Anda di halaman 1dari 47

STANDAR PELAYANAN KEFARM

ASIAN DI PUSKESMAS

03/17/2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 1


Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang be
rkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien. (Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74
tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas)

Pengelolaan Obat dan Bahan


Pelayanan Medis Habis Pakai
kefarmasian
di Puskesmas Pelayanan Farmasi Klinik
termasuk di dalamnya
Penggunaan Obat Rasional
Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

Pengelolaan Obat dan - Perencanaan


Bahan Medis Habis - Pengadaan
Pakai merupakan salah
satu kegiatan - Penerimaan dan Penyimpanan
pelayanan kefarmasian, - Distribusi
yang terdiri atas:
- Penggunaan Obat

- Pencatatan dan Pelaporan

- Evaluasi Penggunaan
Tujuan Pengelolaan Obat dan BMHP

menjamin kelangsungan ketersediaan, pemerataan dan keterja


ngkauan obat dan BMHP yang efektif, efisien dan rasional, den
gan mutu yang terjaga dan melaksanakan pengendalian mutu
pelayanan
Tahunan

Perencanaan Permintaan per periode

Penggunaan Hasil Permintaan


Pengadaan
Dukungan
Manajemen Pembelian

Distribusi Penyimpanan Penerimaan

Hukum, Kebijakan, Peraturan

03/17/2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 5


Perencanaan

 Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan seleksi obat dan ba


han medis habis pakai untuk menentukan jenis dan jumlah obat da
lam rangka pemenuhan kebutuhan obat di Puskesmas.
 Seleksi obat mengacu kepada Formularium Nasional.
Perencanaan

 Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan seleksi obat dan ba


han medis habis pakai untuk menentukan jenis dan jumlah obat da
lam rangka pemenuhan kebutuhan obat di Puskesmas.
 Seleksi obat mengacu kepada Formularium Nasional.
Perencanaan Kebutuhan
TAHUNAN
Desk
Program
Pusat Desk Pusat dengan
(Program,
Farmalkes
Provinsi Farmalkes)
dengan Provinsi

Kab./Kota
Puskesmas 1. TEPAT JENIS
DAN JUMLAH
2. EFISIEN
PERMINTAAN PERIODIK KE IFK 3. POR
MENGGUNAKAN LPLPO TERLAKSANA

• MEMPERHITUNGKAN STOK OPTIMUM : LEAD TIME, BUFFER STOK,


KEKOSONGAN OBAT, PEMAKAIAN RATA-RATA PER HARI
• TREND KUNJUNGAN DAN POLA PENYAKIT
Pengadaan

Pengadaan di Puskesmas bisa diartikan


lebih luas sebagai proses penyediaan
barang, secara teknis merupakan realisasi
perencanaan menjadi ketersediaan obat
Hasil permintaan pembelian
ke Instalasi Farmasi menggunakan dana
Kabupaten/Kota kapitasi Puskesmas
Sesuai Permenkes No. 21/2016 tentang Penggunaan Dana Kapita
si Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan d
an Dukungan Biaya Operasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama Milik Pemerintah Daerah pasal 3 bahwa
• Dana Kapitasi yang diterima oleh FKTP dari Badan Penyelengga
ra Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) dimanfaatkan sel
uruhnya untuk:
a. pembayaran jasa pelayanan kesehatan (minimal 60%)
b. dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan

03/17/2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 10


Penyimpanan

 Obat yang dikirimkan oleh Instalasi Farmasi maupun hasil peng


adaan dengan dana kapitasi, sebelum disimpan, harus dilakuka
n proses penerimaan oleh petugas pengelola obat atau petuga
s lain yang diberi kuasa oleh Kepala Puskesmas
 Tujuan penyimpanan:
Memelihara dan menjamin mutu
Menjamin keamanan persediaan
Memudahkan dalam melakukan pencarian & pengawasan
Mengendalikan stok
DISTRIBUSI
PUSKESMAS

METODA : PUSH/PULL
FREKUENSI DISTRIBUSI SARANA DISTRIBUSI:
MAMPU MENJAGA
MUTU OBAT
PERTIMBANGAN : PEMAKAIAN
RATA2, SISA STOK, POLA
PENYAKIT, JML KUNJUNGAN

SUB UNIT
PUSKESMAS
03/17/2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 12
Penggunaan Obat

