Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FARMASI FISIKA

Dasar-Dasar Farmasi Fisika

Dosen Pengampu :
Apt. Muhammad Arif, M.Farm

Disusun oleh :
Kelompok 1
Nini Aulia (230205050)
M. Irfan Wahyudi (230205056)
Fitri Wulandari (230205059)
Hania Safitri Ramadhani (230205064)
Febby Okta Valenda (230205073)
Evi Lasmaida Sihombing (230205075)
Chika Permatasari (230205076)
Yanita Devaraswari (230205080)
Citra Aulia Restu (230205086)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MIPA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga penyusun dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Dasar-Dasar Farmasi Fisika” dengan
tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan. Ucapan
terimakasih kami sampaikan kepada Bapak Apt. Muhammad Arif, M.Farm sebagai
dosen pengampu mata kuliah farmasi Fisika yang telah membantu memberikan
bimbingan dan pemahaman dalam penyusunan tugas makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Pekanbaru, 20 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. ............................................................................................. i


DAFTAR ISI . ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1

1.1. Latar Belakang ................................................................... ....................1


1.2. Rumusan Masalah.............................................................. .....................2
1.3. Tujuan Penulisan ............................................................... .....................2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... ..................3


1.1. Pengertian Fisika……………............................................... ..................3
2.2. Ruang Lingkup Farmasi Fisika ............................................. .................4
2.3. Hubungan Ilmu Farmasi dengan Ilmu Fisika....................... ...................5
2.4. Peranan Ilmu Farmasi Fisika.................................................. .................6
2.5. Pengertian Serbuk, Kristral, Amorf……… ........................... ................6

BAB III PENUTUP ................................................................................ .................8


3.1. Kesimpulan ........................................................................... .................8
3.2. Saran .......................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. .................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Farmasi didefinisikan sebagai profesi yang menyangkut seni dan ilmu
penyediaan bahan Farmasi didefinisikan sebagai profesi yang menyangkut seni dan
ilmu penyediaan bahan obat, dari sumber alam atau sintetik yang sesuai, untuk
disalurkan dan digunakan pada obat, dari sumber alam atau sintetik yang sesuai,
untuk disalurkan dan digunakan pada pengobatan dan pencegahan peny pengobatan
dan pencegahan penyakit. Farmasi mencakup pengetahuan mengenai akit. Farmasi
mencakup pengetahuan mengenai identifikasi, pemilihan (selection), identifikasi,
pemilihan (selection), aksi farmakologis, pen aksi farmakologis, pengawetan,
penggabun gawetan, penggabungan, gan, analisis, dan pembakuan bahan obat (drugs)
dan sediaan obat (medicine).
Farmasi adalah suatu ilmu yang mempelajari cara mencampur bahan dengan
bahan lain dan atau dengan pelarut, meracik, memformulasi suatu sediaan farmasi
(baik berupa sediaan padat, sediaan cair, sediaan semi padat maupun sediaan steril),
melakukan pengujian pada bahan dasar obat dan pengujian akhir sediaan secara in
vitro dan in vivo, mengidentifikasi, menganalisis, serta menstandarkan obat dan
pengobatan juga sifat-sifat obat beserta pendistribusian dan penggunaannya secara
aman.
Farmasi bukan merupakan ilmu pasti, akan tetapi berupa ilmu terapan ketika
ilmu ini adalah gabungan antara ilmu pasti dan seni. Farmasi membutuhkan ilmu lain
seperti ilmu fisika, ilmu biologi, ilmu kedokteran, ilmu manajemen, ilmu kimia, ilmu
teknologi, ilmu seni, dan lain-lain. Salah satu ilmu di atas yaitu ilmu fisika, dapat
digabungkan menjadi suatu ilmu yang disebut Farmasi Fisika.
Ilmu Farmasi erat hubungannya dengan ilmu fisika yaitu senyawa obat
memiliki sifat fisika yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, dan sifat-
sifat fisika ini akan sangat memengaruhi cara pembuatan dan cara formulasi sediaan
obat, yang pada akhirnya akan memengaruhi efek pengobatan dari obat serta
kestabilan dari sebuah sediaan obat.
Sifat-sifat fisika dari suatu senyawa obat mencakup massa jenis, momen dipol,
konstanta dielektrikum, indeks bias, rotasi optik, kelarutan, titik lebur, titik didih, pH,
dan lain-lain. Sifat-sifat ini lah yang merupakan dasar dalam formulasi sediaan
farmasi.

1
Sifat-sifat fisika ini akan menentukan kemurnian dari suatu zat yang akan
dijadikan obat. Jadi, dengan mengukur sifat-sifat fisika di atas maka murni atau
palsunya suatu zat dapat diketahui. Selain itu, berdasarkan sifat-sifat fisika di atas,
akan mengiring seorang farmasis dalam memformulasi suatu zat baik yang dapat
maupun tidak dapat dibuat menjadi sebuah sediaan, yang akhirnya akan
menghasilkan suatu sediaan farmasi yang bermutu dan berefek.
Farmasi Fisika mempelajari cara pengujian sifat molekul zat obat agar
memastikan tingkat kemurnian senyawa tersebut, sehingga senyawa yang akan
diformulasi, benar- benar dipastikan asli dan murni serta memenuhi standar dan
syarat. Pengujian tersebut meliputi pengukuran indeks bias menggunakan
refraktometer, rotasi optik dengan menggunakan polarimeter, massa jenis dengan
menggunakan piknometer, viskositas cairan dengan menggunakan viskometer, dan
lain-lain.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini, yakni:
1. Apa pengertian farmasi fisika?
2. Bagaimana ruang lingkup farmasi fisika?
3. Bagaimana hubungan ilmu farmasi dengan ilmu fisika?
4. Bagaimana peranan ilmu fisika dalam bidang kefarmasian?
5. Apa pengertian dari serbuk, kristal dan amorf?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian farmasi fisika
2. Mengetahui ruang lingkup farmasi fisika
3. Mengetahui hubungan ilmu farmasi dengan ilmu fisika
4. Mengetahui peranan ilmu farmasi fisika dalam bidang kefarmasian
5. Mengetahui pengertian serbuk, kristal dan amorf

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Farmasi Fisika


Farmasi fisika adalah cabang ilmu farmasi yang berfokus pada studi tentang
sifat fisik, kimia, dan fisikokimia dari bahan-bahan yang digunakan dalam industri
farmasi. Ilmu farmasi fisika mempelajari berbagai aspek seperti stabilitas obat,
kelarutan, penghancuran partikel, kinetika reaksi, dan formulasi sediaan farmasi.
Dalam farmasi fisika, pengetahuan tentang prinsip-prinsip fisika dan kimia
digunakan untuk merancang, mengembangkan, dan memperbaiki formulasi obat agar
dapat memberikan efek terapeutik yang diinginkan. Contohnya, dalam farmasi fisika,
dilakukan penelitian terkait kelarutan obat dalam berbagai media, stabilitas obat
selama penyimpanan, dan pengaruh fisikokimia pada penghantaran obat ke dalam
tubuh.
Dengan memahami sifat fisik dan kimia bahan-bahan farmasi, farmasi fisika
membantu memastikan bahwa obat-obatan yang digunakan aman, efektif, dan
memiliki kualitas yang terjaga.

Ilmu Farmasi erat hubungannya dengan fisika yaitu senyawa obat memiliki sifat
fisika yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, dan sifat-sifat fisika ini
akan sangat memengaruhi cara pembuatan dan cara formulasi sediaan obat, yang
pada akhirnya akan memengaruhi efek pengobatan dari obat serta kestabilan dari
sebuah sediaan obat. Peranan ilmu Farmasi Fisika sangat penting dalam dunia
kefarmasian yaitu meliputi hal berikut.

• Farmasi Fisika mempelajari sifat-sifat zat aktif dan excipient (bahan


pembantu) agar dapat dikombinasikan sehingga menjadi suatu sediaan farmasi
yang aman, berkhasiat, dan berkualitas.

• Farmasi Fisika mempelajari cara pengujian sifat molekul zat obat agar
memastikan tingkat kemurnian senyawa tersebut sehingga senyawa yang akan
diformulasi, benar-benar dipastikan asli dan murni.

• Farmasi Fisika mempelajari kestabilan fisis sediaan farmasi yang akan beredar
di pasaran. Hal ini memastikan agar sediaan tersebut dapat bertahan lama
dalam jangka waktu tertentu, tanpa mengubah keefektifan efek zat tersebut.

