Anda di halaman 1dari 23

Lampiran : Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Gorontalo

Nomor :
Tetntang : Panduan Penggunaan Obat Yang Perlu Di Waspadai

BAB I
DEFENISI

a) DEFENISI OPERASIONAL
a. Obat high Alert/ High Alert Medication adalah obat-obat yang memiliki resiko
lebih tinggi untuk menyebabkan/menimbulkan adanya
komplikasi/membahayakan pasien secara signifikan jika terdapat kesalahan
penggunaan (dosis, interval, dan pemilihannya)
b. Elektrolit konsentrat adalah larutan / cairan yang memiliki konsentrasi tinggi /
pekat yang berpotensi menyebabkan KTD apabila terjadi kesalahan
c. LASA/Look Alike Sound Alikeatau NORUM, yaitu obat yang memiliki
kemasan yang mirip atau obat yang memiliki nama yang terdengar mirip. Jadi
bagi kita tenaga kefarmasian yang bekerja di tempat-tempat pelayanan
kefarmasian/kesehatan serta bagi para pasien sendiri perlu berhati-hati agar
tidak terjadi kesalahan dalam pemberian atau pembelian obat.
b) DEFENISI OPERASIONAL
a. Tujuan Umum:
Sebagai Panduan bagi manajemen Rumah Sakit Islam Gorontalo untuk dapat
melaksanakan tatalaksana pemberian obat yang aman untuk pasien.
b. Tujuan Khusus:
 Menyediakan panduan untuk rumah sakit / fasilitas kesehatan lainnya
mengenai kebijakan manajemen dan pemberian obat-obatan yang tergolong
dalam kategori obat high alert (obat-obatan dengan pengawasan)
 Meningkatkan kewaspadaan akan obat high alert sehingga meningkatkan
keselamatan pasien.
 Memberikan pelayanan kesehatan dengan kualitas tinggi dan meminimalkan
terjadinya kesalahan-kesalahan medis dan menurunkan potensi resiko
terhadap pasien.
 Identifikasi obat high alert
 Penyimpanan (Storage) obat high alert
 Peresepan (Prescribing) obat high alert
 Penyiapan (Dispensing) obat high alert
 Pemberian (Administration) obat high alert
 Pemantauan (Monitoring) obat high alert
 Pemberian obat yang aman untuk pasien, petugas, dan lingkungan
 Terlaksananya program keselamatan pasien secara sistematis dan terarah.
C. Manfaat
a). Dapat meningkatkan mutu pelayanan yang berkualitas dan citra baik bagi
RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo
b). Agar seluruh personil rumah sakit memahami tentang tanggung jawab dan
rasa nilai kemanusiaan terhadap keselamatan pasien di RSUD Prof. Dr. H.
Aloei Saboe Kota Gorontalo
c). Dapat meningkatkan kepercayaan pasien terhadap tindakan yang akan
dilakukan
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup panduan High Alert Medication ini meliputi, peresepan,


penyimpanan, penyiapan sampai kepada pemberian serta double check yang dilakukan
sebelum pemberian High Alert Medication kepada pasien.
Kualifikasi sumber daya manusia yaitu panduan kewaspadaan terhadap obat-
obatan high alert, semua staff yang bersinggungan dan bertanggung jawab terhadap
peresepan, penyiapan, pencampuran, penyimpanan obat-obatan high alert
(farmasi,dokter, perawat), pelaksanaan kewaspadaan terhadap obat high alert oleh staff
rumah sakit sesuai dengan kewajiban dan tanggung jawab staff di unit kerjanya yaitu :
1. Seluruh karyawan rumah sakit islam
memahami jenis obat-obatan yang termasuk high alert yang didispensing oleh
farmasi seperti obat high alert harus didispensing dengan menggunakan label
high alert, label tidak menutupi identitas obat. Serta memahami
pengeloaan/penyimpanan obat high alert di unit perawatan dan melaporkan
kejadian kesalahan komunikasi selama pemberian pelayanan :
2. Dokter
Menggunakan resep sama dengan obat lain dan digaris bawah merah untuk obat
high alert (sesuai protokol) misalnya : NaCl, membuat laporan insiden kepada
tim keselamatan pasien rumah sakit jika ditentukan kesalan komunikasi
3. Perawat
Mengenal dan memahami obat high alert dilingkungan rumah sakit, mengelola
obat high alert yang dapat disimpan di unit perawatan yaitu ditempatkan
ditempat terpisah, tersegel, dan akses pengembalian obat terbatas dan membuat
laporan insiden kepada tim keselamtan pasien rumah sakit jika ditemukan
kesalahan penyimpanan obat.
4. Farmasi
Memberikan label high alert pada obat-obatan yang termasuk dalam kategori
high alert, label tidak menutupi identitas obat, mengecek dan memastikan obat
high alert yang diresepkan dokter menggunakan metode peresepan yang benar
dan tepat dan membuat laporan insiden kepada tim keselamatan pasien rumah
sakit jika ditemukan kesalahan dalam dispensing obat high alert.
BAB III
TATA LAKSANA

A. Prinsip Tata Laksana High Alert Medication


1. Kurangi atau eliminasi kemungkinan terjadinya kesalahan
a). Mengurangi jumlah obat High Alert yang disimpan di suatu unit
b). Hindarkan penggunaan obat High Alert sebisa mungkin.
2. Lakukan pengecekan ganda
3. Minimalisasi konsekuensi kesalahan
a). Pisahkan obat-obat dengan nama atau kemasan yang mirip
b). Hindarkan penggunaan singkatan
c). Batasi akses terhadap obat high alert
B. Pengelolaan High alert Medication
Lakukan prosedur dengan aman dan hati-hati selama memberikan instruksi
mempersiakan, memberikan obat, dan menyimpan obat high alert.
1. Peresepan
a. Dokter meresepkan obat high alert secara tertulis, kecuali pada kondisi
emergency dapat dilakukan secara lisan
b. Dokter memastikan bahwa peresepan sudah lengkap dan benar dalam
hal identitas pasien, indikasi, ketepatan obat, dosis, rute pemberian dan
waktu pemberian
2. Penyimpanan
a. Pisahkan obat-obat yang termasuk obat high alert sesuai dengan daftar
obat high alert
b. Tempelkan stiker merah bertuliskan “high alert “ sesuai dengan daftar
obat high alert
c. Berikan seloti merah pada sekeliling tempat penyimpanan obat high
alert yang terpisah dari obat lainnya
d. Simpan elektrolit pekat pada lemari khusus
3. Penyiapan
a. Apoteker / asisten apoteker memferivikasi dan menelaah resep obat high
alert
b. Memeriksa kembali obat high alert yang tertera pada resep
c. Jika apoteker tidak ada ditempat, maka penanganan obat high alert
dapat di delegasikan pada asisten apoteker yang sudah ditentukan
d. Dilakukan pemeriksaan kedua oleh petugas farmasi yang berbeda
sebelum obat diserahkan kepada perawat, dan keduanya menuliskan
inisial nama pada lembar resep
e. Apoteker/asisten apoteker menyerahkan obat high alert kepada perawat
dengan memberikan penjelasan yang memadai atau meminta mereka
untuk membaca secara teliti prosedur penanganan obat high alert .
4. Pemberian
1. Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien maka
perawat lain harus melakukan pemeriksaan kembali secara independent
yang terdiri dari :
a. Kesesuaian antar obat dengan rekam medik /instruksi dokter dan
dengan resep.
b. Ketepatan perhitungan dosis obat dan cara mencampur obat.
2. Perawat yang memberikan obat high alert secara infuse harus
memastikan :
a. Ketepatan kecepatan pompa infuse
b. Jika obat lebih dari satu, maka tempelkan label nama obat pada
syringe pump.
4. Setiap kali pasien pindah ruang rawat , perawat pengantar menjelaskan
kepada perawat penerima pasien bahwa pasien mendapatkan obat high
alert.
5. Pelayanan farmasi
1). Apoteker/Asisten Apoteker memverifikasi resep obat high alert sesuai
pedoman pelayanan farmasi penanganan high alert
2). Dilakukan pengecekan kembali untuk obat high alert
3).Dilakukan SPO pelayanan resep rawat jalan atau pelayanan resep
rawat inap.
4). Setiap penyerahan obat kepada pasien dilakukan verifikasi 7 benar
untuk mencapai medication safety :
1. Benar obat
2. Benar waktu dan frekuensi pemberian
3. Benar dosis
4. Benar rute pemberian
5. Benar identitas pasien
 Kebenaran nama pasien
 Kebenaran nomor rekam medis
 Kebenaran umur/ tanggal lahir pasien
 Kebenaran alamat rumah pasien
 Nama DPJP (Dokter Penanggung jawab Pasien)
6. Benar informasi
7. Benar dokumentasi
5). Jika apoteker tidak ada ditempat, maka penanganan obat high alert
dapat didelegasikan pada asisten apoteker yang sudah ditentukan (PJ
Shift)
6). Dilakukan pemeriksaan kedua oleh petugas farmasi yang berbeda
sebelum obat diserahkan pada perawat.
7). Obat diserahkan kepada perawat disertai dengan informasi yang
memadai.
C. OBAT High Alert
Obat high alert (obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi) adalah obat yang
memeliki resiko tinggi yang menyebabkan bahaya bermakna pada pasien bila
obat digunakan secara salah.

KATEGORI/
NAMA BENTUK NAMA KEKUATAN
KELAS OBAT -
GENERIK SEDIAAN DAGANG SEDIAAN
OBATAN

Fentanyl Injeksi Fentanyl 0,0785 mg/ml, 1


Narkotika
Ampul @ 2ml

Codein Tablet Codein 10 mg

Diazepam Tablet Diazepam tab Tablet 2 mg


Psikotropika

Injeksi Stesolid Inj Injeksi 10 mg/ 2


ml

Alprazolam Tablet Alprazolam 0,5 mg

Midazolam Injeksi Sedacum 1 mg/mL, 1


Ampul @ 5mL

Antidiabetika/ Novorapid Injeksi Novorapid 3 mL


Insulin
Novomix Injeksi Novomix 3 mL

Levemir Injeksi Levemir 3 mL

Anastesi agent Ketamin Injeksi Ketamin 500 mg/ 10 mL


hemln

Propofol Injeksi Propofol 10 mg/mL, 1


Ampul @ 20 ml

Bupivacain Injeksi Bunascan 5 mg/mL, 1


spinal 0,5 % ampul @ 4 mL

Anti Aritmia Lidocain Injeksi Lidocain 40 mg/ 2 mL

Pehacain Injeksi Pehacain Tiap mL


mengandung
Lidokain HCl
20 mg
Adrenalin 0,0125
mg. 1 amp @ 2
mL
Neuromuskular Atracurium Injeksi Tramus 50 mg/ 5 mL
bloking agent besylate

Elektrolit Kalium Injeksi Otsu KCL INJ 74.6 mg K+1


konsentrat Klorida mEq/mL Cl-1
mEq/mL
osmolarity 2
mOsm/mL, 1
Botol @ 25 mL

Natrium Injeksi Otsu-Salin 3 3% ,1 botol @


Klorida 500 Ml

Dextrose 40 % Injeksi Otsu D40% 40%

Magnesium Injeksi Otsu MgSO4 20%, 40%


Sulfat

Oxytocin Oxytocin Injeksi Induksin 10 IU/mL, 1


ampul @ 1mL

Parentral Aminofluid Injeksi Aminofluid Elekrolit,


Nutrition Glukosa, Asam
amino

Inotropik Digoxin Tablet Digoxin 0.25 mg

Dopamin Injeksi Dopamin 20 mg/mL, 1


amp @ 10 mL

Dobutamin Injeksi Dobutamin 50 mg/ mL, 1


amp @ 5 mL

Hipoglikemi Glibenklamide Tablet Glibenklamide 5 mg


Oral
Glimepiride Tablet Glimepiride 2 mg, 3 mg

Metformin Tablet Metformin 500 mg

D. Konsentrat elektrolit
Elektrolit konsentrat adalah larutan atau cairan yang memiliki konsentrasi tinggi
atau pekat yang berpotensi menyebabkan KTD apabila terjadi kesalahan.

No Nama Elektrolit

1. KCL

2. D40%

3. MgSO4

4. Nacl 3%

Cara pencampuran elektrolit konsentrat yaitu :

 Cuci tangan sebelum melakukan tindakan


 Lakukan identifikasi pasien obat yang akan diberikan dengan metode 7 benar
pemberian obat
 Pencampuran KCL lakukan pengeceran dengan perbandingan Nacl 0,9%
satu kolf 500 ml dengan KCL satu flacon sebanyak 25ml atau sesuai
instruksi dokter.
 Pencampuran D40% D40% injeksi langsung via bolus.
 Pencampuran MgSO4 Rumus perhitungan MgSO4 20% 20 x 25 cc = 5 100
Jadi dalam 1 Fls MgSO4 20% = 5 gr mgso4 5 gr = 25 cc 1 gr = 5 cc Jika
permintaan Dokter MgSO4 20% 6 gr, maka : 6 gr x 5 cc = 30 cc # MgSO4 40%
40 x 25 = 10 gr MgSO4 100 Jadi dalam 1 fls MgSO4 40% = 10 gr MgSO4 10 gr
= 25 cc 1 gr = 2,5 cc
 Pencampuran Nacl 3% tidak dilakukan pengenceran, tetapi diberikan secara
maintenance/perlahan menggunakan infus pump.

E. LASA (Look Alike,sound Alike)

Nama Obat Persamaan Nama Obat


Amlodipin 5 mg Amlodipin 10 mg
Cefixim 100 mg Cefixim 200 mg
Allopurinol 100 mg Allopurinol 300 mg
Lisinopril 5 mg Lisinopril 10 mg
Meloxicam 7,5 mg Meloxicam 15 mg
Acyclovir 200 mg Acyclovir 400 mg
Ketorolac 3 % Ketorolac 1 %
Citicholin 250 Citicholin 500
Captopril 25 Captopril 50
Piracetam 800 Piracetam 1200
Glimepiride 2 Glimepiride 3
Nacl 0,9 % Nacl 0,3%
Dextrose 5% Dextrose 10%

Nama obat Persamaan Nama Obat


Ceftriaxone Cefotaxime

Ciprofloxacin Levofloxacin

Citicolin Cetirizine

Obat LASA (Look Alike Sound Alike) adalah obat yang Nampak mirip dalam hal
bentuk, tulisan, warna dan pengucapan. Prosedur Obat LASA :
1. Tidak menyimpan obat dalam setiap kotak lebih dari dari satu item.
2. Beri label dengan tulisan yang jeas pada setiap kotak penyimpanan obat.
3. Obat-obat LASA disimpan pada tempat yang jelas
4. Farmasi/ petugas apotek membaca resep dengan cermat.
5. Resep obat yang tidak jelas dikonfirmasikan kembali pada penulis resep.
6. Petugas apotek menyiapkan obat sesuai yang tertulis pada resep.
7. Sebelum menyerahkan obat kepada pasien, farmasis mengecek ulang/ membaca
kembali kebenaran resep dengan obat yang diserahkan.
8. Perawat membaca etiket obat sebelum memberikan pada pesien.
9. Etiket obat harus lengkap tulisannya antara lain :
a. Tanggal resep
b. Nama, tanggal lahir, dan atau nomor REKAM MEDIK (RM)
c. Aturan pakai
d. Nama obat
e. Tanggal kadaluarsa obat
10. Perawat/ Farmasis harus memperlihatkan dengan baik obat yang termasuk obat
LASA.
BAB IV
TEKNIK PENCAMPURAN OBAT SUNTIK
A. Penyiapan
Sebelum menjalankan proses proses pencampuran obat suntik, perlu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Memeriksa kelangkapan dokumen (formulir) permintaan dengan prinsip 5
BENAR ( benar pasien, obat, dosis, rute dan waktu pemberian.
b. Memeriksa kondisi obat-obatan yang diterima (nama obat, jumlah nomer batch,
tgl kadaluarsa), serta melengkapi form permintaan.
c. Melakukan konfirmasi ulang kepada pengguna jika ada yang tidak jelas/tidak
lengkap
d. Menghitung kesesuaian dosis
e. Memilih jenis pelarut yang sesuai
f. Menghitung volume pelarut yang digunakan
g. Membuat label obat berdasarkan : nama pasien, nomer rekam medis, ruang
perawatan, dosis, cara pemberian, kondisi penyimpanan, tanggal pembuatan,
dan tanggal kadaluarsa campuran.
h. Membuat label pengiriman terdiri dari : nama pasien, nomer rekam medis,
ruang perawatan, jumlah paket.
i. Melengkapi dokumen pencampuran
j. Memasukkan alat kesehatan, label, dan obat-obatan yang akan dilakukan
pencampuran kedalam ruang steril melalui pass box.
B. Pencampuran
Proses pencampuran obat suntik secara aseptis, mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Menggunakan alat pelindung diri (APD)
b. Melakukan dekontaminasi dan desinfeksi sesuai prosedur tetap
c. Menghidupkan laminar Air Flow (LAF) sesuai prosedur tetap
d. Menyiapkan meja kerja LAF dengan memberi alas penyerap cairan dalam LAF.
e. Menyiapkan kantong buangan sampah dalam LAF untuk bekas obat
f. Melakukan desinfeksi sarung tangan dengan alcohol 70%.
g. Mengambil alat kesehatan dan obat-obatan dari pass box.
h. Melakukan pencampuran secara aseptis.
Tehnik memindahkan obat dari ampul
1. Membuka ampul larutan obat :
a) Pindahkan semua larutan obat dari leher ampul dengan mengetuk-ngetuk
bagian atas ampul atau dengan melakukan gerakan.
b) Seka bagian leher ampul dengan alcohol 70% , biarkan mongering.
c) Lilitkan kassa sekitar ampul.
d) Pegang ampul dengan posisi 45o, patahkan bagian atas ampul dengan arah
menjauhi petugas. Pegang ampul dengan posisi ini sekitar 5 detik.
e) Berdirikan ampul
f) Bungkus patahkan ampul dengan kassa dan buang kedalamkantong
buangan.
2. Pegang ampul dengan posisi 45o masukkan spuit ke dalam ampul, tarik seluruh
larutan dari ampul, tutup needle.
3. Pegang ampul dengan posisi 45o sesuaikan volume larutan dalam syringe sesuai
yang diinginkan dengan menyuntikkan kembali larutan obat yang berlebih
kembali ke ampul.
4. Tutup kembali needle.
5. Untuk permintaan infus intra Vena, suntikkan larutan obat ke dalam botol infus
dengan posisi 45o perlahan-lahan melalui dinding agar tidak berbuih dan
tercampur sempurna.
6. Untuk permintaan intra Vena, bolus ganti needle dengan ukuran yang sesuai
untuk penyuntikkan.
7. Setelah selesai, buang seluruh bahan yang telah terkontaminasi ke dalam
kantong buangan tertutup.
Tehnik memindahkan sediaan obat dari vial
1. Membuka vial larutan obat
a) Buka penutup vial
b) Seka bagian karet vial dengan alcohol 70%, biarkan mongering.
c) Berdirikan vial
d) Bungkus penutup vial dengan kassa dan buang ke dalam kantong buangan
tertutup.
2. Pegang vial dengan posisi 45o masukkan spuit kedalam vial.
3. Masukkan pelarut yang sesuai kedalam vial, gerakan perlahan-lahan memutar
untuk melarutkan obat.
4. Ganti needle dengan needle yang baru.
5. Bari tekanan negative dengan cara menarik udara ke dalam spuit tersebut.
6. Pegang vial dengan posisi 45o tarik larutan ke dalam spuit tersebut.
7. Untuk permintaan infus intra Vena (iv), suntikkan larutan obat ke dalam botol
infus dengan posisi 45o perlahan-lahan melaui dinding agar tidak berbuih dan
tercampur sempurna.
8. Untuk permintaan intra Venabolus ganti needle dengan ukuran yang sesuai
untuk penyuntikkan.
9. Bila spuit dikirim tanpa needle, pegang spuit dengan posisi jarum ke atas angkat
jarum dan buang ke kantong buangan tertutup.
10. Pegang spuit dengan bagian terbuka keatas, tutup dengan “luer look cap”.
11. Seka cap dan syringe dengan alcohol.
12. Setelah selesai, buang seluruh bahan yang telah terkontaminasi ke dalam
kantong buangan tertutup.
i. Memberi label yang sesuai untuk setiap spuit dan infus yang sudah berisi obat
hasil pencampuran.
j. Membungkus dengan kantong hitam atau aluminium foil untuk obat-obatan yang
harus terlindung dari cahaya.
k. Memasukkan spuit atau infus kedalam wadah untuk pengiriman.
l. Mengeluarkan wadah yang telah berisi spuit atau infus melalui pass box.
m. Membuang semua bekas pencampuran obat ke dalam wadah pembuangan
khusus.
BAB V
DOKUMENTASI

A. Dokumentasi
Pengecekan ganda
a. Dicatat pada catatan pemberian obat pasien
b. Dokumentasi tambahan meliputi inisial pengecek kedua
1) Menulis inisial di lembar catatan pemberian obat di kolom dan baris yang
sesuai dengan tanggal dan jam pengecekan (= menulis inisial petugas yang
melakukan injeksi).
2) Jika petugas pengecek kedua berbeda dengan petugas injeksi High Alert
Medication maka ditulis : (inisial pengecek kedua) / Inisial Petugas Injeksi
contoh: AR/IN

No Kategori Bentuk dan isi Yang diberi label Petugas / Unit


label

1 Pompa infus Terlampir Selang infus bagian Perawat yang


distal dan spuit memberikan
obat High
Alert

2 LASA / NORUM Terlampir Obat Oral pasien Petugas


ranap (kemasan luar/ pelayanan
plastik etiket) farmasi

Obat injeksi (badan


ampul / vial)

3 High Alert

Penyerahan obat ke pasien Terlampir Menggunakan Petugas


pada saat pemberian resep plastic berlogo High pelayanan
Alert farmasi

Elektrolit konsentrat (KCL, Terlampir Obat elektrolit Logistic


dextrose 40%, meylon, konsentrat perbekalan
MgSO4 40%) kesehatan

NaCl 3% Terlampir Botol infus NaCl 3% Logistik


perbekalan
kesehatan

Ruang penyimpanan Terlampir Wadah atau kotak Logistik


penyimpanan obat perbekalan
kesehatan
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Obat High Alert di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam
Gorontalo

KATEGORI/ NAMA BENTUK NAMA KEKUATAN


KELAS OBAT- GENERIK SEDIAAN DAGANG SEDIAAN
OBATAN

Narkotika Fentanyl Injeksi Fentanyl 0,0785 mg/ml, 1


Ampul @ 2ml

Codein Tablet Codein 10 mg

Psikotropika Diazepam Tablet Diazepam tab Tabket 2mg


Injeksi Stesolid Inj Injeksi 10 mg/ 2 ml

Alprazolam Tablet Alprazolam 0,5 mg

Midazolam Injeksi Sedacum 1 mg/mL, Ampul @


5mL

Antidiabetika/ Novorapid Injeksi Novorapid 3 mL


Insulin
Novomix Injeksi Novomix 3 mL

Levemir Injeksi Levemir 3 mL

Anastesi agent Ketamin Injeksi Ketamin 500mg/ 10 mL


hemln

Propofol Injeksi Propofol 10 mg/mL, 1 Ampul


@20 ml

Bupivacaine Injeksi Bunascan 5 mg/mL, 1 ampul


spinal 0,5% @ 4 mL

Anti Aritmia Lidocain Injeksi Lidocain 40 mg/ 2mL


Pehacain Injeksi Pehacain Tiap mL
mengandung
lidokain HCl 2mg
Adrenalin 0,0125
mg. 1 amp @ 2 mL

Neuromuskular Atracurium Injeksi Tramus 50 mg/ 5 mL


bloking agent besylate

Elektrolit Kalium Injeksi Otsu KCL INJ 74.6 mg K+ 1


konsentrat Klorida mEq/mL osmolarity
2 mOsm/mL, 1
Botol @25 mL

Natrium Injeksi Otsu- Sakin 3 3%, 1 botol @ 500


Klorida mL

Dextrose Injeksi Otsu d40% 40%


40%

Magnesium Injeksi Otsu MgSO4 20%, 40%


sulfat

Oxytocin Oxytocin injeksi Induksin 10 IU/mL, 1 ampul


@ 1mL

Parenteral Aminofluid Injeksi Aminofluid Elektrolit, Glukosa,


Nutrition Asam Amino

Digoxin Tablet Digoxin 0,25 mg


Inotropik
Dopamin Injeksi Dopamin 20 mg/mL, 1 amp
@10 mL

Dobutamin injeksi Dobutamin 50 mg/ mL, 1 amp


@ 5 mL
Hipoglikemi Glibenklami Tablet Glibenklamid 5 mg
Oral de e

Glimepiride Tablet Glimepiride 2 mg, 3 mg

Metformin Tablet Metformin 500 mg


Lampiran 2. Daftar Obat LASA di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam
Gorontalo

DAFTAR NAMA OBAT RUPA MIRIP (NORUM)/ LOOK A LIKE SOUND


ALIKE (LASA)- NAMA DAN RUPA MIRIP

Nama obat Persamaan Nama Obat

Amlodipin 5 mg Amlodipine 10 mg

Cefixim 100 mg Cefixim 200 mg

Allopurinol 100 Allopurinol 300 mg

Lisinopril 5 mg Lisinoprik 10 mg

Meloxicam 7,5 mg Meloxicam 15 mg

Acyclovir 200 mg Acyclovir 400 mg

Ketorolac 3% Ketorolak 1%

Citicolin 250 Citicolin 500

Captopril 25 mg Captopril 50 mg

Piracetam 800 mg Piracetam 1200 mg

Glimepiride 2 mg Glimepiride 3 mg

NaCl 0,9% Nacl 3%

Dextrose 5% Dextrose 10%


DAFTAR NAMA OBAT RUPA MIRIP (NORUM)/ LOOK A LIKE SOUND
ALIKE (LASA)- UCAPAN MIRIP

Nama obat Persamaan Nama Obat

Ceftriaxone Cefotaxime

Ciprofloxacin Levofloxacin

Citicolin Cetirizine
DAFTAR PUSTAKA

AHFS. 2011. AHFS Drug Information. American Society Of Health System Pharmacist

Republik Indonesia, 2016. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72


Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai