Anda di halaman 1dari 44

Laporan praktikum

BOTANI FARMASI
SEL TUMBUHAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Nilai Praktikum


Botani Farmasi & Morfologi Tumbuhan

OLEH :

KELOMPOK : IV (EMPAT)
KELAS : A-S1 FARMASI 2023
ASISTEN : DHEASY FITRIAH IBRAHIM

LABORATORIUM FARMASI BAHAN ALAM


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
Lembar Pengesahan

BOTANI FARMASI
SEL TUMBUHAN

OLEH :

KELOMPOK : IV (EMPAT)
KELAS : S1-A FARMASI 2023

FAHDALIS ALIFRIZQY MASSI (821423002)


AURA MALIKA INAYAH DARISE (821423003)
SITI NAZWA ALYA HADJU (821423031)
NAJWA KHAIRUNNISA LAYUHIBU (821423038)

Gorontalo, Oktober 2023


Mengetahui NILAI
Asisten,

DHEASY FITRIAH IBRAHIM


KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmatNya
yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat berupa kesehatan dan
kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum Botani
Farmasi yang berjudul “Sel tumbuhan" dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari
pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi nilai praktikum Botani Farmasi.
Tak lupa pula kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada asisten
yang selalu memberikan bimbingan dan arahan selama praktikum. Harapan kami
semoga laporan akhir ini dapat menambah pengetahuan, pengamalan, maupun
dijadikan acuan untuk pembelajaran maupun untuk praktikum selanjutnya.
Dalam pembuatan laporan ini kami menyadari bahwa masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan masukan-masukan dari
pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabaraktuh.

Gorontalo, Oktober 2023

Kelompok IV

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................2
1.3 Tujuan Praktikum ......................................................................................2
1.4 Manfaat Praktikum ....................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................3
2.1 Dasar Teori ................................................................................................3
2.2 Uraian Tanaman ......................................................................................13
2.3 Uraian Bahan ...........................................................................................18
BAB III METODE PRAKTIKUM ....................................................................20
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan .............................................................21
3.2 Alat dan Bahan ........................................................................................21
3.3 Cara Kerja ...............................................................................................21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................22
4.1 Hasil Pengamatan ....................................................................................22
4.2 Pembahasan .............................................................................................26
BAB V PENUTUP ..............................................................................................29
5.1 Kesimpulan .............................................................................................29
5.2 Saran ........................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Farmasi dalam bahasa Yunani disebut farmakon yang berarti medika atau
obat. Ada banyak macam bahan yang dapat menjadi sumber bahan baku dalam
obat-obatan, salah satunya adalah tanaman. Ilmu yang mempelajari tentang
tanaman adalah botani (Syamsuni, 2006).
Botani adalah studi yang mempelajari tentang tumbuhan, termasuk hampir
semua organisme eukariotik yang dapat berfotosintesis. Orang yang mempelajari
botani disebut sebagai ahli botani. Kata botani berasal dari bahasa Yunani yaitu
botane, yang berarti tumbuhan, rumput, atau padang rumput. Pengkajian studi
botani diketahui berakar dari ilmu herbalisme, yaitu ilmu yang mempelajari
pemanfaatan tumbuhan untuk khasiatnya secara medis, yang sudah ada sejak 1100
SM. Istilah botani juga merujuk pada biologi jenis tumbuhan tertentu tumbuhan
dalam studi botani dapat dipelajari dari berbagai tingkat, mulai dari molekul,
genetika dan biokimia melalui organel sel, jaringan, organ, individu, populasi
tumbuhan, hingga komunitas tumbuhan.
Mempelajari Botani erat kaitannya dengan taksonomi. taksonomi adalah
bagian utama sistematika yang mencakup empat komponen yaitu Deskripsi,
Identifikasi, Nomenklatur, dan Klasifikasi. Identifikasi suatu tumbuhan adalah
proses mencocokkan suatu spesimen tumbuhan yang belum dikenal dengan
takson yang sudah dikenal dengan melihat deskripsi morfologi akar, batang, daun,
(bunga, buah, dan biji jika ada) Singh, (2010). Studi botani juga tidak hanya
mempelajari tentang tumbuhan saja, tetapi juga mempelajari jamur, bakteri,
lumut, alga, dan sebagainya. atau kehidupan tumbuhan di area tertentu. Ilmu
Botani juga mempelajari tentang sel tumbuhan, ekologi tumbuhan, kultur jaringan
tumbuhan dan senyawa metabolit sekunder (fitokimia).
Sel berasal dari kata latin cella, yang berarti ruangan kecil, yang
ditemukan oleh Robert Hooke, yang melakukan pengamatan terhadap sayatan
gabus (terdapat ruangan ruangan kecil yang meyusun gabus tersebut.

