Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi Puskesmas Sungai Kupang

Untuk Pengelolaan perbekalan farmasi di Puskesmas Sungai Kupang

meliputi:

1. Perencanaan

Perencanaan obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas

Sungai Kupang dilakukan setiap periode, dilaksanakan oleh seorang

Apoteker sebagai pengelola ruang farmasi. Perencanaan obat meliputi

tahap pemilihan terlebih dahulu, yaitu proses pemilihan obat di

puskesmas sungai kupang dilakukan dalam rangka perencanaan

permintaan obat ke dinas kesehatan kabupaten dan pembuatan

formularium puskesmas. Pemilihan obat di Puskesmas Sungai Kupang

mengacu pada DOEN dan FORNAS.

Untuk menjaga ketersediaan obat, apoteker atau penanggung

jawab ruang farmasi bersama tim kesehatan di puskesmas menyusun

formularium puskesmas. Penggunaan formularium puskesmas selain

bermanfaat dalam kendali mutu, dan ketersediaan obat di puskesmas,

juga memberikan informasi kepada dokter, apoteker dan tenaga

kesehatan lain mengenai obat yang digunakan di puskesmas. Selain itu

perencanaan juga disusun berdasarkan penyakit yang sering

ditemukan (epidemiologi), jumlah keperluaan (pola konsumsi) dan

keadaan stock.

62
63

2. Pengadaan

Pengadaan obat di Puskesmas sungai Kupang dilakukan dengan

satu cara, yaitu dengan melakukan permintaan ke Dinas Keseharan

Kabupaten Kotabaru, LPLPO puskesmas menjadi dasar untuk rencana

kebutuhan obat di Puskesmas Sungai kupang dan digunakan sebagai

data pengajuan permintaan kebutuhan obat ke Dinas Kesehatan

Kabupaten Kotabaru.

3. Penerimaan

Penerimaan merupakan suatu kegiatan yang memeriksa keadaan

fisik obat, baik itu jumlah, bentuk sediaan, tanggal expired, nomor

bacth, nomor faktur, tanggal masuk.

4. Penyimpanan

Penyimpanan merupakan kegiatan selanjutnya yang dilakukan

setelah penerimaan. BMHP disimpan di dalam gudang pada Gudang

obat di Puskesmas Sungai Kupang berukuran kurang lebih 2 x 1

meterpersegi. Dalam Gudang terdapat AC agar sediaan obat dan

BMHP tidak lembab. Penyimpanan obat pada rak-rak yang tersedia di

Puskesmas Sungai Kupang disusun berdasarkan alfabetis dan menurut

sediaan perbekalan farmasi, hal ini bertujuan untuk mempermudah

dalam pengambilan saat pelayanan resep. Obat yang penyimpanannya

memerluka suhu dingin seperti suppositoria disimpan di dalam kulkas

dengan suhu 2-8o C. Penyimpanan obat baik di gudang maupun rak

obat harian menggunakan sistem FIFO dan FEFO, dengan


64

diberlakukannya kedua sistem tersebut diharapkan dapat menjamin

kualitas perbekalan farmasi yang diberikan dalam pelayanan terhadap

masyarakat. Secara umum penyimpanan obat digudang obat dan

pelayanan sudah sesuai dengan teori mengenai persyaratan

penyimpanan.

5. Pendistribusian

Pendistribusian Obat dan BMHP meliputi, resep perorangan

melalui pemeriksaan rawat jalan dan rawat inap. Selain itu

Puskesmas Sungai Kupang juga mendistribusikan obat dan BMHP

untuk memenuhi kebutuhan pada jejaring yaitu pada dua Puskesmas

4.2 Pelayanan Resep Obat

Kegiatan pelayanan kefarmasian merupakan bagian langsung dan

mempunyai tanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan obat dan bahan

medis habis pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk

meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan Kefarmasian di

Puskesmas Sungai Kupang meliputi pengkajian resep, penyerahan obat, dan

PIO, visite, MESO, dan PTO.

Alur pelayanan kefarmasian di Puskesmas Sungai Kupang di awali

dengan penyerahan resep kepada Tenaga Kesehatan Kefarmasian yng

bertugas saat itu, kemudian resep di skrining oleh tenaga kefarmasian

apabila tidak ada maslah, maka obat disiapkan dan diberi etiket untuk

mematikan kembali kesesuaian obat yang diberikan maka ditelaah lagi obat
65

dan resepnya,selanjutnya memanggil nama pasien dan menyerahkan obat

disertai pemberian PIO.

Untuk Pelayanan resep perbekalan farmasi di Puskesmas Sungai

Kupang meliputi:

1. Pengkajian Resep

Pengkajian resep, penyerahan obat, dan pemberian informasi

obat di Puskesmas Sungai Kupang dimulai dari seleksi persyaratan

administrasi, persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis untuk

pasien rawat jalan dan rawat inap Persyaratan administrasi meliputi

nama, umur, jenis kelamin, berat badan dan kepala keluarga pasien,

alamat, paraf dokter, tanggal resep ruangan /unit asal resep.

Persyaratan farmasetik meliputi bentuk dan kekuatan sediaan dosis

dan jumlah obat stabilitas dan ketersediaan aturan dan cara

penggunaan, inkompatibilitas (ketidakcampuran obat). Persyaratan

klinis meliputi ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat,

duplikasi pengobatan, alergi, interaksi dan efek samping obat, dan

kontraindikasi.

2. Penyerahan

Penyerahan (Dispensing) dan pemberian informasi obat

merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap

menyiapkan /meracik obat, memberikan label/etiket, menyerahkan

sediaan farmasi dengan informasi yang memadai mengenai obat-

obatan. Setiap menerima resep petugas farmasi wajib meisi


66

pengkajian resep yang ada dibelakang resep dengan menceklis apakah

sudah sesuai dengan persyaratan. Dan setelah pemberian informasi

obat juga menceklis apakah sudah memberikan informasi obat yang

meliputi aturan pakai obat, efek samping obat, Interaksi obat dan

penyimpanan obat.

3. Visite

Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang

dilakukan secara mandiri atau Bersama tim profesi kesehatan lainnya

terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi, dan lain-lain. Pada kegiatan

visite sudah dilaksanakan karena pada Puskesmas Sungai Kupang

terdapat perawatan rawat inap dan memiliki failitas yang lengkap.

4. MESO

MESO merupakan kegiatan pemantauan respon terhadap obat yang

merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang

digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan

terapi. Pelayanan MESO di Puskesmas Sungai Kupang dilakukan

dengan menggunakan form kuning yang meminta informasi dari

pasien setelah menggunakan obat yang diberikan pada resep apakah

terjadi efek samping yang merugikan atau tidak ada, namun kegiatan

MESO jarang dilakukan di Puskemas Sungai Kupang dikarenakan

sumber daya kefarmasian masih kurang.

5. PIO
67

PIO merupakan kegiatan pelayanan yang dilakkan oleh apoteker

untuk memberikan informasi secara akurat,jelas dan terkini kepada

dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien. Pio

memiliki tujuan yaitu untuk menyediakan informasi mengenai obat

kepada tenaga kesehatan lain dilingkungan puskesmas,pasien dan

masyarakat, menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang

berhubungan dengan obat dan untuk menunjung penggunaan obat

yang rasional.

Anda mungkin juga menyukai