Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH

FARMASI FISIKA
“DISPERSI KASAR”

Dosen pengampuh: Siti Saharah Abdullah, S.Farm., M,Farm

DISUSUN OLEH :
NAMA : ESTY SUCIANTI
NIM : 202204072
KELAS : B22 FARMASI
PRODI : DIII FARMASI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI


INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT, karena atas ridho-
Nya lahsehingga saya sebagai penulis bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul

“Dispersi Kasar” ini sebagai tugas dari salah satu dosen


pembimbing mata kuliah Farmasi Fisika. Dalam penyusunan makalah ini
penulis banyak mendapatkan dorongan dan bimbingan dari berbagai
pihak baik itu keluarga, teman-teman maupun dosen-dosen yang
merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Oleh karena itu,
saya ucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut
membantu dalam penyusunan makalah ini. Dalam penyusunan makalah
ini penulis mencoba semaksimal mungkin dalam penyusunannya. Namun
tidak ada gading yang tak retak, begitupun dengan makalah ini. Oleh
sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
guna memperbaiki makalah sederhana ini.

Demikianlah penyusunan makalah ini semoga bisa bermanfaat bagi


saya sendiri sebagai penulis maupun pembaca. Amin.

Makassar, Juni 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................
B. Tujuan...............................................................................................
C. Rumusan Masalah............................................................................

BAB II ISI

A. Pengertian Dispersi Kasar...............................................................


B. Suspensi Sebagai Termodinamika Tidak Stabil..............................
C. Kestabilan Fisika Suspensi............................................................
D. Tipe suspensi................................................................................
E. Keuntungan dan Kerugian..............................................................
F. Sifat-Sifat Yang Diinginkan Dalam Suatu Suspensi Farmasi..........
G. Sifat-Sifat Fisik Fase Terdispers Dari Suatu Suspensi...................
H. Laju Endap (Laju Sedimentasi) Dari Partikel Suspensi..................
I. Tipe-Tipe Aliran..............................................................................
J. Komponen-Komponen Suspensi...................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.....................................................................................
B. Saran..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat,
mencampur, meracik, menformulasi, mengidentifikasi,
mengombinasi, menganalisis, serta menstandarkan obat dan
pengobatan juga sifat-sifat obat beserta pendistribusian dan
penggunaannya secara aman.
Farmasi merupakan salah satu bidang ilmu yang tidak dapat
dipisahkan dari dunia pengobatan karena Farmasi adalah inti dari
pengobatan itu sendiri. Farmasi menyediakan zat aktif yang berefek
pengobatan pada suatu penyakit yang dikenal sebagai obat. Di
sinilah farmasi menghasilkan obat yang disesuaikan dengan jenis
penyakit, kebutuhan, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Farmasi dalam bahasa Yunani (Greek) disebut farmakon
yang berarti medika atau obat. Sedangkan Fisika adalah ilmu yang
mempelajari tentang sifat fisika dari suatu zat.
Farmasi bukan merupakan ilmu pasti, akan tetapi berupa
ilmu terapan ketika ilmu ini adalah gabungan antara ilmu pasti dan
seni. Farmasi membutuhkan ilmu lain seperti ilmu fisika, ilmu
biologi, ilmu kedokteran, ilmu manajemen, ilmu kimia, ilmu
teknologi, ilmu seni, dan lain-lain. Salah satu ilmu di atas yaitu ilmu
fisika, dapat digabungkan menjadi suatu ilmu yang disebut Farmasi
Fisika.
Jadi, Farmasi Fisika adalah kajian atau cabang ilmu
hubungan antara fisika (sifat-sifat Fisika) dengan kefarmasian
(sediaan Farmasi, farmakokinetik, serta farmakodinamiknya) yang
mempelajari tentang analisis kualitatif serta kuantitatif senyawa
organik dan anorganik yang berhubungan dengan sifat fisikanya
serta menganalisis pembuatan dan pengujian hasil akhir dari
sediaan obat. Farmasi Fisika merupakan suatu ilmu yang
menggabungkan antara ilmu Fisika dengan ilmu Farmasi. Ilmu
Fisika mempelajari tentang sifat-sifat fisika suatu zat baik berupa
sifat molekul maupun tentang sifat turunan suatu zat.
Sedangkan ilmu Farmasi adalah ilmu tentang obat-obat yang
mempelajari cara membuat, memformulasi senyawa obat menjadi
sebuah sediaan jadi yang dapat beredar di pasaran. Gabungkan
kedua ilmu tersebut akan menghasilkan suatu sediaan farmasi
yang berstandar baik, berefek baik, dan mempunyai kestabilan
yang baik pula.
Dispersi kasar atau suspensi adalah sistem dua fase yang
heterogen,tidak jernih, dan memiliki diameter partikel lebih besar
dari 10-5 cm. Partikel- partikel suspensi dapat dilihat dengan
mikroskop biasa, mudah diendapkan, dan tidak dapat melewati
kertas saring biasa maupun membran semipermeabel.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu dispersi kasar?
2. Bagaimana kestabilan suspensi baik secara kimia maupun
fisika?
3. Bagaimana dari sifat-sifat suspensi?
4. Apa saja tipe suspense?
5. Apa saja keuntungan dan kerugian suspense?
6. Seperti apa laju endap dari partikel suspensi?
7. Bagaimana tipe-tipe alirannya?
8. Apa saja komponen-komponen dari suspense?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dispersi kasar.
2. Untuk mengetahui kestabilan suspensi.
3. Sifat-sifat suspensi.
4. Untuk mengetahui tipe suspense.
5. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian suspensi
6.

