Anda di halaman 1dari 18

Gambaran

Pengelolaan Obat
dan
Permasalahannya di
Puskesmas Tanjung
Pinang pada Bulan
Januari – September
Tahun 2017
Oleh :
Cynthia Granita Ikramia
G1A216034
Pendahuluan

– Pengelolaan obat di Puskesmas mempengaruhi Biaya Operasional Puskesmas


– Pengelolaan obat yang efisien  keberhasilan manajemen Puskesmas
– Pengelolaan obat  tersedianya obat setiap saat ( jenis, jumlah dan kualitas)
– Berdasarkan LPLPO bulan Jan – Sep 2017  kekosongan obat selama beberapa
bulan (kloramfenikol, ambroksol sirup, Ventolin nebulizer, dsb)
Tinjauan Pustaka

– Obat adalah bahan atau paduan bahan, yang digunakan untuk mempengaruhi
atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi  menetapkan
diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan peningkatan kesehatan
serta kontrasepsi.
– Pengelolaan obat : perencanaan  pengadaan  pendistribusian 
kerasionalan  penghapusan.
– LPLPO bermanfaat untuk mengendalikan tingkatan stok, perencanaan distribusi,
perencanaan kebutuhan obat dan memantau penggunaan obat
Perencanaan dan Pengadaan
Obat
– Perencanaan  kegiatan untuk menentukan jumlah dan jenis obat untuk
memenuhi kebutuhan Puskesmas.
– Tahapan perencanaan : pemilihan obat, kompilasi pemakaian obat, perhitungan
pemakaian obat.
– Pengadaan/Permintaan obat : mengusulkan obat dan alkes sehingga tersedia
jenis dan jumlah yang tepat.
– Usulan pengadaan ke Dinkes Kab/Kota melalui GFK dengan menggunakan
LPLPO.
Distribusi dan Kerasionalan
Obat
– Distribusi merupakan kegiatan penyerahan obat dari gudang obat Puskesmas ke
Pustu dan ke Apotek untuk diserahkan ke pasien.
– Kegiatan distribusi : menentukan jadwal distribusi, menentukan jumlah obat,
pemeriksaan mutu dan tanggal kadarluarsa obat, penyerahan obat.
– Kerasionalan obat menurut WHO : sesuai indikasi penyakit, tersedia setiap saat
dan harga terjangkau, interval pemberian yang tepat, obat efektif dan mutu
terjamin dan aman.
Penghapusan Obat

– Penghapusan/pemusnahan obat jika tidak dapat dipakai, tidak dapat didaur


ulang, melewati tanggal kadarluarsa
– Penghapusan/pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar, dipendam, dijual
Wawancara

– Tenaga apotek  4 orang. Penanggung jawab apotek, petugas apotek,


penanggung jawab gudang dan penanggung jawab informasi obat.
– Perencanaan obat  1 kali setahun, evaluasi tiap 3 bulan.
– Pengadaan obat  tiap 3 bulan dengan LPLPO ke Dinkes Kota dan GFK.
– Pendistribusian obat  apakah jenis dan jumlah obat yang diterima sesuai
dengan permintaan, apakah obat ada yang ekspire atau tidak, dan
pendistribusian obat ke Pustu dan bagian lain di Puskesmas.
– Kerasionalan obat  obat yang diresepkan sesuai indikasi.
– Penghapusan obat  obat dikembalikan ke Dinkes
Masalah Pengelolaan Obat

– Obat yang diterima mendekati tanggal kadarluarsa


– Jumlah obat yang diterima tidak sesuai dengan permintaan
– Stok obat habis sebelum obat yang dipesan dating.
Kesimpulan

– Perencanaan obat dilakukan setiap tahun, evaluasi tiap 3 bulan.


– Pengadaan tiap 3 bulan  mengajukan LPLPO ke Dinkes Kota dan GFK
– Faktor penyebab masalah : obat habis sebelum waktunya, jumlah pemakaian
obat meningkat, jumlah obat yang diterima tidak sesuai permintaan, obat yang
dikirimkan mendekati tanggal kadarluarsa, dana penyediaan obat kurang
– Alternatif pemecahan masalah : menganalisis perubahan tren penyakit di
Puskesmas  perencanaan obat tepat dan komunikasi dengan petugas GFK.
Daftar Pustaka

– Erika, N. Analisa Pengelolaan Obat di Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2006.
Perpustakaan Universitas Sumatera Utara; 2007.
– Anjarwati, R. evaluasi Kesesuaian Pengelolaan Obat pada Puskesmas Tahun 2009 Surakarta: Bagian Ilmu Farmasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2010.
– Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi. Tentang LPLPO; 2017.
– Departemen Kesehatan RI; Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Direktorat Bina Obat Publik dan Pembekalan
Kesehatan; Jakarta. Departemen Kesehatan; 2006.
– Hartono, JP. Analisa Proses Perencanaan Kebutuhan Obat Publik untuk Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD) di
Puskesmas se Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya 2007: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat UNDIP
Semarang; 2007.
– Departemen Kesehatan RI; Pedoman Pengelolaan obat Publik dan Pembekalan Kesehatan di Daerah Kepulauan.
Direktorat Bina Obat Publik dan Pembekalan Kesehatan; 2007.
– Soeparan, S. materi Pelatihan Manajemen Farmasi di Puskesmas. Direktorat Bina Obat Publik dan Pembekalan
Kesehatan; 2010.

Anda mungkin juga menyukai