3
Sel merupakan satu kesatuan struktur dan fungsional fisiologis terkecil
dari organisme hidup. Sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang
dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu
melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk
mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel. Sel terdiri dari sel tunggal
dan sel multiseluler, contoh sel tunggal yaitu amoeba dan sebagian besar bakteri
dan sel multiseluler yaitu sel tumbuhan dan sel hewan. Berdasarkan ada tidaknya
membran inti, sel dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu sel prokariotik dan
sel eukariotik. Prokariotik yaitu sel yang tidak memiliki membran inti, contohnya
sel bakteri dan alga biru. Eukariotik yaitu sel yang memiliki membrane pelindung
material inti. Makhluk hidup yang tersusun oleh sejumlah sel yang menggabung
bersama disebut makhluk hidup multiseluler di mana segala fungsi kegiatannya
dilakukan oleh sel-sel khusus.
Sel dibedakan menjadi tiga bagian utama, yaitu membran sel atau
membran plasma, sitoplasma, dan nukleus atau inti. Plasma yang terdapat di luar
inti sel disebut sitoplasma, sedangkan plasma yang terdapat di dalam inti sel
disebut nukleoplasma. Nukleoplasma dan sitoplasma disebut protoplasma.
Protoplasma merupakan cairan kental yang tersusun oleh air, karbohidrat, protein,
lemak, garam-garam mineral, dan vitamin.
Sel merupakan satuan (unit) kehidupan terkecil dari makhluk hidup.
Satuan terkecil itu meliputi satuan struktural dan fungsional. Makhluk hidup yang
tersusun oleh satu sel disebut makhluk hidup uniseluler. Yang termasuk makhluk
hidup bersel satu antara lain bakteri, Amoeba, Paramecium, Euglena, dan
ganggang hijau-biru. Sel tumbuhan merupakan satuan dasar kehidupan. Semua
fungsi kehidupan diatur dan berlangsung didalam sel. Tumbuhan termasuk
kedalam organisme multiseluler, yang mana sel-selnya tersusun membentuk
jaringan organ. Pada organisme multiseluler terjadi pembagian tugas terhadap sel-
sel penyusunnya yang menjadi dasar bagi hirarki kehidupannya (Akbar Handoko,
2020).

