Ya. Karea judul pada penelitian ini merupakan pencerminan dari tujuan
penelitian.
Judul pada penelitian ini memenuhi syarat yang tepat dan baik yang terdiri dari
2. apakah abstrak telah terdiri dari IMRAD ? Sudah ada kata kunci dan di abstrak
tidak lebih 250 kata. Namun tidak terdirianalisis dan diskusinya
- Metode penelitian
Kualitatif dengan studi survei yang dilakukan pada bulan April-Mei 2018 di
Instalasi Farmasi Kabupaten Jayapura dan 3 (tiga) wilayah kerja Puskesmas Dinas
Kesehatan Kabupaten Jayapura yang melibatkan 8 (Delapan) informan. Data yang
diperoleh diproses secara deskriptif kualitatif
- Result /hasil
- Informan
usia informan berkisar antara 28 hingga 50 tahun dengan jumlah jenis kelamin
informan pada wanita sebanyak 5 (lima) orang dan 3 (tiga) orang yang
berjenis kelamin laki-laki. Ada 5 (lima) informan dari luar Papua yang
merupakan penduduk asli dan ada 3 (tiga) informan asli Papua.
a. Informan kunci (informan kunci), yaitu mereka yang mengetahui dan
memiliki informasi dasar yang dibutuhkan. Informan yang mengetahui proses
pengelolaan obat dalam penelitian ini adalah: Kepala Bagian Farmasi.
b. Informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam penggunaan
obat-obatan, yaitu Kepala Airu Pusesmas, staf Farmasi di Pusat Kesehatan
Airu, staf Farmasi di Puskesmas Kemtuk, staf farmasi Pusat Kesehatan
Masyarakat Nimbokrang
-Tekinik sampling
Peserta menunjukkan bahwa peran yang paling efektif adalah pada individu
yang diteliti, yaitu dokter dan pasien. Pemilihan penelitian ini adalah purposive
dan bola salju
-Variabel
Manajemen obat
-pengumpulan data
Wawancara mendalam dan di prosees deskriptif
-hasil
Perencanaan obat dalam pengelolaan obat di Instalasi Farmasi Distrik Jayapura
melihat penggunaan obat-obatan di Puskesmas dan stok gudang yang tersisa dari
Distrik Farmasi Kabupaten Jayapura. Kurangnya pemahaman petugas dalam
menghitung kebutuhan narkoba. Tidak ada tim perencanaan yang dibentuk.
Pengadaan obat sesuai dengan kebutuhan obat adalah sumber anggaran.
Penyimpanan obat yang sempit dan tidak adanya lemari es sebagai tempat
menyimpan reagen. Lemari dan antiretroviral NAPSA telah ditempatkan secara
terpisah dan diatur oleh FEFO. Obat-obatan didistribusikan secara rutin dan
khusus dan permintaan obat sesuai dengan penggunaan dan sistem analisis VEN
yang digunakan. Resep tersebut diterima oleh petugas kemudian menyaring resep
untuk melihat rasionalitas resep dengan waktu tunggu minimum untuk layanan
resep 5 (Lima) menit paling lama 1 (satu) jam. Sebagai catatan, hanya kartu stok
dan obat kadaluarsa yang dimusnahkan. Pemantauan hanya ketika distribusi rutin
dialihkan ke Puskesmas.
-kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Perencanaan
obat adalah manajemen obat di Instalasi Farmasi. Dinas Kesehatan Kabupaten
Jayapura dalam hal ketersediaan data hanya melihat penggunaan puskesmas dan
stok yang tersisa. Menghitung kebutuhan obat banyak petugas kesehatan yang
tidak mengerti menghitung kebutuhan obat triwulanan. Tidak ada pembentukan
tim perencanaan di Instalasi Farmasi Kabupaten Jayapura.
- Dari sisi bangunan Puskesmas semuanya permanen, bertehel, sudut miring dan
pencahayaan bagus, hanya ukuran bangunan yang masih kecil dan terasa kencang
sehingga tidak bisa menampung banyak obat.
- Bagi penggemar karena AC, rak, dan palet, semua puskesmas hanya memiliki
kulkas yang masih duduk di ruangan lain.
- Lemari Obat Narkotika / Psikotropika dan obat ARV baik karena dibuat secara
terpisah sebagai bahan dalam mengantisipasi kesalahan selama persiapan obat.