Anda di halaman 1dari 21

PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS

No. Dokumen :
No. Revisi :
KAK TanggalTerbit :
Halaman :
Mengetahui
Kepala Puskesmas
PUSKESMAS Pasirlangu

PASIRLANGU Tanda tangan dr.Daniel Tristo,M.M.


NIP. 197902032009011014

A. Pendahuluan

Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak


terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Yang mempunyai tiga
fungsi pokok Puskesmas, yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata
pertama yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan
masyarakat.

B. Latar Belakang

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 74 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas dijelaskan bahwa Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas meliputi 2 (dua) kegiatan, kegiatan yang bersifat
managerial berupa pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dan Kegiatan
Farmasi Klinik. Pelayanan Resep merupakan salah satu kegiatan Farmasi klinik yang
dilaksanakan secara langsung dan bertanggungjawab kepada pasien. Kegiatan ini
dimulai dari penerimaan resep, skrining resep, penyiapan obat, dan Pemberian
Informasi Obat. Dengan makin kompleksnya upaya pelayanan kesehatan, khususnya
masalah terapi.obat menuntut kita untuk memberikan pelayanan kefarmasian
khususnya pelayanan resep sesuai standar untuk mencapai hasil pengobatan yang
optimal.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk menyiapkan dan menyediakan obat atas permintaan dokter, dokter


gigi,sehingga obat dan alat kesehatan terjamin keamanan dan kerasionalannya.

2. Tujuan Khusus
Untuk mampu melakukan kegiatan skrining resep,penyediaan/peracikan
obat, penyerahan obat, dan Pemberian Informasi Obat.
D. Tata Nilai Program
TERSENYUM
TERDEPAN
Di harapkan dalam melaksanakan Pelayanan FARMASI dapat secara langsung dan
nyata di tengah-tengah masyarakat
SEHAT;
Pelayanan FARMASI mengupayakan kesehatan pada semua pasien dan petugas
kesehatan
NYAMAN ;
Memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien dan petugas kesehatan di
puskesmas pasirlangu dalam memberikan pelayanan FARMASI
UTUH
Pelayanan FARMASI diberikan sesuai dengan kompetensi,pedoman,dan sikap yang
seharusnya
MERATA
Puskesmas pasirlangu tidak membeda-bedakan status agama,Ras masyarakat yang
membutuhkan pelayanan FARMASI.

E .Kegiatan pokok dan rincian kegiatan

Tahapan pelayanan resep terdiri atas:

- Skrining resep dimulai dengan penomoran, pemeriksaan kelengkapan


administratif resep, pemeriksaan kesesuaian farmaseutik, dan
pertimbangan klinis, hingga berkonsultasi ke dokter apabila ditemukan
permasalahan pada resep.
- Penyediaan obat dilakukan dengan menyiapkan obat sesuai permintaan
pada resep, melakukan peracikan, memberikan etiket, dan memasukkan
obat kedalam wadah/kemasan.
- Penyerahan obat dilakukan dengan memeriksa kembali kelengkapan
pada etket, memanggil nama dan no. tunggu pasien, dan menyerahkan
obat disertai dengan pemberian Informasi Obat.
- Pemberian Informasi obat dilakukan dengan memberikan informasi
mengenai cara penggunaan obat, aturan pakai, efek samping, cara
penyimpanan, dll.

F. Cara melaksanakan kegiatan

Kegiatan pelayanan resep dilakukan dengan metode pelayanan langsung


dari tim kerja di ruang farmasi Puskesmas. Masing-masing tenaga melaksanakan tugas
sesuai dengan alur pelayanan resep.
G. Sasaran

Sasaran yang dicapai dalam pelaksanaan pelayanan resep antara lain :

a. Pelayanan Obat untuk masyarakat Umum, peserta BPJS, dan Jamkesmas.


b. penggunaan Obat Rasional melalui pelayanan kefarmasian yang
berkualitas.

