Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FARMASI FISIKA

DASAR-DASAR FARMASI FISIKA

Dosen Pengampu : Apt. Muhammad Arif M. Farm

Disusun oleh
Kelompok 1 :

Iqbal Pahdulrahman (230205229)


Nur’idayu (230205234)
Putri Hermaisya Harahap (230205242)
Reyny Puspita Lubis (230205245)
Tita Ester (230205249)
Fauziah Rahma Indah Sari (230205254)
Dela Amelia (230205257)
Helsi Tiara Plani (230205259)
Dhea Meiza Azzahra (230205265)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS MIPA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanallah Ta’ala, karena dengan Ridha
dan Rahmat-Nya serta nikmat yang begitu besar yang diberikan kepada umatnya terutama
nikmat kesehatan, sehingga makalah ini yang berjudul “Dasar-dasar Farmasi Fisika” dapat
terselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Shalawat dan salam tercurahkan kepada Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam, Nabi


yang mengantarkan kita dari zaman kejahiliyahan menuju zaman Islamiyah, Nabi yang dianggap
sebagai Uswatun Hasanah atau suri tauladan yang baik.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah Farmasi Fisika ini kita dapat
mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Pekanbaru, 22 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

BAB 1..............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................1
C. TUJUAN PEMBELAJARAN..............................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................................
A. Pengertian Farmasi Fisika.....................................................................................................2
B. Ruang Lingkup Farmasi Fisika.............................................................................................2
C. Hubungan Ilmu Farmasi dengan Ilmu Fisika.......................................................................3
D. Peranan Ilmu Farmasi Fisika dalam Bidang Kefarmasian...................................................4
E. Pengertian Serbuk, Kristal, dan Amorf.................................................................................4
BAB III...........................................................................................................................................7
PENUTUP........................................................................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................8

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Farmasi Fisika merupakan suatu ilmu yang menggabungkan antara ilmu Fisika dengan
ilmu Farmasi. Ilmu Fisika mempelajari tentang sifat-sifat fisika suatu zat baik berupa sifat
molekul maupun tentang sifat turunan suatu zat. Sedangkan ilmu Farmasi adalah ilmu tentang
obat-obatan yang mempelajari cara membuat, memformulasi senyawa obat menjadi sebuah
sediaan jadi yang dapat beredar di pasaran. Gabungan dari kedua ilmu tersebut akan
menghasilkan suatu sediaan farmasi yang berstandar baik, berefek optimal, dan mempunyai
kestabilan yang baik.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian Farmasi Fisika?


2. Apa saja Ruang Lingkup Farmasi Fisika?
3. Jelaskan hubungan ilmu Farmasi dengan ilmu Fisika!
4. Jelaskan peranan ilmu Farmasi Fisika dalam bidang Kefarmasian!
5. Apakah pengertian Serbuk, Kristal, dan Amorf?

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Untuk memahami apa pengertian dari Farmasi Fisika


2. Untuk mengetahui apa saja Ruang Lingkup Farmasi Fisika
3. Untuk mengetahui apa hubungan ilmu Farmasi dengan ilmu Fisika
4. Untuk mengetahui apa peranan ilmu Farmasi Fisika dalam bidang Kefarmasian
5. Untuk mengetahui apa pengertian dari Serbuk, Kristal, dan Amorf

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Farmasi Fisika

Farmasi merupakan salah satu bidang ilmu yang tidak dapat dipisahkan dari dunia
pengobatan karena Farmasi adalah inti dari pengobatan itu sendiri. Farmasi menyediakan zat
aktif yang berefek pengobatan pada suatu penyakit yang dikenal sebagai obat. Di sinilah
Farmasi menghasilkan obat yang disesuaikan dengan jenis penyakit, kebutuhan, dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Farmasi bukan merupakan ilmu pasti, akan tetapi berupa ilmu terapan ketika ilmu ini
adalah gabungan antara ilmu pasti dan seni. Farmasi membutuhkan ilmu lain seperti ilmu
fisika, ilmu biologi, ilmu kedokteran, ilmu manajemen, ilmu kimia, ilmu teknologi, ilmu
seni, dan lain-lain. Salah satu ilmu yang juga penting dipelajari oleh bidang Farmasi yaitu
ilmu fisika, sehingga dapat digabungkan menjadi suatu ilmu yang disebut Farmasi Fisika.

Farmasi adalah suatu ilmu yang mempelajari cara mencampur bahan dengan bahan lain
dan atau dengan pelarut, meracik, memformulasi suatu sediaan farmasi (baik berupa sediaan
padat, sediaan cair, sediaan semi padat maupun sediaan steril), melakukan pengujian pada
bahan dasar obat dan pengujian akhir sediaan secara in vitro dan in vivo, mengidentifikasi,
menganalisis, serta menstandarkan obat dan pengobatan juga sifat-sifat obat beserta
pendistribusian dan penggunaannya secara aman.

Farmasi dalam bahasa Yunani (Greek) disebut farmakon yang berarti medika atau obat.
Sedangkan Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat fisika dari suatu zat. Jadi,
Farmasi Fisika adalah kajian atau cabang ilmu hubungan antara fisika (sifat-sifat fisika)
dengan kefarmasian (sediaan Farmasi, farmakokinetik, serta farmakodinamika nya) yang
mempelajari tentang analisis kualitatif serta kuantitatif senyawa organic dan anorganik yang
berhubungan dengan sifat fisik nya serta menganalisis pembuatan dan pengujian hasil akhir
dari sediaan obat.

Dengan adanya perkembangan teknologi, Farmasi Fisika juga dituntut berkembang,


bukan hanya mempelajari teknologi farmasetis, tetapi juga mempelajari bagaimana system
penghantaran bekerja dan memberi respons terhadap pasien. Misalnya, teknologi
penghantaran obat molekuler, skala, dan mikroskopik.

B. Ruang Lingkup Farmasi Fisika

1. Farmasi Fisika mempelajari sifat-sifat zat aktif dan excipient (bahan pembantu) agar
dapat dikombinasikan sehingga menjadi suatu sediaan farmasi, yang aman, berkhasiat,
dan berkualitas.

2
Misalnya, dalam hal melarutkan zat aktif, jika senyawa obat tidak memiliki sifat
kelarutan yang baik, maka Farmasi Fisika mempelajari bagaimana senyawa tersebut
dibantu kelarutannya, misalnya seperti :

 Penambahan zat penambah kelarutan (disebut kosolven) seperti surfaktan


berupa tween dan span, alkohol, gliserin, dan lain-lain.
 Pemilihan zat dalam bentuk turunannya berupa garam misalnya zat dalam
bentuk basenya seperti piridoksin yang sifatnya tidak larut dalam air. Untuk
membantu kelarutannya dalam air maka dipilih bentuk garam yaitu piridoksin
HCl yang sifatnya mudah larut dalam air.
 Kelarutan dibantu dengan adanya reaksi kompleksometri misalnya zat iodium
(I₂) tidak dapat larut air, namun dengan penambahan kalium iodida (KI),
maka akan terjadi reaksi kompleks sehingga iodium dapat larut dalam air.
 Selain itu, senyawa tersebut dapat diformulasi dalam bentuk sediaan yang
diperuntukkan bagi zat-zat yang tidak dapat larut yaitu berupa sediaan
suspensi.

2. Farmasi Fisika mempelajari cara pengujian sifat molekul zat obat agar memastikan
tingkat kemurnian senyawa tersebut, sehingga senyawa yang akan diformulasi benar-
benar dipastikan asli dan murni serta memenuhi standard dan syarat. Pengujian tersebut
meliputi pengukuran indeks bias menggunakan refraktometer, rotasi optic dengan
menggunakan polarimeter, massa jenis dengan menggunakan piknometer, viskositas
cairan dengan menggunakan viskometer, dan lain-lain.

3. Farmasi Fisika mempelajari kestabilan fisis meliputi kinetika kimia sediaan farmasi yang
akan beredar di pasaran. Hal ini memastikan agar sediaan tersebut dapat bertahan lama
dalam jangka waktu tertentu, tanpa mengubah keefektifan efek zat tersebut

C. Hubungan Ilmu Farmasi dengan Ilmu Fisika

Ilmu Farmasi erat hubungannya dengan ilmu Fisika, yaitu senyawa obat memiliki sifat
fisika yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, dan sifat-sifat fisika ini akan
sangat mempengaruhi cara pembuatan dan cara formulasi sediaan obat, yang pada akhirnya
akan mempengaruhi efek pengobatan dari obat serta kestabilan dari sebuah sediaan obat.

Sifat-sifat fisika dari suatu senyawa obat mencakup massa jenis, momen dipol, konstanta
dielektrium, indeks bias, rotasi optic, kelarutan, titik lebur, titik didih, pH, dan lain-lain.
Sifat-sifat ini lah yang merupakan dasar dalam formulasi sediaan farmasi.

3
Sifat-sifat fisika ini akan menetukan kemurnian dari suatu zat yang akan dijadikan obat.
Jadi, dengan mengukur sifat-sifat fisika di atas maka murni atau palsu nya suatu zat dapat
diketahui. Selain itu, berdasarkan sifat-sifat fisika di atas, akan mengiring seorang Farmasis
dalam memformulasikan suatu zat, baik yang dapat maupun tidak dapat menjadi sebuah
sediaan, yang akhirnya akan menghasilkan suatu sediaan farmasi yang bermutu dan berefek.

D. Peranan Ilmu Farmasi Fisika dalam Bidang Kefarmasian

Ilmu Farmasi Fisika mengintegrasikan pengetahuan dasar farmasi dan membantu seorang
Farmasis untuk memudahkan memprediksi hubungan antara kelarutan, kecepatan disolusi,
stabilitas, ketercampuran bahan dengan mutu suatu produk obat.

Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa ilmu Farmasi
Fisika sangat penting adanya dalam dunia kefarmasian, dimana Farmasi Fisika mempelajari
sifat fisika dari berbagai zat yang digunakan untuk membuat sediaan obat, ketika sudah
menjadi sediaan obat, dan juga meliputi evaluasi akhir dari sediaan obat tersebut sehingga
mampu membuat obat yang sesuai standar, aman, dan stabil hingga sampai ke tangan pasien.

E. Pengertian Serbuk, Kristal, dan Amorf

Serbuk

Salah satu jenis sediaan farmasi yang sering diresepkan untuk anak dan bayi adalah
pulvis atau serbuk. Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan
untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Serbuk oral dapat diberikan dalam bentuk
terbagi (pulveres) atau tidak terbagi (pulvis) (Syamsuni, 2007:39).

Serbuk bagi atau yang lazim disebut puyer adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang
lebih kurang sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok.
Kelebihan dari bentuk serbuk yaitu serbuk mempunyai luas permukaan yang lebih luas sehingga
lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada sediaan yang dipadatkan. Serbuk juga lebih
mudah digunakan untuk anak-anak atau orang tua yang sukar menelan tablet atau kapsul.

Sediaan serbuk terbagi yang baik harus memenuhi syarat yaitu homogen, kering, serta
mempunyai derajat kehalusan tertentu. Selain itu obat-obat bentuk sediaan serbuk terbagi juga
harus memenuhi persyaratan meliputi keseragaman bobot dan keseragaman kandungan atau
dosis (Syamsuni, 2007: 40-41).

Dari segi keamanan dosis banyak pihak yang meragukan apakah dosis yang diberikan
dalam sediaan puyer sesuai atau tidak. Hal ini dilihat karena sebagian besar pembagian dosis
yang dibuat dalam bungkus-bungkus kecil dari puyer hanya dibagi berdasarkan visual saja tanpa
ditimbang.

4
Kristal

Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas secara
teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara umum, zat cair membentuk
kristal ketika mengalami proses pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal
tunggal, yang semua atom-atom dalam padatannya “terpasang” pada kisi atau struktur kristal
yang sama, tapi, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga
menghasilkan padatan polikristalin atau polimorf.

Polimorf terutama polimorf yang metastabil sering menunjukkan kelarutan yang lebih
baik daripada bentuk polimorfik stabil. Namun, keuntungan kelarutan bentuk metastabil biasanya
tidak dapat dipastikan dibandingkan dengan bentuk amorf seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya. Polimorf diketahui menimbulkan perbedaan yang signifikan dalam sifat fisikokimia
senyawa, misalnya, titik leleh, kepadatan, morfologi, kelarutan dan warna. Hal ini pada dapat
berdampak pada stabilitas (fisik dan kimia), bioavailabilitas dan kestabilan selama manufaktur
maupun setelah distribusi.

Dalam kasus lain, sebuah polimorf tidak diinginkan bahkan bisa menjadi racun. Selain
polimorf, bentuk kristal lain seperti garam dan ko-kristal telah menarik minat dari akademisi
farmasi karena bentuk potensinya untuk mengatasi kelarutan air yang buruk tanpa berdampak
pada stabilitasnya.

Kristalisasi

Kristal memiliki struktur tiga dimensi yang bergantung pada gaya molekularnya.
Kristalisasi itu sendiri dibagi menjadi dua proses, yaitu nukleasi dan pertumbuhan kristal. Nuklei
stabil hanya pada saat mencapai ukuran kritis dan ukuran tersebut sangat bergantung pada
supersaturasi dan temperatur. Setiap fasa padat memiliki perbedaan solubilitas, semakin banyak
fasa yang stabil secara termodinamika bergantung pada level supersaturasi dari pelarut. Menurut
Ostwald’s rule of stages, kristal yang utama adalah yang memiliki batasan energi paling kecil
(energi paling besar, metastabil).

Banyak penelitian mengenai BAF yang ikut serta membahas berbagai bentuk solid yang
mempengaruhi produksi kristal. Bentuk-bentuk tersebut termasuk polimorf, garam, dan ko-
kristal. Karakterisasi kristal merupakan hal yang penting untuk dilakukan dalam tahapan
produksi bahan farmasi. Ada banyak metode karakterisasi yang diketahui berguna untuk
mengetahui dan mengontrol tahapan kristalisasi dan metode-metode ini sangat bergantung pada
sifat kunci dari bahan yang akan diinvestigasi.

Amorf

5
Zat padat yang tidak mempunyai struktur Kristal dikenal dengan zat amorphous atau zat
amorf. Partikel-partikel dari zat amorf tersebut tidak mempunyai bentuk tertentu dan permanen.
Bentuk amorf yang merupakan yang akan lebih cepat pada saat proses absorbsi berlangsung.
Kelarutan yang lebih tinggi dari padatan amorf dikarenakan energi dan mobilitas molekul yang
lebih tinggi dibandingkan dengan kristal.

Namun, energi tinggi dan mobilitas molekul juga membuat padatan amorf tidak stabil
secara fisik. Selama operasi dan / atau penyimpanan, bahan bentuk amorf cenderung untuk
kembali ke dalam bentuk kristal metastabil.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Farmasi Fisika merupakan kajian atau cabang ilmu yang menjelaskan tentang hubungan
antara Fisika (sifat-sifat Fisika) dengan kefarmasian (sediaan Farmasi, farmakokinetik, dan
sebagainya) yang mempelajari tentang analisis kualitatif serta kuantitatif senyawa organik dan
anorganik yang berhubungan dengan sifat fisika nya serta menganalisis pembuatan dan hasil
akhir dari sediaan obat.

Ilmu Farmasi sangat erat hubungannya dengan ilmu Fisika, yaitu dimana senyawa obat
memiliki sifat fisika yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, dan sifat-sifat fisika ini
akan sangat mempengaruhi cara pembuatan dan cara formulasi sediaan obat, yang pada akhirnya
akan mempengaruhi efek pengobatan dari obat serta kestabilan dari sebuah sediaan obat.

7
DAFTAR PUSTAKA

Aspadiah, V., dkk. 2023. Farmasi Fisik Dasar. Purbalingga : Penerbit Eureka Media Aksara.

Fitriana, M., dkk. 2022. Fisika Farmasi Sains dan Terapan. Bandung : Penerbit Kaizen Media
Publishing.

Hardani. 2022. Buku Ajar Farmasi Fisika. Yogyakarta : Penerbit Samudera Biru.

Rahayu, P., Yulyuswarni, dan Mulatasih, ER. 2020. Pelatihan Peracikan yang Bertanggung
Jawab bagi Tenaga Teknis Kefarmasian dan Juru Racik di Apotek Kota Bandar Lampung. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol. 4 (3) : 181.

Saristiana, Y., dkk. 2023. Uji Keseragaman Bobot Resep Racikan terhadap Kualitas Serbuk Bagi
(Pulveres) Paracetamol pada Pasien Anak di Apotek Khodijah Kabupaten Jombang Tahun 2022.
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia. Vol. 4 (2) : 82.

Anda mungkin juga menyukai