1. Ruang Proses pemantauan/monitoring suhu di semua bagian ruang penyimpanan vaksin, mulai dari
Lingkup penerimaan sampai dengan pengiriman
2. Tujuan Memastikan potensi vaksin tetap terjaga dalam kondisi suhu yang ditetapkan dari awal
pengiriman, penerimaan sampai digunakan. Dalam hal ini :
1. Suhu dalam ruang penyimpanan barang harus sesuai dengan standar penyimpanan yang
telah ditentukan, sehingga vaksin yang disimpan dalam ruangan tersebut terjamin
mutunya
2. Memastikan suhu pada ruang penyimpanan barang relatif merata di semua titik dan alat
ukur yang ada menunjukan titik suhu yang representatif dan terkalibrasi.
3. Untuk mengetahui suhu dalam area penyimpanan baik yang terendah maupun tertinggi
sehingga suhu dapat dimonitor.
4. Memastikan produk disimpan sesuai temperatur yang ditetapkan oleh principal.
3. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Imunisasi
2. Peraturan BPOM No. 4 Tahun 2018 tentang Pengawasan Pengelolaan Obat, Bahan Obat,
Narkotika, Psikotropika dan Prekursor di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian.
3. Peraturan Badan Pengawas obat dan Makanan Nomor 6 Tahun 2020 tentang Perubahan
atas Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 9 tahun 2019 tentang Pedoman
Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik
4. Effective Vaccine Management – WHO / UNICEF
4. Tugas dan 1. Penanggung Jawab Sarana
Tanggung 2. Petugas Pengelola Vaksin
Jawab
5. Prosedur Alat dan Bahan:
1. Cold Box/ Vaccine Carrier/Styrofoam
2. Vaccine Refrigerator
3. Freezer
4. Termometer terkalibrasi/ Digital Data Logger
5. Pembatas/Divider/lainya
6. Form Pencatatan
7. Form POB
Langkah-Langkah Pemantauan Suhu Vaksin:
a) Memeriksa dokumen pengiriman vaksin/dokumen validasi disaat yang sama saat vaksin
diterima dan memastikan dokumen lengkap dan memenuhi persyaratan sebelum
menerima vaksin.
b) Melakukan pemeriksaan suhu vaksin disaat yang sama saat vaksin diterima dan
memastikan suhu vaksin tetap berada pada rentang antara 2°C s.d 8°C dengan melihat
termometer pada vaccine carrier dan melakukan pencatatan di Kartu Monitor Suhu
a) Melakukan pemantauan suhu tempat penyimpanan vaksin minimal 2 kali sehari di awal
dan di akhir hari.
b) Memastikan suhu pada vaccine refrigerator terjaga suhunya antara 2°C s.d 8°C dan
freezer pada suhu antara -50°C s.d -15°C.
c) Mengatur termostat pada setelan yang telah ditentukan oleh Indutri farmasi (factory-
set) atau titik tengah, yang akan menurunkan kemungkinan terjadinya penyimpangan
suhu.
d) Melakukan pencatatan aktivitas pada Kartu Monitor Suhu dengan melengkapi
informasi suhu minimum / maksimum, tanggal, waktu, nama orang yang memeriksa
dan mencatat suhu.
e) Jika terjadi penyimpangan suhu, setiap staf yang mendengar alarm atau mengetahui
adanya penyimpangan suhu di Digital Data Logger (DDL) harus melaporkan kepada
penanggung jawab sarana .
f) Memberi label vaksin yang terpapar "JANGAN DIGUNAKAN" dan menempatkannya
dalam wadah terpisah selain dari vaksin lain (jangan buang vaksin ini).
g) Petugas pengelola vaksin melaporkan masalah tersebut kepada penanggung jawab
sarana dengan mendokumentasikan kejadian tersebut berikut informasi tanggal dan
waktu penyimpangan suhu, suhu unit penyimpanan serta suhu ruangan, jika tersedia
(termasuk suhu minimum/maksimum selama kejadian berlangsung), nama orang yang
menyelesaikan laporan dan deskripsi kejadian, lamanya waktu vaksin mungkin terkena,
dan melakukan inventarisasi vaksin yang terkena dampak, membuat daftar item di unit
(termasuk botol air) selain vaksin, masalah apapun dengan unit penyimpanan dan/atau
vaksin yang terdampak sebelum kejadian serta informasi lain yang terkait.
h) Melakukan pemeriksaan dasar pada pintu unit, catu daya, dan pengaturan termostat
jika alarm suhu berbunyi berulang kali, dan tidak diperkenankan memutuskan
hubungan alarm sampai petugas menentukan dan mengatasi penyebabnya.
i) Melakukan transfer vaksin ke unit cadangan jika alarm terus berbunyi atau suhu tetap
di luar kisaran seperti yang diarahkan oleh SOP.