3
2.2. Ruang Lingkup Farmasi Fisika
Ruang lingkup farmasi fisika meliputi beberapa aspek penting dalam industri
farmasi. Berikut adalah beberapa ruang lingkup farmasi fisika:
1. Stabilitas Obat: Farmasi fisika mempelajari stabilitas obat selama penyimpanan
dan penggunaan. Hal ini meliputi studi terhadap perubahan fisik dan kimia yang
terjadi pada obat, pengaruh suhu, kelembaban, cahaya, dan faktor-faktor
lainnya terhadap stabilitas obat.
2. Kelarutan Obat: Farmasi fisika mempelajari kelarutan obat dalam berbagai
media seperti air, minyak, atau pelarut organik lainnya. Pengetahuan tentang
kelarutan obat penting dalam formulasi sediaan farmasi untuk memastikan obat
dapat larut dengan baik dan memberikan efek terapeutik yang diinginkan.
3. Penghancuran Partikel: Farmasi fisika mempelajari teknik penghancuran
partikel obat untuk meningkatkan kelarutan dan bioavailabilitasnya. Hal ini
meliputi penggunaan teknik seperti penggilingan, penghancuran mikronisasi,
dan teknologi penghancuran partikel lainnya.
4. Kinetika Reaksi: Farmasi fisika mempelajari kinetika reaksi kimia yang terjadi
dalam formulasi obat. Pengetahuan tentang kinetika reaksi penting untuk
memahami laju pelepasan obat dari sediaan dan pengaruhnya terhadap efek
terapeutik.
5. Penghantaran Obat: Farmasi fisika mempelajari teknologi penghantaran obat,
termasuk penggunaan sistem transdermal, nanoteknologi, dan teknologi
canggih lainnya. Tujuan dari penghantaran obat adalah untuk meningkatkan
efektivitas dan keamanan penggunaan obat.
6. Formulasi Sediaan Farmasi: Farmasi fisika berkontribusi dalam merancang dan
mengembangkan formulasi sediaan farmasi yang optimal. Ini melibatkan
pemilihan bahan, penentuan dosis yang tepat, pemilihan metode penghancuran
partikel, dan pemilihan teknik penghantaran obat yang sesuai.
7. Pengujian Kualitas: Farmasi fisika juga terlibat dalam pengujian kualitas
sediaan farmasi. Ini meliputi pengujian fisik seperti ukuran partikel, kekerasan,
kestabilan fisik, dan pengujian kimia seperti kadar obat dan kemurnian.
Ruang lingkup farmasi fisika terus berkembang seiring dengan kemajuan
teknologi dan penelitian dalam industri farmasi. Tujuannya adalah untuk
mengoptimalkan formulasi obat dan meningkatkan efektivitas serta keamanannya.

4
2.3. Hubungan Ilmu Farmasi dengan Ilmu Fisika
Ilmu farmasi dan ilmu fisika memiliki hubungan yang erat dan saling terkait.
Berikut adalah beberapa aspek hubungan antara ilmu farmasi dan ilmu fisika:
1. Pengetahuan tentang Sifat Fisik Bahan: Ilmu fisika memberikan pemahaman
tentang sifat fisik bahan seperti kelarutan, stabilitas, dan reaktivitas kimia.
Pengetahuan ini sangat penting dalam ilmu farmasi karena mempengaruhi
formulasi, pengujian, dan pengembangan obat. Misalnya, pemahaman tentang
kelarutan obat dalam berbagai media membantu dalam merancang formulasi
yang optimal.
2. Pengembangan Sediaan Farmasi: Ilmu fisika digunakan dalam pengembangan
sediaan farmasi. Pengetahuan tentang prinsip-prinsip fisika seperti kinetika
reaksi, penghancuran partikel, dan penghantaran obat membantu dalam
merancang sediaan farmasi yang efektif dan aman. Misalnya, pemahaman
tentang kinetika pelepasan obat dari sediaan membantu dalam menentukan
dosis yang tepat.
3. Pengujian dan Analisis: Ilmu fisika digunakan dalam pengujian dan analisis
kualitas sediaan farmasi. Metode fisika seperti spektroskopi, mikroskopi, dan
analisis termal digunakan untuk menguji kestabilan, kemurnian, dan
karakteristik fisik lainnya dari obat. Pengetahuan tentang prinsip-prinsip fisika
ini penting dalam memastikan kualitas dan keamanan obat.
4. Pengembangan Teknologi Farmasi: Ilmu fisika berkontribusi dalam
pengembangan teknologi farmasi yang inovatif. Contohnya, penggunaan
nanoteknologi dalam penghantaran obat dan penggunaan sistem transdermal
untuk penghantaran obat melalui kulit. Pengetahuan fisika diterapkan untuk
merancang dan mengoptimalkan teknologi ini.
5. Pemahaman Efek Terapeutik: Ilmu fisika membantu dalam pemahaman efek
terapeutik obat. Misalnya, pemahaman tentang sifat fisik dan kimia obat
mempengaruhi kelarutan, absorpsi, dan distribusi obat dalam tubuh.
Pengetahuan ini penting dalam memahami efek obat dan dosis yang tepat.
Dengan demikian, ilmu farmasi dan ilmu fisika saling melengkapi dan bekerja
sama dalam pengembangan, formulasi, pengujian, dan penggunaan obat. Pengetahuan
tentang prinsip-prinsip fisika sangat penting dalam memastikan efektivitas,
keamanan, dan kualitas obat yang digunakan dalam praktek farmasi.

