Anda di halaman 1dari 12

PAPER FARMAKOLOGI VETERINER I

FARMAKOKINETIKA DAN FARMAKODINAMIKA

Dosen Pengampu:

Dr. drh. I Wayan Sudira, MSi

Penyusun:

Clarieshandra Saskianing Setyoastuti

2209511068

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN DOKTER HEWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

JIMBARAN

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa ta'ala yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas paper mata kuliah Farmakologi
Veteriner I yang berjudul “Farmakokinetika dan Farmakodinamika” ini dapat selesai tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari paper ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi
Veteriner I. Selain itu, paper ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai
farmakokinetika dan farmakodinamika.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen-dosen pengampu mata kuliah


Farmakologi Veteriner I Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang ditekuni.

Penulis menyadari bahwa penyusunan paper ini masih belum sempurna. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk paper ini. Akhir
kata, semoga segala informasi yang terdapat di dalam paper ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jimbaran, 10 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ...................................................................................................................... 1
1.3 Manfaat .................................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................................... 3
2.1 Farmakokinetika ...................................................................................................... 3
3.1 Farmakodinamika .................................................................................................... 5
BAB III...................................................................................................................................... 8
PENUTUP ............................................................................................................................. 8
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 8
3.2 Daftar Pustaka.......................................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Farmakologi (pharmacology) berasal dari bahasa Yunani, yakni pharmacon (obat)
serta logos (ilmu). Farmokologi didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari
interaksi obat dengan tubuh untuk dapat menghasilkan efek terapi (therapeutic).
Farmakologi merupakan sebuah istilah yang merujuk kepada suatu bidang ilmu tentang
pengaruh senyawa terhadap sel idup dengan melalui proses kimiawi. Adapun senyawa
yang ditujukan di sini yakni obat.

Obat ialah setiap zat kimia yang mampu memengaruhi proses hidup, zat kimia
tersebut dibahas dalam farmakologi. Seiring berjalannya waktu, farmakologi memiliki
ruang lingkup dan cabang ilmu sangat luas dan semakin spesifik. Salah satu cabang dari
farmakologi yakni farmakokinetik dan farmakodinamik. Farmakodinamika dan
farmakokinetika membahas mengenai fase kerja obat dalam tubuh.

Farmakokinetika adalah proses pergerakan obat untuk mencapai kerja obat. Empat
proses yang termasuk di dalamnya adalah: absorpsi, distribusi, metabolisme (atau
biotransformasi), dan ekskresi (atau eliminasi). Farmakodinamik mempelajari efek obat
terhadap fisiologi dan biokimia selular dan mekanisme kerja obat. Respons obat dapat
menyebabkan efek fisiologis primer atau sekunder atau kedua-duanya. Efek primer adalah
efek yang diinginkan, dan efek sekunder mungkin diinginkan atau tidak diinginkan.

1.2 Tujuan
1.2.1 Mengetahui farmakokinetika dan farmakodinamika dari berbagai pandangan
penelitian.
1.2.2 Memahami pentingnya farmakokinetika dan farmakodinamika dalam kedokteran
hewan.

1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
Paper ini ditujukan sebagai bentuk pengembangan ilmu pengetahuan mengenai
farmakokinetika dan farmakodinamika dalam dunia veteriner khususnya kepada
mahasiswa kedokteran hewan.
1.3.2 Manfaat Praktis

1
Paper ini ditujukan sebagai media untuk membantu pengetahuan mahasiswa
mengenai farmakodinamika dan farmakokinetika pada dunia kedokteran hewan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sebagai acuan penyusunan paper ini, beberapa sumber berupa modul dan jurnal ilmiah
digunakan untuk menambah referensi dan pengetahuan. Hal ini untuk menimbang bahwa
farmakokinetika dan farmakodinamika terus berkembang seiring berjaannya waktu. Pada bab
ini akan dibagi menjadi dua sub bab. Bagian pertama akan membahas mengenai jurnal
penelitian terkait farmakokinetika, selanjutnya bab kedua akan membahas mengenai jurnal-
jurnal ilmiah yang berhubungan dengan farmakodinamika atau efek obat dalam tubuh. Bagian-
bagian tersebut dipaparkan sebagai batasan agar mudah dalam memahami antara
farmakokinetika dan farmakodinamika.