Laju endap dari partikel suspensi.7.

Tipe-tipe aliran.8.

Komponen-komponen suspensi.
BAB II

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA


PERCOBAAN I
SIFAT FISIKA BAHAN OBAT (BOBOT JENIS)

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VI/FARMASI 22.B

AMELIA GAYATRI REZZA (202204061)

ESTY SUCIANTI (202204072)

ILHAM (202204080)

NURFADILLAH AULIA (202204094)


RINA SOFIA NINGSIH (202204100)

RINI ARDIANTI (202204102)

ZUNIA (202204112)

PENANGGUNG JAWAB : Apt. TAUFIQ DALMING, S.Farm., M.si

ASISTEN :A.ASMAWATI SAAD, S.Pd., M.Pd

LABORATORIUM FARMASI FISIKA


PROGRAM STUDI DIII FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA
MAKASSAR
2023

BAB I

PENDAHULLUAN
A. LatarBelakang

Sediaanfarmasi yang beredardipasaranmeliputisediaan solid, semi

solid,danlarutan. Dalam proses pembuatannya, tentu sangat

memerlukanpengetahuandasarfisika agar dapatditerapkansecarabaik dan

benar. Pengetahuandasartersebutdirangkumdalam salah

satucabangilmufarmasiyaknifarmasifisika.

.FarmasiFisikamerupakansuatuilmu yang

menggabungkanantarailmuFisikadenganilmuFarmasi.

IlmuFisikamempelajaritentangsifat-

sifatfisikasuatuzatbaikberupasifatmolekulmaupuntentangsifatturunansuatu
zat. SedangkanilmuFarmasiadalahilmutentangobat-obat yang

mempelajaricaramembuat,memformulasisenyawaobatmenjadisebuahsedi

aanjadi yang dapatberedar di pasaran.

Gabungankeduailmutersebutakanmenghasilkansuatusediaanfarmasiyang

berstandarbaik, berefekbaik, dan mempunyaikestabilan yang baik

pula(Ansel, 2017).

Dalammempelajariilmufarmasifisikaini,

tentunyaakanmengidentifikasisecarakualitatif dan kuantitatifsenyawa

organic dan anorganik yang

berhubungandengansifatfisiknyasertamenganalisispembuatandaripengujia

nhasilakhirdarisediaanobatsebelumdisalurkan pada konsumen.

Suatusediaanakandikatakanbaikapabilamencapaibioavaibilitas yang

sesuai. Adapun salah satufaktor yang

dapatmempengaruhitercapainyabioavaibilitasdarisuatusediaanadalahbobo

tjenis

danrapatjenis.Farmasifisikamerupakancabangilmupengetahuanantarafisik

a dankefarmasian yang mempelajaritentanganalisiskualitatif dan

kuantitatifsenyawaorganic dan anorganik yang

berhubungandengansifatfisiknyasertamenganalisispembuatandaripengujia

nhasilakhirdarisediaanobatsebelumdisalurkan padakonsumen.

Suatusediaanakandikatakanbaikapabilamencapaibioavaibilitasyangsesuai.

Adapun salah satufaktor yang


dapatmempengaruhitercapainyabioavaibilitasdarisuatusediaanadalahbobo

tjenis dan rapatjenis.

B. TujuanPercobaan

Setelahmelakukanpercobaaninimahasiswadiharapkanmampumenge

nalsifatfisikaspesifikdaribahanobatsepertialamnia

C. Prinsippercobaan

Penentuanbobotjenisdenganmetodepiknometerdimanapikno yang

berisizat uji di timbangkemudiaandibandingkandenganbobotpiknokosong.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TeoriUmum

Beratjenisadalahbilanganmurnitanpadimensi, yang

dapatdiubahmenjadikerapatandenganmenggunakanrumus yang cocok.

Beratjenisdidefinisikansebagaiperbandingankerapatandarisuatuzatterhada

pkerapatan air, hargakeduazatituditentukan pada temperatur yang sama,


jikatidakdengancara lain yang khusus. Istilahberatjenis,

dilihatdaridefinisinya, sangat lemah,

akanlebihcocokapabiladikatakansebagaikerapatan relative. (Voigt, 1994)

Berbedadenganbobotjenis, kerapatanadalahmassa per unit volume

suatuzat pada temperaturtertentu. Sifat inimerupakan salah satusifatfisika

yang paling sederhana dan sekaligusmerupakan salah satusifatfisika yang

paling definitive,

dengandemikiandapatdigunakanuntukmenentukankemurniansuatuzat.

Dalam system metric kerapatandiukurdalam gram

permilimeteruntukcairanatau gram sentimeterkubik.(Ansel, 2006)

Penentuanbobotjenisselainpiknometer, neracaWestphalt, dan

aerometer adalahneracaHidrostatik, neracaReimenn,

untukmenentukanmengetahuiberatjeniszatcair, neracaEphin,

untukmengukurzatcair; neracaQeimann, untukmengukurzatcairsaja

(karenatelahmemilikibendapadat yang takbisadigantidenganzatpadat

(Raharjo, 2008)

Kecualidinyatakan lain dalam masing-masing monografi,

penetapanbobotjenisdigunakanhanyauntukcairan, dan

kecualidinyatakanlain, didasarkan pada perbandinganbobotzat di udara

pada suhu 25 terhadapbobot air dengan volume dan suhu yang sama.

Bila suhuditetapkandalammonografi,

bobotjenisadalahperbandinganbobotzat di udara pada suhu yang


ditetapkanterhadapbobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bila

pada suhu 25°C zatberbentukpadat, tetapkanbobotjenis pada suhu yang

telahtertera pada masing-masing monografi, dan mengacu pada air yang

tetap pada suhu 25°C (Voigt, R., 1994).

Perhitunganrapatanadalahsebagaiberikut:

massa(m)
(d )=
volume ( v)

Satuanmenurut system internasional (SI) untukrapatanadalah kg/m³

atau g/cm³. Kadang-kadangdapat juga dinyatakandengan g/ml atau gas

adalah g/l.

B. UraianBahan

1. Alkohol (Dirjen POM 1979)

Nama Resmi : ETANOL

Nama Lain :Alkohol

RumusMolekul :C3H3OH
BeratMolekul : 46,07 g/mol

Pemerian : Tidakbewarna

Kelarutan :Praktisbercampurdengansemuapelarutorganik

Kegunaan :Mensterilkanalatpraktikum

Penyimpanan :Dalamwadahtertutuprapatterlindungidaricahayadi

tempatsejukjauhdariapi.

Khasiat :Sebagaiantiseptik dan desinfektan

2. Aquadest (FI edisi III hal 96)

Nama Resmi : Aqua Destillata

Nama Lain : Air Suling

RumusMolekul : H2O

BeratMolekul : 18,02 g/mol

Pemerian : Cairanjernih,

tidakbewarnatidakberbautidakmempunyai rasa

Penyimpanan :Dalamwadahtertutupbaik

3. EtilAsetat (FI edisi III hal 41)

Nama Resmi : AETHYUS ALETICUM

Nama Lain : EtilAsetat

RumusMolekul :CH3COOC2H5

BeratMolekul :08,105 g/mol

Pemerian :Cairan, tidakberbau, baukhas


Kelarutan :Larutdalam 15 bagian air,

dapatbercampurdenganetanol 95% p

daridenganeter p

Penyimpanan :Dalamwadahtertutuprapat,

terlindungdaricahayaditempatsejukjauhdaria

pi

4. Gliserin (Dirjen POM, 1979)

Nama Resmi : GLYCEROLUM

Nama Lain :Gliserol

Rumusmolekul : C2H8O3

Beratmolekul : 92,09 g/mol

Pemerian :Cairanjernihseperti sirup, tidakberwarna rasa

manisbolehberbau kas lemahhigroskopik,

Netralterhadaplakmus

Kelarutan :Dapatbercampurdengan air dan

etanoltidaklarutdalamkloroformdalameterminyak

lemak dan dalamminyakmenguap

Penyimpanan :Dalamwadahtertutuprapat

5. ParafinCair (Dirjen POM 1979)

Nama Resmi : PARAFFINUM LIQUIDUM

Nama Lain : Paraffin cair

RM/BM : CNH2NO2/ 0,89 g/mol


Pemerian :Cairankental, transparan,

tidakberflourensitidakbewarna, hampirtidakberbau,

hampirtidakmempunyai rasa

Kelarutan:Praktistidaklarutdalam air dan dalametanol (95%)

larutdalamkloroform P

BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan bahan


1. Alat:

a. Piknometer 10ml, 25 ml

b. Gelasarloji

c. Gelas beaker

d. Neracaanalitik

2. Bahan:

a. Air

b. Parafin

c. EtilAsetat

d. Gliserol

B.Prosedur Kerja

1. Bersihkanpiknometerhinggatidakmeninggalkanbekastetesan air

dengancarasetelahdibersihkandenganaquadest,

bilasdenganpelarutasetonatau alcohol

2. Timbangpiknometerkosongdenganmenggunakanneracaanalitik

(bobot a gram)

3. Isikansampel yang akandiukurkedalampiknometerhinggapenuh

4. segerapiknometerditutup dan dilapdengankainbersih. Biarkan

pada suhukamar dan

ditimbangsecaratelitimenggunakanneracaanalitik (bobot b gram)

( b−a ) gram
5. Hitungbobotjenis=
vol(ml)
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan

NO NamaZat Piknometer Piknometer Volume Bobot


. Kosong Zat Pignomete Jenis
r

1 Air 21,0150 gram 45,9966 gram 25 ml 0,999264 g/ml

2 EtilAsetat 21,0110gram 43,3583 gram 25 ml 0,893712 g/ml

3 Gliserol 21,0452 gram 52,7141 gram 25 ml 1,266756 g/ml

4 ParafinCair 21,0330 gram 41,8724 gram 25 ml 0,833576 g/ml

Perhitungan

Diketahui :Volume Piknometer (b)

Piknometer Zat (a)

Ditanyakan:Bobotjenis

( b−a ) gram
1. Air ¿
vol( ml)

45,9966 gram−21,0150 gram


¿
25 ml

24,9816 gram
¿
25 ml

¿ 0,999264 g/ml

( b−a ) gram
2. Etilasetat¿
vol(ml)

43,3538 gram−21,0110 gram


¿
25 ml

22,3428 gram
¿
25 ml

¿ 0,893712 g /ml

( b−a ) gram
3. Gliserin¿
vol(ml)

52,7141 gram−21,0452 gram


¿
25 ml
31,6689 gram
¿
25 ml

¿ 1,766756 g/ml

( b−a ) gram
4. Paraffin cair¿
vol(ml)

41,8729 gram−21,0330 gram


¿
25 ml

20,8394 gram
¿
25 ml

¿ 0,833576 g/ml

B. Pembahasan

Praktikuminibertujuanuntukmenentukanbobotjenisdaribeberapalarut

anyaitu, air, gliserin, etilasetat, dan paraffin cairdenganmetodepiknometer.

Penentuandarimetodepiknometersendiridengancarapenimbanganpiknokos

ong dan pikno yang berisicairan, selisihkeduatimbangandibandingkan

volume larutan uji dan hasilnyaadalahbobotjenisdarilarutantersebut.

Adapun alat dan bahan yang digunakandalampraktikuminiantara lain

Piknometer, Neracaanalitik, air, gliserin, etilasetat, dan paraffin cair.

Untukitu, halpertama yang

dilakukanadalahmembersihkanpiknometerdenganmenggunakanalkohol

70%. Menurutpratiwi (2008), Alkoholdengankonsentrasi 70%


dapatberperansebagaidesinfektan dan

mempercepatpembersihanalatdaribendaasingmaupunmikroorganisme.

Hal pertama yang

dilakukanadalahmenimbangpiknometerkosongsebagai data

piknometerkosong. Pada piknometer yang

telahditimbangberatkosongnyaakandimasukanzatcairyang akan di

gunakan. Zatcair yang pertamaadalah air

dimasukankedalampiknometerhinggapenuhsebagai data

piknometerzat.Setelahituditimbangkembalipikometerkosong yang

telahdicuci dan di isizatcairgliserinhinggapenuhkemudianditimbang.

Kemudianditimbangkembalipiknometerkosong dan di

isizatcairetilasetathinggapenuh dan ditimbang, yang

terakhirditimbangpiknometerkosong dan di isizatcair paraffin

cairhinggapenuh dan kemudiandiimbang.

Selanjutnya,

dilakukanperhitunganbobotjenisdengancarapiknometerzatdikurangpiknom

eterkosong dan dibagi volume piknometer yang digunakan. Pada

praktikum kali inididapatkanbobotjenisdari air yaitu 0,999264 g/ml,

bobotjenisgliserinyaitu1,266756 g/ml, bobotjenisetilasetatyaitu 0,893712

g/ml dan bobotjenisdari paraffin cairyaitu0,833576 g/ml.Zat yang

memilikibobotjenislebihkecildari 1,00 lebihringandaripada air.Zat yang

memilikibobotjenislebihbesardari 1,00 lebihberatdaripada

air.Bobotjenisdinyatakandalamdesimaldenganbeberapaangka di
belakangkomasebanyakakurasiyang diperlukan pada penentuannya.

Pada umumnya, dua angka di belakangkomasudahmencukupi.

Bobotjenisdapatdihitung, atauuntuksenyawakhususdapatditemukandalam

UnitedStates Pharmacopeia (USP) ataubukuacuanlain. (Ansel, 2006)


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari praktikum yang

telahdilakukandapatdisimpulkanbahwaBobotjenisdapatdipengaruhi oleh

beberapafaktor salah satunyaadalahtemperatur, dimana pada suhu yang

tinggisenyawaakandiukurberatjenisnyadapatmenguapsehinggadapatmem

pengaruhibobotjenisnya. Sehinggadidapatkanbobotjenisdari air adalah

0,999264 g/ml, bobotjenisgliserinadalah 1,266756 g/ml,

bobotjenisetilasetatadalah 0,893712 g/ml dan bobotjenisdari paraffin

cairadalah 0,833576 g/ml.

B. Saran

Sebaiknyalaboratoriumdapatlebih di perluasuntukmemudahkan dan

mengoptimalkanpraktikum.
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI 1995. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan

RepublikIndonesia : Jakarta.

Depkes RI 1979. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan

RepublikIndonesia : Jakarta.

Martin,A. 1990. FarmasiFisika. Indonesia University Press : Jakarta

Lachman,L., dkk., 1994. Teori dan PraktekFarmasiIndustri II, Edisi III, UI

Press : Jakarta
LAMPIRAN

Gambar 1 Gambar 2
Proses penimbanganpiknometerkosong Proses
pada untuk air penimbanganpiknometerkosong
pada untuketilasetat.

Gambar 3 Gambar 4
Proses Proses
penimbanganpiknometerkosonguntukgli penimbanganpiknometerkosngu
serol ntuk paraffin cair.

Gambar 5 Gambar 6
Proses pencucianpiknometer Proses pengambilan etanol
untuk dimasukkan

didalampiknometer

7 Gambar Gambar 8
Proses pengukuran pafarin cair untuk Hasil penimbangan Aquadest
dimasukkan ke dalam piknometer
Gambar 9 Gambar 10
Hasil penimbangan Etil asesat Hasil penimbangan gliserol

Gambar 11 Gambar 10
Hasil penimbangan parafin cair Proses penungan gliseril ke dalam
piknometer
LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA
PERCOBAAN IV
TEGANGAN ANTAR MUKA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VI/FARMASI 22.B

AMELIA GAYATRI REZZA (202204061)

ESTY SUCIANTI (202204072)

ILHAM (202204080)

NURFADILLAH AULIA (202204094)

RINA SOFIA NINGSIH (202204100)

RINI ARDIANTI (202204102)

ZUNIA (202204112)

PENANGGUNG JAWAB : Apt. TAUFIQ DALMING, S.Farm., M.si

ASISTEN : A.ASMAWATI SAAD, S.Pd., M.Pd

LABORATORIUM FARMASI FISIKA


PROGRAM STUDI DIII FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA
MAKASSAR
2023

BAB I

PENDAHULUAN

A. LandasanTeori

Di dalamzatcairsatumolekuldikelilingi oleh molekul-

molekullainnya yang sejenisdarisegalaarah,

sehinggagayatarikmenariksesamamolekul (gayakohesi) adalahsama.

Pada

permukaanzatcairterjadigayatarikmenarikantaramolekulzatcairdenga

nmolekuludara (gayaadhesi). Gaya

adhesilebihkecilbiladibandingkandengangayakohesisehinggamolekul

di permukaanzatcairdenganmolekuludara (gayaadhesi)

cenderunguntukmasukkedalam.

Tetapihalinitidakterjadikarenaadanyagaya yang

bekerjasejajardenganpermukaan.

Sedangkanteganganantarpermukaanselalulebihkecildariteganganper

mukaankarenagayaadhesiantara dua zatcair yang

tidakbercampurselalulebihbesardarigayaadhesiantarazatcair dan

udara (Lachman dkk, 1994).

Cairanmempunyaisifatmenyerupai gas dalamhalinigerakannya

yang mengikutigerakan brown dan dayaalimnya (fluitasinya).

Selainitualiran juga menunjukkanadanyateganganpermukaan yang


merupakan salah satusifatpentinglainnyadaricairan (Lachman dkk,

1994).

Umumnyacairan yang

mempunyaigayatarikantaramolekulnyabesarsepertiraksa,

makateganganpermukaannya juga besar.

Sebaliknyacairansepertialkoholgayatarikmenarikantaramolekulnyake

cil, makateganganpermukaan juga kecil. Dalamkehidupansehari-

hariteganganpermukaancairanbanyakdimanfaatkandalamhubungand

engankemampuancairantersebutmembasahibenda.

Detergensintesismisalnya di desainuntukmeningkatkankemampuan

air membasahikotoran yang melekat pada pakaian,

yaitudenganmenurunkanteganganpermukaansehinggahasilcucianme

njadibersih. Demikian pula alkohol dan jenisobatantiseptiklainnya,

selaindibuat agar memilikidayabunuhkuman yang baik juga

memilikiteganganpermukaanrendah agar

membasahiseluruhpermukaanluka (Lachman dkk, 1994).

B. TujuanPercobaan

Menentukanteganganantarmukadenganmetodekenaikankapile

r.

C. Prinsippercobaan

Pengukuranteganganpermukaansuatuzatdenganmenggunaka

n pipa kapiler,
dimanadihitungselisihtinggipermukaanzatcairdalambeker glass dan

dalam pipa kapiler.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TeoriUmum

Teganganpermukaandapatdidefenisikansebagaigaya yang

terjadi pada permukaansuatucairan yang

mengahalangiekspansitersebut. Molekul-

molekulzatcaitmendapatgayatarikmolekul-molekul lain

disekitarnyaTetapimolekul-molekul yang

terletakdipermukaanhanyamendapatgayatarikdarimolekul-molekul

yang terletak di bawah dan disekitarnya,

tetapitidakdarimolekuldiatasnya. Dengandemikianmaka pada

permukaanhanyaadagayakebawah yang

menyebabkanadanyakecendrungandarizatcairuntukmemperkecilperm

ukaan. Hal inimenyebabkanterjadinyateganganpermukaan.


Teganganpermukaanmempunyaidimensi per unit panjangpermukaan

(dyne/ cm) atautenaga per unit permukaankwadrat (erg/cm²).

Teganganpermukaansuatuzatcairdapatdiukurdengan cara:

1. Tekanankapiler

2. Tekanangelembungmaksimum

3. Berattetesan

4. Cincin

MetodeKenaikanKapiler

Teganganpermukaandiukurdenganmelihatketinggian air/ cairan

yang naik melaluisuatukapiler.

Metodekenaikankapilerhanyadapatdigunakanuntukmengukurtegangan

permukaantidak bias untukmengukurteganganpermukaantidak bias

untukmengukurteganganantarmuka.