4
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara melihat bagian- bagian sel yang hidup dan sel mati
seperti dinding sel, nucleus (inti sel), membran sel, protoplasma,
sitoplasma?
1.3 Tujuan praktikum
Agar praktikan dapat mengetahui dan melihat bagian-bagian sel yang
hidup dan mati seperti dinding sel, nukleus (inti sel), membrane sel dan
sitoplasma.
1.4 Manfaat praktikum
Untuk mengetahui cara melihat sel serta dapat mengetahui dan melihat
bagian-bagian sel yang hidup dan mati seperti dinding sel, nukleus (inti
sel), membrane sel dan sitoplasma.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Dasar Teori
2.1.1 Pengertian sel
Sel tumbuhan adalah unit dasar struktural dan fungsional dalam organisme
tumbuhan. Sel tumbuhan memiliki karakteristik khusus yang membedakannya
dari sel hewan dan sel lainnya. Sel-sel ini memiliki dinding sel yang kuat, yang
terbuat dari selulosa, yang memberikan dukungan mekanis dan perlindungan bagi
tumbuhan. Sel tumbuhan juga memiliki kloroplas, struktur berwarna hijau yang
berperan dalam fotosintesis, yaitu proses di mana tumbuhan mengubah cahaya
matahari menjadi energi kimia dalam bentuk gula. (Jericho, 2016).
Selain itu, sel tumbuhan juga memiliki vakuola sentral yang besar, yang
berfungsi untuk menyimpan air, gula, dan zat-zat lainnya. Vakuola ini juga
berperan dalam menjaga tekanan turgor sel, yang memberikan dukungan dan
menjaga turgor (kekencangan) pada tumbuhan. (Hasan, 2021).
Sel tumbuhan memiliki inti sel yang mengandung materi genetik dalam
bentuk DNA, yang mengatur semua fungsi sel. Di sekitar inti sel, terdapat
sitoplasma yang mengandung berbagai organel seperti mitokondria, endoplasma
retikulum, dan ribosom yang penting dalam proses metabolisme dan sintesis
protein. (Alam, 2018)
Sel tumbuhan memiliki kemampuan unik untuk berkembang biak melalui
pembelahan mitosis dan pembelahan sel yang khusus disebut mitosis. Sel
tumbuhan juga dapat berkomunikasi dengan sel-sel lainnya melalui sistem saraf
tumbuhan yang disebut sitoplasma bergerak. Sel tumbuhan juga memiliki
kemampuan untuk tumbuh dan mengembangkan diri sesuai dengan kondisi
lingkungannya melalui proses pertumbuhan sel dan diferensiasi (Suyono, 2010).
Sel tumbuhan memiliki peran penting dalam ekologi global karena mereka
adalah produsen utama dalam rantai makanan, mengubah energi matahari
menjadi makanan untuk organisme lain. Selain itu, mereka juga memiliki peran
dalam menghasilkan oksigen dan mengurangi karbondioksida dalam atmosfer
6
melalui fotosintesis. Keseluruhan, sel tumbuhan adalah komponen penting dalam
keberlangsungan ekosistem dan kehidupan di Bumi. (Wirawan, 1999).
Secara structural terdapat dua jenis sel, yaitu sel prokariotik dan sel
eukariotik. Pengetahuan tentang organisasi sel ini akan menjadi modal yang
sangat berharga agar dapat memahami fungsi – fungsi khusus dari setiap bagian
(organella) sel selanjutnya. Sel prokariotik termasuk bakteri atau aechae.
Umumnya berukuran kecil dan sangat kecil dan mempunyai struktur lebih
sederhana disbanding sel eukariotik. Sel ini secara perlahan – lahan berubah baik
secara struktural maupun fungsional agar dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya agar dapat melangsungkan hidupnya dengan baik Perbedaan utama
antar kedua jenis sel itu adalah bahwa materi genetic (DNA) sel prokariotik tidak
terletak dalam suatu struktur membrane ganda yang disebut nucleus. Sedangkan
pada eukariota, semua materi genetiknya terdapat pada molekul DNA yang
terdapat sebagai kromosom (William,2009).
2.1.2 Bagian bagian sel
a) Membran sel (membrane plasma), Sel memiliki lapisan terluar yang
membatasi inti sel dengan lingkungannya. Lapisan terluar disebut
membrane sel. Menurut Irnaningtias (2016, hlm. 17) fungsi membrane sel
yaitu mengontrol masuk dan keluarnya zat dari atau ke dalam sel, sebagai
perlindungan agar isi sel tidak keluar dan sebagai reseptor (menerima
rangsangan) dari luar sel.
b) Nukleus (Inti sel), Nukleus mengandung sebagian besar gen dalam sel
eukariot (sebagian gen terletak dalam mitokondria dan kloroplas). Nukleus
umunya merupakan organel yang paling menonjol dalam sel eukariot.
Fungsi nucleus yaitu mengontrol sintesis protein dengan cara menyintesis
MRNA sesuai dengan perintah DNA, mengendalikan proses metabolism
sel, menyimpan informasi genetic berupa DNA dan tempat pengendapan
(replikasi) DNA.
c) Sitoplasma, sitoplasma adalah cairan sel yang terletak di dalam sel, di luar
sel dan organel sel. Sitoplasma berbentuk cairan koloid homogen yang
jernih serta mengandung nutrient, ion-ion, garam, dan molekul organic.
7
Fungsi sitoplasma, yaitu sebagai tempat organel sel dan sitoskleleton,
memungkinkan terjadinya pergerakan organel sel oleh aliran sitoplasma,
tempat terjadinya reaksi metabolism sel dan untuk menyimpan molekul-
molekul organic.
d) Ribosom, merupakan kompleks yang ternut dari RNA ribosom dan
protein, merupakan komponen selular yang melaksanakan sintesis protein,.
Ribosom berfungsi untuk menghasilkan protein dan melangsungkan
sintesis protein.
e) Retikulum endoplasma, merupakan jejaring membrane yang sedemikian
eksentif sehingga menyusun lebih dari separuh total membran dalam
banyak sel eukariotik. RE halus berfungsi dalam berbagai proses
metabolic, yang berfariasi menurut tipe sel. Proses-proses ini antara lain
adalah sintesis lipid, metabolism karbohidrat, serta detoksifikasi, obat-
obatan dan racun. Sedangkan RE kasar berfungsi sebagai temmpat
terjadinya sintesis protein.
f) Badan golgi, sebagai pusat pembuatan, pemilahan, dan pengiriman. Fungsi
badan golgi yitu berperan dalam sekresi atau membentuk vesikula yang
berisi enzim untuk sekresi, membuat makromolekul, seperti polisakarida
dan asam hialuronat (zat lengket pada sel-sel hewan), membentuk
membrane plasma dari vesikula-vesikula yang dilepaskan dan membentuk
dinding sel pada tumbuhan.
g) Peroksisom, adalah kompartemen metabolic terspesialisasi yang dibatasi
oleh satu membran tunggal. Peroksisom mengandung enzim-enzim yang
mentransfer hydrogen dari berbagai substrat ke oksigen, menghasilkan
oksigen peroksida sebagai produk sampingan, yang menjadi sumber nama
organel tersebut. Peroksisom berperan dalam proses fotorespirasi
h) Mitokondria, merupakan tempat respirasi seluler, proses metabolic yang
menghasilkan ATP dengan cara mengambil energy dari gula, lemak, dan
bahan bakar lain dengan banguan oksigen. Mitokondria adalah sebagai
tempat berlangsungnya fungsi respirasi sel pada makhluk hidup

