasi
tersebut. Di era globalisasi saat ini, menuntut perubahan pada perkembangan teknologi
beserta infomasi yangmengharuskan masyarakat dituntut untuk selalu berkembang dan
berinovasi sesuaidengan trend dan perkembangan zaman yang ada dan terus mengalami
kemajuan.

3
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja Jenis-Jenis Piutang?


2. Bagaimana Pengakuan Piutang?
3. Bagaimana Penilaian Piutang?
4. Bagaimana hasil penelitian dari 5 jurnal yang ditemukan?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :

- Untuk mengetahui jenis-jenis piutang


- Untuk mengetahui pengakuan piutang
- Untuk mengetahui penilaian piutang
- Untuk mengetahui hasil penelitian dari 5 jurnal yang ditemukan

D. MANFAAT PEMBAHASAN

Digunakan sebagai bahan pembelajaran dan untuk menambah wawasan serta


menjadikan pembahasan ini sebagai persiapan pada saat masuk ke industry

4
BAB II
PEMBAHASAN
- Peranan Sistem Informasi Akuntansi Piutang Terhadap Pengendalian Piutang

A. Pengertian Piutang

Piutang dalam pengertian singkatnya merupakan pemberian utang kepada konsumen


yang harus dilunasi dalam jangka waktu yang diberikan. Tetapi piutang itu sendiri memiliki
pengertian yang bervariasi. Menurut Irmayanti (2018), merupakan segala jenis tagihan yang
akan diterima oleh suatu perusahaan dari pihak lain baik individu maupun perusahaan lain,
tagihan yang diterima oleh perusahaan dapat berupa tagihan atas penjualan barang dan jasa
secara kredit, memberikan pinjaman kepada karyawan, serta piutang akibat kelebihan
pembayaran kas kepada pihak lain.
Menurut Irmayanti (2018), Piutang atau biasa disebut dengan Receivable merupakan
tagihan berupa uang dalam periode waktu yang ditetapkan berasal baik dari penjualan produk
atau jasa maupun pemberian pinjaman uang (utang) kepada pihak lain. Kegiatan lain seperti
sewa dan bunga dapat dikategorikan sebagai piutang yang memiliki nilai dengan jangka
waktu yang ditetapkan. Piutang usaha atau disebut dengan Account Receivable merupakan
salah satu departemen yang berfungsi untuk melakukan pembayaran atau penagihan pada
produk dan jasa dalam bentuk kredit.
Menurut Agustin (2019), sebuah pengakuan dari perusahaan kepada pihak lain dalam
bentuk piutang. Maksudnya adalah suatu perusahaan melakukan penjualan suatu produk,
jasa, ataupun harta lain dalam bentuk kredit sehingga terjadinya kegiatan berupa tagihan
kepada perusahaan lain dengan memberikan jangka waktu tertentu untuk dilunasi.

B. Pengertian Sistem Informasi

Pengertian Informasi adalah untuk dapat mengetahui sesuatu yang akan kita nilai,
maka kita harus mempunyai data mengenai objek tersebut. Data adalah representasi atau
wakil dari suatu objek. Data yang akurat dapat diproses untuk menghasilkan informasi yang
akurat.
Informasi menurut Rommey, Steinbar (2005, 431) adalah " Data yang telah
diproses dan diatur kedalam output yang memiliki arti bagi orang yang menerimanya.
Informasi bersifat wajib, dasar, atau bebas".
Pengertian Sistem Informasi menurut James A Hall (2007, 9) " Sistem Informasi adalah
srangkaian prosedur formal dimana data dikumpukan , diproses menjadi informasi dan
didistribusikan ke para pengguna". Ada pula yang mengasumsikan bahwa sistem informasi
akuntasi merupakan sebuah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan juga
memproses data menjadi informasi yang berguna dalam membantu proses pengambilan
keputusan Setiap hal yang dilakukan pasti mempunyai tujuan, Tujuan sistem akuntansi
menurut Mulyadi (2008, 19) dalam buku Sistem Informasi Akuntansi, yaitu
1. Untuk menyediakan informasi bagi karyawan.
2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada
baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasi.
5
3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu
untuk memperbaiki tingkat keandalan (reability) informasi akuntansi dan untuk
menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan
kekayaan perusahaan.
4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelangaran catatan akuntansi.

