Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia yang harus diwujudkan

berdasarkan cita-cita bangsa Indonesia. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik

secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Upaya kesehatan harus

mampu dilaksanakan oleh setiap orang secara terpadu, terintegritas dan

berkesinambungan untuk meningkatkan derajat mutu kesehatan. Upaya

kesehatan meliputi kegiatan promosi kesehatan (promotif), pencegahan

kesehatan (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan

kesehatan (rehabilitatif) (Kemenkes RI, 2009).

Pekerjaan kefarmasian merupakan pembuatan pengendalian mutu

sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian

obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi

obat, serta pengembangan obat dan bahan obat tradisonal. Tenaga kefarmasian

adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian, terdiri atas apoteker

dan tenaga teknis kefarmasian (Pemerintah RI, 2009).

Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung yang

bertanggung jawab untuk mencapai hasil yang pasti dalam meningkatkan

mutu kehidupan pasien. Standar pelayanan kefarmasian menjadi tolak ukur

dalam pelaksanaan pelayanan kefarmasian. Selain itu pelayanan kefarmasian

bertujuan untuk melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat


yangtidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety)

(Kermenkes, 2016).

Berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukan gambaran pelaksanan

pelayanan farmasi klinik di Apotek Kecamatan Kertek Wonosobo yaitu

65,27% yang sesuai dengan Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 73 Tahun 2016 yang meliputi Pengkajian resep 85,41%, Dispensing

Obat 81,36%, Pelayanan informasi obat (PIO) 46,43%, Pelayanan konseling

95%, Pelayanan home pharmacy care 25%, Pemantauan terapi obat (PTO)

42,85% dan Monitoring efek samping obat (MESO) dilakukan sebesar

16,67% (Suratni, 2019).

Pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian dihadapkan pada kendala

yaitu tidak setiap saat apoteker hadir saat apotek dibuka. Hal ini menyebabkan

pelayanan belum sepenuhnya berjalan sesuai standar, karaena yang manjadi

tugas apoteker dilimpahkan pada asisten apoteker (Kartinah dkk, 2015 dalam

Fatma, 2018).

Berasarkan pengalaman praktek kerja lapangan di Apotek Crystal

Farma Pelengkap dan informasi yang di dapat jumlah kunjungan pasien yang

datang membeli obat bebas, bebas terbatas, obat wajib apotek dan yang

menebus resep kurang lebih 200 orang di setiap harinya akan mempengaruhi

pelayanan yang diberikan oleh para petugas kefarmasian di apotek kepada

pasien, maka penting untuk melihat gambaran pelayanan kefarmasian di

Apotek Crystal Farma Pelengkap.

2
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti berkeinginan untuk

melakukan penelitian tentang “Gambaran Pelaksanaan Pelayanan Farmasi

Klinik Berdasarkan Standar pelayanan kefarmasian di Apotek Crystal Farma

Pelengkap”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran standar pelaksanaan pelayanan farmasi klinik

berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesian Nomor 73

Tahun 2016 di Apotek Crystal Farma Pelengkap.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untukmengetahui gambaran standar pelaksanaan pelayanan farmasi

klinikberdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

73 Tahun 2016 di Apotek Crystal Farma Pelengkap.

2. Tujuan khusus

Untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan pelayanan farmasi klinik

berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73

Tahun 2016 di Apotek Crystal Farma Pelengkap.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama proses

perkuliahan di Program Studi Farmasi Poltekes Kemenkes Kupang,

menambah wawasan peneliti dan sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan tugas akhir Program Pendidikan Alhi Madya Farmasi.

3
2. Bagi insitusi

Untuk menambah bahan pustaka bagi Program Studi Farmasi, sebagai

referensi bagi peneliti selanjutnya, dan sebagai sumber informasi.

3. Bagi instansi

Untuk Apotek Crystal Farma Pelengkap diharapkan dapat digunakan

sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk mengevaluasi standar

pelayanan farmasi klinik dan sebagai sumber informasi.

Anda mungkin juga menyukai