8
i) Kloroplas, suatu anggota terspesialisasi dari family organel-organel
tumbuhan yang berkerabat dekat, yang disebut plastid
j) Vakuola, vesikel yang dibatasi membran dengan fungsi yang berbeda-beda
pada jenis sel yangn berbeda-beda. Vakuola sebagai tempat penyimpanan
bagi sel seperti air, ion, nutrisi, enzim dan pigmen.
k) Dinding sel, memiliki ketebalan hingga beberapa micrometer. Dinding sel
terdapat pada sel tumbuhan, jamur dan alga. Sel tumbuhan muda mula-
mula 23 membentuk dinding sel primer antar sel yang berdekatan
membentuk lamella tengah dari pectin atau polisakarida yang bersifat
lengket. Fungsi dinding sel melindungi sel, mempertahankan bentuk sel
dan mencegah penyerapan air yang berlebihan.
2.2 Uraian Tanaman
2.2.1 Bawang Merah (Allium cepa bulbus)
a) Klasifikasi Bawang Merah (Allium cepa) menurut Jacob (2005) adalah
sebagai berikut:
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Family : Amaryllideceae Gambar 2.1
Genus : Allium Bawang Merah
Spesies : Allium cepa bulbus (Allium cepa bulbus)

b) Morfologi
Morfologi fisik bawang merah bisa dibedakan menjadi beberapa bagian
yaitu akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Bawang merah memiliki
akar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar,
pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah dengan diameter akar 2-
5 mm. Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut dengan discus
yang berbentuk seperti cakram , tipis, dan pendek sebagai melekatnya
akar dan mata tunas, diatas discus terdapat batang semu yang tersusun
dari pelepah-pelepah daun dan batang semua yang berbeda didalam tanah
berubah bentuk dan fungsi menjadi umbi lapis (Sudirja, 2007).