C. Pengertian Pengendalian Piutang

Menurut Ratnaningtyas (2021), pengendalian piutang merupakan suatu kegiatan yang


dilakukan perusahaan dalam meningkatkan efektivitas perusahaan dalam melakukan
penagihan utang, pencatatan yang dilakukan dalam pengendalian piutang sendiri meliputi
semua pihak yang termasuk kedalam pencatatan tersebut. Hal ini dapat disimpulkan sebagai
segala prosedur yang sudah ditetapkan oleh atasan dalam piutang, kemudian dioperasionalkan
secara baik oleh karyawan yang memegang bagian dalam pencatatan piutang, dengan piutang
yang tidak melebihi aging of account receivable diharapkan piutang yang diterima dapat di
distribusikan semaksimal mungkin guna meningkatkan kinerja perusahaan.
Dalam melakukan pengendalian piutang, dibutuhkan cara untuk mengelola yang baik,
pengelolaan yang baik mencerminkan keberhasilan suatu perusahaan dalam melakukan
penagihan, hal ini dapat dilihat dari aging of account receivable yang tidak melebihi 60 hari.
Selain itu, pengendalian piutang yang baik dapat menjaga hubungan yang baik dengan
customer. Irmayanti (2018), terdapat tiga hal dalam pengendalian piutang dengan cara
pendekatan preventif, yaitu: (1) Pemberian kredit dagang, syarat dan kebijakan dalam
pemberian piutang kepada customer tidak diperkenankan upaya untuk menghalangi customer
yang memiliki keadaan uang yang baik, juga dalam mengambil keuntungan tidak boleh
berlebihan sampai menyebabkan kerugian yang besar, hal ini berakibat sanksi atas piutang
berlebih; (2) Penagihan (collections), apabila pembayaran kredit sudah dilakukan, melakukan
piutang merupakan suatu keharusan agar pembayaran dalam penjualan dengan jangka waktu
yang wajar dapat diperoleh oleh suatu perusahaan; (3) Penetapan dan penyelenggarakan
pengendalian intern yang layak, walaupun dalam melakukan penagihan sudah mengikuti
prosedur atau peraturan sebagaimana mestinya, sebuah perusahaan harus memastikan bahwa
penyerahan barang sudah difakturkan atau faktur tersebut telah diberikan kepada setiap
pelanggan sehingga penerimaan dapat masuk ke dalam rekening bank perusahaan.

D. Ciri-Ciri Piutang
1. Adanya Nilai Jatuh Tempo
Nilai jatuh tempo yaitu istilah yang menjelaskan penjumlahan dari nilai
transaksi utama lalu ditambah dengan nilai bunga yang dibebankan untuk
dibayarkan pada tanggal jatuh tempo. Seorang pembeli yang melakukan transaksi
dengan cara kredit bukan hanya membayar sejumlah nilai barang yang telah dibeli,
tetapi juga bunganya karena dia meminta waktu untuk membayar barang tersebut
dengan tempo.

6
2. Adanya Tanggal Jatuh Tempo
Ciri yang kedua adalah adanya tanggal jatuh tempo. Tanggal jatuh tempo
dapat diketahui dari lamanya atau umur piutang. Umumnya, penjual menggunakan
dua jenis pengukuran umur, yaitu bulan dan hari. Jika berumur bulanan, maka
tanggal jatuh temponya sama dengan tanggal pembeli melakukan transaksi kredit
tersebut, hanya saja berbeda bulan. Apabila berumur harian, maka wajib dilakukan
perhitungan untuk menentukan kapan tanggal jatuh temponya secara pasti.

3. Adanya Bunga yang Berlaku


Account receivables dapat terjadi dikarenakan pembeli memutuskan
melakukan transaksi secara kredit dan hal ini menimbulkan bunga. Bunga dalam
hal ini dibayar sebagai bentuk konsekuensi pembeli yang meminta waktu
pembayaran tertentu dan sebagai keuntungan bagi penjual karena sudah bersabar
dalam menunggu pelunasan kredit tersebut. Untuk besaran bunga dalam hal ini
sesuai kebijakan dari penjual dalam menentukan tingkat bunga yang dipakai.

E. Jenis-Jenis Piutang

1. Piutang Usaha (Account Receivable)

Pengertian piutang usaha atau dagang adalah suatu jumlah pembelian kredit dari
pelanggan. Ini timbul sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa. Biasanya
diperkirakan akan tertagih dalam waktu 30-60 hari. Secara umum, jenis piutang ini
merupakan yang terbesar yang dimiliki usaha atau dagang.

2. Wesel Tagih (Notes Receivable)

Wesel Tagih adalah surat formal yang diterbitkan sebagai bentuk pengukuran
utang. Wesel tagih biasanya memiliki waktu tagih antara 60-90 hari atau lebih lama serta
mewajibkan pihak yang berutang untuk membayar bunga. Wesel tagih dan account
receivables usaha yang disebabkan karena transaksi penjualan biasa disebut dengan
piutang dagang (trade account).

3. Piutang Lain-Lain (Other Receivable)

Adalah piutang lain-lain mencakup selain dagang. Contohnya piutang bunga, gaji,
uang muka karyawan, dan restitusi pajak.Secara umum bukan berasal dari kegiatan
operasional perusahaan. Oleh karena itu, piutang jenis ini diklasifikasikan dan dilaporkan
pada bagian yang secara terpisah di neraca. Itu adalah pengertian, ciri-ciri, dan jenis piutang
dalam akuntansi yang harus Anda ketahui. Piutang usaha menunjukkan jumlah yang timbul
dari penjualan barang yang dihasilkan oleh perusahaan dagang maupun jasa. Yang dimaksud

7
dengan apa itu piutang usaha adalah tagihan-tagihan yang dilunasi dengan uang. Maka dari
itu pengiriman barang untuk dititipkan tidak dicatat sebagai account receivables sampai saat
dimana barang-barang yang dititipkan sudah habis terjual. Sedangkan untuk account
receivables yang timbul dari penjualan secara angsuran, akan dipisahkan menjadi aktiva
lancar dan tidak lancar tergantung pada jangka waktu dari angsuran tersebut. Apabila jangka
waktu angsuran melebihi jangka waktu selama satu tahun, maka tidak dilaporkan kedalam
aktiva lancar melainkan masuk ke kelompok aktiva-aktiva yang lainnya. Selain itu ada juga
penggolongan piutang yaitu:

 Piutang Lancar, pengertian yang tertagihnya sesuai dengan perjanjian di awal.


 Piutang Tidak Lancar, yang tertagihnya melebihi dari waktu yang sudah disepakati
di awal, sehingga pihak penjual dirugikan atas kejadian tersebut.
 Piutang yang Dihapuskan, yang sudah tidak bisa ditagih lagi karena alasan pembeli
atau konsumen mengalami kerugian atau bangkrut.
 Piutang Dicadangkan, yang sudah disisihkan dari awal untuk menghindarkan
dari jumlah tidak tertagih.

F. Pengakuan Piutang

Pengakuan piutang adalah proses pencatatan dan pengakuan atas jumlah uang
yang belum diterima oleh suatu perusahaan atau entitas bisnis dari pihak lain sebagai
hasil dari penjualan barang atau jasa. Piutang biasanya terjadi ketika perusahaan
menjual produk atau jasa dengan jangka waktu pembayaran yang tertentu, sehingga
piutang merupakan jumlah uang yang harus diterima oleh perusahaan pada masa
yang akan datang. Pengakuan piutang merupakan salah satu proses penting dalam
akuntansi yang berkaitan dengan pencatatan transaksi penjualan.

Dalam pengakuan piutang, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Kriteria Pengakuan Piutang


Piutang dapat diakui apabila terpenuhi kriteria pengakuan piutang, yaitu terdapat
suatu kesepakatan bisnis yang sah dan terbukti antara perusahaan dengan pihak lain
yang mengakibatkan terjadinya piutang, dan piutang tersebut diharapkan dapat
diuangkan di masa depan.