Data penggunaan obat periode sebelumnya


akan digunakan untuk menghitung perencan
aan kebutuhan periode selanjutnya

Metode Metode
morbiditas konsumsi
Pencatatan dan Pelaporan
 Pencatatan dan pelaporan data obat di Puskesmas merupakan rangka
ian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan secara tertib
, baik obat-obatan yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digun
akan di Puskesmas dan/ atau unit pelayanan lainnya:
 LPLPO
 Ketersediaan Obat Indikator di Puskesmas
 Laporan lain (Keuangan, BMD, dll)
Petunjuk Pengisian telah tercantum dalam Juknis Tata Laksana Indikator Kinerja Tata Kelola Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan dan telah dibagikan ke seluruh Dinas Kesehatan
Evaluasi Pengelolaan Obat dan BMHP
Indikator Pengelolaan Obat di Puskesmas antara lain:
1. Kesesuaian item obat yang tersedia dengan Formularium Nasional

2. Tingkat ketersediaan obat


3. Persentase dan nilai obat rusak/kadaluarsa
4. Rata-rata bobot variasi persediaan

5. Rata-rata waktu kekosongan obat


6. Persentase obat tidak diresepkan
Pengkajian & Pelayanan Resep

a. menyiapkan/ meracik obat


b. memberikan label/ etiket
c. menyerahkan sediaan farmasi dengan
informasi yang memadai disertai
pendokumentasian.

03/17/2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 17


Pelayanan Informasi Obat
a.memberikan dan menyebarkan informasi
b.menjawab pertanyaan dari pasien/ nakes
c.membuat buletin, leaflet, poster dll
d.melakukan penyuluhan ke pasien & masyarakat.
e.pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga
f. mengkoordinasikan penelitian terkait Obat dan k
egiatan pelayanan kefarmasian

03/17/2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 18


Konseling

adalah suatu Memberikan pemahaman tentang


proses untuk - tujuan pengobatan
mengidentifikasi - jadwal pengobatan
dan penyelesaian - cara dan lama penggunaan
masalah pasien - efek samping
yang berkaitan - tanda-tanda toksisitas
dengan - cara penyimpanan
penggunaan obat - cara penggunaan obat

03/17/2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 19


INDIKATOR PELAYANAN KEFARMASIAN
Persentase Puskesmas yang melakukan Pelayanan
Kefarmasian sesuai standar.
Puskesmas yang sesuai standar didefinisikan sebagai Puskesmas yang melakukan Pemberian I
nformasi Obat dan/atau Konseling yang terdokumentasi.

Puskesmas yang melakukan POR


Persentase penggunaan antibiotik pada penatalaksanaan kasus ISPA non-pneumonia, diare
non-spesifik, penggunaan injeksi pada penatalaksanaan kasus myalgia, dan rerata item obat
perlembar resep di Puskesmas, terhadap seluruh kasus ISPA non-pneumonia, diare non-
spesifik dan Myalgia di sarana yang sama

03/17/2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 20


Formulir Pelayanan Informasi Obat Lembar Catatan Pemberian Informasi Obat
No. …..... Tanggal : ……… Waktu : …… Metode : Lisan/ Tertulis/ Telepon )*
Form. Informasi Obat
1. Identitas Penanya
Nama ………………………………………………….. No. Telp. ………………………………
Status : Pasien/ Keluarga Pasien/ Petugas Kesehatan (………………………………………..)*
LEMBAR PENCATATAN
2. Data Pasien
Umur : …….tahun; Tinggi : ….... cm; Berat : ………kg; Jenis kelamin : Laki laki/
PEMBERIAN INFORMASI OBAT PASIEN
Perempuan )* Kehamilan : Ya (……minggu)/ Tidak )* Menyusui : Ya/ Tidak )* PUS KES MAS __________________________