2.1 Farmakokinetika
Interaksi farmakokinetik merupakan interaksi obat yang mempengaruhi proses
penyerapan, distribusi (atau pengikatan protein), metabolisme, atau ekskresi. Memahami
interaksi farmakokinetik dapat digunakan untuk mencegah interaksi yang berpotensi serius
(Ating et al., 2022). Empat proses yang dimaksud dalam farmakokinetika yakni:

a. Proses Absorbsi
Absorbsi adalah pergerakan partakel-partikel obat dari saluran
gastrointestinal ke dalam cairan tubuh melalui absorbsi pasif, absorbs aktif,
atau pinositosis. Obat-obat yang mempunyai dasar protein, seperti insulin dan
hormone pertumbuhan, dirusak di dalam usus halus oleh enzim-enzim
pencernaan. Absorbsi pasif umumnya terjadi melalui difusi (pergerakan dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah). Dengan proses difusi, obat ridak
memerlukan energi untuk menembus membran. Absorbsi aktif membutuhkan
karier (pembawa) untuk bergerak melawan perbedaan konsentrasi. Sebuah
enzim atau protein dapat membawa obat-obat menembus membran. Pinositosis
berarti membawa obat menembus membran dengan proses menelan.
b. Proses distribusi
Distribusi adalah proses di mana obat menjadi berada dalam cairan
tubuh dan jaringan tubuh. Distribusi obat dipengaruhi oleh aliran darah, afinitas
(kekuatan penggabungan) terhadap jaringan, dan efek pengikatan dengan
protein. Ketika obat didistibusikan dalam plasma, kebanyakan berikatan

3
dengan protein (terutama albumin) dalam derajat (persentase) yang berbeda-
beda. Hanya obat-obat yang bebas atau yang tidak berkaitan dengan protein
yang bersifat aktif dan dapat menimbulkan respon farmakologik. Dengan
menurunnya kadar obat bebas dalam jaringan, maka lebih banyak obat yang
berada dalam ikatan dibebaskan dari ikatannya dengan protein untuk menjaga
kesimbangan dari obat yang dalam bentuk bebas. Jika ada dua obat yang
diberikan tinggi dengan protein diberikan bersamaan maka terjadi persaingan
untuk mendapatkan tempat pengikatan dengan protein, sehingga lebih banyak
obat bebas yang dilepaskan ke dalam sirkulasi.
c. Proses Metabolisme (biotransformasi)
Hati merupakan tempat utama untuk metabolisme. Kebanyakan obat di-
inaktifkan oleh enzim-enzim hati dan kemudian diubah atau ditransformasikan
oleh enzim-enzim hati menjadi metabolit inaktif atau zat yang larut dalam air
untuk diekskresikan. Ada beberapa obat ditransformasikan menjadi metabolit
aktif, sehingga menyebabkan peningkatan respon farmakologik. Penyakit-
penyakit hati, seperti risoris dan hepatitis, mempengaruhi metabolisme obat.
Waktu paruh, dilambangkan dengan t1/2, dari suatu obat adalah waktu
yang dibutuhkan oleh separuh konsentrasi obat untuk dieliminasi. Metabolisme
dan eliminasi mempemgaruhi waktu paruh obat, contohnya pada kelainan
fungsi hati atau ginjal, waktu paruh obat menjadi lebih Panjang dan lebih
sedikit obat dimetabolisme dan dieliminasi. Jika suatu obat diberikan terus
menerus, maka dapat terjadi penumpukan obat.
d. Ekresi
Rute utama dari eliminasi obat adalah melalui ginjal, rute-rute lain
meliputi empedu, fases, paru-paru, saliva, keringat, dan air susu ibu. Obat
bebas, yang tidak berikatan, yang larut dalam air, dan obat-obat yang tidak
diubah, difiltrasi oleh ginjal. Obat-obat yang berikatan dengan protein, maka
obat menjadi benas dan akhirnya akan diekskresikan melalui urin.

Hubungan yang menggambarkan antara konsentrasi obat di tempat kerjanya,


biasanya reseptor, dan efek obat yang sesuai disebut interaksi farmakodinamik (van den
Berg et al., 2018). Interaksi negatif atau merugikan cenderung mendapat perhatian lebih
karena pertimbangan keamanan, sedangkan efek aditif/sinergis menghasilkan peningkatan
efek farmakologis yang diinginkan (Gupta et al., 2018).

4
Jika dosis pemeliharaan tidak dapat mempertahankan dosis muatan yang dicapai,
maka ketika keadaan stabil pada dosis pemeliharaan tercapai, konsentrasi obat dalam
plasma dapat meningkat sehingga menyebabkan toksikosis atau menurun hingga
konsentrasi subterapeutik.

Obat dengan waktu paruh yang sangat singkat sering diberikan melalui infus
dengan kecepatan konstan pada hewan dalam kondisi kritis. Dalam kasus seperti ini,
intervalnya sangat pendek dibandingkan dengan waktu paruhnya, dan obat terakumulasi
sampai keadaan stabil tercapai (Marry., 2023).

Farmakokinetik menentukan konsentrasi obat dalam plasma dan konsentrasi obat


pada tempat kerjanya (ML. Rizk., 2018). Tempat kerja obat yang dimaksud yakni dalam
tubuh yakni; saluran lambung usus, sistem peredaran darah, ruang ektra sel, ruang intrasel,
dan ruang cerebrospinal. Obat hanya dapat bekerja jika dosis dan sasarannya tepat. Oleh
karena itu penting untuk mempelajari kinetika dan dinamika obat dalam farmakologi.

3.1 Farmakodinamika
Farmakodinamika adalah studi tentang efek fisiologis dan biokimia yang dimiliki
obat pada tubuh. Besarnya efek farmakologis obat bergantung pada jumlah dan afinitas
reseptor di tempat kerja, transduksi sinyal, dan regulasi homeostasis (Ating et al., 2022).
Tujuan memelajari mekanisme kerja obat adalah untuk meneliti efek utama obat,
mengetahui interaksi obat dengan sel dan mengetahui urutan peristiwa serta spektrum efek
dan respons yang terjadi dalam tubuh. Kebanyakan obat menimbulkan efek melalui
interaksi dengan reseptornya pada sel organisme. Interaksi obat dengan reseptornya ini
mencetuskan perubahan biokimiawi dan fisiologi yang merupakan respons khas untuk
obat tersebut.

Mula kerja dimulai pada waktu obat memasuki plasma dan berakhir sampai
mencapai konsentrasi efektif minimum (MEC = minimum effective concentration).
Apabila kadar obat dalam plasma atau serum menurun di bawah ambang atau MEC, maka
ini berarti dosis obat yang memadai tidak tercapai. Namun demikian, kadar obat yang
terlalu tinggi dapat menyebabkan toksisitas).

Obat yang berikatan dengan reseptor dan menimbulkan efek farmakologis disebut
agonis. Kalau ada obat yang tidak sepenuhnya mengikat reseptor dinamakan dengan

5
agonis parsial, karena yang diikat hanya sebagian (parsial). Zat antagonis adalah senyawa
kimia yang menduduki reseptor sehingga tidak dapat berinteraksi dengan obat dan tidak
menimbulkan efek farmakologis. Pemberian bersama obat antagonis dan agonis akan
berpotensi menghalangi efek agonis.

Interaksi farmakodinamik dapat terjadi ketika konstituen dari produk herbal


memiliki aktivitas, baik sinergis ataupun antagonis dalam kaitannya dengan obat
konvensional (Yunike, et al., 2022). Dapat disimpulkan bahwa interaksi obat berarti saling
pengaruh antar obat sehingga terjadi perubahan efek. Beberapa obat sering diberikan
secara bersamaan pada penulisan resep, maka harus diperhatikan mungkin terdapat obat
yang kerjanya berlawanan. Obat pertama dapat memperkuat atau memperlemah,
memperpanjang atau memperpendek kerja obat kedua.

a. Interaksi obat vs reseptor


Interaksi obat dengan reseptor terjadi ketika obat berinteraksi dengan
bagian dari sel, ribosom, atau tempat lain yang sering disebut sebagai reseptor.
7 Reseptor bisa berupa protein, asam nukleat, enzim, karbohidrat, atau lemak.
Semakin banyak reseptor yang diduduki atau bereaksi, maka efek dari obat
tersebut akan meningkat.
b. Interaksi obat vs enzim
Interaksi obat dengan enzim dapat terjadi jika obat atau zat kimia
berinteraksi dengan enzim pada tubuh. Obat ini bekerja dengan cara mengikat
(membatasi produksi) atau memperbanyak produksi dari enzim itu sendiri.
c. Interaksi Obat-Makanan
Kalsium atau makanan yang mengandung kalsium, seperti susu dan
produk susu lainnya dapat mengurangi penyerapan antibiotika tetrasiklin.
Makanan yang kaya vitamin K, harus dibatasi konsumsinya jika sedang
mendapatkan terapi antikoagulan (misalnya warfarin), untuk mengencerkan
darah. Sayuran itu mengurangi efektivitas pengobatan dan meningkatkan risiko
trombosis atau pembekuan darah.
d. Interaksi Obat-Obat
Interaksi Pada Proses Absorpsi, disebabkan karena: Interaksi langsung,
yaitu terjadi reaksi atau pembentukan senyawa kompleksantar senyawa obat
yang mengakibatkan salah satu atau semuanya dari macam obat mengalami
penurunan kecepatan absorpsi. Perubahan pH. Interaksi dapat terjadi akibat

6
perubahan harga pH oleh obat pertama, sehingga menaikkan atau menurukan
absorpsi obat kedua. Motilitas saluran cerna. Pemberian obat-obat yang dapat
mempengaruhi motilitas saluran cerna dapat mempengaruhi absorpsi obat lain
yang diminum bersamaan.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Interaksi farmakokinetik merupakan interaksi obat yang mempengaruhi proses
penyerapan, distribusi (atau pengikatan protein), metabolisme, atau ekskresi. Sedangkan
farmakodinamika adalah studi tentang efek fisiologis dan biokimia yang dimiliki obat pada
tubuh. Interaksi obat dengan obat yang lain dapat terjadi karena proses farmakokinetika,
yaitu pengiriman obat ke tempat kerjanya diubah oleh obat kedua atau karena proses
farmakodinamika, yaitu ketika dua obat bekerja pada target yang sama atau saling terkait
sehingga menghasilkan aktivitas sinergis atau antagonis. Pemahaman tentang
farmakokinetika dan farmakodinamika merupakan landasan dalam mempelajari ilmu
farmasi (farmakologi).

3.2 Daftar Pustaka


Maulida, R., et al. (2021). Review Artikel: Kajian Interaksi Obat Pada Pasien Geriatri
Dengan Peresepan Polifarmasi. Farmaka, 19(1):95-103.

Cicih, A., dkk. (2022). Review: Interaksi farmakokinetik dan farmakodinamik metformin-
herbal. Jurnal Ilmiah Farmasi (Scientific Journal of Pharmacy), 18(1):13-25.

Putri, Y. K., dkk. (2022). Review: Perbandingan Berbagai Interaksi Obat Dengan Herbal.
Farmaka, 14(1):203-213.

Marry A. Robinson., (2023). Farmakokinetik.


https://www.merckvetmanual.com/pharmacology/pharmacology-
introduction/pharmacokinetics

Rizk, M. L, et al. 2018. Importance of Drug Pharmacokinetics at the Site of Action.


National Library of Medicine, 10(3):133-142.

van den Berg., et al. (2018). Pharmacokinetic and pharmacodynamic interactions in


anaesthesia. A review of current knowledge and how it can be used to optimize
anaesthetic drug administration. Br J Anaesth, 118(1):44-57.

Gupta, R. C., Chang, D., Nammi, S., Bensoussan, A., Bilinski, K., & Roufogalis, B. D.
(2018). Interactions between antidiabetic drugs and herbs: an overview of
mechanisms of action and clinical implications. Diabetology & metabolic
syndrome, 9:59-59.

8
9

Anda mungkin juga menyukai