H. Jadwal pelaksanaan kegiatan

Kegiatan pelayanan resep di Puskesmas merupakan bentuk kegiatan rutin


yang dilaksanakan setiap hari kerja yang terdiri atas pelayanan resep pasien rawat
jalan dan Pasien rawat inap. Pelayanan resep rawat jalan dilaksanakan dalam kurun
waktu 6 hari kerja mulai pukul 08.00 – 13.00. Sedangkan Pelayanan resep rawat inap
dilakukan dengan sistem 24 jam termasuk hari libur/hari raya.

I. Sumber Biaya
Sumber biaya untuk pelaksanaan farmasi dari Dana JKN dan DAK DAU

J. Evaluasi pelaksanaan kegiatan.

Evaluasi kegiatan pelayanan resep di Puskesmas dilaksanakan setiap bulan


oleh Apoteker pengelola Obat dalam bentuk evaluasi penggunaan Obat Rasional,
penggunaan Obat Generik dan Non Generik, dan evaluasi Kesesuaian resep dengan
Formularium.

K. Pencatatan, Pelaporan, dan Evaluasi Kegiatan

a. Pencatatan kegiatan pelayanan Resep di Puskesmas dilakukan dengan membuat


data register harian penggunaan obat generik dan non generik dari resep setiap
harinya dan data pasien dari register harian resep dengan diagnosis tunggal pada
kasus ISPA Non Pneumonia dengan kode Diagnosis J.00, Diare Non Spesifik
dengan kode diagnosis A.09 , atau Myalgia dengan kode diagnosis M.79.1.

b. Pelaporan dibuat untuk masing-masing data yang diperoleh.

- Untuk pelaporan penggunaan obat generik dan non generik dibuat


dengan cara menghitung persentase penggunaan obat generik dan non
generik dari data dan direkap setiap bulannya.
- Untuk pelaporan Penggunaan Obat Rasional dilakukan melalui
pemantauan indikator peresepan untuk 3 Diagnosis penyakit yaitu ISPA
- Non Pneumonia, Diare Non Spesifik, dan Myalgia. Data yang telah
diambil dimasukkan kedalam Formulir Pelaporan Indikator Peresepan
yang tersedia dan direkap perbulan kemudian dilaporkan setiap bulan ke
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat.
- Evaluasi Kegiatan Pelayanan resep di Puskesmas melalui monitoring dan
evaluasi ketersediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan, mutu pelayanan
obat di Ruang Farmasi serta pencatatan dan pelaporannya.

Monitoring dan evaluasi dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kab./Kota


dan dilaksanakan per triwulan.

Demikian kerangka Acuan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pasirlangu, Februari 2018


Kepala Puskesmas Pasirlangu

dr.Daniel Tristo, MM
NIP.197902032009011014
PENGELOLAAN OBAT DAN BAHAN MEDIS
HABIS PAKAI
No. Dokumen :
No. Revisi :
KAK TanggalTerbit :
Halaman :
Mengetahui
PUSKESMAS Kepala Puskesmas
PASIRLANGU Pasirlangu

Tanda tangan dr.Daniel Tristo,M.M.


NIP. 197902032009011014

A. Pendahuluan

Dalam berbagai Upaya pelayanan kesehatan, obat merupakan salah satu unsur
penting. intervensi dengan obat merupakan intervensi yang paling besar digunakan dalam
menyelenggarakan upaya kesehatan. Dalam rangka pembangunan kesehatan di daerah
diperlukan keseimbangan dan kesinambungan untuk kelangsungan program – program
kesehatan, dimana harus didukung oleh ketenagaan, pembiayaan, pengelolaan yang baik
dan sesuai standar, serta sarana dan prasarana yang memadai.

B. Latar Belakang

Kebijakan pemerintah yang mengatur tentang pelayanan Kefarmasian di sarana-


sarana pelayanan kesehatan dan distribusi sediaan farmasi antara lain Undang – Undang
No.36 tentang Kesehatan, Peraturan Pemerintah No.51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian, Kebijakan Obat Nasional (KONAS), Peraturan Menteri Kesehatan No. 74
Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Dalam Aturan-aturan
tersebut dijelaskan bahwa Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas meliputi 2 kegiatan
antara lain Kegiatan yang bersifat Manajerial yaitu pengelolaan Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai (BMHP) dan kegiatan Farmasi Klinik.
Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) merupakan salah satu
kegiatan pelayanan kefarmasian yang dimulai dari perencanaan, permintaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan, pemusnahan,
pemantauan dan evaluasi. Rangkaian Kegiatan ini wajib dilaksanakan di setiap Puskesmas
sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan strata pertama. Apoteker Pengelola Obat di
Puskesmas mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk menjamin terlaksananya
pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang baik sesuai Standar/ Aturan yang
berlaku.
C.Tujuan Umum dan tujuan khusus

a. Tujuan Umum
Untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan Obat dan
Bahan Medis Habis Pakai yang efisien, efektif dan rasional, meningkatkan
kompetensi tenaga kefarmasian, mewujudkan sistem informasi manajemen, dan
melaksanakan pengendalian mutu pelayanan.
b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus pengelolaan obat antara lain :
1. Untuk menjamin Ketersediaan Obat PKD yang aman dan bermutu
2. Untuk meningkatkan penggunaan Obat secara Rasional.
3. Untuk menjamin bahwa Obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
permintaan yang diajukan oleh Puskesmas.
4. Untuk menjamin mutu Obat yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan
sesuai persyaratan yang ditetapkan.
5. Untuk memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan kesehatan yang ada di
wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, dan waktu yang tepat.
6. Untuk menjamin tidak terjadinya kekososongan dan kelebihan Obat di unit
pelayanan Kesehatan Dasar.

D. Tata Nilai Program


TERSENYUM
TERDEPAN
Di harapkan dalam melaksanakan Pelayanan FARMASI dapat secara langsung dan
nyata di tengah-tengah masyarakat
SEHAT;
Pelayanan FARMASI mengupayakan kesehatan pada semua pasien dan petugas
kesehatan
NYAMAN ;
Memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien dan petugas kesehatan di
puskesmas pasirlangu dalam memberikan pelayanan FARMASI
UTUH
Pelayanan FARMASI diberikan sesuai dengan kompetensi,pedoman,dan sikap yang
seharusnya
MERATA
Puskesmas pasirlangu tidak membeda-bedakan status agama,Ras masyarakat yang
membutuhkan pelayanan FARMASI.

E. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan

Kegiatan pengelolaan obat dan Bahan Medis Habis Pakai terdiri atas :
a. Perencanaan
Perencanaan Kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas
setiap periode dilaksanakan oleh Ruang Farmasi di Puskesmas. Proses seleksi Obat
dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan dengan mempertimbangkan pola penyakit,
pola konsumsi obat periode sebelumnya, data mutasi obat, dan rencana
pengembangan dan harus mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan
Formularium Nasional. Selanjutnya Puskesmas menyediakan data pemakaian Obat
dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO).

b. Permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai


Permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas diajukan kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –
undangan dan kebijakan pemerintah daerah setempat.

c. Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai


Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan oleh petugas Ruang
Farmasi dengan melakukan pengecekan terhadap Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
yang diserahkan, mencakup jumlah kemasan, jenis dan jumlah obat, bentuk obat
sesuai dengan isi dokumen (LPLPO), ditandatangani oleh petugas penerima, dan
diketahui oleh Kepala Puskesmas.
d. Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan dengan metode
FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expire First Out) dengan meletakkan Obat
dan Bahan Medis Habis Pakai di tempat/ruangan dengan mempertimbangkan hal-hal
berikut:
- Bentuk dan jenis sediaan
- Stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban)
- Mudah atau tidaknya meledak/terbakar
- Narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus.