3. Pertanyaan
Uraian Pertanyaan :
Hari/Tg l :
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
Jenis Pertanyaan:

Identifikasi Obat Stabilitas Farmakokinetika


INFORMASI YANG DIBERIKAN
Interaksi Obat Dosis Farmakodinamika

PARAF PETUGAS
PARAF PASIEN
Harga Obat Keracunan Ketersediaan Obat

PENUNJANG

KONTRA INDIKASI
Kontra Indikasi Efek Samping Obat

EFEK SAMPING
NAMA

PENYIMPANAN
Lain-lain

NAMA OBAT

STABILITAS
CARA PAKAI
NO UMUR POLI Dx

INTERAKSI

LAIN-LAIN
SEDIAAN

INDIKASI
PASIEN

DOSIS
Cara Pemakaian Penggunaan …………………..
Terapeutik

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

4. Jawaban 1                                  
………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 2                                  
…………………………………………………………………………………......
3                                  
4                                  
5. Referensi 5
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………… 6
7
6. Penyampaian Jawaban : Segera/ Dalam 24 jam/ Lebih dari 24 jam )* 8
Apoteker yang menjawab : ………………………………………………………………………… Tanggal : ……………………………… 9
Waktu : …………………………………. 10
03/17/2021
Metode Jawaban : Lisan/Tertulis/Telepon )*
Kementerian Kesehatan
dst
Republik
 
Indonesia
                             
21  
Format Laporan
Pelayanan Kefarmasian
di Puskesmas
Pelaporan pemberian informasi merupakan
rekapitulasi pemberian informasi obat yang
dilakukan dalam jangka waktu 1 bulan. Hasil
rekapitulasi dilaporkan secara berjenjang kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan
tembusan Dinas Kesehatan Provinsi dan Direktorat
Pelayanan Kefarmasian

03/17/2021 22
Penggunaan Obat Rasional

pasien menerima obat yang tepat untuk


kebutuhan klinis,

Penggunaan dalam dosis yang memenuhi kebutuhan,


obat dikatakan
rasional, bila:
untuk jangka waktu yang cukup, dan

pada biaya yg terjangkau untuknya


(individu) dan komunitas/masyarakat
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT RASIONAL

PENILAIAN KONDISI PASIEN


BIAYA
TERJANGKAU
DIAGNOSIS
MEDICATION
INDIKASI SAFETY PRACTICE
TEPAT JENIS OBAT A KE
D PAT
S PA PAS UHA
WA ESO IEN N
DOSIS, CARA & DURASI

ESO : Efek Samping Obat


INFORMASI 24
FORM PELAPORAN INDIKATOR
PENGGUNAAN OBAT RASIONAL
FORM-1
FORMULIR PELAPORAN INDIKATOR PERESEPAN ISPA NON PNEUMONIA

Puskesmas : …………………………………………………………..
Kabupaten : ………………………………………………………….. Bulan : …………………………
Provinsi : ………………………………………………………….. Tahun : …………………………

Jumlah Item Antibiotik Lama Pemakaian Sesuai Pedoman


Tgl No. Nama Umur Nama Obat Dosis Obat
Obat Ya/Tidak (hari) Ya/Tidak
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) ( 10 )

          a.      
        b.      
1
          c.      
          d.      
          a.      
          b.      
2
          c.      
          d.      
        a.      
          b.      
3
          c.      
          d.      
  Total Item Obat A B

N=   Rerata Item Obat/ Lembar A / N


Resep  
  Persentase AB   B / N x 100 %
           
FORM-2
FORMULIR PELAPORAN INDIKATOR PERESEPAN DIARE NON SPESIFIK

Puskesmas : …………………………………………………………..
Kabupaten : ………………………………………………………….. Bulan : …………………………
Propinsi : ………………………………………………………….. Tahun : …………………………

Jumlah Antibiotik Lama Pemakaian Sesuai Pedoman


Tgl No. Nama Umur Nama Obat Dosis
Item Obat Ya/Tidak (hari) Ya/Tidak
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (8) (9) ( 10 ) ( 11 )
          a.      
        b.      
1
          c.      
          d.      
          a.      
          b.      
2
          c.      
          d.      
        a.      
          b.      
3
          c.      
          d.      
          a.      
          b.      
4
          c.      
          d.      
          a.      
          b.      
dst
          c.      
          d.      
  Total Item Obat A B
Rerata Item Obat/ Lembar
N=   A/ N
Resep  
      Persentase AB   B / N x 100 %
FORM-3
FORMULIR PELAPORAN INDIKATOR PERESEPAN MYALGIA
Puskesmas : …………………………………………………………..
Kabupaten : ………………………………………………………….. Bulan : …………………………
Propinsi : ………………………………………………………….. Tahun : …………………………

Lama
Jumlah Item Injeksi Sesuai Pedoman
Tgl No. Nama Umur Nama Obat Dosis Pemakaian
Obat Ya/Tidak Ya/Tidak
(hari)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (8) ( 9) ( 10 ) ( 11 )
          a.      
        b.      
1
          c.      
          d.      
          a.      
          b.      
2
          c.      
          d.      
        a.      
          b.      
3
          c.      
          d.      
          a.      
          b.      
4
          c.      
          d.      
          a.      
          b.      
dst
          c.      
          d.      
  Total Item Obat A B
N=   Rerata A/N  
      Persentase Injeksi   B / N x 100 %
LAPORAN
INDIKATOR PENGGUNAAN OBAT RASIONAL
DI PUSKESMAS

Rerata Item / lembar Resep


 
   
NO % Penggunaan
% Penggunaan Antibiotik % Penggunaan Injeksi pada
Antibiotik pada Diare        
pada ISPA Non-Pneumonia Myalgia
Non-Spesifik
ISPA Diare Myalgia Rata-rata

  (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


               

Puskesmas melakukan pencatatan dan pelaporan indikator POR secara berjenjang. Puskesmas membuat
rekapitulasi data indikator peresepan per triwulan, untuk dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, paling
lambat tanggal 4.

03/17/2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 28


Pembentukan
Komite Nasional Penyusunan Formularium
Nasional
• Terdiri dari unsur Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), BPJS Kesehatan, as
osiasi profesi, perguruan tinggi dan tenaga ahli, yang akan bertugas sebagai :
- Tim Evaluasi
- Tim Ahli
- Tim Review Obat
• Bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan dan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan melalui Keputusan
Menteri Kesehatan No. HK. 02.02/Menkes/140/2015 tentang Komite Nasional Penyusunan Formularium Na
sional
KRITERIA ANGGOTA KOMNAS

Tidak memiliki konflik


kepentingan dan
bersedia Memiliki integritas dan Menyatakan kesediaan
menandatangani standar profesional tinggi secara tertulis
pernyataan bebas konflik
kepentingan 29
TAHAPAN
PENYUSUNAN
FORNAS SOSIALISASI
&
PERSIAPAN ADDENDUM
• Kirim surat
usulan
DISKUSI PENGESAHAN
• Penyusunan SK
• Penetapan
Addendum
• Seleksi dan • Pemberlakuan dan Fornas
• Kajian Data Obat • Rapat Pleno
Penetapan Penerapan • Publikasi
• Pembahasan • Rapat Finalisasi
Komite Nasional Teknis • Website Kemkes
Penyusunan • Pencetakan
Fornas September 2015 Oktober – • Distribusi
• Kompilasi usulan Desember 2015
Juni – Agustus 2015
dan seleksi
Administratif
Januari 2016

November 2014 –
Mei 2015

DRAFT DRAFT
AWAL AKHIR
Perkembangan Formularium Nasional

FORNAS 2015
SK Menkes No.
HK.02.02/Menkes/523/2015
- 562 item obat/zat aktif
(terdiri dari 983 kekuatan
0 16
dan bentuk sediaan) 2
- Obat Rujuk Balik : 75 item
dalam 151 Bentuk sediaan. ADENDUM PERUBAHAN 2016
FORNAS 2013 + - 573 item obat/zat aktif (terdiri dari
ADENDUM 2014 1018 kekuatan dan bentuk sediaan)
SK Menkes No. 328/ Menkes/ SK/
- Perubahan Restriksi 123 Item dalam

5
VIII/2013

1
- 540 item dalam 968 194 kekuatan/sediaan

20
sediaan/ kekuatan - Perubahan Faskes 32 item dalam 46
- Obat Rujuk Balik : 82 bentuk kekuatan/sediaan
item dalam 155 sed/kek
2014

1 3
20
KEBIJAKAN PENERAPAN FORNAS
1. Formularium Nasional merupakan acuan yang digunakan dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk pelaksanaan program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
2. Formularium Nasional harus digunakan sebagai acuan bagi :
• Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota untuk
pengadaan obat dalam menjamin ketersediaan obat pada
penyelenggaraan dan pengelolaan Program JKN.
• FKTP dan FKRTL yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam
pengadaan obat untuk kebutuhan pelayanan kesehatan.
• Dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis dalam
menulis resep.
3. Apabila obat yang dibutuhkan tidak tercantum dalam Fornas dapat
digunakan obat lain secara terbatas berdasarkan rekomendasi Komite
Farmasi dan Terapi dan disetujui oleh Komite Medik atau Kepala/Direktur
Rumah Sakit.