j) Menghubungi teknisi untuk memeriksa peralatan dan menentukan perlunya perbaikan
atau penggantian serta mencatatkan kejadian berikut di Kartu Monitor Suhu.
a) Menggunakan Digital Data Logger (DDL) dengan arus dan Sertifikat Pengujian Kalibrasi
yang valid dan harus mencakup nama atau nomor model/perangkat, nomor seri,
tanggal kalibrasi (tanggal laporan atau penerbitan) , konfirmasi bahwa instrumen lulus
pengujian (atau instrumen dalam toleransi) , Ketidakpastian yang direkomendasikan
atas +/- 0,5 ° C atau kurang.
b) Menyimpan Digital Data Logger (DDL) selama tiga tahun agar dapat dianalisis untuk tren
jangka panjang dan/atau masalah yang berulang.
c) Memastikan keakuratan pemantauan suhu dengan menggunakan DDL dengan fitur
berikut: probe yang dapat dilepas yang paling mencerminkan suhu vaksin (mis., Probe
yang dilapisi glikol, manik-manik kaca, pasir, atau Tefon®), alarm untuk suhu di luar
kisaran, Indikator baterai lemah, tampilan suhu saat ini, minimum, dan maksimum,
ketidakpastian yang direkomendasikan atas +/- 0,5 ° C , interval pencatatan (atau
kecepatan membaca) yang dapat diprogram oleh pengguna untuk mengukur dan
mencatat suhu setidaknya setiap 30 menit.
d) Kartu Monitor Suhu harus disimpan minimal 5 tahun (shelf-life) + 1 tahun.
6. Diagram 1. Pengiriman dan Penerimaan
Alir Melakukan pengepakan vaksin
sesuai SOP dan memeriksa
kelengkapan dokumen validasi
Menghubungi teknisi
Pemantauan
Bulanan Mencatat penyesuaian di Kartu Monitor
Suhu
Melakukan
Kalibrasi
7. Format Kartu Suhu
GAMBAR LOGO STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
INSTANSI PENYIMPANAN VAKSIN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Pembuatan :
Tanggal Terbit :
Halaman : /4
Dibuat oleh Disahkan oleh:
NAMA INSTANSI
2. Tujuan Menjamin vaksin disimpan sesuai persyaratan dan ketentuan yang berlaku
3. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017
tentang Penyelenggaraan Imunisasi
2. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 4 tahun 2018 tentang
Pengawasan Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika dan
Prekursor Farmasi di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian
3. Peraturan Badan Pengawas obat dan Makanan Nomor 6 Tahun 2020 tentang
Perubahan atas Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 9 tahun
2019 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik
4. Effective Vaccine Management – WHO/UNICEF
Vaksin C Vaksin D
d) Jika terdapat nama yang sama namun indikasi untuk pediatri dan
dewasa, simpan vaksin dan pelarut kedua produk tersebut pada rak yang
berbeda.
e) Atur vaksin dan pelarut secara berbaris dan berikan jarak antar kotak
vaksin 1-2 cm untuk sirkulasi udara.
f) Tempatkan vaksin dan pelarut dengan tanggal kadaluwarsa paling cepat
di bagian depan diikuti oleh vaksin dengan tanggal kadaluwarsa lebih
lama.
2. Pemeliharaan harian
a) Jaga pintu agar selalu tertutup, hindari sering membuka dan menutup
vaccine refrigerator/freezer
b) Lakukan pengecekan suhu dengan menggunakan termometer atau alat
pemantau suhu minimal 2 (dua) kali sehari, setiap pagi dan sore.
c) Jika suhu sudah stabil antara +2 s/d +8°C pada vaccine refrigerator atau
-15 s/d - 25°C pada freezer, posisi termostat jangan diubah dan jika
mungkin disegel
3. Pemeliharaan Mingguan
c) Periksa steker jangan sampai kendor, bila kendor gunakan obeng untuk
mengencangkan baut.
d) Lakukan pengamatan terhadap tanda-tanda steker hangus dengan
melihat perubahan warna pada steker, jika itu terjadi gantilah steker
dengan yang baru.
e) Agar tidak terjadi konsleting saat membersihkan badan vaccine
refrigerator, lepaskan steker dari stop kontak.
f) Bersihkan badan chiller menggunakan lap basah, kuas yang lembut/spon
busa dan sabun laku keringkan kembali badan vaccine refrigerator
dengan lap kering.
g) Selama membersihkan badan vaccine refrigerator, jangan membuka
pintu vaccine refrigerator agar suhu tetap terjaga 2oC s.d 8oC.
GAMBAR LOGO STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
INSTANSI PENYIMPANAN VAKSIN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Pembuatan :
Tanggal Terbit :
Halaman : /4
h) Pasang kembali steker setelah selesai membersihkan badan vaccine
refrigerator.
i) Periksa apakah terjadi bunga es dan memeriksa ketebalan bunga es.
Apabila bunga es lebih dari 1 (satu) cm lakukan defrosting (pencairan
bunga es). Saat pencairan, simpan vaksin untuk sementara di unit
penyimpanan lain dengan suhu yang sesuai.
j) Catat kegiatan pemeliharaan mingguan pada kartu pemeliharaan chiller.
4. Pemeliharaan Bulanan
a) Sehari sebelum melakukan pemeliharaan bulanan, kondisikan cool
pack (kotak dingin cair), vaksin carrier atau cold box dan pindahkan
vaksin ke dalamnya.
b) Agar tidak terjadi konsleting saat melakukan pencairan bunga es
(defrosting), lepaskan steker dari stop kontak.
c) Bersihkan bagian dalam setiap unit untuk mencegah pertumbuhan
bakteri dan jamur
d) Bersihkan kondensor pada vaccine refrigerator model terbuka
menggunakan sikat lembut atau tekanan udara. Pada model tertutup hal
ini tidak perlu dilakukan.
e) Periksa kerapatan pintu dengan menggunakan selembar kertas, bila
kertas sulit ditarik berarti karet pintu masih baik, sebaliknya bila kertas
mudah ditarik berarti karet sudah sudah mengeras atau kaku. Olesi karet
pintu dengan bedak atau minyak goreng agar kembali lentur.
f) Periksa steker jangan sampai kendor, bila kendor gunakan obeng untuk
mengencangkan baut.
g) Selama membersihkan badan vaccine refrigerator, jangan membuka
pintu vaccine refrigerator agar suhu tetap terjaga 2oC s.d 8oC.
h) Pasang kembali steker setelah selesai membersihkan badan vaccine
refrigerator.
i) Catat kegiatan pemeliharaan bulanan pada kartu pemeliharaan vaccine
refrigerator.
NAMA
INSTANSI
PENANGGUNG JAWAB SARANA KEPALA/PIMPINAN
INSTANSI
1. Ruang Pencatatan mutasi vaksin di fasilitas pelayanan kefarmasian
Lingkup
2. Tujuan Menjamin pencatatan mutasi vaksin dilakukan sesuai persyaratan dan ketentuan yang
berlaku sehingga mudah tertelusur
3. Referens 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 tentang
i Penyelenggaraan Imunisasi
2. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 4 tahun 2018 tentang
Pengawasan Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika dan
Prekursor Farmasi di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian
3. Peraturan Badan Pengawas obat dan Makanan Nomor 6 Tahun 2020 tentang
Perubahan atas Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 9 tahun 2019
tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik
4. Effective Vaccine Management – WHO/UNICEF
4. Tugas 1. Penanggung Jawab Sarana
dan Tanggung 2. Petugas Pengelola Vaksin
Jawab
5. Prosed Alat dan Bahan:
ur 1. Dokumen pengiriman
2. Kartu stok
a) Pengiriman vaksin wajib menggunakan cold box, vaccine carrier disertai dengan cool pack atau
alat transportasi vaksin lainnya yang sesuai dengan jenis vaksin.
b) Pada setiap cold box, vaccine carrier atau alat transportasi vaksin lainnya disertai dengan alat
pemantau suhu
c) Untuk peralatan pendukung dan logistik lainnya menggunakan sarana pembawa lain yang
standar, sesuai dengan ketentuan;
d) Prosedur pengiriman vaksin harus divalidasi.
e) Durasi pengiriman vaksin tidak boleh melebihi durasi pengiriman sebagaimana hasil dari
validasi pengiriman.
GAMBAR STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
LOGO MANAJEMEN PENGIRIMAN VAKSIN
INSTANSI SOP No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Pembuatan :
Tanggal Terbit :
Halaman : /4
f) Penyimpanan vaksin serta logistik vaksinasi lainnya seperti Auto Disable Syringe – ADS, Safety
Box, Alcohol Swab) disimpan pada area/ruang yang telah ditentukan di dalam instalasi farmasi
mengacu pada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku
g) Vaksin disimpan dalam cold room, chiller, vaccine refrigerator dan/atau tempat penyimpanan
vaksin lain yang sesuai dengan masingmasing jenis vaksin pada suhu yang direkomendasikan.
h) Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer sebelum dan
sesudah menangani vaksin dan logistik vaksinasi lainnya
i) Lakukan tindakan disinfeksi pada permukaan cold box, vaccine carrier atau alat transportasi
vaksin lainnya dengan menggunakan cairan disinfektan yang sesuai standar
j) Gunakan masker bedah/masker medis dan apabila diperlukan memakai sarung tangan
c. Pelaksanaan validasi
- Sesuaikan konfigurasi cool pack dengan protokol yang telah ditetapkan
- Simpan vaksin tidak bersentuhan langsung cool pack
- Letakkan termometer/data logger di dekat vaksin dan tidak bersentuhan langsung
dengan cool pack
- Kemas dan tunggu suhu hingga stabil
- Catat suhu pada saat akan dikirim
- Lakukan pengiriman sesuai kondisi sebenarnya. Jika tidak memungkinkan, letakkan di
lingkungan sesuai dengan pengiriman (sesekali diberi goncangan) dan selama waktu
yang ditetapkan dalam protokol
- Catat suhu akhir yang merepresentatifkan diterima oleh pelanggan
- Lakukan pengulangan setiap tahapannya dan setiap konfigurasi sebanyak 3 kali
- Jika menggunakan data logger, tarik perekaman suhu yang tersimpan.
6. Diagra
m Alir
1. Validasi Pengiriman Vaksin
Penyiapan
Penyusunan
peralatan dan
protokol validasi
persiapan validasi
Evaluasi dan
Pelaksanaan
kesimpulan atau
validasi
rekomendasi hasil
GAMBAR STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
LOGO MANAJEMEN PENGIRIMAN VAKSIN
INSTANSI SOP No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Pembuatan :
Tanggal Terbit :
Halaman : /4
2. Pengiriman Vaksin
NAMA INSTANSI
c. Penguburan
i. Pastikan area penguburan sudah memenuhi syarat teknis dan syarat
lokasi. Syarat Penguburan, antara lain:
1. Lokasi kuburan Limbah hanya dapat diakses oleh petugas.
2. Lokasi kuburan Limbah harus berada di daerah hilir sumur atau
badan air lainnya.
3. Lapisan bawah kuburan Limbah harus dilapisi dengan lapisan
tanah penghalang berupa tanah liat yang dipadatkan dengan
ketebalan paling rendah 20 cm (dua puluh centimeter)
4. Limbah yang dapat dilakukan penguburan hanya Limbah medis
berupa vial.
5. Tiap lapisan Limbah harus ditutup dengan lapisan tanah untuk
menghindari bau serta organisma vektor penyakit lainnya.
6. Kuburan Limbah harus dilengkapi dengan pagar pengaman dan
diberikan tanda peringatan.
7. Lokasi kuburan Limbah harus dilakukan pemantauan secara rutin.
4. Apabila vaksinasi
6. Vial bekas vaksinasi yang 5. Lakukan pencatatan
dilakukan di tempat lain,
sudah dibungkus, dapat setiap memasukkan ke
maka limbah dibawa
disimpan paling lama 2 hari kantong plastik khusus
kembali ke fasyankes untuk
sejak dihasilkan limbah medis
dimusnahkan
3. Simpan di Tempat
4. Serahkan kepada pengelola
Penyimpanan Sementara
limbah B3
Limbah B3
3. Simpan di Tempat
4. Serahkan kepada pengelola
Penyimpanan Sementara
limbah B3
Limbah B3
2. Buat fasilitas
5. Lakukan pencatatan vial
penguburan limbah vial
bekas vaksinasi yang telah
bekas vaksinasi sesuai
dilakukan pemusnahan
dengan sketsa
7. Formulir 1. Formulir Pencatatan vial bekas vaksin yang telah dimasukkan ke dalam kantong
2. Formulir Berita Acara Pemusnahan
3. Formulir Rekap Vial Bekas Vaksin yang telah dimusnahkan
FORMULIR PENCATATAN
VIAL BEKAS VAKSINASI
Nomor :........../ .../20..
Jumlah
(Vial)
No. Tanggal Nama Item Sisa Sumber Keterangan
Masuk Keluar
Tanda tangan
Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun..., kami yang bertandatangan di bawah ini:
2. Nama : ........
Jabatan : ........
NIP : ........
Demikian Berita Acara ini kami buat dengan sesungguhnya agar dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Tanda tangan
Saksi-saksi:
1. Nama: ……………………..
(Tanda tangan)
2. Nama: ……………………..
(Tanda tangan)
Lampiran Berita Acara Pemusnahan Vial Bekas Vaksinasi:
Nomor :................./ / 20
Tanda tangan
Saksi-saksi:
1. Nama: ……………………..
(Tanda tangan)
2. Nama: ……………………..
(Tanda tangan)
Keterangan:
No. Urut : diisi dengan Nomor Urut
Nama Item : diisi dengan nama/merk vial bekas vaksinasi
Kemasan : diisi dengan jenis kemasan atau wadah yang dipakai
Jumlah : diisi dengan jumlah item yang dimusnahkan
Sumber : diisi dengan sumber darimana vial bekas vaksinasi
Keterangan : diisi dengan Keterangan yang dianggap perlu.