e. Pendistribusian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

Pendistribusian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai ke sub unit (pasien poli,
ruang rawat inap,dll) dilakukan dengan cara pemberian obat sesuai resep dan per
sekali minum ( unit dose). Sedangkan pendistribusian ke jaringan Puskesmas
dilakukan dengan penyerahan Obat sesuai kebutuhan

f. Pemusnahan
Kegiatan Pemusnahan dilakukan terhadap Obat – Obatan yang telah
kadaluarsa, rusak, tidak memenuhi syarat, dan terkait masalah hukum. Pemusnahan
dilakukan sesuai dengan bentuk sediaan, artinya beda bentuk beda pula cara
pemusnahannya. Apakah di timbun, di bakar, di larutkan, dsb. Petugas melakukan
pemusnahan diawali dengan melakuan inventarisasi obat yang akan dimusnahkan
kemudian membuat berita acara pemusnahan, melaksanakan pemusnahan dengan
disaksikan oleh saksi dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

g. Pencatatan dan pelaporan

Pencatatan dan pelaporan pengelolaan obat dan Bahan Medis Habis Pakai
dilakukan oleh petugas Ruang Farmasi dengan mencatat dan mengelola data obat dan
Bahan medis Habis Pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan, dan yang
digunakan di Puskesmas.Pencatatannya dalam bentuk Kartu Stok,Buku Penerimaan,
Register harian penggunaan Obat PKD, sedangkan pelaporannya dalam bentuk
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO).

h. Pemantauan dan Evaluasi

Pemantauan dan Evaluasi penngelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
dilakukan secara periodik, biasanya per triwulan. Evaluasi dilakukan dengan
membandingkan kondisi pengelolaan Obat di Puskesmas yang di monitoring dengan
aturan yang berlaku.
F. Cara melaksanakan kegiatan

Kegiatan Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas


dilakukan dengan metode kerja tim Tenaga Kefarmasian dimana tiap rangakaian
kegiatan pengelolaan dilaksanakan oleh masing-masing tenaga yang diberi
tanggungjawab.
G. Sasaran
Sasaran kegiatan pengelolaan Obat di Puskesmas adalah :
a. Meningkatkan persentase ketersediaan Obat dan Perbekalan
Kesehatan secara merata, aman, dan bermutu keseluruh unit
pelayanan Kesehatan.
b. Meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian masyarakat
melalui pengelolaan obat yang baik dan sesuai standar.

c. Meningkatkan jumlah tenaga pelayanan kefarmasian yang


profesional dan terlatih.
H. Jadwal pelaksanaan kegiatan
a. Perencanaan Kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di
Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh Ruang Farmasi di Puskesmas.
b. Permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas diajukan
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat setiap 2 bulan sekali
untuk obat DAK DAU,sedangkan untuk jkn setahun 2 kali.
c. Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan oleh petugas
Ruang Farmasi setiap 2 bulan sekali.
d. Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan dengan metode
FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expire First Out) dengan
meletakkan Obat dan Bahan Medis setiap bulan sekali dirapihkan.
e. Pendistribusian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai ke sub unit pustu dan
polindes seminggu sekali pada hari rabu sedangkan sub unit yang berada di
puskesmas dilakukan setiap hari kerja.
f. Kegiatan Pemusnahan dilakukan setiap 1 tahun sekali terhadap Obat –
Obatan yang telah kadaluarsa, rusak, tidak memenuhi syarat, dan terkait
masalah hukum.
g. Pencatatan dan pelaporan pengelolaan obat dan Bahan Medis Habis Pakai
dilakukan setiap sebulan sekali.
h. Pemantauan dan Evaluasi penngelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
dilakukan secara periodik, biasanya per triwulan

l. Sumber Biaya
Sumber biaya untuk pelaksanaan farmasi dari Dana JKN dan DAK DAU

J. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan

Evaluasi kegiatan pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis


Pakai di Puskesmas dilakukan setiap akhir bulan dalam pelaksanaan
lokakarya mini (lokmin) yang dihadiri oleh seluruh personil Puskesmas
dan Jaringannya serta monitoring dari Dinas Kesehatan dilaksanakan
secara berkala per triwulan. Pelaporan pengelolaan Obat di Puskesmas
dibuat dari pencatatan dan pengelolaan data kegiatan pengelolaan obat
dan dilaporkan setiap bulan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

