Anda di halaman 1dari 25

MANAJEMEN SUMBER DAYA P

USKESMAS(OBAT DAN BAHAN


MEDIS HABIS PAKAI)

11/14/2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 1


Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang be
rkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien. (Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74
tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas)

Pengelolaan Obat dan Bahan


Pelayanan Medis Habis Pakai
kefarmasian
di Puskesmas Pelayanan Farmasi Klinik
termasuk di dalamnya
Penggunaan Obat Rasional
Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

Pengelolaan Obat dan - Perencanaan


Bahan Medis Habis - Pengadaan
Pakai merupakan salah
satu kegiatan - Penerimaan dan Penyimpanan
pelayanan kefarmasian, - Distribusi
yang terdiri atas:
- Penggunaan Obat

- Pencatatan dan Pelaporan

- Evaluasi Penggunaan
Tujuan Pengelolaan Obat dan BMHP

menjamin kelangsungan ketersediaan, pemerataan dan keterja


ngkauan obat dan BMHP yang efektif, efisien dan rasional, den
gan mutu yang terjaga dan melaksanakan pengendalian mutu
pelayanan
Tahunan

Perencanaan Permintaan per periode

Penggunaan Hasil Permintaan


Pengadaan
Dukungan
Manajemen Pembelian

Distribusi Penyimpanan Penerimaan

Hukum, Kebijakan, Peraturan

11/14/2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 5


Perencanaan

 Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan seleksi obat dan ba


han medis habis pakai untuk menentukan jenis dan jumlah obat da
lam rangka pemenuhan kebutuhan obat di Puskesmas.
 Seleksi obat mengacu kepada Formularium Nasional.
Perencanaan Kebutuhan
TAHUNAN
Desk
Program
Pusat Desk Pusat dengan
(Program,
Farmalkes
Provinsi Farmalkes)
dengan Provinsi

Kab./Kota
Puskesmas 1. TEPAT JENIS
DAN JUMLAH
2. EFISIEN
PERMINTAAN PERIODIK KE IFK 3. POR
MENGGUNAKAN LPLPO TERLAKSANA

• MEMPERHITUNGKAN STOK OPTIMUM : LEAD TIME, BUFFER STOK,


KEKOSONGAN OBAT, PEMAKAIAN RATA-RATA PER HARI
• TREND KUNJUNGAN DAN POLA PENYAKIT
Pengadaan

Pengadaan di Puskesmas bisa diartikan


lebih luas sebagai proses penyediaan
barang, secara teknis merupakan realisasi
perencanaan menjadi ketersediaan obat
Hasil permintaan pembelian
ke Instalasi Farmasi menggunakan dana
Kabupaten/Kota kapitasi Puskesmas
Sesuai Permenkes No. 21/2016 tentang Penggunaan Dana Kapita
si Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan d
an Dukungan Biaya Operasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama Milik Pemerintah Daerah pasal 3 bahwa
• Dana Kapitasi yang diterima oleh FKTP dari Badan Penyelengga
ra Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) dimanfaatkan sel
uruhnya untuk:
a. pembayaran jasa pelayanan kesehatan (minimal 60%)
b. dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan

11/14/2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 9


Penyimpanan

 Obat yang dikirimkan oleh Instalasi Farmasi maupun hasil peng


adaan dengan dana kapitasi, sebelum disimpan, harus dilakuka
n proses penerimaan oleh petugas pengelola obat atau petuga
s lain yang diberi kuasa oleh Kepala Puskesmas
 Tujuan penyimpanan:
Memelihara dan menjamin mutu
Menjamin keamanan persediaan
Memudahkan dalam melakukan pencarian & pengawasan
Mengendalikan stok
DISTRIBUSI
PUSKESMAS

METODA : PUSH/PULL
FREKUENSI DISTRIBUSI SARANA DISTRIBUSI:
MAMPU MENJAGA
MUTU OBAT
PERTIMBANGAN : PEMAKAIAN
RATA2, SISA STOK, POLA
PENYAKIT, JML KUNJUNGAN

SUB UNIT
PUSKESMAS
11/14/2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 11
Penggunaan Obat

Data penggunaan obat periode sebelumnya


akan digunakan untuk menghitung perencan
aan kebutuhan periode selanjutnya

Metode Metode
morbiditas konsumsi
Pencatatan dan Pelaporan
 Pencatatan dan pelaporan data obat di Puskesmas merupakan rangka
ian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan secara tertib
, baik obat-obatan yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digun
akan di Puskesmas dan/ atau unit pelayanan lainnya:
 LPLPO
 Ketersediaan Obat Indikator di Puskesmas
 Laporan lain (Keuangan, BMD, dll)
Evaluasi Pengelolaan Obat dan BMHP
Indikator Pengelolaan Obat di Puskesmas antara lain:
1. Kesesuaian item obat yang tersedia dengan Formularium Nasional

2. Tingkat ketersediaan obat


3. Persentase dan nilai obat rusak/kadaluarsa
4. Rata-rata bobot variasi persediaan

5. Rata-rata waktu kekosongan obat


6. Persentase obat tidak diresepkan
SUB POKOK BAHASAN 2

PELAYANAN FARMASI KLINIK

11/14/2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 15


- Pengkajian dan Pelayanan Resep

- Pelayanan Informasi Obat

Pelayanan - Konseling
Farmasi Klinik - Visite Pasien (Puskesmas dengan rawat inap)

- Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

- Pemantauan Terapi Obat (PTO)

- Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)


Pengkajian & Pelayanan Resep

a. menyiapkan/ meracik obat


b. memberikan label/ etiket
c. menyerahkan sediaan farmasi dengan
informasi yang memadai disertai
pendokumentasian.