32
KEBIJAKAN PENERAPAN FORNAS (2)

4. Penambahan dan atau pengurangan daftar obat yang tercantum dalam For
nas ditetapkan oleh Menkes setelah mendapatkan rekomendasi Komnas Fo
rnas (Adendum Fornas)
5. Pelayanan obat bagi peserta Jaminan Kesehatan harus memperhatikan rest
riksi obat dan peresepan maksimal obat sebagaimana tercantum dalam Fo
rnas
6. Dalam hal dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis berd
asarkan indikasi medis memerlukan lebih banyak obat melebihi jumlah m
aksimal untuk peresepan, maka peresepan harus mendapat persetujuan K
omite Medik dan Kepala/Direktur Rumah Sakit.
PROGRAM RUJUK BALIK
Diagnosis :
Diabetes Melitus, hipertensi, jantung, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), epilepsi, gangguan
kesehatan jiwa kronik, stroke, dan Sistemik Lupus Eritematosus (SLE)

Pelayanan Obat Pembiayaan Obat

Ruang Farmasi Harga Obat Program Rujuk Balik


Sesuai dengan obat rujuk yang ditagihkan kepada BPJS Biaya pelayanan kefarmasian
Puskesmas atau adalah faktor pelayanan
balik yang tercantum Kesehatan mengacu pada harga
instalasi farmasi dasar obat sesuai E- Catalogue kefarmasian dikali Harga Dasar
dalam Formularium
klinik pratama atau ditambah biaya pelayanan Obat sesuai E-Catalogue
Nasional
apotek jejaring kefarmasian

Harga Dasar Satuan Obat Faktor Pelayanan Kefarmasian


< Rp. 50.000,- 0,28
Rp.50.000,- sampai dengan Rp.250.000,- 0,26
76 item
Rp.250.000,- sampai dengan Rp.500.000,- 0,21
Rp.500.000,- sampai dengan Rp.1.000.000,- 0,16 dalam 154
Rp.1.000.000,- sampai dengan Rp.5.000.000,- 0,11 bentuk
Rp.5.000.000,- sampai dengan Rp.10.000.000,- 0,09 sediaan/
> Rp. 10.000.000,- 0.07 kekuatan
DAFTAR OBAT PROGRAM RUJUK BALIK
DALAM FRORNAS
Tercantum pada Fornas untuk obat Program Rujuk Balik dengan
tanda (*) di belakang nama dan sediaan obatnya.

OBAT OBAT
UTAMA TAMBAHAN
Obat yang mutlak
Obat - obat kronis yang
diberikan bersama obat
dapat diresepkan oleh
utama untuk mengatasi
dokter spesialis/sub
penyakit penyerta atau
spesialis di Faskes Rujukan
mengurangi efek samping
Tingkat Lanjut.
akibat obat utama.
OBAT PROGRAM PEMERINTAH
Pelayanan rumatan metadon
• Obat untuk pelayanan rumatan metadon merupakan obat program pemerintah yang
ditanggung oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah
• Obat dapat diperoleh di FKTP tertentu yang ditunjuk sebagai institusi penerima
wajib lapor.

Penyediaan obat program, vaksin untuk imunisasi dasar dan alat


kontrasepsi dasar disediakan oleh Pemerintah

Penggunaan obat Program untuk penyakit HIV dan AIDS,


Tuberkulosa (TB), malaria, kusta, penyakit lain, dan vaksin
ditetapkan oleh Menteri.
PEMBERIAN OBAT
KEMOTERAPI, THALASSEMIA, DAN HEMOFILIA
Faskes 3 Faskes 2

Mempertimbangkan
Kemampuan Fasilitas Kesehatan dan
Kompetensi SDM Kesehatan.
PEMANTAUAN PENERAP
AN FORNAS
PEMANTAUAN PENERAPAN FORNAS
Bertujuan memperoleh gambaran terkait pemanfaatan Fornas di Faskes dan menjadi
bahan pertimbangan dalam pelaksanaan review Fornas dengan mengetahui :
• % Kesesuaian ketersediaan dan penggunaan obat di Rumah Sakit dan Instalasi Farmasi Kab/ Kota de
ngan Fornas
• Jenis obat di luar Fornas yang tersedia di Rumah Sakit dan Puskesmas
• Upaya fasilitasi, monitoring, supervisi yang dilakukan oleh Dinkes setempat agar Fornas menjadi acu
an dan dipatuhi
• Kendala dalam penerapan Fornas di fasyankes dan dinkes setempat
Metode Pelaksanaan :
- Metode Pelaporan secara berkala dari Instalasi Farmasi Kab/Kota dan Rumah Sakit
- Metode Monitoring dan Evaluasi terpadu oleh Dit Pelayanan Kefarmasian ke beberapa Provinsi/Kab/
Kota Terpilih
- Metode Bimbingan Teknis Penerapan Fornas ke beberapa Provinsi/Kab/Kota Terpilih
INDIKATOR KESESUAIAN FORNAS
no Indikator Definisi Operasional Capaian Target Target
2015 (%) 2015 (%) 2016 (%)
Persentase Jumlah item obat di
RS Pemerintah sesuai FORNAS
terhadap jumlah item obat
Persentase (%) Kesesuaian obat yang tersedia di RS tersebut
1 di Rumah Sakit terhadap 71,20 65 70
Fornas