K. Pencatatan, pelaporan, dan Evaluasi Kegiatan.


a. Pencatatan
pengelolaan Obat di Puskesmas dengan mengelola data register
harian penggunaan obat, data penerimaan dan pendistribusian
obat dari kartu stok. Data tersebut kemudian di rekap setiap
bulannya.
b. Pelaporan
Pelaporan pengelolaan Obat di buat dengan cara membuat laporan
dalam bentuk Laporan Pemakaian Obat dan Lembar Permintaan
Obat ( LPLPO) dari data yang telah di rekap dan diserahkan ke
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat.
c. Evaluasi Kegiatan
Pengelolaan Obat di Puskesmas dilakukan secara berkala oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Hal-hal yang di evaluasi adalah
tingkat ketersediaan obat dan Bahan Medis Habis Pakai di
Puskesmas dan Mutu pelaksanaan pelayanan kefarmasian yang
terdiri atas Aspek manajerial dan Farmasi Klinik ( Pelayanan Resep
Pelayanan Informasi Obat ). Pada Aspek manajerial, yang di
evaluasi adalah pengelolaan sumber daya manusia, sarana dan
prasarana pelayanan kefarmasian serta pengelolaan Obat dan
Bahan Medis Habis Pakai. Sedangkan pada Farmasi Klinik, yang
dievaluasi adalah mutu pelayanan resep, Pemberian Informasi
Obat, Konseling, dan Monitoring Efek samping Obat.

Demikian Kerangka Acuan ini kami Buat dan dipergunakan sebagaimana mestinya

Pasirlangu, Februari 2018


Kepala Puskesmas Pasirlangu

dr.Daniel Tristo, MM
NIP.197902032009011014
PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO)
No. Dokumen :
No. Revisi :
KAK TanggalTerbit :
Halaman :

Mengetahui
Kepala Puskesmas Pasirlangu
PUSKESMAS
PASIRLANGU
Tanda tangan dr.Daniel Tristo,M.M.
NIP. 197902032009011014

A. Pendahuluan

. Pelayanan Kefarmasian merupakan pelayanan langsung dan


bertanggungjawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil pengobatan yang optimal. Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Puskesmas menjelaskan bahwa pelayanan kefarmasian di Puskesmas terdiri dari
Aspek manajerial dan Farmasi Klinik.
Pelayanan Informasi Obat (PIO) adalah salah satu kegiatan pelayanan Farmasi
Klinik.
B. Latar Belakang

Pengobatan yang rasional adalah suatu keadaan dimana pasien menerima


pengobatan sesuai kebutuhan klinis mereka, dosis, cara pemberian, biaya, waktu
pemberian yang tepat. Menurut WHO, meningkatkan kepatuhan berarti bahwa
pemberian pengobatan harus disertai dengan pemberian Informasi yang memadai.
Dengan kata lain, Pelayanan Informasi Obat merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari proses terapi rasional. Proses penyerahan obat seringkali diabaikan
oleh para penyusun kebijakan di bidang kesehatan selama proses pelayanan
kesehatan. Proses ini dianggap kurang penting dibandingkan proses diagnosis,
pengadaan, penyimpanan, dan distribusi.Keadaan tersebut sudah tidak berlaku lagi
mengingat telah terjadi perubahan paradigma pelayanan kefarmasian dari Drug
Oriented ( pelayanan berorientasi pada penyediaan obat) ke Patient Oriented
( Pelayanan berorientasi pada kesembuhan pasien).
Maka proses Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan tahap yang
sangat penting dan harus dilaksanakan oleh petugas dalam melakukan pelayanan
kefarmasian di Puskesmas.

C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus

a. Tujuan Umum
Untuk memberikan informasi obat secara akurat, jelas dan terkini kepada
dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan.
b. Tujuan khusus
Tujuan Khusus Pelayanan Informasi Obat antara lain :
1. Untuk menyediakan informasi mengenai obat kepada tenaga kesehatan lain
dilingkungan Puskesmas, pasien dan masyarakat.
2. Untuk menyediakan informasi dalam membuat kebijakan yang berhubungan
dengan obat (Contoh ; kebijakan permintaan obat oleh jaringan dengan
mempertimbangkan stabilitas, memiliki alat penyimpanan yang memadai,
cara pakai, waktu pemberian, dan masalah yang mungkin ditimbulkan).
3. Menunjang penggunaan Obat yang Rasional melalui peningkatan kepatuhan
pasien.

D. Tata Nilai Program


TERSENYUM
TERDEPAN
Di harapkan dalam melaksanakan Pelayanan FARMASI dapat secara langsung dan
nyata di tengah-tengah masyarakat
SEHAT;
Pelayanan FARMASI mengupayakan kesehatan pada semua pasien dan petugas
kesehatan
NYAMAN ;
Memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien dan petugas kesehatan di
puskesmas pasirlangu dalam memberikan pelayanan FARMASI
UTUH
Pelayanan FARMASI diberikan sesuai dengan kompetensi,pedoman,dan sikap yang
seharusnya
MERATA
Puskesmas pasirlangu tidak membeda-bedakan status agama,Ras masyarakat yang
membutuhkan pelayanan FARMASI.

E. Kegiatan Pokok dan rincian kegiatan

Tahapan kegiatan Pelayanan Informasi Obat antara lain :


a. Memeriksa kembali kesesuaian antara jenis, jumlah dan cara penggunaan obat
dengan permintaan pada resep.
b. Memanggil nama dan no.urut pasien.
c. Memberi informasi kepada pasien saat menyerahkan obat, yang terdiri dari :
waktu penggunaan obat, lama penggunaan obat, cara penggunaan obat, dan efek
yang akan timbul dari penggunaan obat, dan hal lain yang mungkin timbul pada
kondisi tertentu.
d. Menerima dan menjawab pertanyaan baik lisan maupun tertulis, mudah
dimengerti, tidak bias, etis dan bijaksana melalui penelusuran literature secara
sistematis.

e. Mendokumentasikan setiap kegiatan PIO secara sistematis.


f. Memasang poster, booklet, leaflet, yang berisi informasi obat pada tempat yang
mudah dilihat oleh pasien
F. Cara melaksanakan kegiatan

Kegiatan Pelayanan Informasi Obat (PIO) dilaksanakan dengan metode


Penyuluhan kepada masyarakat dan pasien di sesuaikan dengan kondisi Puskesmas.

G. Sasaran

Sasaran Kegiatan Pelayanan Informasi Obat antara lain :


a. Pasien dan/atau keluarga pasien.
b. Tenaga kesehatan : dokter, dokter gigi, apoteker, perawat, bidan, asisten
apoteker,dll.
c. Pihak lain : manajemen, tim/kepanitiaan klinik,dll.

H. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Pelayanan Informasi Obat dilaksanakan 6 hari kerja kecuali hari libur/hari raya
bersamaan dengan pelayanan resep.

I. Sumber Biaya

J. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan Pelaporan

Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan dengan mengumpulkan data dari awal dan
mendokumentasikan pertanyaan – pertanyaan yang diajukan, serta jawaban dan
pelayanan kefarmasian yang diberikan kemudian dibuat laporan.dalam bentuk lembar
Pelayanan Informasi Obat (PIO).

K. Pencatatan,pelaporan,dan evaluasi kegiatan.

a. Pencatatan
pencatatan di lakukan setelah pasien menerima pelayanan pio
pasien wajib menandatangani resep.petugas mencatat dibuku
tentang apa yang di informasikan ke pasien
b. Pelaporan
Pelaporan Pelayanan Informasi Obat dengan cara membuat
laporan dalam bentuk Laporan perbulan jumlah pasien yang
menerima pelayanan pio dari data yang telah di rekap dan
diserahkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Barat.
c. Evaluasi Kegiatan
Hal-hal yang di evaluasi adalah mutu pelayanan resep,Pemberian
Informasi Obat, Konseling, dan Monitoring Efek samping Obat.

Demikian Kerangka Acuan ini kami Buat dan dipergunakan sebagaimana mestinya

Pasirlangu, Februari 2018


Kepala Puskesmas Pasirlangu

dr.Daniel Tristo, MM
NIP.197902032009011014
PENILAIAN DAN PENGENDALIAN OBAT DI
PUSKESMAS

No. Dokumen :
No. Revisi :
KAK TanggalTerbit :
Halaman :
Mengetahui
Kepala Puskesmas
PUSKESMAS Pasirlangu

PASIRLANGU Tanda tangan dr.Daniel Tristo,M.M.


NIP. 197902032009011014

A. Pendahuluan

Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak


terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Yang mempunyai tiga
fungsi pokok Puskesmas, yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata
pertama yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan
masyarakat.

B. Latar Belakang

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 74 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas dijelaskan bahwa Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas meliputi 2 (dua) kegiatan, kegiatan yang bersifat
managerial berupa pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dan Kegiatan
Farmasi Klinik. Pelayanan Resep merupakan salah satu kegiatan Farmasi klinik yang
dilaksanakan secara langsung dan bertanggungjawab kepada pasien. Kegiatan ini
dimulai dari penerimaan resep, skrining resep, penyiapan obat, dan Pemberian
Informasi Obat. Dengan makin kompleksnya upaya pelayanan kesehatan, khususnya
masalah terapi.obat menuntut kita untuk memberikan pelayanan kefarmasian
khususnya pelayanan resep sesuai standar untuk mencapai hasil pengobatan yang
optimal.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setiap pelayanan farmasi memenuhi standar pelayanan


yang dapat memuaskan pelanggan
2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan farmasi sesuai


dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
peraturan Perundang-undangan yang berlaku
b. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian
c. Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak
rasional dalam rangka melindungi keselamatan pasien (patient
safety)

D. Tata Nilai Program


TERSENYUM
TERDEPAN
Di harapkan dalam melaksanakan Pelayanan FARMASI dapat secara langsung dan
nyata di tengah-tengah masyarakat
SEHAT;
Pelayanan FARMASI mengupayakan kesehatan pada semua pasien dan petugas
kesehatan
NYAMAN ;
Memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien dan petugas kesehatan di
puskesmas pasirlangu dalam memberikan pelayanan FARMASI
UTUH
Pelayanan FARMASI diberikan sesuai dengan kompetensi,pedoman,dan sikap yang
seharusnya
MERATA
Puskesmas pasirlangu tidak membeda-bedakan status agama,Ras masyarakat yang
membutuhkan pelayanan FARMASI.

E .Kegiatan pokok dan rincian kegiatan


1. Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
a) Perencanaan Kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
b) Permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
c) Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
d) Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
e) Pendistribusian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
f) Pengendalian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
g) Pencatatan,Pelaporan dan Pengarsipan
h) Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai

2. Kegiatan Pelayanan Farmasi Klinik


a) Pengkajian Resep,Penyerahan Obat,dan Pemberian Informasi Obat
b) Pelayanan Informasi Obat
c) Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat (ESO)
d) Pemantauan Terapi Obat (PTO)
e) Evaluasi penggunaan obat

F. Cara melaksanakan kegiatan

1. Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai


a. Mengidentifikasi penanggung jawab pelaporan Pengelolaan
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di tiap unit
b. Melaksanakan evaluasi
c. Melaksanakan dan membuat laporan.