9
Menurut Sudirja (2007), daun bawang merah berbentuk silindris kecil
memanjang antara 50-70 cm, berlubang dan bagian ujungnya runcing
berwarna hijau muda sampai tua, dan letak daun melekat pada tangkai
yang ukurannya relatif pendek , sedangkan bunga bawang merah keluar
dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang panjangnya antara 30-90 cm, dan
diujungnya terdapat 50-200 kuntum bunga yang tersusun melingkar
seolah berbentuk payung. Tiap kuntum bunga terdiri atas 5-6 helai daun
bunga berwarna putih, 6 benang sari berwarna hijau atau kekuning-
kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk hampir segitga. Buah
bawang merah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul membungkus
biji berjumlah 2-3 butir. Biji bawang merah berbentuk pipih, berwarna
putih, tetapi akan berubah menjadi hitam setelah tua (Rukmana, 1995).
2. Kandungan Kimia
Tanaman bawang merah mengandung berbagai senyawa yang memberikan
rasa, aroma, dan manfaat kesehatan. Salah satu senyawa utama dalam
bawang merah adalah allicin, yang memberikan bau dan rasa pedas pada
bawang merah. Selain allicin, bawang merah juga mengandung berbagai
senyawa sulfur, seperti sulfida, disulfida, dan trisulfida, yang memberikan
sifat antioksidan, antimikroba, dan antiinflamasi. Bawang merah juga
mengandung flavonoid, polifenol, dan quercetin, yang memiliki potensi
antioksidan tinggi dan dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari
kerusakan akibat radikal bebas. Selain itu, kandungan vitamin C, vitamin
B6, dan serat diet dalam bawang merah juga memberikan manfaat
kesehatan, termasuk mendukung sistem kekebalan tubuh dan menjaga
kesehatan jantung (Setiawan,2018).
d) Khasiat dan Kegunaan
Bawang merah adalah bahan makanan yang memiliki beragam manfaat
kesehatan. Salah satu manfaat utamanya adalah sebagai sumber
antioksidan, seperti quercetin dan flavonoid, yang dapat melindungi sel-sel
tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, mengurangi risiko penyakit
kronis, dan mendukung kesehatan jantung. Selain itu, bawang merah juga
10
memiliki sifat antimikroba, yang dapat membantu melawan infeksi dan
meningkatkan sistem kekebalan tubuh (Rukmana, 1995)
2.2.2 Ubi Kayu (Manihot utilima tuber)
a) Klasifikasi Ubi Kayu (Manihot utilisima) menurut Danang (2017) adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Gambar 2.1
Family : Euphorbiaceae
Genus : Manihot Ubi Kayu
(Manihot utilisima tuber)
Spesies : Manihot utilisima tuber

b) Morfologi
Batang tanaman ini memiliki fisik bentuk yang bulat, panjang dan
juga berkayu hingga berbuku-buku. Selain itu tumbuh batangnya pun
dapat memanjang bahkan berukuran sekitar 2-3 cm. Selain itu, ukuran
diameternya beragam tergantung dari varietasnya dan sub species. Warna
batang sama dengan bauh yaitu kecoklatan dan juga ada tonjolan kecil
yang bergantung pada gabus di dalam batang. Tanaman ubi memiliki
warna agak keputihan di bagian dalam dan juga adanya tonjolan kecil
yang muncul pada batang tersebut. Morfologi batang ini sangatlah unik
dan juga berbeda. Akar merupakan bagian selanjutnya yang masuk
kedalam morfologi dan juga bagian dari tanaman ubi kayu. Akar
menyimpan cadangan makanan dan juga akan membesar sehingga
membentuk umbi yang menjadi ubi kayu. Tetapi jenis dari akar sendiri
adalah akar tunggang dan tumbuh menjadi salah satu tumbuhan dikotil.
Selain itu, akar tanaman ubi kayu penting karena menjadi bahan utama
untuk berkembang. Morfologi lainnya yaitu Daun, dimana tanaman ini
memiliki tampilan daun yang unik dan berbeda. Tanaman ubi kayu
masuk kedalam daun tunggal atau disebut sebagai folium. simplek,
dengan tulang daun nervatio atau veneratio. Selain itu tanaman ubi kayu,
memiliki bentuk menjari atau disebut palminervis. Ditambah lagi daun

11
ubi kayu memiliki tangkai ataupun petiolus dengan panjang dan helaian
daun yang hampir serupa dengan telapak tangan, serta tangkai memiliki
daun sekitar 3-8 lembar. Ubi kayu juga memiliki sifat yang muda luruh
dan berumur paling lama dan hanya beberapa bulan saja. Daun memiliki
tepi seperti margo folii dan bentuknya serperti rata atau disebut ineger
(Rita, 2022).
c) Kandungan Kimia
Kandungan senyawa dalam ubi kayu bervariasi tergantung pada jenisnya.
Namun, kandungan karbohidrat adalah yang paling signifikan, dengan
amilosa dan amilopektin sebagai komponen utama. Selain itu, ubi kayu
juga mengandung sejumlah protein, vitamin, dan mineral seperti vitamin
C, vitamin B, kalsium, fosfor, dan zat besi. Ubi kayu juga mengandung
senyawa kimia yang dikenal sebagai glikosida sianogenik, yang
mengandung sianida dalam bentuk yang sangat rendah. Meskipun dalam
jumlah yang sangat kecil, sianida ini bisa menjadi racun jika tidak diolah
dengan benar (Barrett dkk,2015).
d) Khasiat dan Kegunaan
Manfaat utama ubi kayu adalah sebagai sumber karbohidrat yang penting
dalam makanan di berbagai negara tropis. Umbi ubi kayu dapat dimakan
setelah dimasak dengan berbagai cara, seperti direbus, digoreng, atau
diolah menjadi tepung tapioka. Makanan yang terbuat dari ubi kayu
memiliki nilai gizi yang tinggi dan dapat menjadi sumber energi yang
baik. Selain itu, ubi kayu juga mengandung serat yang baik untuk
pencernaan dan berbagai nutrisi penting yang mendukung kesehatan tubuh
(Prabawati, 2011).

12
2.2.3 Wortel (Daucus caricota tuber)
a) Klasifikasi tanaman wortel (Daucus caricota tuber) menurut Vina (2022)
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Umbelliferales
Family : Umbelliferae Gambar 2.1
Genus : Daucus Wortel
Spesies : (Daucus caricota tuber) (Daucus caricota tuber)

b) Morfologi
Tanaman wortel (Daucus carota) memiliki morfologi yang khas yang
memungkinkan kita mengenali dengan mudah. Bagian yang paling umum
dikonsumsi dari wortel adalah akarnya. Akar wortel memiliki bentuk yang
panjang, silindris, dan berwarna oranye yang khas. Namun, terdapat
berbagai variasi varietas wortel yang dapat memiliki warna lain seperti
ungu, putih, atau merah muda. Kulit luar akar wortel biasanya halus,
sementara daging dalamnya padat dan renyah. Di atas permukaan tanah,
tanaman wortel memiliki batang yang relatif pendek dan daun berwarna
hijau gelap yang tumbuh dalam bentuk daun majemuk. Daun-daun wortel
berukuran kecil hingga sedang, berbentuk pena bulu, dan sering bergerigi.
Tanaman wortel juga menghasilkan bunga-bunga kecil yang terbentuk
dalam tandan yang disebut umbel. Bunga-bunga ini dapat berwarna putih
atau merah muda (Rinda, 2018).
c) Kandungan Kimia
Kandungan paling mencolok dalam wortel adalah beta-karoten, yang
merupakan prekursor vitamin A. Beta-karoten memberikan warna oranye
pada wortel dan memiliki peran krusial dalam menjaga kesehatan mata,
meningkatkan sistem kekebalan tubuh, serta mendukung kesehatan kulit.
Selain itu, wortel juga mengandung serat diet yang baik untuk pencernaan
dan mencegah sembelit. Di samping itu, wortel mengandung vitamin K,
vitamin C, vitamin B6, kalium, dan antioksidan seperti flavonoid, yang

13
membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas
(Hidayati, 2019).
d) Khasiat dan Kegunaan
Manfaat wortel sangat beragam, termasuk meningkatkan kesehatan mata
dan penglihatan berkat kandungan beta-karoten yang mendukung retina.
Selain itu, konsumsi wortel secara teratur dapat membantu menjaga kulit
yang sehat dan berseri karena dampak positif beta-karoten pada epidermis.
Serat dalam wortel juga mendukung pencernaan yang baik dan dapat
membantu mengendalikan berat badan. Wortel juga memiliki sifat
antioksidan yang melindungi sel-sel tubuh dari stres oksidatif, yang dapat
berkontribusi pada penyakit kronis. Oleh karena itu, wortel merupakan
salah satu sayuran yang penuh manfaat untuk kesehatan tubuh kita
(Cahyono, 2002).
2.2.4 Daun Vanili (Vanilla planifolia folium)
a) Klasifikasi Daun Vanili (Vanilla planifolia folium) menurut James (2014)
adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheotophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Asparagales Gambar 2.1
Family : Orchidaceae Daun Vanili
Genus : Vanilla (Vanilla planifolia
Spesies : (Vanilla planifolia folium) folium)
b) Morfologi
Akar vanili memiliki sistem perakaran yang dangkal. Akar utama berasal
dari batang, kemudian cabang-cabangnya tersebar ke lapisan tanah. Akar
tanaman vanili memiliki kemampuan menyerap air dari udara, hal tersebut
menyebabkan vanili menjadi tahan dari kekeringan. Batang atau sulur dari
tanaman vanili kira-kira sebesar jari tangan manusia, berwarna hijau, agak
lunak, beruas dan umumnya berbuku. Panjang rata-rata 15 cm. Tumbuhan
melekat pada pohon atau tonggak yang telah disediakan. Daun vanili
merupakan daun tunggal. Letaknya berselang-seling pada masing-masing
buku. Warnanya hijau terang, dengan kepanjangan 10-25 cm serta lebar 5-
14
7 cm. Bentuk daun pipih, berdaging, bulat telur, jorong atau lanset dengan
ujung lancip. Tulang daun sejajar, tampak setelah daun tersebut tua atau
mengering, sedangkan pada waktu daun masih muda tidak jelas kelihatan.
Rangkaian bunga vanili adalah bunga tandan yang terdiri dari 15-20
bunga. Bunga keluar dari ketiak daun bagian pucuk batang. Bentuk
bunganya duduk, berwarna hijau-biru agak pucat, panjang 4-8 cm dan
berbau agak harum. Bunga vanili terdiri dari 6 daun bunga (3 sepal, 3
petal) yang terletak dalam dua lingkaran. Daun bunga bagian luar (sepal)
sedikit lebih besar daripada bagian dalam petal. Satu dari petalnya berubah
bentuk, menggulung seperti corong yang disebut bibir (rostellum)
(Ramada, 2019).
c) Kandungan Kimia
Salah satu senyawa utama dalam daun vanili adalah vanilin, yang juga
merupakan senyawa utama dalam biji vanili. Vanilin adalah senyawa
aromatik yang memberikan rasa dan aroma manis, vanila yang dikenal
luas. Selain vanilin, daun vanili juga mengandung sejumlah senyawa lain,
seperti eugenol, kumarin, dan anisaldehida, yang memberikan nuansa
aroma tambahan yang kompleks dan khas pada tanaman ini. Aroma yang
dihasilkan dari senyawa-senyawa ini membuat daun vanili digunakan
dalam industri parfum dan juga digunakan secara tradisional sebagai bahan
pewangi alami (Nurholis, 2017).
d) Khasiat dan Kegunaan
Daun vanili memiliki manfaat yang cukup beragam, meskipun biasanya
lebih dikenal karena biji vanilinya. Salah satu manfaat utama daun vanili
adalah dalam industri parfum dan kosmetik. Daun vanili mengandung
senyawa-senyawa aromatik seperti vanilin, eugenol, dan anisaldehida yang
memberikan aroma yang khas dan segar. Senyawa-senyawa ini digunakan
sebagai bahan dasar dalam pembuatan parfum, pewangi, dan kosmetik
alami (Andri, 2012).