5
2.4. Peranan Ilmu Farmasi Fisika dalam Bidang Kefarmasian
Ilmu farmasi fisika memiliki peranan yang sangat penting dalam bidang
kefarmasian. Berikut adalah beberapa peranan utama ilmu farmasi fisika dalam
kefarmasian:
1. Formulasi Sediaan Farmasi: Ilmu farmasi fisika membantu dalam merancang
dan mengembangkan formulasi sediaan farmasi yang optimal. Pengetahuan
tentang sifat fisik dan kimia bahan aktif serta bahan tambahan digunakan untuk
memilih bahan yang tepat, mengatur properti fisik sediaan seperti kelarutan,
kestabilan, dan laju pelepasan obat. Dengan demikian, ilmu farmasi fisika
berperan dalam menciptakan sediaan farmasi yang efektif dan aman.
2. Pengujian Kualitas Sediaan Farmasi: Ilmu farmasi fisika digunakan dalam
pengujian kualitas sediaan farmasi. Metode fisika seperti spektroskopi,
mikroskopi, dan analisis termal digunakan untuk menguji kestabilan fisik,
kemurnian, dan karakteristik fisik lainnya dari sediaan farmasi. Pengetahuan
tentang prinsip-prinsip fisika ini penting dalam memastikan kualitas dan
keamanan sediaan farmasi yang diproduksi.
3. Pengembangan Teknologi Farmasi: Ilmu farmasi fisika berperan dalam
pengembangan teknologi farmasi yang inovatif. Contohnya, penggunaan
nanoteknologi dalam penghantaran obat, penggunaan sistem transdermal untuk
penghantaran obat melalui kulit, dan pengembangan sistem penghantaran obat
berbasis mikrokontroler. Ilmu farmasi fisika memungkinkan pengembangan
teknologi yang meningkatkan efektivitas dan keamanan penggunaan obat.
4. Studi Stabilitas Obat: Ilmu farmasi fisika mempelajari stabilitas obat selama
penyimpanan dan penggunaan. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi stabilitas obat seperti suhu, kelembaban, cahaya, dan oksidasi
digunakan untuk merancang kemasan yang tepat dan mengatur kondisi
penyimpanan yang optimal. Hal ini penting untuk memastikan obat tetap efektif
dan aman selama masa simpannya.
6. Pemahaman Penghantaran Obat: Ilmu farmasi fisika membantu dalam
pemahaman penghantaran obat ke dalam tubuh. Pengetahuan tentang sifat fisik
dan kimia obat mempengaruhi kelarutan, absorpsi, dan distribusi obat dalam
tubuh. Dengan memahami ini, ilmu farmasi fisika dapat membantu dalam
pengembangan sistem penghantaran obat yang efektif dan optimal.
Melalui peranan-peranan ini, ilmu farmasi fisika berkontribusi secara signifikan
dalam pengembangan, formulasi, pengujian, dan penggunaan obat dalam bidang

6
kefarmasian. Pengetahuan dan aplikasi ilmu farmasi fisika membantu dalam
menciptakan sediaan farmasi yang efektif, aman, dan berkualitas tinggi.

2.5. Pengertian Serbuk, Kristal, dan Amorf


1. Serbuk: Serbuk adalah bahan padat yang terdiri dari partikel-partikel kecil
dengan ukuran yang sangat halus. Partikel-partikel serbuk dapat memiliki
ukuran mikron atau bahkan nanometer. Serbuk sering kali memiliki sifat
yang mudah terdispersi dan memiliki luas permukaan yang besar. Sebagai
bahan awal, serbuk dapat berbentuk serbuk halus, kristal atau serbuk
hablur, serbuk yang volumenius, berwarna atau tidak, berbau atau tidak
berbau dan sifat lainnya. Contoh serbuk yang umum adalah serbuk obat-
obatan, serbuk logam, atau serbuk bahan kimia. Sebagai bahan awal,
serbuk dapat berbentuk serbuk halus, kristal atau serbuk hablur, serbuk
yang volumenius, berwarna atau tidak, berbau atau tidak berbau dan sifat
lainnya.
2. Kristal: Kristal adalah bahan padat yang memiliki struktur teratur dan
terorganisir. Partikel-partikel dalam kristal tersusun dalam pola periodik
yang diulang secara teratur. Kristal memiliki bentuk geometris yang khas
dan sering kali memiliki sifat fisik yang khas pula. Contoh kristal yang
umum adalah garam dapur (natrium klorida) dan berbagai mineral kristal
seperti kuarsa atau berlian.
3. Amorf: Amorf adalah bahan padat yang tidak memiliki struktur teratur
seperti kristal. Partikel-partikel dalam bahan amorf tidak tersusun dalam
pola periodik yang teratur. Sebagai hasilnya, bahan amorf sering kali
memiliki sifat fisik yang tidak teratur dan tidak memiliki bentuk geometris
yang khas. Contoh bahan amorf yang umum adalah kaca, plastik, atau gel.
Perbedaan utama antara kristal dan amorf adalah struktur internalnya.
Kristal memiliki struktur teratur dan terorganisir, sedangkan amorf tidak
memiliki struktur teratur. Serbuk, di sisi lain, merujuk pada ukuran partikel
yang sangat halus dari suatu bahan, yang dapat berupa kristal atau amorf.

7
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Farmasi Fisika yaitu kajian atau cabang ilmu hubungan antara fisika (sifat-sifat
Fisika) dengan kefarmasian (sediaan Farmasi, farmakokinetik, dan sebagainya) yang
mempelajari tentang analisis kualitatif serta kuantitatif senyawa organik dan
anorganik yang berhubungan dengan sifat fisikanya serta menganalisis pembuatan
dan hasil akhir dari sediaan obat. Ilmu Farmasi erat hubungannya dengan fisika yaitu
senyawa obat memiliki sifat fisika yang berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya, dan sifat-sifat fisika ini akan sangat memengaruhi cara pembuatan dan cara
formulasi sediaan obat, yang pada akhirnya akan memengaruhi efek pengobatan dari
obat serta kestabilan dari sebuah sediaan obat.

Peranan ilmu Farmasi Fisika sangat penting dalam dunia kefarmasian yaitu
meliputi hal berikut. Farmasi Fisika mempelajari sifat-sifat zat aktif dan excipient
(bahan pembantu) agar dapat dikombinasikan sehingga menjadi suatu sediaan farmasi
yang aman, berkhasiat, dan berkualitas. Farmasi Fisika mempelajari cara pengujian
sifat molekul zat obat agar memastikan tingkat kemurnian senyawa tersebut sehingga
senyawa yang akan diformulasi, benar-benar dipastikan asli dan murni. Farmasi
Fisika mempelajari kestabilan fisis sediaan farmasi yang akan beredar di pasaran. Hal
ini memastikan agar sediaan tersebut dapat bertahan lama dalam jangka waktu
tertentu, tanpa mengubah keefektifan efek zat tersebut.

3.2. Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan oleh penulis di dalam makalah
ilmiah ini maka dengan itu kita sudah dapat mengetahui mengenai sejarah tentang
kefarmasian dan perkembangan obat. Adapun saran penulis kepada pembaca agar
pembaca dapat mengetahui bahwa istilah-istilah resep obat penting untuk dipelajari
dan dipahami secara mendetail.
Selain dari pada itu, penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan karena
penulis masih dalam proses pembelajaran. Dan kami bearharap dengan adanya
makalah ini dapat menjadi wacana membuka pola pikir pembaca dan memberi saran
dan sifatnya tersirat maupun tersurat .

8
DAFTAR PUSTAKA

Fisika, t.d. (2020). Buku Ajar Farmasi Fisik. Sidrap: Stikes Muhammadiyah Sidrap
Syukri,Yandi. (2018). Teknologi Sediaan Obat Dalam Bentuk Solid. Yogyakarta:
Universitas Islam Indonesia

Anda mungkin juga menyukai