Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGADAAN OBAT

DENGAN METODE HANLON DI


APOTEK KUTAJAYA KABUPATEN
TANGERANG TAHUN 2022

PROPOSAL

Disusun sebagai salah satu syarat untuk


memperoleh gelar sarjana Farmasi (S. farm)

Oleh
LU’LU’AH HAMIDAH HIDAYATUDIN AL-FAUZANI
201851161

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL
JAKARTA
2023
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

PERSETUJUAN SKRIPSI

NAMA : Lu’lu’ah Hamidah Hidayatudin Al-Fauzani


NIM : 201851161
JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PERENCANAAN DAN
PENGADAAN OBAT DENGAN METODE HANLON DI APOTEK
KUTAJAYA KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2022

DISETUJUI OLEH

Pembimbing I Pembimbing II

(apt. Febri Hidayat, S.Si., M.B.A.) (apt. Dede Komarudin, M.Farm.)

II
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas semua limpahan Rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGADAAN OBAT DENGAN METODE
HANLON DI APOTEK KUTAJAYA KABUPATEN TANGERAN TAHUN 2022”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi ketentuan sebagian syarat memperoleh ijazah
Strata 1 Farmasi Fakultas Sains dan Teknologi Al-Kamal Jakarta. Penyusunan skripsi
ini tidak terselesaikan tanpa adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Ngasiman Djoyonegoro, MM selaku Rektor Institut Sains dan Teknologi Al-
Kamal yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan
di Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal, Jakarta.
2. Bapak apt. Drs. R. Muhammad Sadikin, M.M., selaku Dekan Farmasi Institut Sains dan
Teknologi Al-Kamal, Jakarta.
3. Bapak apt. Dede Komarudin, M.Farm selaku Sekretaris Program Studi Farmasi Institut
Sains dan Teknologi Al-Kamal, Jakarta serta dosen pembimbing II yang memberikan
bimbingan, arahan, masukan serta dukungan yang berarti kepada penulis selama
penyusunan skripsi dari tahap awal hingga akhir.
4. Bapak apt. Febri Hidayat, S.Si., M.B.A. selaku pembimbing dosen pembimbing I yang
memberikan bimbingan, arahan, masukan serta dukungan yang berarti kepada penulis
selama penyusunan skripsi dari tahap awal hingga akhir.
5. Segenap dosen Program Studi Farmasi Fakultas Sains dan Teknologi Al-Kamal Jakarta.
6. Kedua orang tua dan semua orang terkasih penulis, yang tidak pernah henti – hentinya
selalu memberikan dukungan dan doa kepada penulis.
7. Semua sahabat – sahabat Program Studi Farmasi, serta sema pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, serta memberikan dukungan

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Penulis

III
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER.......................................................................................i
ABSTRAK........................................................................................................ii
ABSTRACT.......................................................................................................iii
LEMBAR PERYATAAN................................................................................iv
PERSETUJUAN SKRIPSI...............................................................................v
PENGESAHAN SKRIPSI................................................................................vi
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI..........................................................viii
KATA PENGANTAR......................................................................................ix
DAFTAR ISI....................................................................................................xi
DAFTAR TABEL............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xiv
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG...................................................xv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................2
D. Batasan Masalah......................................................................................2
E. Manfaat Penelitian...................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................4
A. Perencanaan.............................................................................................4
B. Pengadaan................................................................................................6
C. Metode Hanlon........................................................................................8
D. Profil Klinik dan Apotek Kutajaya..........................................................10
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................13
A. Desain Penelitian.....................................................................................13
B. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................13
C. Instrumen Penelitian................................................................................13
D. Populasi dan Sampel...............................................................................13
E. Kriteria Inklusi dan Eksklusi...................................................................14

IV
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian................................................14
G. Alur Penelitian.........................................................................................15
H. Analisis Data Penelitian..........................................................................15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................
BAB V SIMPULAN DAN SARAN.................................................................
A. Simpulan..................................................................................................
B. Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
LAMPIRAN

V
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Obat merupakan zat atau kombinasi bahan, termasuk produk biologi, yang digunakan untuk
mempengaruhi atau mempelajari sistem fisiologis atau keadaan patologis dalam penentuan dan pencegahan
kesehatan (1).
Klinik adalah pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan pengobatan dasar dan/atau khusus
serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan. Instalasi farmasi merupakan bagian dari klinik yang
bertugas menyelenggarakan, mengkoordinasikan, memantau dan mengendalikan seluruh kegiatan pelayanan
kefarmasian, serta melakukan bimbingan teknis medik di klinik (2)