2. Metode Pengakuan Piutang


Piutang dapat diakui dengan metode net atau gross. Metode net merujuk pada
pengakuan piutang setelah dikurangi dengan rabat penjualan dan potongan tunai,
sedangkan metode gross merujuk pada pengakuan piutang tanpa dikurangi dengan
rabat penjualan dan potongan tunai.

8
3. Pemantauan Piutang
Piutang harus dipantau secara teratur oleh perusahaan, termasuk pemantauan terhadap
pembayaran piutang oleh pihak lain, penghitungan umur piutang, dan pengambilan
tindakan jika terdapat piutang yang jatuh tempo atau piutang yang sulit untuk
dipulihkan.

Pengakuan piutang penting bagi perusahaan karena merupakan salah satu


sumber pendapatan perusahaan yang dapat diharapkan di masa depan. Selain itu,
pengakuan piutang juga membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan bisnis
dan menentukan strategi pengelolaan kas yang tepat.

Menurut Kieso (2015) piutang usaha umumnya muncul sebagai akibat dari
pengaturan pendapatan. Prinsip pengakuan piutang usaha berkaitan erat dengan
prinsip pengakuan pendapatan, prinsip pengakuan pendapatan menyatakan bahwa
perusahaan harus mengakui pendapatan ketika memenuhi kewajiban kinerjanya
dengan memberikan barang atau jasanya kepada pelanggan. Begitu juga dengan
prinsip pengakuan piutang usaha, piutang yang berasal dari penjualan barang diakui
saat hak milik berpindah atau beralih ke pembeli tergantung bagaimana syarat dan
perjanjian yang dilakukan oleh kedua belah pihak pada saat awal dilakukanya
penjualan. Sedangkan untuk pengakuan piutang usaha yang berasal dari penjualan
jasa kepada pelanggan diakui pada saat jasa tersebut dilakukan.

Menurut PSAK 71 (3.1) Entitas mengakui aset keuangan atau liabilitas


keuangan dalam laporan posisi keuangan, jika dan hanya jika, entitas menjadi salah
satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. Piutang diakui sebagai
aset atau liabilitas jika entitas yang bersangkutan menjadi salah satu pihak dalam
kontrak, dan entitas tersebut memiliki kewajiban untuk membayar kas. Entitas
mengakui semua hak dan kewajiban kontraktual yang timbul dari derivatif sebagai
aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuanganya (PSAK 71, PP3.1.1)

G. Penilaian Piutang

Penilaian piutang adalah proses penilaian nilai piutang yang dimiliki oleh suatu
perusahaan pada suatu periode waktu tertentu. Piutang adalah uang yang harus diterima oleh
suatu perusahaan dari pihak lain karena penjualan produk atau jasa. Penilaian piutang
dilakukan untuk mengukur nilai piutang yang sebenarnya dan memastikan bahwa piutang
tersebut tercatat dengan benar dalam laporan keuangan perusahaan.

Proses penilaian piutang meliputi beberapa tahap, di antaranya:

1. Penentuan nilai nominal piutang: Langkah pertama dalam penilaian piutang adalah
menentukan nilai nominal piutang yang tercatat dalam buku besar perusahaan.

9
2. Penilaian kreditworthiness pelanggan: Pelanggan yang memiliki catatan pembayaran
yang buruk, kemungkinan besar akan mempengaruhi nilai piutang. Oleh karena itu,
perusahaan harus melakukan penilaian terhadap kreditworthiness pelanggan.

3. Estimasi piutang yang tidak tertagih: Perusahaan harus melakukan estimasi atas
piutang yang kemungkinan tidak tertagih. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa
nilai piutang yang tercatat dalam laporan keuangan benar-benar merefleksikan nilai
yang sebenarnya.

4. Penilaian piutang usang: Piutang yang tidak tertagih dalam waktu yang lama dapat
mempengaruhi nilai piutang perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus
melakukan penilaian piutang usang dan menyesuaikan nilai piutang dalam laporan
keuangan.