2. Kegiatan Pelayanan Farmasi Klinik

Melaksanakan pelayanan kefarmasian secara langsung ke


sasaran yang meliputi:
a. Melaksanakan pengkajian resep dengan cara
mengidentifikasipenggunaan obat yang rasional dari
tipe resep yang dilayani.
b. Melaksanakan pemberian informasi obat
c. Melaksanakan pemantauan efek samping obat
d. Melaksanakan evaluasi seluruh kegiatan pelayanan
pelayanan kefarmasian
` e. Melaksanakan dan membuat laporan

G. Indikator Klinis
Indikator klinis unit farmasi yaitu:
1. Kesalahan pemberian obat dan Kejadian Nyaris Cedera (KNC).
Dengan indikator pelaksanaan 0 %.Untuk capaian tahun 2016 dan
seterusnya 0 %.
2. Pengkajian resep yang masuk ke ruang obat.Contohnya sampling
penggunaan Antibiotika dalam peresepan untuk 3 ( tiga)
penyakit:ISPA,Diare,Myalgia. Dengan indikator peresepan 1%.
Target untuk tahun 2018 adalah 1%
3. Pelayanan Informasi Obat langsung ke sasaran. Dengan Indikator
pelaksanaan 100% dari jumlah sasaran. Untuk capaian yahun
2018 dan seterusnya adalah 100%

H. Sasaran

Kegiatan Sasaran
Pengelolaan obat dan Bahan Obat dan Bahan Medis Habis
Medis Habis Pakai Pakai
Kegiatan Pelayanan Farmasi Pasien yang berkinjung di
Klinik Puskesmas

I. Jadwal pelaksanaan kegiatan

Kegiatan Jadwal Kegiatan

Pengelolaan obat dan Bahan Setiap hari kerja


Medis Habis Pakai
Pelayanan Farmasi Klinik Setiap hari kerja

J. Sumber Biaya
Sumber biaya untuk pelaksanaan farmasi dari Dana JKN dan DAK DAU

K. Evaluasi pelaksanaan kegiatan.

A. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan

1. Penanggung jawab Pelayanan Kefarmasian melakukan monitoring


kegiatan,melakukan evaluasi dan tindak lanjut darimkegiatan tersebut.
2. Hasil Kegiatan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas Pemali dan
disampaikan pada rapat bulanan Puskesmas serta Lokakarya Mini /
Lintas sektoral yang dilakukan 1 bulan sekali.

B. Jadwal Evaluasi

Kegiatan Jadwal Kegiatan


Pengelolaan Obat dan Bahan Setiap 1 bulan
Medis Habis Pakai
Kegiatan Pelayanan Farmasi
Klinik
 Setiap hari kegiatan
 Pengkajian resep
 Setiap hari kegiatan
 Pelayanan informasi Obat
 Setiap 1 bulan
 Pelaporan

K. Pencatatan, Pelaporan, dan Evaluasi Kegiatan


1. Semua hasil kegiatan di dokumentasikan oleh Penanggung Jawab
Farmasi.
2. Hasil kegiatan dilaporkan ke Kepala Puskesmas dan uptd farmasi dinas
kesehatan kabupaten bandung barat.
3. Hasil Evaluasi kegiatan ditindaklanjuti dan di sampaikan pada rapat
lintas sektoral.

Demikian kerangka Acuan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pasirlangu, Februari 2018


Kepala Puskesmas Pasirlangu

dr.Daniel Tristo, MM
NIP.197902032009011014
ESE

Anda mungkin juga menyukai