Anda di halaman 1dari 40

Pelayanan Resep

Oleh :

Rieke Azhar M.Farm, Apt


Apoteker Puskesmas Nan Balimo
Kota Solok
DASAR HUKUM REGULASI
01 UU NO 36 TH 2009
TENTANG KESEHATAN

02 UU NO 36 TH 2014
TENAGA TENAGA KESEHATAN KESEHATAN

03 PP no 51 th 2009
TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN

04 PMK 74/2016
STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS
› Infographic Style
Latar Belakang (UU no 36 th 2009)
Tenaga Kesehatan
Memiliki Peranan penting
Tantangan Pengembangan Nakes
Dalam Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan 1. Pengembangan dan Pemberdayaan Nakes
Agar masyarakat memiliki kemauan, kesadaran dan belum dapat memenuhi kebutuhan Nakes untuk
kemampuan untuk hidup sehat. pembangunan Kesehatan

2. Regulasi untuk mendukung upaya pembanguan


Nakes masih terbatas

Tenaga Kesehatan 3. Kekurangan antara kebutuhan dan pada


Harus memiliki tanggung jawab, etik dan beberapa Nakes tertentu
moral yang tinggi, keahlian, dan
kewenangan dalam menyelenggarakan 4. Perencanaan kebijakan program nakes masih
upaya kesehatan . lemah

5. Sistem informasi Nakes belum sepenuhnya


Tenaga Kesehatan dapat menyediakan data yang akurat.

Harus meningkatkan mutunya melalui


pendidikan dan pelatihan berkelanjutan,
sertifikasi, registrasi, perizinan serta
pembinaan, pengawasan dan pemantauan
› Infographic Style
Latar Belakang (UU no 36 th 2009)
SUMBER DAYA KESEHATAN Obat
Segala bentuk dana, tenaga, Perbekes, Sediaan Farmasi Bahan atau paduan bahan, termasuk produk
dan ALKES serta Fasyankes dan Teknologi yang biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau
dimanfaatkan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan menyelidiki system fisiologis atau keadaan
yang dilakukan pemerintah, PEMDA dan/atau masyarakat patologis dalam rangka :
(UU no 36 th 2009, Tentang Kesehatan). • Penetapan diagnosis
• Pencegahan
• Penyembuhan
• Pemulihan
PERBEKES • Peningkatan kesehatan dan kontrasepsi
• Untuk manusia
Semua bahan dan peralatan yang diperlukan
untuk menyelenggarakan upaya kesehatan .

Sediaan Farmasi
Obat, bahan obat, obat tradisional dan
kosmetika
TENAGA KESEHATAN
UU no 36 Th 2014
Setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan
Definisi Serta memiliki pengetahuan dan/keterampilan
melalui pendidikan kesehatan (kewenanagan)

Kemampuan yang dimiliki oleh Nakes


Kompetensi
berdasarkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan
sikap professional untuk dapat menjalankan
praktek
Pengukuran : Uji Kompetensi
Pengakuan : Sertifikat Kompetensi

Bukti tertulis yang diberikan oleh PEMDA Kab/Kota


Surat Izin Praktik
kepada Nakes sebagai pemberian kewenangan untuk
(SIP)
menjalankan praktik
UU no 36 th 2016
Pengamanan dan Penggunaan Sediaan
Farmasi dan Alkes
(2) TIDAK AHLI dan TIDAK memiliki Fungsi Pemerintah adalah :
(1) aman, KEWENANGAN Membina, mengatur,
berkhasiat, DILARANG : mengendalikan dan mengawasi
bermutu dan Mengadakan, menyimpan, mengolah, (pengadaan, penyimpanan,
terjangkau mengedarkan obat dan bahan obat promosi dan pengedaran

Pemerintah menjamin pengembangan dan


pemeliharaan sediaan farmasi
PP NO 51 th 2009
Tujuan Pengaturan Pekerjaan Farmasi:

PEKERJAAN KEFARMASIAN. a. Perlindungan kepada pasien dan


masyarakat
Pembuatan b. Mempertahankan dan meningkatkan
Pengendalian mutu
Pengamanan
mutu pekerjaan kefarmasian
Pengadaan c. Memberikan kepastian hokum kepada
Penyimpanan masy. Dan tenaga kefarmasian
Pendistribusian
Pelayanan resep dr
Pelayanan informasi obat dan batra Pelaksanaan Pekerjaan Kefarmasian pada Fas.yan
Farmasi

PELAYANAN KEFARMASIAN  Apoteker dapat dibantu oleh Apoteker pendamping atau Tenaga
Teknis kefarmasian
Suatu pelayanan langsung dan  Apoteker harus menerapkan standar Kefarmasian
bertanggung jawab kepada  Penyerahan dan pelayanan obat reser dr. dilaksanakan oleh
pasien yang berkaitan dengan apoteker
sediaan farmasi dengan  Dalam hal daerah terpencil tidak terdapat apoteker, maka dapat
maksud mencapai hasil yang ditempatkan TTK yang memiliki STRTTK yang diberi wewenang
pasti untuk meningkatkan mutu untuk meracik dan menyerahkan obat kepada pasien.
kehidupan manusia  Apoteker harus menetapkan SOP
(Fasilitas ; Appotik, Inst.Farmasi
RS, pusk. To.obat
Pelayanan Kefarmasian
Meningkatkan
patient outcome
KRITERIA PELAYANAN
KEFARMASIAN:
PP No. 51/2009 - Merupakan pelayanan Meningkatkan mutu
tentang Pekerjaan langsung pelayanan
kesehatan
Kefarmasian - Bertanggung jawab kepada
pasien
- Berkaitan dengan sediaan Menekan biaya
kesehatan
farmasi
- Mencapai hasil yang pasti
- Meningkatkan mutu Meningkatkan
kehidupan pasien kepercayaan
masyarakat
Standar Pelayanan Kefarmasian

Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit


1 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016

Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek


2 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016

Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas


3 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016
Pelayanan Kefarmasian
Untuk terlaksananya pelayanan kefarmasian yang bermutu
maka tenaga Farmasi (Esp. Apoteker) dituntut untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan prilaku agar
dapat berinteraksi langsung dengan pasien.

Pelayanan kefarmasian meliputi :


 Pengelolaan Sumber Daya
 Pelayanan Farmasi Klinik
Pelayanan Kefarmasian (Pharmacheutical Care)

Pengelolaan Sumber Daya terdiri dari :


 SDM,
 Sarana Prasarana,
 Sediaan farmasi dan Perbekalan Kesehatan
 Administrasi
Pelayanan Kefarmasian (Pharmacheutical Care)

Pelayanan Farmasi Klinik terdiri dari :


 Penerimaan resep
 Peracikan obat
 Penyerahan obat
 Informasi obat
 Pencatatan / penyimpanan resep
Peran Apoteker di Puskesmas

1. MANAJERIAL
Pengelolaan Obat dan BMHP

2. KLINIKAL
Pelayanan Farmasi Klinik

3. PUBLIC HEALTH
Peran serta di masyarakat dalam upaya
Promotif dan Preventif
Pelayanan Resep
› Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi,
dokter hewan kepada apoteker untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi pasien sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
› Pelayanan resep adalah proses kegiatan yang meliputi aspek
teknis dan non teknis yang harus dikerjakan mulai dari
penerimaan resep,peracikan obat sampai dengan penyerahan
obat kepada pasien
› Pelayanan resep termasuk pelayanan farmasi klinis
Kebutuhan Pasien Terkait Obat

1. Pasien mendapat informasi yang cukup dari setiap obat yang


didapat

2. Pasien mendapat terapi obat yang efektif

3. Pasien mendapat terapi obat yang aman

4. Pasien dapat patuh pada terapi obat atau rencana asuhan yang lain

5. Pasien mendapat semua obat dari terapi yang dibutuhkan untuk


memecahkan indikasi .
Pelayanan Resep
Yang termasuk pelayanan resep obat adalah :

1. Pengkajian resep

2. Penyiapan obat

3. Penyerahan obat
Pengkajian Resep, Penyerahan Obat dan pemberian informasi

PENGKAJIAN RESEP

m2q
PENGKAJIAN RESEP
› Setelah menerima resep dilakukan skrining resep dengan
tahap sebagai berikut :
› Pemeriksaan kelengkapan administratif resep
› Pemeriksaan kesesuaian farmasetik
› Pertimbangan klinik
› Konsultasi dengan dokter apabila ditemukan keraguan pada
resep atau obat tidak tersedia
PENYIAPAN OBAT
1. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada resep
Dengan mengitung jumlah kebutuhan obat sesuai dengan resep dan
mengambil obat yang dibutuhkan sesuai resep dengan memperhatikan nama,
tanggal kadaluarsa dan keadaan fisik obat.
2. Melakukan peracikan obat bila diperlukan
3. Memberikan etiket
Label berwarna putih untuk obat dalam/oral
Label biru untuk obat luar dan suntik
Menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan suspensi dan emulsi
4. Memasukkan obat kedalam wadah yang tepat dan terpisah untuk obat
yang berbeda untuk menjaga mutu obat dan menghindari penggunaan
yang salah.
Latihan
PENYERAHAN OBAT
Setelah penyiapan obat kemudian dilakukan hal berikut:
› Sebelum obat diserahkan di periksa kembali nama pasien, cara
penggunaan serta jenis dan jumlah obat sesuai resep
› Memanggil nama dan memastikan alamat pasien
› Menyerahkan obat kepada pasien atau keluarga pasien disertai
Pemberian Informasi Obat
› Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikan
agar mudah untuk pelaporan
PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO)

Kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker


untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan
terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi
kesehatan lainnya dan pasien

m2q
BACA DAN PELAJARI INFORMASI PADA
KEMASAN OBAT
• Kandungan obat yang berkhasiat dalam
KOMPOSISI pengobatan

INDIKASI • Manfaat atau khasiat obat

• Takaran dan cara pakai yang dapat


DOSIS DAN CARA PAKAI memberikan efek pengobatan

EFEK SAMPING • Efek dari obat yang merugikan

• Kondisi tertentu yang menyebabkan obat


KONTRA INDIKASI
tersebut tidak boleh digunakan
• Waktu (bulan dan tahun) terakhir obat masih
TANGGAL KADALUWARSA dapat digunakan dengan aman
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memberikan
informasi obat kepada pasien dan atau keluarga pasien
pada saat penyerahan obat:

 Pastikan bahwa etiket obat sudah ditulis dengan lengkap dan benar
 Pemberian informasi obat dilakukan dengan cara yang baik dan
sopan, jelas, akurat dan mudah dimengerti.
 Informasi obat yang diberikan kepada pasien meliputi: Identifikasi
obat (misalnya: menunjukkan kepada pasien obat mana yang
berfungsi sebagai antibiotik), cara pemakaian, dosis, lama
pemakaian, cara penyimpanan, efek samping obat dan interaksi obat
 Pastikan bahwa pasien dan atau keluarga pasien sudah mengerti dan
paham akan informasi obat yang sudah disampaikan.
CARA PENGGUNAAN OBAT
ATURAN PAKAI WAKTU MINUM OBAT
Contoh: Obat harus diminum sesuai waktu terapi terbaik.
2 x 1 tablet/kapsul/sendok Contoh:
- Pagi hari, contoh: Vitamin
takar (setiap 12 jam)
- Malam hari, contoh: antikolesterol
3x1 tablet/kapsul/sendok
- Sebelum makan, contoh: obat diabetes
takaar (setiap 8 jam)
- Sesudah makan, contoh: obat penghilang nyeri

HARUS DIPERHATIKAN  Obat diminum jika perlu


 Obat diminum hanya jika dibutuhkan contoh: obat penurun panas
contoh : flu, tidak perlu antibiotik  Obat dalam bentuk tablet/kapsul
 Obat Antibiotik diminum sampai habis diminum dengan air putih.
KONSELING OBAT
› Suatu proses diskusi antara apoteker dan pasien atau keluarga Pasien yang
dilakukan secara sistematis untuk mengidestifikasi dan menyelesaikan
masalah pasien tentang penggunaan obat.

Konseling dapat dilakukan pada :


1. Pasien dengan penyakit kronik
2. Pasien yang memiliki sejarah ketidakpatuhan dalam pengobatan
3. Pasien dengan multiregimen obat / poli farmasi
4. Pasien lanjut usia / Geriatri
5. Pasien anak melalui orangtua
Pelayanan Kefarmasian di Rumah
(Home Pharmacy Care)

Pasien yang memiliki Home Tercapainya


kemungkinan
mendapat risiko Pharmacy keberhasilan
masalah terkait Obat Care terapi Obat

m2q
TERIMAKASIH
GERAKAN MASYARAKAT CERDAS
MENGGUNAKAN OBAT
(GEMA CERMAT)
DIREKTORAT PELAYANAN KEFARMASIAN
DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TANYA OBAT
TANYA APOTEKER

APOTEKER
31
10 Standar Kompetensi Apoteker Indonesia
1. Praktik kefarmasian secara professional dan etik

2. Optimalisasi penggunaan sediaan farmasi

3. Dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan

4. Pemberian informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan

5. Formulasi dan produksi sediaan farmasi

6. Upaya Preventif dan Promotif Kesehatan Masyarakat

7. Pengelolaan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan

8. Komunikasi efektif

9. Ketrampilan organisasi dan hubungan interpersonal

10. Peningkatan kompetensi diri


Contoh obat LASA dengan kandungan zat aktif berbeda
Contoh obat LASA dengan kekuatan berbeda
Contoh obat LASA dengan bentuk sediaan berbeda
Contoh obat LASA disimpan tidak berdekatan dan diberi label “LASA”
BAGAIMANA PENDAPAT ANDA TERHADAP OBAT
INI??
CONTOH INOVASI

The Power of PowerPoint | thepopp.com 38


WEBSITE INFORMASI-OBAT.COM
WEBSITE INFORMASI-OBAT.COM

39
Skrining obat rumah tangga
TAS OBAT YANG SUDAH DI PRODUKSI MASAL SEBANYAK 365 TAS DAN DI REPLIKASI OLEH IAI

40

Anda mungkin juga menyukai