5. Setelah proses penilaian piutang selesai, perusahaan dapat menghitung nilai piutang
bersih yang dimiliki dan merekamnya dalam laporan keuangan. Proses penilaian
piutang sangat penting karena memastikan bahwa nilai piutang yang tercatat dalam
laporan keuangan benar-benar mencerminkan nilai yang sebenarnya, sehingga dapat
memberikan gambaran yang akurat tentang kesehatan keuangan perusahaan.

H. Hasil Penelitian dari 5 Jurnal yang Ditemukan

1. EVALUSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PIUTANG PADA


YOGYAKARTA MARRIOTT HOTEL
Dias Wisnugroho
Universitas Mercu Buana Yogyakarta, 2018

Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui serta mengevaluasi sistem
pengendalian internal piutang pada Yogyakarta Marriott Hotel. Langkah-langkah dari
penelitian ini dilakukan dengan melihat langsung kegiatan transaksi piutang yang terjadi di
lapangan kemudian dicocokan dengan teori-teori mengenai pengendalian internal terhadap
piutang, khususnya COSO. Hasil dari penelitian ini ditemukan bagaimana berjalannya sistem
pengendalian terhadap piutang pada Yogyakarta Marriott Hotel, diantaranya adalah adanya
otorisasi oleh pejabat yang berwenang terhadap dokumen-dokumen yang digunakan, serta
telah lengkapnya berbagai dokumen yang digunakan dalam hal transaksi piutang. Sedangkan
evaluasi yang didapatkan diantaranya terjadiya kesalahan dokumen karena kurang telitinya
dibeberapa bagian. Kesimpulan dari penelitian tentang evaluasi sistem pengendalian piutang
pada Yogyakarta Marriott Hotel, bahwa atas pengendalian piutang yang sudah cukup baik
tersebut terdapat evaluasi yang harus segera diperbaiki. Dari evaluasi tersebut, Penulis

1
memberikan beberapa rekomendasi pada Yogyakarta Marriott Hotel bahwa sebaiknya

1
perusahaan dapat meningkatkan ketelitian serta konsistensi atas pekerjaan masing-masing
bagian dengan berpedoman pada LSOP dari Marriott International. Kata kunci : sistem
pengendalian, piutang.

2. Evaluasi Penerapan Metode Cadangan Kerugian Piutang dan Pengaruhnya terhadap


Laporan Keuangan Hotel Sahid Kawanua Manado
Eirene V Mantiri, Richard T Poluan
Journal on Education 5 (3), 9339-9345, 2023

Abstrak :
Cadangan Kerugian Piutang merupakan metode penghapusan piutang secara tidak
langsung. Ada dua penilaian yang dilakukan dalam menentukan jumlah kerugian piutang
yaitu berdasarkan persentase penjualan dan saldo piutang. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan jenis data yang dipakai yaitu data kualitatif
dan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan melalui pengumpulan, pengolahan, analisis dan
pembandingan data berlandasan teori akuntansi serta pendeskripsiannya. Berdasarkan hasil
penelitian, Hotel Sahid Kawanua Manado dalam menentukan jumlah kerugian piutang
menggunakan penilaian berdasarkan persentase penjualan. Sesuai dengan keputusan
manajemen, jumlah yang dicadangkan untuk piutang tidak tertagih adalah 0, 25% dari hasil
penjualan. Hal ini diakui sebagai biaya bagi hotel. Kerugian Piutang akan dilaporkan pada
laporan keuangan laba rugi yang akan mengurangi laba penjualan. Sementara pada laporan
keuangan neraca dilaporkan sebagai cadangan kerugian piutang yang akan mengurangi
piutang sehingga nilai aset perusahaan berkurang.

3. Prosedur Pencatatan Piutang Online Travel Agent Dengan Sistem Informasi


Akuntansi Insoft Pada Eska Hotel
Ita Mustika, Ferdila Ferdila, Andi Auliya Ramadhany, Agus Sutiandi
MEASUREMENT: Journal of the Accounting Study Program 16 (1), 7-14, 2022

Abstrak :
Teknologi yang semakin berkembang harus dimanfaat dengan baik oleh berbagai sektor
bidang usaha, salah satunya adalah industri perhotelan. Teknologi seperti Sistem Informasi
Akuntansi (SIA) Insoft yang dipakai oleh Eska Hotel berguna untuk melakukan proses
pencatatan piutang, dimana hal ini sangat berguna untuk mengetahui piutang beredar dan
dapat memprediksi piutang dapat terkelola dengan baik atau tidak. Prosedur pencatatan dan
penagihan piutang Online Travel Agent (OTA) yang terkadang mengalami kendala harus
dapat dituntaskan dengan membuat prosedur yang jelas dan baku untuk dijadikan sebuah

1
pedoman. Dengan

1
metode kualitatif deskriptif akan memberikan gambaran prosedur pencatatan yang jelas dan
mudah dipahami oleh pembaca. Proses pencatatan yang telah terkomputerisasi seperti sistem
informasi akuntansi insoft yang di pakai Eska Hotel dapat berfungsi dengan maksimal karna
telah menggunakan sistem modern yang dapat meminimalisir terjadinya kesalahan human
error.

4. ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PIUTANG PADA


HOTEL HORISON ULTIMA RISS YOGYAKARTA
DIAS WISNUGROHO
Universitas Gadjah Mada, 2015

Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui serta menganalisis sistem
pengendalian internal piutang pada Hotel Horison Ultima Riss Yogyakarta. Langkah-langkah
dari penelitian ini dilakukan dengan melihat langsung kegiatan transaksi piutang yang terjadi
di lapangan kemudian dicocokan dengan teori-teori mengenai pengendalian internal terhadap
piutang. Hasil dari penelitian ini ditemukan kelebihan dan kekurangan dari analisis sistem
pengendalian terhadap piutang pada Hotel Horison Ultima Riss Yogyakarta. Kelebihan
tersebut diantaranya adalah adanya otorisasi oleh pejabat yang berwenang terhadap dokumen-
dokumen yang digunakan, serta telah lengkapnya berbagai dokumen yang digunakan dalam
hal transaksi piutang. Sedangkan kekurangan yangdimiliki diantaranya belum adanya
pemisahan fungsi terkait piutang dalam hal pencatatan serta penagihan. Kesimpulan dari
penelitian tentang analisis sistem pengendalian piutangpada Hotel Horison Ultima Riss
Yogyakarta sudah cukup baik, namun masih terdapat kelemahanyaitu kurang adanya
pemisahan fungsi pada bagian account receivable dan kurangtelitinya pada beberapa bagian.
Berdasarkan hasil dari kelemahan yangditemukan, Penulis memberikan beberapa
rekomendasi pada Hotel Horison Ultima Riss Yogyakarta bahwa sebaiknya perusahaan
melakukan pemisahan fungsi pada bagianaccount receivable.

5. Strategi Penagihan Piutang Berdasarkan Umur Piutang Di Best Western Papilio


Hotel Surabaya
Salma Widiyanti
UNIVERSITAS AIRLANGGA, 2020

Abstrak :

1
Piutang adalah tagihan perusahaan kepada konsumen yang melakukan transaksi
secara kredit. Perusahaan berharap bisa menerima pembayaran dari transaksi tersebut dalam
waktu 30-60 hari. Aging of receivable adalah laporan dari semua akun piutang yang berisi
nama debitur dan jumlah yang terutang, yang harus dibayarkan dalam jangka waktu tertentu.
Dalam proses penagihan piutang terdapat beberapa hambatan yaitu piutang yang macet atau
piutang tak tertagih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi penagihan piutang dan
cara menangani piutang tak tertagih pada Best Western Papilio Hotel Surabaya. Penulis
melakukan penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pengumpulan data dilakukan
dengan cara observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumen. Dari hasil penelitian ini,
dapat disimpulkan bahwa strategi penagihan piutang sudah berjalan dengan optimal dan
sudah sesuai umur piutang, namun masih terdapat hambatan yaitu piutang tak tertagih.
Sehingga perlu adanya perbaikan terhadap bagian yang terlibat dalam penagihan piutang

1
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Sistem informasi akuntansi piutang memainkan peran penting dalam pengendalian


piutang perusahaan. Dengan sistem informasi yang baik, perusahaan dapat memonitor
piutang secara efektif, meminimalkan risiko piutang macet, meningkatkan likuiditas, dan
memaksimalkan keuntungan.
Beberapa manfaat utama dari sistem informasi akuntansi piutang termasuk:
1. Memungkinkan perusahaan untuk memantau piutang dengan lebih efektif, sehingga
dapat mengidentifikasi piutang yang belum dibayar tepat waktu dan mengambil
tindakan yang diperlukan untuk menagihnya.
2. Mengurangi risiko piutang macet dengan menyediakan informasi yang akurat tentang
pelanggan dan kemampuan mereka untuk membayar.
3. Mempercepat proses penagihan piutang dengan menyediakan informasi yang lengkap
dan terintegrasi tentang pelanggan, faktur, dan pembayaran.
4. Meningkatkan pengambilan keputusan dengan menyediakan informasi yang akurat
tentang piutang perusahaan, termasuk jumlah piutang, umur piutang, dan risiko
piutang.
5. Meningkatkan efisiensi dengan mengotomatisasi beberapa tugas administratif yang
berkaitan dengan piutang, seperti penerbitan faktur dan penghitungan bunga.

Secara keseluruhan, sistem informasi akuntansi piutang memainkan peran kunci


dalam pengendalian piutang perusahaan. Dengan sistem yang baik, perusahaan dapat
meminimalkan risiko piutang macet, meningkatkan likuiditas, dan memaksimalkan
keuntungan.

B. SARAN

Sistem informasi akuntansi piutang dapat memainkan peran penting dalam


pengendalian piutang suatu perusahaan. Berikut adalah beberapa saran tentang peranan
sistem informasi akuntansi piutang terhadap pengendalian piutang:

1. Otomatisasi dan Pemantauan Pelacakan Piutang


Sistem informasi akuntansi piutang dapat membantu perusahaan untuk melacak piutang
secara otomatis dan memantau pembayaran yang telah dilakukan oleh pelanggan. Hal ini
akan membantu perusahaan untuk mengidentifikasi piutang yang jatuh tempo dan
memperbarui catatan piutang secara real-time.

1
2. Analisis dan Pelaporan Tren Piutang
Sistem informasi akuntansi piutang juga dapat membantu perusahaan untuk menganalisis dan
melaporkan tren piutang. Dengan informasi ini, perusahaan dapat mengidentifikasi tren yang
berkaitan dengan pengumpulan piutang dan melakukan tindakan korektif jika diperlukan.
3. Integrasi dengan Sistem Keuangan Lainnya
Sistem informasi akuntansi piutang yang terintegrasi dengan sistem keuangan lainnya seperti
sistem akuntansi umum dan sistem penggajian akan membantu perusahaan untuk
memperoleh informasi yang akurat dan konsisten. Hal ini juga akan memudahkan
pengambilan keputusan yang lebih baik terkait pengendalian piutang.
4. Analisis Kredit dan Risiko Pelanggan
Sistem informasi akuntansi piutang dapat membantu perusahaan untuk melakukan analisis
kredit dan risiko pelanggan secara lebih akurat. Informasi ini akan membantu perusahaan
dalam menentukan kebijakan kredit yang tepat dan mengurangi risiko kerugian akibat
piutang yang tidak tertagih.
5. Pelaporan Piutang yang Tertunda
Sistem informasi akuntansi piutang juga dapat membantu perusahaan untuk melaporkan
piutang yang tertunda secara akurat dan efektif. Hal ini akan memungkinkan perusahaan
untuk mengambil tindakan yang tepat untuk mempercepat pengumpulan piutang tersebut.
Dengan memanfaatkan sistem informasi akuntansi piutang dengan baik, perusahaan
dapat meningkatkan pengendalian piutang secara signifikan dan meminimalkan risiko
kerugian akibat piutang yang tidak tertagih.

Anda mungkin juga menyukai