Pengelolaan obat meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pengendalian


pemusnahan, pencatatan dan pelaporan. Menurut Rosmanio, pengelolaan obat yang buruk telah menyebabkan
stagnant (kelebihan pasokan obat) dan stagout (tidak memadai atau kekurangan pasokan) (3). Obat yang
mengalami stagnant akan memiliki resiko kadaluarsa dan kerusakan bila tidak disimpan dengan baik. Obat
yang stagnant dan stagout akan berpengaruh terhadap kondisi keuangan, keberlangsungan apotek dan
pelayanan kefarmasian di apotek.
Hasil kajian Krisnaningtyas menyimpulkan bahwa perencanaan dan pengadaan obat merupakan tahap
awal yang penting untuk keberhasilan tahap selanjutnya, karena tahap perencanaan berguna untuk
menyesuaikan kebutuhan pengadaan dengan sumber daya yang ada untuk mendukung pelayanan kesehatan
rumah sakit (4).
Menurut Prisanti, perencanaan dan pengadaan obat yang baik memiliki peran yang sangat penting untuk
menentukan stok obat yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dengan mutu terjamin serta dapat
diperoleh pada saat yang diperlukan. Apabila perencanaan dan pengadaan obat dikelola dengan Sistem yang
kurang baik, akan menyebabkan terjadinya penumpukan obat dan kekosongan stok obat (5).
Dari hasil wawancara dengan petugas apotek di Klinik dan Apotek Kutajaya memiliki permasalahan pada
perencanaan dan pengadaan obat seperti persediaan obat yang stagnant sehingga obat tersebut melewati masa
expired date, kerusakan fisik obat pada saat penerimaan, persediaan obat yang stagout sehingga jenis obat
tersebut mengalami kekosongan stok dan tidak ada obat yang sejenis atau memiliki fungsi sama, sehingga tidak
ada backup saat kekosongan persediaan. Berdasarkan pernyataan dan permasalahan tersebut, peneliti ingin
menganalisa perencanaan dan pengelolaan obat di Klinik dan Apotek Kutajaya.

6
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana informasi dan gambaran mengenai alur perencanaan di Klinik dan Apotek Kutajaya?
2. Bagaimana informasi dan gambaran mengenai alur pengadaan di Klinik dan Apotek Kutajaya?

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mendapatkan gambaran dan informasi tentang alur perencanaan di Klinik dan Apotek Kutajaya
2. Untuk mendapatkan gambaran dan informasi tentang alur pengadaan di Klinik dan Apotek Kutajaya

D. BATASAN MASALAH
1. Membahas tentang perencanaan dan pengadaan di Klinik dan Apotek Kutajaya Kabupaten Tangerang.
2. Data yang digunakan adalah dokumen tahun 2022 dan wawancara dengan karyawan apotek Klinik dan
Apotek Kutajaya Kabupaten Tangerang.
3. Analisis dengan menggunakan metode Hanlon.

E. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang alur perencanaan dan pengadaan
obat di Apotek sehingga lebih efektif serta efisien.
2. Manfaat Praktis
Manfaat penelitian ini adalah :
a. Mampu memberikan profil pemberian obat yang efisien dan efektif berdasarkan utilitas dan nilai
investasi di Klinik dan Apotek Kutajaya.
b. Mampu memberikan gambaran total biaya pengobatan klinik dan apotek Kutajaya, sehingga dapat
digunakan dalam perencanaan obat selanjutnya.
c. Dapat merekomendasikan dan memberikan informasi produk obat yang dapat dibeli secara bersamaan.
d. Mampu memberikan referensi/informasi cara perencanaan dan pengadaan obat dengan metode
Hanlon.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. PERENCANAAN
Kegiatan perencanaan dilakukan dengan menyesuaikan kebutuhan obat dalam jangka waktu tertentu agar
tidak terjadi kekurangan atau kelebihan persediaan obat. Perencanaan yang berdasarkan pada konsumsi,
epidemiologi, dan kombinasi dengan menggunakan metode yang baik serta berdasarkan anggaran maka
kelangkaan obat dapat dihindari (6). Kekurangan obat menyebabkan kerugian pada apotek, mempengaruhi
pendapatan dan kerugian pada pasien yang harus membayar lebih untuk obat dan waktu menjadi tidak efisien
dan efektif. Persediaan obat yang berlebihan menyebabkan obat tidak bergerak sesuai kebutuhan, dan jika
disimpan terlalu lama, bisa mendekati masa kadaluarsa. Obat kadaluarsa menimbulkan kerugian bagi apotek
dan memerlukan pemusnahan obat.
Jumlah dan jenis obat yang direncakanan sesuai dengan kebutuhan pelayanan dan jenis penyakit,
menghindari kelebihan stok dan kekurangan stok adalah tujuan dari kegiatan perencanaan.
Pedoman yang digunakan dalam perencanaan yaitu rencana pengembangan, kecepatan perputaran barang,
data pemakaian periode sebelumnya, sisa stok, anggaran yang tersedia, penetapan prioritas, data anggaran
catatan medik, Formularium Nasional, DOEN dan kebijakan apotek.
Menurut Pudjaningsih dalam perencanaan obat memiliki indikator antara lain:
1. Persentase dana: persentase dana yang tersedia di apotek dibandingkan dengan kebutuhan keuangan yang
sebenarnya. Persentase default dari dana yang tersedia adalah 100%
2. Penyimpangan dari perencanaan: jumlah item obat dalam rencana dan jumlah item obat yang sebenarnya
digunakan. Nilai standar batas dari penyimpangan perencanaan yaitu adalah 20 - 30%
Metode perencanaan :
1. Metode Konsumsi :
Dengan metode konsumsi, perencanaan didasarkan pada data konsumsi obat periode sebelumnya.
Data penggunaan obat dari periode konsumsi sebelumnya harus akurat. metode konsumsi seperti ini dapat
menimbulkan penggunaan obat yang tidak rasional, yang masih terjadi, yang berbeda dengan cara
epidemiologi yang beranggapan bahwa pengobatan disesuaikan dengan penyakit yang ada atau terjadi
pada waktu tertentu.
2. Metode Epidemiologi
Perencanaan epidemiologi didasarkan pada data morbiditas dan pengobatan standar penyakit.
3. Metode Kombinasi
Perencanaan yang menggunakan kombinasi metode epidemiologi dan metode konsumsi akan
disesuaikan dengan anggaran yang tersedia
8
Analisis yang digunakan untuk mencapai efisiensi dalam penyusunan daftar kebutuhan obat.
1. Analisis VEN
Analisis VEN mengelompokan obat berdasarkan tingkat kegawatdaruratan untuk pengobatan pasien.
a. Kategori V adalah obat vital dengan jumlah sedikit tetapi harus selalu disediakan untuk
menyelamatkan jiwa pasien (life-saving drug), misalnya insulin, heparin, adrenalin, atropine sulfat,
albumin dan obat – obat pelayanan kesehatan standar misalnya serum antibias ular.
b. Kategori E adalah obat esensial yang umum digunakan dalam pelayanan kesehatan masyarakat,
misalnya obat jantung, obat hipertensi, obat diabetes.
c. Kategori N adalah obat non esensial yang boleh disediakan atau boleh tidak disediakan karena tidak
membahayakan nyawa apabila tidak tersedia, misalnya food supplement dan vitamin (7)
2. Analisis ABC / Paretto
Analisis ABC mengelompokkan obat berdasarkan volume and value of consumption obat.
a. Kelompok A adalah obat yang berharga mahal dan sering ditulis dengan resep dokter, menyerap dana
sebesar +/- 80 % dari total dana dengan jumlah item +/- 20% dari total item yang ada.
b. Kelompok B adalah obat yang dibutuhkan dalam banyak kasus dan sering keluar, menyerap dana
sebesar +/- 15% dari total dana dengan jumlah item+/- 60% total item obat yang ada.
c. Kelompok C adalah kelompok obat yang hanya sebagai suplemen saja. Menyerap dana sebesar +/- 5%
dari total dana dengan jumlah item +/- 20% item obat yang ada (7)

2. PENGADAAN
Pengadaan adalah pelaksanaan kegiatan perencanaan. Perencanaan adalah upaya dan tindakan untuk
memenuhi kebutuhan operasional yang ditetapkan dalam perencanaan. Tujuan dari pengadaan obat adalah agar
tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang cukup sesuai kebutuhan dengan mutu yang terjamin serta dapat
diperoleh pada saat diperlukan.
Obat – obat yang sudah direncanakan sesuai dengan kebutuhan yaitu nama obat, jenis dan jumlah dipesan
kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF) dengan melampirkan surat pesanan yang sesuai.
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan pengadaan meliputi :
1. Obat harus mempunyai Nomor Izin Edar
2. Diperoleh dari penyedia yang mempunyai izin Pedagang Besar Farmasi (PBF)
3. Masa kadaluarsa (expired date) minimal 2 (dua ) tahun
4. Bahan berbahaya harus menyertakan Material Safety Data Sheet (MSDS)

Metode yang dapat dilakukan dalam pengadaan meliputi ;


1. Pembelian
9
cara penting untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara kualitas dan harga ketika ada dua
pemasok atau lebih. Apotek harus didasarkan pada kualitas produk, reputasi produsen, harga, persyaratan,
ketepatan pengiriman, kualitas layanan pemasok, keandalan, kebijakan pengembalian, dan pengemasan.

Metode pembelian obat menurut Quick J. et al, :


a. Tender terbuka (pelanggan umum)
1) Berlaku untuk semua rekan yang terdaftar dan sesuai kriteria yang telah ditetapkan
2) Dari segi harga, cara ini lebih menguntungkan, tetapi membutuhkan waktu yang lama, perhatian
lebih dan tenaga kerja yang kuat.
b. Tender terbatas atau lelang tertutup (pelanggan terbatas)
1) Hanya dilakukan pada rekan tertentu yang sudah terbatas dan punya riwayat baik
2) Harga masih terjangkau, tenaga kerja dan beban kerja lebih rendah daripada tender terbuka.
c. Pembelian dengan negosiasi dan kontrak kerja (pembelian dengan tawar menawar)
1) Dilakukan pendekatan dengan rekanan terpilih, terbatas tidak dari 3 rekan untuk penentuan harga
2) Negosiasi untuk mencapai harga tertentu.
d. Pengadaan langsung
1) Dilakukan pada pembelian dalam jumlah kecil dan harus tersedia
2) Harga relatif lebih mahal
2. Produksi sediaan farmasi
Merupakan kegiatan merubah bentuk dan pengemasan kembali sediaan farmasi. Kriteria sediaan
farmasi yang diproduksi :
a. Sediaan farmasi dengan formula khusus
b. Sediaan farmasi dengan mutu sesuai standar dengan harga lebih murah
c. Sediaan farmasi yang memerlukan pengemasan kembali
d. Sediaan farmasi yang tidak tersedia di pasaran
e. Sediaan farmasi untuk penelitian
f. Sediaan nutrisi parenteral
g. Rekonstotusi sediaan farmasi sitostasika
h. Sediaan farmasi yang harus selalu dibuat baru
3. Sumbangan / hibah / dropping
Pada prinsip pengelolaan sediaan farmasi dari sumbangan / hibah / dropping mengikuti kaidah umum
pengelolaan perbekalan farmasi regular.

B. METODE HANLON
10
Pada metode Hanlon, terdapat dua cara menentukan priositas masalah yaitu kuantitatif dan kualitatif.
Tujuan dari metode Hanlon adalah :
1. Memungkinkan para pengambil keputusan untuk mengindentifikasi faktor -faktor yang jelas dalam
menentukan prioritas
2. Mengorganisasi faktor – faktor ke dalam kelompok yang memiliki bobot relatif satu sama lain.
3. Memungkinkan faktor – faktor agar dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan dinilai secara
individual

Jenis metode Hanlon


1. Metode Hanlon Kuantitatif
a. A = Tingkat Masalah (Magnitude)
Yaitu % atau jumlah atau kelompok penduduk terkena masalah serta keterlibatan masyarakat dan
instansi terkai. Skor 0 – 10 (kecil – besar).
b. B = Tingkat Keseriusan Masalah (Emergency / Seriousness)
Kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan keganasan, tingkat urgensi, dan tingkat
penyebaran / meluasnya tiap masalah dengan sistem scoring dengan skor 0 – 10 (tidak gawat – sangat
gawat).
c. C = Kemudahan Penanggulangan Masalah ( Causability)
Efektifitas atau kemudahan penanggulangan masalah dilihat dari perbandingan antara perkiraan
hasil atau manfaat penyelesaian masalah yang akan diperoleh dengan sumber daya (biaya, sarana dan
cara) untuk menyelesaikan masalah. Skor 0 – 10 (sulit – mudah).
d. D = Dapat atau Tidaknya Program Dilaksanakan ( PEARL)
Kelompok kriteria D terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan dapat atau tidaknya
suatu program dilaksanakan. Skor 0 = tidak, skor 1= iya. Faktor tersebut adalah :
1) Kesesuaian (Propriety)
2) Ekonomis / murah (Economic)
3) Bisa diterima (Acceptability)
4) Sumber daya tersedia (Resources availability)
5) Terjaminnya legalitas (Legality)
e. Penilaian Prioritas Masalah
Setelah nilai dari kriteria A, B,C dan D didapat, hasil tersebut dimasukkan dalam formula nilai
prioritas dasar (NPD) serta nilai prioritas total (NPT) untuk menentukan prioritas masalah yang
dihadapi :
NPD = (A + B) C/3
11
NPT = {(A + B) C/3} x D
Prioritas pertama adalah masalah dengan skor NPT tertinggi

2. Metode Hanlon Kualitatif


Metode Hanlon Kualitatif ini lebih efektif digunakan untuk permasalahan yang bersifat kualitatif dan
data atau informasi yang tersedia bersifat kualitatif. Prinsip utama dari metode ini adalah membandingkan
kepentingan satu masalah dengan masalah lainnya melalui metode matching.
Langkah – langkah metode Hanlon adalah :
a. Penyusunan martriks masalah
b. Penulisan masalah yang dikumpulkan pada sumbu vertical dan horizontal
c. Pembandingan antar masalah di sisi kanan diagonal dengan menggunakan tanda (-) jika masalah
kurang penting dan tanda (+) jika masalah penting.
d. Tanda (+) dijumlahkan secara horizontal dan dimasukan pada kotak total (+)
e. Tanda (-) dijumlahkan secara vertical dan dimasukkan pada kotak total (-)
f. Pemindahan hasil pada total (-) horizontal di bawah kotak (-) vertical
g. Penjumlahan hasil vertical dan horizontal dan masukan pada kotak total
h. Urutan prioritas masalah mempunyai hasil penjumlahan dengan nilai teringgi pada pada kotak total.

Kriteria yang dipakai dalam metode Hanlon :


1. Mendesak (Urgency)
Pertimbangan ini dari aspek waktu, masih dapat ditunda atau harus segera ditanggulangi. Semakin
pendek tenggang waktu artinya semakin mendesak masalah untuk ditanggulangi.
2. Kegawatan ( Seriousness)
3. Perkembangan (Growth)
Kecenderungan atau perkembangan akibat dari satu permasalahan. Semakin berkembang masalah
maka masalah tersebut semakin diprioritaskan.
4. Prioritas Masalah

C. PROFIL KLINIK DAN APOTEK KUTAJAYA


1. Sejarah dan Perkembangan
Klinik dan apotek Kutajaya adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan yang beralamat di Ruko
Buana Subur Regency No. 08 – 09, Kelurahan Gelam Jaya, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten. Berlokasi strategis dengan terletak di pinggir jalan utama.

12
Klinik dan Apotek Kutajaya merupakan cabang kedua dari Citra Sehat Group di bawah kepemilikan
dr. Budyanto Sutanto dan dr. Pontjo Wijono Setyodjati ditugaskan sebagai dokter penanggung jawab, dan
dr. Hery Soeparjo sebagai dokter pelaksana harian. Ibu apt. Elly Maryanti, S.Si. bertanggung jawab
sebagai apoteker dan memiliki asisten apoteker Dina Delyandi Rahayu S.Farm.
Klinik dan Apotek Kutajaya ini terdapat 2 poli, yaitu poli umum dan poli gigi. Untuk poli umum buka
setiap hari dari pukul 06.00 hingga 23.00 WIB sedangkan poli gigi buka di hari Senin sampai hari Sabtu
pukul 16.00 sampai pukul 21.00. Rata – rata pasien yang datang yaitu poli umum sekitar 120 pasien, poli
gigi sekitar 10 pasien dan pembeli obat bebas sekitar 30 pasien.
Lantai 1 terdapat ruang tunggu dengan televisi 2 buah sehingga saat pasien menunggu antrian tidak
jenuh, dan ruang kasir terletak bersebelahan dengan ruang pendaftaran dan ruang konsultasi kefarmasian,
di belakangnya terdapat apotek untuk menyimpan beberapa obat dan tempat meracik obat. Di paling
belakang terdapat ruang konsultasi pasien dengan dokter umum dengan 3 bed pasien serta 1 ruang toilet
laki – laki dan 1 ruang toilet wanita. Lantai 2 terdiri dari ruang tunggu, 1 ruang poli gigi, 1 ruang
fisiotherapy, 1 ruang infus dengan 3 bed pasien, 1 ruang gudang obat dan 1 ruang kamar mandi. Di lantai 3
terdapat ruangan istirahat karyawan.
Alur pasien untuk berobat adalah pasien yang datang wajib mengenakan masker dan melakukan
pendaftaran dengan mengisi data meliputi nama lengkap, tanggal lahir, alamat domisili, nomor telepon
serta nama kepala keluarga. Pasien akan diberikan 1 lembar kertas resep dan 1 buah buku pasien serta
nomor antrian. Pasien menunggu sampai dipanggil nomor antriannya dan masuk ke ruang konsultasi
dokter umum untuk diperiksa yaitu dengan dilakukan anamnesa, dicek suhu tubuh, tekanan darah dan suhu
tubuh. Dokter menuliskan resep obat yang tepat untuk pasien, kecuali jika pasien memerlukan tindakan
lebih lanjut seperti injeksi, infus, jahit atau tindakan lain. Pasien yang sudah mendapatkan resep obat,
menebus obat di ruang kasir sesuai dengan tagihan, menunggu beberapa saat sampai nomor antrian
disebutkan. Pasien yang mendapatkan panggilan nomor antrian yang disebutkan menuju ke ruang
konsultasi kefarmasian untukm dijelaskan mengenai obat yang akan dikonsumi meliputi nama obat,
manfaat obat, cara konsumsi obat, aturan minum obat dan cara penyimpanan obat serta beberapa hal yang
perlu disampaikan kepada pasien.

