Anda di halaman 1dari 5

Puskesmas Jalancagak

Selain melaksanakan PKPA di UPTD Farmasi, juga melakukan PKPA di Puskesmas


Jalancagak yang berlokasi di Jl. Cagak No. 90, Desa Jalancagak, Kecamatan Jalancagak,
Kabupaten Subang, Jawa Barat. PKPA di puskesmas Jalancagak dilaksanakan pada tanggal 11
sampai 27 oktober 2021. Dimana waktu kerjanya yaitu setiap hari senin – sabtu jam 08.00 –
14.00 Wib. Puskesmas ini berada dalam tanggung jawab Dinas Kesehatan Kabupaten Subang.
Puskesmas Jalancagak mempunyai visi dan misi meliputi :
Visi UPTD Puskesmas Jalancagak adalah terwujudnya Pelayanan Puskesmas
Jalancagak Yang Prima Menuju Masyarakat Sehat dan Mandiri. Dan Misi
Puskesmas Jalancagak adalah:
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu merata dan terjangkau
oleh masyarakat
b. Menciptakan suasana lingkungan kerja yang kondusif serta mendorong SDM
puskesmas lebih berkualitas dan professional
c. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperan aktif dalam
membudayakan prilaku hidup bersih dan sehat
d. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dengan lintas sektor
Jenis-jenis pelayanan di Puskesmas Jalancagak menyelenggarakan 3 upaya kesehatan
yaitu:
1. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
Pelayanan UKP di Puskesmas Jalancagak meliputi terdiri dari Poli umum, poli
KIA KB, UGD, poli gigi, poli gizi, rawat inap, persalinan, farmasi,
laboratorium dan radiologi.

2. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)


Pelayanan UKM terdiri dari 2 kegiatan yaitu UKM esensial (program promkes/UKS,
kesling, KIA, imunisasi, gizi, dan P2P) dan UKM Pengembangan (upaya kesehatan kerja,
kesehatan olahraga, UKGS/UKGMD, pengobatan tradisional, kesehatan indra, kesehatan jiwa,
pelayanan kesehaan USILA, dan usaha kesehatan sekolah) dan Puskesmas Jalancagak
mempunyai 3 orang tenaga kefarmasian.
Praktik Kefarmasian Puskesmas Jalancagak
Kegiatan Pengelolaan Obat dan BMHP pada Puskesmas Telaga Dewa meliputi :
1. Pengelolaan sediaan Farmasi dan BMHP
Dalam melakukan pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP maka Apoteker di
Puskesmas Jalancagak terlebih dahulu akan melakukan perencanaan dimana
metode yang dipakai adalah metode komsumsi artinya perhitungan kebutuhan
mempertimbangkan konsumsi pada periode sebelumnya dan rata-rata pemakaian
setiap bulan pada tahun sebelumnya. Tujuan perencanaan obat 1) Perkiraan jenis
dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan yang mendekati kebutuhan, 2)
Meningkatkan penggunaan obat secara rasional, 3) Meningkatkan efisiensi
penggunaan obat. Data mutasi yang dihasilkan dipuskesmas merupakan salah satu
factor utama dalam mempertimbangkan kebutuhan selama 3 bulan. Oleh karena
itu data itu sangat penting untuk perencanaan kebutuhan obat dipuskesmas.
Pengadaan dan Permintaan di Puskemas Jalancagak Sumber penyediaan obat di
puskesmas adalah berasal dari UPTD farmasi kabupaten subang yang dikirim
setiap bulannya melalui LPLPO dan RKO ke dinas kesehatan kabupaten subang
obat yang diperkenankan untuk persediaan puskesmas adalah obat yang jenis dan
itemnya ditentukan setiap tahunnya oleh mentri kesehatan. Tujuan permintaan
obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat dimasing-masing unit pelayanan
kesehatan sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah kerjanya. Penerimaan
obat adalah suatu kegiatan dalam penerimaan obat-obatan yang diserakan dan unit
pengelolaan yang lebih tinggi kepada unit pengelolah dibawahnya. Tujuannya
agar obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang
diajukan oleh puskesmas (LPLPO). Pelaksanaan fungsi pengendalian distribusi
obat kepada puskesmas pembantu dan sub unit kesehatan lainnya merupakan
tanggung jawab puskesmas induk. Petugas penerimaan obat wajib melakukan
pengecekan terhadap obat-obatan yang diserahkan mencakup jumlah kemasan,
jenis dan jumlah obat, bentuk obat sesuai dengan isi dokumen (LPLPO) dan
ditanda tangani oleh petugas penerima/diketahui oleh kepala puskesmas.
Penyimpanan Sediaan farmasi dan alat kesehatan di puskesmas Jalancagak
disimpan di dalam gudang obat yang berada di gudang obat Puskesmas. Dalam
gudang terdapat lubang ventilasi yang berfungsi sebagai aliran udara agar obat-
obatan dan perbekalan farmasi yang terdapat didalam gudang tidak lembab, lantai
gudang terbuat dari keramik palet, rak obat, lemari narkotik dan psikotropok,
lemari pendingin, Ac dan alat pengukur suhu dan kelembapan. Di puskesmas
Jalancaga penyimpanan obat-obatan dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaan
dan disusun berdasarkan alfabetis, selain dengan cara diatas dapat juga disusun
dengan system first in first out (FIFO) dan first in first expired (FEFO). Selain itu
setiap obat yang tersedia di gudang obat puskesmas satu item obat mempunyai
satu kartu stok. Penyimpanan khusus obat narkotika dan psikotropika harus
terpisah dari obat-obatan yang lain karena narkotika dan psikotropika termasuk
golongan obat-obatan yang dapat disalah gunakan sehingga penyimpanannya
harus dalam lemari terkunci. Untuk obat yang lainnya disusun pada rak-rak yang
tersedia pada gudang obat secara Alfabetis dan menurut sediaan perbekalan
farmasi. Secara umum penyimpanan obat di gudang obat Puskesmas Jalancagak
sudah sesuai dengan teori mengenai persyaratan penyimpanan sediaan farmasi dan
alat kesehatan di gudang. Pendistribusian Perbekalan kesehatan yang
didistribusikan dari gudang obat, kemudian didistribusikan ke Apotek, UGD,
Poned, Radiologi, Ruang tindakan, Poli gigi, Laboratorium, KIA Lab, Puskesmas
keliling (Pusling) dan Bidan Desa. Kegiatan administrasi di Puskesmas Telaga
Dewa meliputi pencatatan dan pelaporan. Puskesmas Jalancagak telah
melaksanakannya dengan baik dalam pencatatan dan pelaporan yang menjadi
bukti bahwa pengelolaan obat dan BMHP telah dilakukan. Pencatatan di
Puskesmas Jalancagak meliputi Surat Bukti Barang Keluar, Kartu stok obat
(pemasukan dan pengeluaran di gudang), Integration Pharmacy Application,
Laporan Permintaan dan Lembar Pemakaian Obat, Laporan Stok Opname setiap
bulan, Laporan Psikotropik tiap bulan ke UPTD Farmasi Subang. Pengelelolaan
resep semua resep yang telah dilayani oleh puskesmas harus dipelihara dan
disimpan minimal 5 tahun dan setiap resep baru akan ditandai dengan tanda
umum untuk resep umum, BPJS untuk resep BPJS. Untuk resep obat narkotika
dan psikotropika disimpan pada tempat khusus. Semua resep yang masuk di
kumpulkan dan disusun berdasarkan tangal, bulan, tahun dan jenis resep.
Pengendalian penggunaan obat-obat dan BMHP puskesmas Telaga Dewa sudah
dilakukan dengan baik. Salah satu metode yang digunakan adalah menggunakan
kartu stok yang dilakukan setiap minggu untuk mengontrol kesesuain stok tercatat
dengan stok fisik. Selain itu dilakukan stok opname setiap akhir bulan untuk
pengecekan keseluruhan obat-obat baik kondisi fisik, tanggal kadarluasa, serta
kesesuain jumlahnya. Untuk penggunaan obat narkotika dan psikotropika
pencatatan pada kartu stok dilakukan setiap hari dengan menuliskan data pasien
yaitu nomor BPJS, nama pasien, asal poli, nama obat, jumlah obat yang di
resepkan. Untuk pengendalian obat-obatan yang memiliki resiko kadarluasa dekat
maka puskesmas telaga dewa memisahkan ke ruangan tersendiri dari obat lainnya.
Berdasarkan hasil pengamatan tentang pengelolaan obat dan BMHP di Puskesmas
Jalancagak telah sesuai dengan peraturan no 74 tahun 2016 tentang pelayanan
kefarmasian dipuskesmas.
2. Pelayanan Farmasi Klinik
Pelayanan farmasi klinik yang sudah dilakukan di Puskesmas Jalancagak
diantaranya pengkajian resep, penyerahan obat, dan pemberian informasi obat,
konseling,visite, meso,evaluasi penggunaan obat dan pencatatan dan pelaporan.
Pelayanan Di puskesmas resep berasal dari Poli umum, Poli gigi, dan Poli KIA,
poli gizi, UGD, Poned, Rawat inap. Resep tersebut terdiri dari: Resep umum dan
Resep gratis (jamkesmas/jamkeskot) atau BPJS, KIS. Resep diberi nomor dan
dilakukan skrining resep jika lengkap dilakukan penyiapan obat dan pemberian
etiket, jika resep tidak jelas bisa menghubungi langsung dokter yang
bersangkutan. Kemudian penyerahan obat beserta PIO yang meliputi (nama obat,
khasiat, Kontra indikasi, cara penggunaan, dosis dan cara penggunaan obat)
kepada pasien. Resep yang telah diserahkan obatnya dicatat setiap hari dalam
buku induk resep di komputer. Pencatatan resep dibedakan berdasarkan asal resep
yaitu Poli umum, Poli gigi, dan Poli KIA, poli gizi, UGD, Poned, Rawat inap,
serta berdasarkan resep yaitu resep umum dan BPJS. Kemudian dilakukan
pencatatan obat rasional yang diambil dari 3 resep secara acak setiap hari dan
diambil dari penyakit diare, myalgia dan ispa. Setelah dicatat resep tersebut
disusun berdasarkan tanggal, bulan, dan tahun, kemudian disimpan dalam lemari
tempat penyimpanan resep. Khusus resep narkotika/psikotropika disiimpan
terpisah dari resep lain. Apoteker juga melakukan kegiatan visite berupa visite
mandiri dan tim dimana apoteker akan menyiapkan data pasien dan mamantau
apakah ada obat yang berinteraksi dalam pengobatan yang dilakukan apabbila
obat sesuai dengan kebutuhan pasien maka apoteker memberikan edukasi
kepasien tentang obat yang digunakan pasien. Dipuskesmas jalancagak apoteker
melalukan konseling untuk pasien yang memenugi kriteria seperti pasien
pediactrik, geriatric, ibu hamil, dan juga pasien program tb dimana kepatuhan
pasien dalam menggunakan obat sangat di perhatikan. Kemudian memantau
pemakaian obat pada pasien TB terutama efek samping seperti gangguan
penglihatan dan pendengaran dan akan mencatat apabila terjadi efek samping
pada formulir Meso.
Sumber Daya Manusia Puskesmas Jalancagak
Berdasarkan pengamatan langsung di ketahui jumlah sember daya manusia di
puskesmas Jalancagak terdiri dari : Dokter Umum 2 orang, dokter gigi 1 orang,
Farmasi 3 orang, Bidan 30 orang, perawat 32 orang, kesehatan masyarakat 4,kesling 2
orang, nutrisiones 1 orang dan labratorium 2 orang.
Pengendalian Mutu Pelayanan Kefarmasian
Pengendalian mutu dilakukan dengan cara monitoring dan evaluasi. Monitoring
pelayanan kefarmasian di Puskesmas Jalancagak dapat dilakukan oleh tenaga
kefarmasian yang melakukan proses. Aktivitas monitoring perlu direncanakan
untuk mengoptimalkan hasil pemantauan. Apoteker di Puskesmas Jalancagak
monitoring pelayanan resep, monitoring penggunaan Obat, monitoring kinerja
tenaga kefarmasian. Sementara untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan
Pelayanan Kefarmasian, dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap data
yang dikumpulkan seperti pengambilan data dilakukan setelah pelayanan
dilaksanaka yaitu survei kepuasan pelanggan.

Anda mungkin juga menyukai