11/14/2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 17


Pelayanan Informasi Obat
a.memberikan dan menyebarkan informasi
b.menjawab pertanyaan dari pasien/ nakes
c.membuat buletin, leaflet, poster dll
d.melakukan penyuluhan ke pasien & masyarakat.
e.pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga
f. mengkoordinasikan penelitian terkait Obat dan k
egiatan pelayanan kefarmasian

11/14/2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 18


Konseling

adalah suatu Memberikan pemahaman tentang


proses untuk - tujuan pengobatan
mengidentifikasi - jadwal pengobatan
dan penyelesaian - cara dan lama penggunaan
masalah pasien - efek samping
yang berkaitan - tanda-tanda toksisitas
dengan - cara penyimpanan
penggunaan obat - cara penggunaan obat

11/14/2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 19


INDIKATOR PELAYANAN KEFARMASIAN
Persentase Puskesmas yang melakukan Pelayanan
Kefarmasian sesuai standar.
Puskesmas yang sesuai standar didefinisikan sebagai Puskesmas yang melakukan Pemberian I
nformasi Obat dan/atau Konseling yang terdokumentasi.

Puskesmas yang melakukan POR


Persentase penggunaan antibiotik pada penatalaksanaan kasus ISPA non-pneumonia, diare
non-spesifik, penggunaan injeksi pada penatalaksanaan kasus myalgia, dan rerata item obat
perlembar resep di Puskesmas, terhadap seluruh kasus ISPA non-pneumonia, diare non-
spesifik dan Myalgia di sarana yang sama

11/14/2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 20


SUB POKOK BAHASAN 3

PENGGUNAAN OBAT RASIONAL

11/14/2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 21


Penggunaan Obat Rasional

pasien menerima obat yang tepat untuk


kebutuhan klinis,

Penggunaan dalam dosis yang memenuhi kebutuhan,


obat dikatakan
rasional, bila:
untuk jangka waktu yang cukup, dan

pada biaya yg terjangkau untuknya


(individu) dan komunitas/masyarakat
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT RASIONAL

PENILAIAN KONDISI PASIEN


BIAYA
TERJANGKAU
DIAGNOSIS
MEDICATION
INDIKASI SAFETY PRACTICE
TEPAT JENIS OBAT A KE
D PAT
S PA PAS UHA
WA ESO IEN N
DOSIS, CARA & DURASI

ESO : Efek Samping Obat


INFORMASI 23
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM POR NASIONAL
% AB ISPA Non Batas toleransi
INDIKATOR Pneumonia 20 %
KINERJA
PROGRAM POR
NASIONAL % AB pada Diare Batas toleransi
Non Spesifik 8%

% Injeksi Pada Batas toleransi


INDIKATOR Myalgia 1%
PERESEPAN DI
PUSKESMAS
% Rerata Jumlah Batas toleransi
Item Obat/Resep 2,6 item
*Indikator WHO lainnya tetap diukur, tapi tidak mjd indikator POR Nasional 24
PENINGKATAN POR DI PUSKESMAS

Peningkatan POR di Puskesmas


• Peresepan obat secara rasional  sesuai pedoman pengobatan
• Penerapan Regulasi/Kebijakan POR  DOEN, FORNAS, Pedoman Umum Pengg AB, dll
• Bimbingan teknis POR  kerjasama dengan Dinkes Kab/Kota dan organisasi profesi
• Lokakarya Mini  Nakes (Dokter, Apoteker, Bidan, AA, Perawat & Nakes lain yang terlibat)

Peningkatan POR pada Masyarakat


• Edukasi dan pemberdayaan masyarakat terkait POR melalui GeMa CerMat
• Kerjasama lintas program dan lintas sektor (Promkes, institusi pendidikan, organisasi
kemasyarakatan, organisasi kepemudaan, organisasi lainnya)
• Penyebaran informasi pada masyarakat & Nakes melalui media

Pemantauan dan Evaluasi POR


• Pemantuan berkala (indikator kinerja POR), survei berkala  peresepan obat pada 3
penyakit
• Hasil pemantauan dibahas oleh internal Puskesmas dan dilakukan evaluasi dan intervensi
• Dilaporkan setiap bulan kepada Dinas Kesehatan Kab/Kota

Anda mungkin juga menyukai