2. Slogan
Prinsip dari Klinik dan Apotek Kutajaya adalah Ingat 6S & 9 Benar
a. 6S:
1) Makan Sehat
2) Berpikir Sehat
3) Aktivitas Sehat
13
4) Lingkungan Sehat
5) Istirahat Sehat
6) Berobat ke Citra Sehat

b. 9 Benar :
1) Bicara, Benar
2) Berpikir, Benar
3) Bekerja, Benar
4) Berdoa, Benar
5) Berbuat, Benar
6) Bertindak, Benar
7) Berprilaku, Benar
8) Beriman, Benar
9) Berobat, Benar ke Citra Sehat

14
BAB III

METODE PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan desain penelitian yang memadukan pengumpulan data retrospektif dan konkuren
dengan analisis deskriptif dari data kualitatif. Penelitian menggunakan jenis metode deskriptif, yaitu prosedur
masalah, penggambaran objek berdasarkan fakta saat mereka kemudian dianalisis dan diintepretasikan.
Data restrospektif yaitu data yang diperoleh dengan menelusuri dokumen-dokumen (sekunder) yang lampau,
yaitu. periode Januari sampai dengan April 2023 antara lain laporan keuangan, faktur, laporna stok opname,
laporan perencanaan dan penggunaan obat, laporan keuangan, laporan pengadaan obat, dan berita acara
pemusnahan.
Data concurrent yaitu data yang diperoleh pada saat penelitian yaitu periode Mei – Juni 2023 atau data
primer meliputi kartu stok, jumlah obat setiap resep, rata – rata waktu yang digunakan untuk melayani resep
sampai ke tangan pasien, persentase obat yang dilabeli dengan benar, wawancara yang dilakukan dengan
karyawan apotek serta diskusi dengan petugas / karyawan yang berhubungan dengan perencanaan dan
pengadaan obat.

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2023 di Apotek Kutajaya Kabupaten Tangerang.

Tabel III.4
Waktu
Penelitian
Bulan

Januari Februari Maret April


No Kegiatan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul

2 Pembuatan Proposal

3 Bimbingan Proposal

4 Seminar Proposal

5 Pengolahan Data

6 Pembuatan Skripsi

7 Bimbingan Skripsi

15
8 Pengesahan Skripsi

16
9 Sidang Meja Hijau

C. INSTRUMEN PENELITIAN
Metode analisis Hanlon menggunakan data laporan pemasukan dan pengeluaran
obat di Klinik dan Apotek Kutajaya terdiri dari harga, rekapitulasi stok, laporan
keuangan, faktur, laporan pengadaan obat, laporan stok masuk – keluar dan laporan
pemusnahan obat rusak dan kadaluarsa periode Januari – April 2023

D. POPULASI DAN SAMPEL


Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah obat golongan ethical dan
obat bebas terbatas. Sedangkan obat bebas tidak ikut diteliti.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 variabel yang yaitu :
1. Variabel tercoba menggunakan jenis item obat ethical dan obat bebas terbatas.
2. Variabel teramati menggunakan klasifikasi yang diamati, yaitu data retrospektif
dan data concurrent

E. KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI


Kriteria inklusi yang digunakan meliputi :
1. Obat ethical dan obat bebas terbatas yang terdapat di Klinik dan Apotek
Kutajaya Kabupaten Tangerang.
2. Dokumen yang berkaitan dengan pengelolaan obat tahun 2022
3. Karyawan apotek yang mengikuti wawancara

Data eksklusi meliputi :


1. Obat bebas yang terdapat di Klinik dan Apotek Kutajaya Kabupaten Tangerang.

F. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN


Definisi operasional variabel adalah batasan variabel yang diteliti dan metode
pengukurannya. Definisi operasional variabel disusun dalam bentuk matriks yang
meliputi nama variabel, deskripsi variabel, alat ukur, hasil pengukuran dan skala

17
pengukuran yang digunakan. Definisi variabel untuk penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Sistem perencanaan obat, diperoleh dengan mewawancarai petugas farmasi. Dari
hasil proses akuisisi obat. Dengan hasilnya proses pengadaan obat.
2. Menurut data yang ada, harga beli ditambah PPN merupakan harga obat.
Diperoleh dengan meneliti dokumen daftar obat dan daftar harga obat untuk
mendapatkan daftar obat yang terdiri dari nama dan harga obat.
3. Obat yang digunakan adalah obat ebbas terbatas dan obat etikal. Diperoleh
dengan memeriksa dokumen jumlah obat yang digunakan di apotek dengan hasil
berupa daftar obat yang terdiri dari nama, jumlah dna harga obat yang
digunakan.
4. Metode Hanlon adalah metode untuk memprioritaskan masalah dengan
menggunakan empat kriteria yakni besarnya masalah (magnitude), kegawatan
masalah (emergency), kemudahan penanggulangan masalah (causability) serta
faktor yang menentukan dapat tidaknya program dilaksanakan (PEARL factor).
Uji dari setiap masalah dengan factor PEARL hanya 2 jawaban “Ya= 1” dan
“Tidak = 0”.

G. ALUR PENELITIAN
1. Alur Penelitian

Tahapan penelitian merupakan langkah untuk memperoleh data guna diproses menjadi

informasi yang lebih akurat dan sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian agar

hasil yang dicapai tidak menyimpang dari tujuan yang akan dicapai.

Langkah kerja penelitian ini ditunjukkan dalam diagram alir, dapat dijelaskan mengenai

tahapan atau alur penelitian sebagai berikut:

1. Mulai

Tahap awal penelitian dimulai dengan mengamati kondisi lapangan secara

langsung dan permasalahan – permasalahan yang bisa dipakai untuk dasar

penelitian yang akan dijadikan sebagai latar belakang dengan dibantu jurnal-

18
jurnal terdahulu.

a. Identifikasi Masalah

Setelah membuat latar belakang dari penelitian ini kemudian tahap selanjutnya

mengidentifikasi masalah yang nantinya dapat dijadikan dasar permasalahan apa

yang akan diangkat dan diuraikan dalam sebuah perumusan masalah.

Berdasarkan rumusan masalah dapat ditetapkan tujuan dan batasan penelitian

tersebut. Penelitian ini mempunyai tiga tujuan yaitu untuk mengetahui Item

fashion apa saja yang dibeli oleh konsumen yang sama pada waktu yang

bersamaan tiap tahunnya, Item fashion apa saja yang cepat dan lambat terjual

pada toko tersebut, dan mengetahui strategi pemasaran apa yang dapat

digunakan di Toko tersebut dengan menggunakan metode Market Basket

Analisys dengan Algoritma Apriori.

Batasan masalah pada penelitian ini tidak menganalisis kondisi pembelian saat

pandemik (Data yang dipakai hanya data transaksi penjualan pada tahun 2018-

2019 di Iwan Fashion Tasikmalaya, tidak

membahas variabel harga dan kuantitas pembelian yang tertera di informasi

transaksi (variabel yang digunakan hanya nomor nota dan nama barang), dan

tidak menganalisis inventori toko.

b. Studi Lapangan

Studi Lapangan dilakukan untuk mendapatkan informasi apa saja yang terjadi

dilapangan untuk dijadikan salah satu dasar dalam penelitian.

c. Studi Pustaka

Studi Pustaka dibuat untuk mendapatkan referensi dan membandingkan

penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang pernah dilakukan

19
sebelumnya sesuai dengan permasalahan, pendapat maupun informasi yang

dapat dibuktikan kebenarannya.

d. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik yaitu memakai data

historis perusahaan yakni data transaksi penjualan pada tahun 2018- 2019

dan wawancara dengan bagian pemasaran Toko Iwan Fashion Tasikmalaya

untuk dijadikan sebagai informasi tambahan dan data pendukung pada bagian

pembahasan agar membantu memvalid kan data yang sudah diolah sebelumnya.

e. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metode

yang sudah ditetapkan yaitu Market Basket Analysis dengan menggunakan

Algoritma Apriori dan dibantu dengan machine learning data mining yakni

RapidMinner, untuk lebih memudahkan dalam mengolah data yang cukup

banyak. Langkah-langkah dalam pengolahan data dibuat berdasarkan proses

Knowledge Discovery in Database (KDD) yang dapat dijelaskan sebagaiberikut:

a. Data Selection

Data transaksi penjualan Iwan Fashion tahun 2018-2019 dilakukan pemilihan

terlebih dahulu sebelum diolah.

b. Preprocessing Data

Kemudian dihilangkan data yang dalam satu transaksi terdapat satu jenis tipe

Item saja, menyamakan nama Item yang berbeda tetapi sebenarnya barangnya

sama, dan mengurangi variabel-variabel yang tidak digunakan.

c. Transformation

Sebelum dilakukan pengolahan data menggunakan bantuan Software

20
RapidMinner, dilakukan transformasi data per transaksi dengan variabel yang

tersisa yaitu No Nota dan Nama Barang.

d. Data Mining

Pengolahan data menggunakan algoritma apriori yang merupakan salah satu

algoritma dalam metode association rule sehingga akan menghasilkan rule atau

aturan yang dibantu oleh Software RapidMinner dalam mengolah. Data diolah

pertahun sehingga menghasilkan 2 hasil pengolahan.

e. Interpretation/Evaluation

Proses menginterpretasikan hasil rule yang didapatkan dalam data mining,

kemudian evaluasi dilihat berdasarkan parameter yang digunakan yaitu

support, confidence dan lift ratio. Sehingga didapatkan informasi baru

berdasarkan hasil analisis.

f. Analisa dan Pembahasan Hasil Pengolahan

Tahapan ini berisi tentang analisis dan penjelasan dari hasil yang telah

didapatkan dan diolah pada tahap sebelumnya untuk dijadikan sebagai dasar atau

acuan menjawab kesimpulan yang sesuai dengan rumusan masalah yang telah

ditetapkan.

g. Kesimpulan dan Saran

Dalam tahap ini peneliti memberikan kesimpulan dan saran terkait hasil

penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan

masalah yang telah disusun di awal penelitian. Sedangkan saran berisi usulan

tindakan yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kualitas

perusahaan. Selain itu saran juga dapat berisi usulan penelitian lanjutan dari

penelitian yang telah dilakukan.

21
2. Selesai

Penelitian selesai dan permasalahan teratasi

2. Cara Kerja
a. Persiapan Penelitian
Sebelum penelitian dilakukan, peneliti melakukan persiapan
berkoordinasi dengan pemilik sarana apotek dan karyawan di Klinik dan
Apotek Kutajaya agar penelitian dapat berjalan dengan lancar. Selain itu
peneliti juga mempersiapkan peralatan bantu lainnya seperti kartu stok obat,
buku untuk mencatat, kalkulator dan alat bantu lainnya dengan harapan
penelitian dapat berjalan dengan lancar. Persiapan pertama adalah dengan
pembuatan surat permohononan untuk melaksanakan penelitian kepada
pemilik sarana dengan harapan diizinkan untuk melakukan penelitian di
Klinik dan Apotek Kutajaya.
b. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data retrospektif dilakukan pada indikator kesesuaian obat
yang tersedia dengan DOEN, persentase/ modal dana yang tersedia dengan
keseluruhan dana yang dibutuhkan, persentase alokasi dana pengadaan obat,
persentase kesesuaian antara perencanaan obat dengan kenyataan pakai
untuk masing – masing obat, frekuensi pengadaan tiap item obat, frekuensi
kesalahan faktur, frekuensi tertundanya pembayaran oleh apotek terhadap
waktu yang telah ditetapkan, turn over ratio, persentase nilai obat
kadaluarsa dan rusak, persentase obat stok mati.
Pengambilan data concurrent dilakukan pada indikator kecocokan
antara obat dengan kartu stok, jumlah item obat tiap lembar resep,
persentase obat yang dilabeli dengan benar.
H. ANALISIS DATA PENELITIAN
Analisa hasil tahap awal penelitian dilakukan dengan pengumpulan data. Data
dari dokumen tahun 2022 dan wawancara kepada semua karyawan apotek yang
bertugas sebagai perencana dan pelaksana pengelolaan obat. Bagian keuangan untuk
mengetahui naik turunnya penjualan obat, dan bagian penyimpanan untuk
mengetahui persediaan obat. Selanjutnya dilakukan observasi dokumen yang ada dan

22
kondisi sebenarnya di Klinik dan Apotek Kutajaya. Dari data yang ada dilakukan
analisis menggunakan analisis Hanlon.

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta; 2014.

2. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun


2014 Tentang Klinik. Indonesia; 2014.

3. Rosmania FA dan SS. Analisis Pengelolaan Obat Sebagai Dasar Pengendalian Safety
Stock Pada Stagnant dan Stockout Obat. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia.
2015;3(1):1–10.

4. Krisnaningtyas H, Yuliastuti F, Kusuma TM. Anaisa Perencanaan Obat Berdasarkan


Metode ABC di Instalasi Farmasi RSUD Muntilan Periode Tahun 2013. Jurnal Farmasi
Sains dan Praktis. 2013;

5. Widya Prisanti. Analisis Perencanaan dan Pengadaan Obat Dengan Metode Analisis
ABC di Instalasi Farmasi RSIA Aisyiyah Klaten. Universitas Muhammadiyah
Surakarta; 2019.

6. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Sakit. Jakarta; 2016.

7. Quick JD, dkk. The Selection, Procurement, Distribusion, and Use of Pharmaceuticals
in Primary Health Care. Kumarin Press Inc; 1997.

24

Anda mungkin juga menyukai