Anda di halaman 1dari 10

JURNAL MANAJEMEN

LOGISTIK KESEHATAN
NAMA : YENI YULYANA AP
NIM : 20180721014028
PEMINATAN : ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN
SEMESTER : VIII
KELAS : REGULER
DOSEN PENGAMPUH : Dr. SARCE MAKABA, S.Si.,Apt. M.Kes
1. ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGADAAN OBAT
DI PUSKESMAS PEMBINA PALEMBANG
(Dian Safriantini, Asmaripa Ainy, Rini Mutahar,2011)

LATAR BELAKANG

Perencanaan dan pengadaan obat merupakan tahap yang penting dalam


pemenuhan kebutuhan obat-obatan di suatu pelayanan kesehatan Dari 96 jenis
permintaan obat dan alat kesehatan (alkes) yang diajukan Puskesmas Pembina
Palembang bulan Januari Tahun 2010 terdapat 43 jenis obat yang tidak terpenuhi
sesuai dengan yang diminta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
informasi mendalam mengenai perencanaan dan pengadaan obat di Puskesmas
Pembina Palembang
METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam serta
observasi. Untuk melihat keabsahan data dilakukan uji validitas dengan
triangulasi. Hasil wawancara dikelompokkan didalam kategori yang sama yaitu
berdasarkan perencanaan dan pengadaan obat.
HASIL PENELITIAN

 Hasil penelitian menunjukkan dalam pemilihan obat masih terdapat adanya


obat nongenerik.
 Metode perkiraan kebutuhan obat yang digunakan di Gudang Farmasi Kota
(GFK) Palembang yaitu metode konsumsi dan metode epidemiologi.
Sedangkan metode perkiraan kebutuhan obat di Puskesmas Pembina
Palembang hanya menggunakan metode konsumsi.
 Sistem dan cara pengadaan obat yang dilakukan di Puskesmas Pembina ada
dua yaitu sistem sentralisasi (dari Dinas Kesehatan Kota Palembang) dan
desentralisasi (pembelian langsung berdasarkan permintaan dokter spesialis).
KESIMPULAN

 Perencanaan dan pengadaan obat di Puskesmas Pembina Palembang sudah


baik dan sebagian besar sudah sesuai dengan aturan yang berlaku.
 Diharapkan bagi Dinas Kesehatan obat tetap menggunakan obat generik dan
dilakukan pelatihan mengenai pengelolaan obat kepada seluruh petugas
pengelola obat puskesmas.
2. PERENCANAAN OBAT DI PUSKESMAS CAMPUREJO DAN
PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN TAHUN 2015 DAN
2016 KOTA KEDIRI ( Krisogonus Ephrino Seran, 1Yogi Bhakti
Marhenta, Jevi Madya Cabadi)

LATAR BELAKANG
Pusat Kesehatan Masyarakat harus menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang ditunjang oleh pelayanan
kefarmasian yang bermutu.
TUJUAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan obat di Pusat Kesekatan


Masyarakat Campurejo dan Kota Wilayah Selatan tahun 2015 dan 2016.
METODE PENELITIAN

Jenis penelitian adalah observasional deskriptif dengan menggunakan data


sekunder yang dikumpulkan secara retrospektif, metode perencanaan obat yang
digunakan adalah konsumsi dan analisis ABC-VEN.
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil metode konsumsi, telah ditemukan hasil rencana kebutuhan


obat terbesar di Pusat Kesehatan Masyarakat Campurejo tahun 2015 yaitu
sebanyak 219.199 tablet (paracetamol 500mg) dan 189.754 tablet (paracetamol
500 mg) di tahun 2016. Kebutuhan obat terbesar di Pusat Kesehatan Masyarakat
Kota Wilayah Selatan tahun 2015 yaitu sebanyak 101.830 tablet (paracetamol 500
mg) dan sebanyak 96.393 tablet (klorfeniramin maleat 4 mg) di tahun 2016. Pada
penelitian ke depannya diharapkan dapat melakukan perencanaan obat dengan
metode kombinasi konsumsi dan morbiditas
3. GAMBARAN PERENCANAAN DAN PENGADAAN OBAT
DI PUSKESMAS RAWAT JALAN KABUPATEN ROKAN HULU
TAHUN 2018

Anda mungkin juga menyukai