Persentase Jumlah item obat di


faskes yang bekerjasama
dengan BPJS sesuai FORNAS
Persentase Kesesuaian obat terhadap jumlah item obat
2 dengan Formularium Nasional yang tersedia di faskes tersebut 73,35 70 75
dalam JKN
PEMANTAUAN PENERAPAN FORNAS

Kementerian Kesehatan RI
ditembuskan ke Kemenkes c.q.
Direktur Bina Pelayanan
Kefarmasian, Ditjen Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan
setiap tanggal 10

Dinas Kesehatan Provinsi

Dinas Kesehatan Kab/Kota


Dinas Kesehatan Kab/Kota melaporkan data obat yang tersedia di
instalasi farmasi Kab/Kota menggunakan contoh Formulir 5 per
triwulan kepada Dinas Kesehatan Provinsi
PEMANTAUAN
PENERAPAN
FORNAS
Kementerian Kesehatan RI
Dinas Kesehatan Provinsi melaporkan rata-rata persentase (%) kesesuaian obat
dengan Fornas di Kab/Kota di wilayahnya kepada Kemenkes u.p. Direktorat Bina
Pelayanan Kefarmasian paling lambat tanggal 1 November setiap tahunnya melalui
surat atau email ke layanan.obat@kemkes.go.id atau fax ke 021-5203878
menggunakan contoh Formulir 8

Dinas Kesehatan Provinsi


Dinas Kesehatan Kab/Kota melaporkan rata-rata persentase (%) kesesuaian obat
dengan Fornas pada rumah sakit yang berada di wilayahnya kepada Dinas
Kesehatan Provinsi menggunakan contoh Formulir 7

Dinas Kesehatan Kab/Kota


Rumah sakit melaporkan persentase (%) kesesuaian obat dengan Fornas kepada
Dinas Kesehatan Kab/Kota menggunakan contoh Formulir 6. % kesesuaian = jumlah
item obat di RS yang sesuai dengan Fornas x 100% jumlah item obat yang tersedia di
RS

Rumah Sakit
Penutup

Tenaga Kefarmasian Tuntutan


berperan dalam upaya profesionalitas tidak Optimalisasi peran
meningkatkan bisa ditawar tenaga kefarmasian
pelayanan kesehatan • Tenaga Kefarmasian harus dalam pelayanan
meliputi: siap menjawab ekspektasi kesehatan memerlukan
masyarakat/pasien
• Promotif, • meningkatkan kompetensi dukungan seluruh
• Preventif (dan profesionalitas) stake holder
• Kuratif
• Rehabilitatif
Kesimpulan

Apoteker yang bekerja di Puskesmas mempunyai peran ya


ng sangat strategis dalam peningkatan penggunaan obat r
asional.

03/17/2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 44


Referensi

• Peraturan Presiden Nomor 54/2010 tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah


• Peraturan Menteri Kesehatan No. 21 tahun 2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi JKN untu
k Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional pada Faskes Tk. I Milik Pemerint
ah Daerah
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Puskesmas
• Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas, Direktorat Bina Obat Publik, 2010
• Modul Penggunaan Obat Rasional, Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian, 2015

03/17/2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 45


Penerimaan Usulan Obat
Email : - layanan.obat@kemkes.go.id
- essentialmedicine809@gmail.com
Hotline : +6281210931803

http://e-fornas.binfar.kemkes.go.id

Keluhan Ketersediaan Obat


Hotline service (e-catalogue contact centre) melalui :
- e-mail: e_katalog@kemkes.go.id
- HP. No. 0812 8175 3081
TERIMA KASIH

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai