Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

 
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga dalam pembuatan makalah ini dapat terselesaikan sebagaiman mestinya. Salam dan
shalawat semoga tetap tercurah kepada rasulullah Muhammad SAW, kepada sahabat-
sahabatnya, dan kepada umatnya hingga akhir zaman.
  Makalah ini kami buat dengan sesederhana mungkin dan jika ada kesalahan dalam
penulisan makalah ini, kami berharap dan memohon saran serta kritikan dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini ke depannya. Semoga makalah kami dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Ponorogo,21 Maret 2020

Nelsy Eka Pangastuti


BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dalam arti luas, farmakologi ialah ilmu mengenai pengaruh senyawa terhadap sel
hidup, lewat proses kimia khususnya lewat reseptor. Senyawa ini biasanya disebut obat dan
lebih menekankan pengetahuan yang mendasari manfaat dan risiko penggunaan obat.
Farmakologi mempunyai keterkaitan khusus dengan farmasi, yaitu ilmu mengenai cara
membuat, memformulasi, menyimpan, dan menyediakan obat. Farmakologi terutama
terfokus pada dua sub, yaitu farmakokinetik dan farmakodinamik.
Tanpa pengetahuan farmakologi yang baik, seorang farmasis dapat menjadi suatu
masalah untuk bagi pasien karena tidak ada obat yang aman secara murni. Hanya dengan
penggunaan yang cermat, obat akan bermanfaat tanpa efek samping tidak diinginkan yang
tidak mengganggu.
Menurut suatu survey di Amerika Serikat, sekitar 5% pasien masuk rumah sakit
akibat obat. Rasio fatalitas kasus akibat obat di rumah sakit bervariasi antara 2-12%. Efek
samping obat meningkat sejalan dengan jumlah obat yang diminum. Melihat fakta tersebut,
pentingnya pengetahuan farmakologi bagi seorang farmasis.Dalam makalah ini akan dibahas
secara umum mengenai farmakologi (farmakokinetik dan farmakodinamik) serta hal-hal lain
yang berkaitan dengan materi ini.

B.Rumusan Masalah

1. Apa itu farmakokinetik?

2.Faktor-faktor apa saja yang yang mempengaruhi tiap proses di dalam farmakokinetik?

3.Bagaimana analisis terkait dengan proses farmakokinetik obat jika terdapat senyawa kimia
yang bersifat inductor atau inhibitor ?
4.Jelaskan bagaimana obat bisa berkhasiat sebagai obat dan kapan obat bisa dikatakan
sebagai racun?

C.Tujuan Makalah

Setelah terselesaikannya makalah ini, semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi
pembaca terlebih pada masalah farmakologi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Farmakokinetik

Farmakokinetika adalah cabang ilmu dari farmakologi yang mempelajari tentang perjalanan
obat mulai sejak diminum hingga keluar melalui organ ekskresi di tubuh manusia. Umumnya
sejumlah fase yang dilalui ketika obat masuk ke dalam tubuh dan memulai kontak dengan
organ tubuh terbagi menjadi: Proses aliran tersebut di mulai dari penyerapan (absorpsi), lalu
tersebar melalui ke seluruh jaringan tubuh melalui darah (distribusi), selanjutnya dimetabolisi
dalam organ-organ tertentu terutama hati (biotransformasi), lalu sisa atau hasil metabolisme
ini dikeluarkan dari tubuh dengan ekskresi (eliminiasi) dan selanjutnya disingkat menjadi
ADME. Selain itu, farmakokinetika juga mempelajari berbagai fakor yang mempengaruhi
efektivitas obat.

Sebenarnya terdapat fase liberasi yaitu peleburan zat aktif obat ketika memasuki tubuh, tetapi
beberapa sumber menyebutkan proses liberasi tergabung dalam absorpsi.Lain lagi
menyebutkan bahwa fase distribusi, metabolisasi, dan ekskresi digabung menjadi satu nama
fase: disposisi.Selain itu, terdapat pendapat bahwa ada fase lainnya yang memasukan aspek
toksikologis yang dikenal dengan ADME-Tox atau ADMET.

Fase penyaluran zat aktif obat-obatan ini merupakan subjek dari interaksi psiko-kimia antara
obat dan organ tubuh, yang dapat diekspresikan secara matematis.Dengan demikian, studi
farmakokinetika menggunakan perhitungan matematika untuk memprediksi kelakuan obat
dalam proses penyerapan dalam tubuh.

Pusat pendidikan dan pelatihan di bidang farmakokinetika dalam level global hingga saat ini
dipegang oleh universitas Buffalo, Florida, Gothenburg, Leiden, Tokyo, Uppsala, San
Francisco, Otago, Sheffield, Washington, dan Manchester.

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses di Dalam Farmakokinetik

1. Absorpsi
yaitu suatu proses dimana suatu obat masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Di
dalam studi farmakokinetika klinik yang menilai mengenai absorpsi, informasi
mengenai kadar suatu obat dalam darah menjadi penting, karena hal itu akan
berkaitan dengan cara pemberian obat. Kadar obat di dalam darah tentu akan
berbeda jika obat diberikan secara oral dibandingkan dengan pemberian obat secara
intravena. Untuk menilai keefektifan obat memasuki sirkulasi sistemik, tentu saja
terdapat beberapa parameter yang harus dinilai meliputi bioavailabilitas yaitu fraksi
obat dalam bentuk yang tidak berubah yang mencapai sirkulasi sistemik setelah
pemberian melalui jalur apa saja, laju absorpsi dan banyaknya absorpsi. Untuk dosis
obat intravena, bioavailabilitas diasumsikan sama dengan satu. Pada perbandingan
cara pemberian oral dan intravena, perhitungan bioavailabilitas dan rasio absorpsi
menjadi penting untuk mengklarifikasi pengaruh eliminasi lintas pertama (first-pass
effect) yang terjadi pada pemberian oral. Untuk obat yang diberikan secara oral,
bioavailabilitasnya mungkin kurang dari 100% berdasarkan dua alasan utama:
banyaknya obat yang diabsorpsi tidak sempurna dan adanya eliminasi lintas
pertama.

2. Distribusi
Satu parameter yang penting adalah mengenai volume distribusi (Vd).
Volume distribusi adalah suatu volume yang mengandung sejumlah obat pada
cairan-cairan tertentu di dalam tubuh (volume hipotesis penyebaran obat dalam
cairan tubuh). Volume distribusi menghubungkan jumlah obat dalam tubuh dengan
konsentrasi obat (C) dalam darah atau plasma.

Vd
Obat–obat yang memiliki volume distribusi yang sangat tinggi mempunyai
konsentrasi yang lebih tinggi di dalam jaringan ekstravaskular daripada obat-obat
yang berada dalam bagian vaskular yang terpisah, yakni obat-obat tersebut tidak
didistribusikan secara homogen. Sebaliknya, obat-obat yang dapat bertahan secara
keseluruhan di dalam bagian vaskular yang terpisah, pada dasarnya mempunyai
kemungkinan minimum Vd yang sama dengan komponen darah di mana komponen-
komponen tersebut didistribusi.

3. Metabolisme
Proses alternatif yang memiliki kemungkinan menuju pada penghentian atau
perubahan aktivitas biologis adalah metabolisme. Peran metabolisme dalam
inaktivasi obat-obat larut lemak cukup luar biasa. Sebagai contoh, barbiturate lipofilik
seperti thiopental dan pentobarbital mempunyai waktu paruh yang sangat panjang
kalau bahan tersebut tidak dimetabolisme menjadi senyawa larut air. Dalam hal
tertentu, sebagian besar biotransformasi metabolik terjadi pada suatu tahap diantara
penyerapan obat ke dalam sirkulasi umum dan eliminasi melalui ginjalnya. Beberapa
transformasi terjadi di dalam lumen usus atau dinding usus. Secara umum, semua
reaksi ini dapat dimasukkan dalam satu dari dua kategori utama yang disebut reaksi-
reaksi fase I dan fase II. Metabolisme yang terjadi di usus halus harus
diperhitungkan pada saat pemberian obat secara oral oleh karena isoform enzim
sitokrom P450 ( CYP3A4) banyak dijumpai dalam usus halus. Dapat dikatakan
bahwa metabolime merupakan proses awal dari ekskresi.

4. Ekskresi
Parameter yang penting adalah klirens (clearance), yaitu suatu faktor yang
memprediksi laju eliminasi yang berhubungan dengan konsentrasi obat.

Penting untuk memperhatikan sifat aditif dari klirens. Eliminasi obat dari tubuh
meliputi proses-proses yang terjadi di dalam ginjal, paru, hati dan organ lainnya.
Dengan membagi laju eliminasi pada setiap organ dengan konsentrasi obat yang
menuju pada organ menghasilkan klirens pada masing-masing organ tersebut.
Kalau digabungkan, klirens-klirens yang terpisah ini sama dengan klirens sistemik
total. Dua lokasi utama eliminasi obat adalah kedua ginjal dan hati. Klirens dari obat
yang tidak berubah di dalam urine menunjukkan klirens ginjal. Di dalam hati,
eliminasi obat terjadi melalui biotransformasi obat induk pada satu metabolit atau
lebih, atau ekskresi obat yang tidak berubah ke dalam empedu atau kedua-duanya

Anda mungkin juga menyukai