(2 γcos)ɸ
h=
ρϑτ

Keterangan:

h = kenaikan cairan (m)

γ = tegangan permukaan (N/m)

ρ = bobotjeniscairan
Metodetersiometer Du - Nouy

Metodecincin Du-

Nouybisadigunakanuntukmengukurteganganpermukaanataupuntegang

anantarmuka. Prinsipdarialatiniadlaahgaya yang

diperlukanuntukmelepaskansuatucincin platina iridium yang

diperlukasebandingdenganteganganpermukaanatauteganganantarmuk

a dan cincintersebut.

Pada dasarnyateganganpermukaansuatuzatcairdipengaruhi

oleh beberapafaktordiantaranyasuhu dan zatterlarut. Dimana

keberadaanzatterlarutdalamsuatucairanakanmempengaruhibesarnyate

ganganpermukaanterutamamolekulzat yang berada pada

permukaancairanberbentuklapisan monomolecular yang

disebutdenganmolekulsurfaktan. Faktor-faktor yang mempengaruhi:

1. Suhu

Teganganpermukaanmenurundenganmeningkatnyasuhu,

karenameningkatkanenergi kinetic molekul.

2. Zatterlarut (solute)

Keberadaanzatterlarutdalamsuatucairanakanmempengaruhiteganga

npermukaan. Penambahanzatterlarutakanbertambahbesar.

Tetapiapabilazat yang beradadipermukaancairanmembentuklapisan

monomolecular, makaakanmenurunkanteganganpermukaan,

zattersebutbiasadisebutdengansurfaktan.
3. Surfaktan

Surfaktan (surface active agents), zat yang

dapatmengaktifkanpermukaan, karenacenderunguntukterkonsentrasi

pada permukaanatauantarmuka. Surfaktanmempunyaiorientasi yang

jelassehinggacenderung pada rantailurus.

B. UraianBahan

1. Aquadest (Dirjen POM, 1995)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : Aquadest , Air suling

RM : H2O

BM : 18,02 g/mol

Pemerian : Cairanjernih; tidakberbau; tidakada rasa

Kegunaan : Sebagaipelarut

2. Paraffin Cair (Dirjen POM, 1995)

Nama resmi : PARAFFINUM LIQUIDUM

Nama lain : Paraffin cair

Pemerian : Cairankental, transfaran,


tidakmempunyaiwarna, hamper
tidakmempunyai rasa dan bau

Kalarutan : Praktistidaklarutdalam air dan dalametanol


(95%) P, larutdalamkloroform P dan
dalameter P
Kegunaan : Laksativum, lubrikan, basis salep

3. EtilAsetat (Dirjen POM, 1995)

Nama resmi : AETHYLIS ACETICUM

Nama lain : EtilAsetat

RM/BM : CH3 COOC2H5 / 88,105 g/mol

Pemerian : Cairan, tidakberwarna, baukhas

Kegunaan : Sebagaicampuraneleun

4. Gliserin (Dirjen POM, 1995)

Nama resmi : GLYCEROLUM

Nama lain : Gliserin, gliserol

RM/BM : C7H8O3 / 92,09 g/mol

Pemerian : Cairanjernihseperti sirup, tidakberwarna,


rasa manis, berbaukhaslemah (tajam/
tidakenak),
higroskopisnetralterhadaplakmus

Kelarutan : Dapatbercampurdenganetanol,
tidaklarutdalamkloroform, dalameter dan
dalamminyakmenguap

Penyimpanan : Dalamwadahtertutuprapat
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Pipa kapiler

b. Beker glass

c. Kertasgrafik

2. Bahan

a. Air

b. Paraffin

c. Tween 80 konsentrasi 5 %,10% 15%


B. ProsedurKerja

1. Dimasukkan 25 mLcairantersebutkedalambeker glass yang

sudaditempeli millimeter block

2. Dicelupkan pipa kapilerkedalambeker glass

3. Dihitungselisihtinggipermukaanzatcairdalambeker glass dan

dalam pipa kapiler

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

No Nama Kenaikan BeratJenis Tegangan


. Sampel

1. Air 0,019 cm 0,999264 g/mol 1,04423 cm

2. EtilAsetat 0,06 cm 0,893712 g/mol 2,94924 cm

3. Gliserol 0,04 cm 1,266756 g/mol 2,78686 cm

4. Paraffin Cair 0,013 cm 0,833576 g/mol 0,59600 cm

Perhitungan :
r .φ . g . h
1. Air ¿
2

0,11. 0,999264 . 1000 . 0,019


¿
2

2,08846
¿
2

¿ 1,04423 cm

r .φ . g . h
2. Etilasetat¿
2

0,11. 0,893712 .1000 . 0,06


¿
2

5 ,89849
¿
2

¿ 2,94924 cm

r .φ . g . h
3. Gliserol¿
2

0,11. 1,266756 .1000 . 0,04


¿
2

5,57372
=
2

=2,78686 cm

r .φ . g . h
4. Parafin ¿
2

0,11.0,833576 . 1000 . 0,013


¿
2
1, 19201
¿
2

¿ 0,59600 cm

B. Pembahasan

Praktikuminibertujuanuntukmenentukanteganganantarmukad

aribeberapalarutanyaitu, air,etilasetat, gliseroldan paraffin

cairdenganmetodekenaikankapiler. Adapun alat dan bahan yang

digunakandalampraktikuminiantara lain pipa kapiler, beker glass,

kertasgrafiksertauntukbahannyayaitu air, etilasetat, gliserol, dan

paraffin.

Untukitu, halpertama yang

dilakukanyaitukertasgrafikdiguntingkecillalucairan 25 ml

dimasukkankedalam glass bekeryang sudahditempelimilimeter

block.Setelahitudihitungselisihtinggipermukaanzatcairdalambeker

glass dan dalam pipa kapiler.

Menurutpratiwi (2008), Alkoholdengankonsentrasi 70%

dapatberperansebagaidesinfektan dan

mempercepatpembersihanalatdaribendaasingmaupunmikroorganis

me.

Selanjutnya,

dilakukanperhitunganteganganantarmukadengancarametodetegan

ganpermukaandiukurdenganmelihatketinggian air/cairan yang naik

melaluisuatukapiler. Pada praktikum kali


inididapatkankenaikancairandari air yaitu1,04423 cm,

kenaikancairanetilasetatyaitu2,94924 cm,

kenaikancairangliserinyaitu2,78686 cm dan kenaikancairandari

paraffin cairyaitu0, 59600 cm.

Secarateori,

teganganpermukaandengankonsentrasiberbandinglurus,

artinyasemakintinggikonsentrasi, semakintinggi pula

teganganperrmukaannya, sebaliknya, semakinrendahkonsentrasi,

makasemakinrendah pula teganganpermukaannya (Basri, 2019).

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari praktikum yang

telahdilakukandapatdisimpulkanbahwakenaikancairan/kapilerdapat

digunakanuntukmengukurteganganpermukaantidak bias

unntukmengukurteganganpermukaantidak bias

untukmengukurteganganantarmuka.

Sehinggadidapatkankenaikancairandari air adalah1,044243 cm,

kenaikancairandarietilasetatadalah 2, 94924 cm,

kenaikancairandarigliserinadalah 2, 78686 cm dan

kenaikancairandari paraffin adalah 0, 59600 cm.

B. Saran

Sebaiknyalaboratoriumdapatlebih di

perluasuntukmemudahkan dan mengoptimalkanpraktikum.


BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI 1995. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan

RepublikIndonesia : Jakarta.

Depkes RI 1979. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan

RepublikIndonesia : Jakarta.

Martin,A. 1990. FarmasiFisika. Indonesia University Press : Jakarta

Lachman,L., dkk., 1994. Teori dan PraktekFarmasiIndustri II, Edisi III, UI

Press : Jakarta

Oktaviana,R.,dkk.2013.PengukuranTeganganPermukaanCairanDengan

MetodeCincin. JurnalSains danSeniITS, Vol. 2No. 2.

Dalming, T. 2023. PenuntunPraktikumFarmasiFisika. Makassar:

InstitutIlmuKesehatanPelamoniaMakassar.
LAMPIRAN

Gambar 1 Gambar 2

Proses menempelkertasgrafik Proses menempelkertasgrafik

pada beaker gelas pada beaker gelas

Gambar 3 Gambar 4

Proses penuanganaquadest Hasil setelahpenuanganaquadest

dalam beaker gelas kedalam beaker gelas


Gambar 5 Gambar 6

Proses penuanganetanol Hasil setelahpenuanganetanol

kedalam beaker gelas kedalam beaker gelas

Gambar 7 Gambar 8

Proses penuangangliserol Hasil penuangangliserolkedalam

kedalam beaker gelas beaker gelas


Gambar 9 Gambar 10

Proses penuanganparafincair Hasil setelahpenuanganparafin

kedalam beaker gelas cairkedalam beaker gelas

Anda mungkin juga menyukai