Formularium Nasional adalah daftar obat yang disusun oleh Komite Nasional yang
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Penyusunan Formularium Nasional sebagai acuan dalam
pemilihan obat peserta JKN KIS. Adanya Formularium Nasional diharapkan dapat memudahkan
dokter untuk menuliskan resep peserta JKN KIS dengan tujuan pasien mendapatkan obat yang
tepat, aman, dan terjangkau.
Namun, hingga sekarang masih ada dokter yang menuliskan resep diluar Formularium. Oleh
karena itu penelitian tertarik untuk melakukan penelitian deskriptif tentang Kesesuaian peresepan
obat peserta JKN KIS dengan Formularium Nasional di Puskesmas Pekauman Banjarmasin.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kesesuaian item obat dan kesesuaian resep peserta
JKN KIS dengan Formularium Nasional di Puskesmas Pekauman Banjarmasin Periode Desember
2018-Januari 2019.
Pengambilan data dilakukan secara retrospektif. Sampel pada penelitian ini adalah resep
peserta JKN KIS di Puskesmas Pekauman Banjarmasin Periode Desember 2018 sampai Januari
2019. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling dengan cara
proporsional. Jumlah item obat yang didapatkan sebanyak 1038 item obat dari 369 lembar resep
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan jumlah item obat 1038,
sebanyak 951 item obat (91,6%) yang sesuai Formularium Nasional dan 87 item obat (8,4%) yang
tidak sesuai Formularium Nasional. Berdasarkan lembar resep ada 369 lembar, sebanyak 293
lembar resep (79,4%) sesuai Formularium Nasional dan 76 lembar resep (20,6%) tidak sesuai
Formularium Nasional.
1
BAB I
PENDAHULUAN
manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia sebagaimana yang dimaksud dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh akses atau sumber daya di bidang kesehatan. Selain itu, setiap orang juga mempunyai
hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.
yaitu adanya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang merupakan tata cara penyelenggaraan
program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggaraan jaminan sosial (Faisal, 2015). Tujuan
diberlakukannya program Jaminan Kesehatan Sosial adalah untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
masyarakat yang layak diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya
kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau yang disingkat
BPJS. Adanya program ini diharapkan dapat meminimalisasi setiap biaya yang dikeluarkan
masyarakat untuk memperoleh pengobatan yang maksimal dan terjangkau (Faisal, 2015).
Fasilitas kesehatan rujukan tingkat pertama pada BPJS yaitu puskesmas yang setara dengan
praktek dokter, prakter dokter gigi, klinik pratama atau yang setara, dan rumah sakit kelas D
pratama atau yang setara. Kemudian fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan berupa klinik
utama atau yang setara, rumah sakit umum, dan rumah sakit khusus (Kementerian Kesehatan RI,
2013).
2
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang berada di wilayah kecamatan. Masyarakat
lebih banyak memilih pelayanan kesehatan dipuskesmas, terutama untuk kalangan menengah ke
bawah. Sebagai salah satu pelayanan kesehatan terdepan bagi masyarakat seharusnya menerapkan
penggunaan obat yang tepat sesuai standar yang ada (Sari, 2011). Salah satu penyebab terjadinya
mengakibatkan masalah seperti tidak tercapainya tujuan terapi yang diberikan, meningkatnya efek
samping obat, meningkatnya resistensi antibiotik, penyebaran infeksi melalui injeksi yang tidak
steril, dan pemborosan sumber daya kesehatan yang langka (Word Health Organization, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian dari Febrina Eky Paramitawati pada tahun 2014 menunjukkan
kesesuaian dan ketidaksesuaian resep peserta JKN KIS program Rujuk Balik puskesmas wilayah
Banjarbaru periode September sampai Desember 2014 menunjukkan 78, 26% (594 lembar) dan 21,
74% (165) lembar yang tidak sesuai. Sedangkan peresentasi kesesuaian dan ketidaksesuaian item
obat adalah 90, 42 % (2.041) yang sesuai dan 9, 57% (216) yang tidak sesuai.
Puskesmas Pekauman merupakan salah satu dari Puskesmas yang berada di Banjarmasin
dengan jumlah peserta JKN KIS yang berobat pada 2018 sebanyak 14.483 pasien. Pada studi
pendahuluan yang telah dilakukan masih ada penulisan resep pasien yang tidak sesuai formularium.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melihat bagaimana kesesuaian peresepan
obat peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat dengan Formularium Nasional di
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana kesesuaian item obat (R/) peserta JKN KIS dengan Formularium Nasional di
3
2. Bagaimana kesesuaian resep peserta JKN KIS dengan Formularium Nasional di Puskesmas
1. Untuk mengetahui kesesuaian item obat (R/) peserta JKN KIS dengan Formularium
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukan bagi dokter di Puskesmas
Pekauman Banjarmasin mengenai penulisan resep yang sesuai formularium. Serta sebagai tolak
ukur standar pelayanan sehingga dapat memberikan gambaran pelayanan yang baik dari puskesmas
untuk masyarakat.
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tentang gambaran kepatuhan dokter di
Puskesmas Pekauman Banjarmasin dalam menuliskan resep yang sesuai dengan Formularium
Nasional.
Puskesmas Pekauman Banjarmasin serta sebagai sarana pengaplikasian dari mata kuliah Farmasi
Rumah Sakit.
4
REFERENSI
Dianingati, Ragil Setia. Septimawanto Dwi Prasetyo. 2015. Analisis Kesesuaian Resep Untuk
Pasien Jaminan Kesehatan Nasional dengan Indikator Peresepan WHO 1993 Pada Intalasi Farmasi
Rawat Jalan di RSUD Ungaran Periode Januari-Juni 2014. Majalah Farmaseutik Vol. 11. No. 3
Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2014, Keputusan Direktur Jenderal Bina
Faisal, Herman. 2015. Kesesuaian Peresepan Obat Pasien Jaminan Kesehatan Nasional dengan
Formularium Nasional di Depo Geriatri RSUD Banjarmasin Periode April 2015. Karya Tulis
Kementerian Kesehatan RI, 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71
Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. 2016a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71
Kementerian Kesehatan RI. 2016b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72
Medisa, Dian. Sulanto Saleh Danu. Rustamaji. 2015. Kesesuaian Resep dengan Standar Pelayanan
Medis dan Formularium Jamkesmas pada Pasien Rawat Jalan Jamkesmas. Jurnal Ilmiah Farmasi
Paramitawati, Febrina Eky. 2015, Gambaran Kesesuaian dan Ketidaksesuaian Resep Pasien BPJS
dengan Program Rujuk Balik Puskesmas Wilayah Banjarbaru Periode September-Desember 2014.
5
Permenkes, 2017. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Sari, K. C. D. P. 2011. Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Obat di Tinjau dari Indikator Peresepan
Menurut Word Health Organization (WHO) di Seluruh Puskesmas Kecamatan Kota Depok pada
Undang-Undang RI. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 Tentang
Undang-Undang RI. 2009. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan. Jakarta.
Word Health Organization, 2009, Medicines Use in Primary Care in Developing and Transitional
Countries : Fact Book Summarizing Results from Studies Reported between 1990 and 2006.
Word Health Organization. 2017. How to Investigate Drugs Us in Health Facilities (selected drugs