15
2.3 Uraian Bahan
2.3.1 Alkohol (Dirjen POM, 1979; Rowe et al, 2009)
Nama Resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Etanol, Alkohol, Ethyl alkohol
Berat Molekul : 46,07 g/mol
Rumus Molekul : C2H6O
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap,


mudah bergerak, bau khas dan rasa panas. Mudah
terbakar dan memberikan nyala biru yang tidak
berasap
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P
dan dalam eter P
Khasiat : Desinfektan
Kegunaan : Membunuh organisme yang terdapat pada alat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat terlindungi dari
cahaya, di tempat sejuk, jauh dari nyala api
2.3.2 Aquadest (Dirjen POM 1979; Rowe et al, 2009 ; Pubchem, 2022)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air suling, Aquadest
Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 18,02 g/mol
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak


berbau.
16
Kelarutan : Larut dalam etanol gliser
Khasiat : Sebagai air penyulingan
Kegunaan : Zat tambahan, pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

17
BAB III
METODE KERJA
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pada kegiatan Praktikum Botani farmasi dan Morfologi Tumbuhan
tentang “Sel Tumbuhan” ini dilaksanakan pada hari Rabu, 04 Oktober 2023,
dimulai pada jam 07.00 sampai dengan 10.00 WITA berlokasi di Laboratorium
Farmasi bahan alam, Jurusan Farmasi, Fakultas Olahraga Dan Kesehatan,
Universitas Negeri Gorontalo.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada saat praktikum yaitu, cutter, kaca objek,
microglass, pipet tetes, silet.
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu, aquadest,
alkohol 70%, bawang merah (Allium Cepa Bulbus),wortel (Daucus Carota
Tuber),ubi kayu (Manihot Utilisima Tuber), daun vanili (Vanilla planifolia
folium), dan tisu.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Perlakuan I – Pengenalan sel tumbuhan
Preparat : Selaput bagian dalam Bawang Merah (Allium cepa)
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
2. Disiapkan mikrospkop sesuai prosedur penggunaannya,
3. Dibersihkan objek glass dengan alkohol 70%,
4. Diiris setipis mungkin kulit bawang merah setelah itu diletakkan diatas
objek glass.
5. Ditetesi 1-2 aquadest kemidian tutup micro glass. Usahakan tidak ada
gelembung udara dalam preparat.
6. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 4x, 10x, 40x dan
perbesaran 100x.
7. Diambil gambar bagian-bagian sel tumbuhan.

18
3.3.2 Perlakuan II – Bagian-bagian sel
Preparat : Penampang melintang empulur Ubi Kayu (Manihot utilisima)
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
2. Disiapkan mikrospkop sesuai prosedur penggunaannya,
3. Dibersihkan objek glass dengan alkohol 70%.
4. Diambil empulur ubi kayu dan diiris setipis mungkin kemudian diletakkan
diatas objek glass.
5. Ditetesi 1-2 aquadest kemidian tutup micro glass. Usahakan tidak ada
gelembung udara dalam preparat.
6. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 4x, 10x, 40x dan
perbesaran 100x.
7. Diambil gambar bagian-bagian sel tumbuhan.
3.3.3 Perlakuan III – Kloroplast
Preparat : Penampang melintang Wortel (Daucus carota)
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
2. Disiapkan mikrospkop sesuai prosedur penggunaannya,
3. Dibersihkan objek glass dengan alkohol 70%,
4. Diiris secara melintang korteks umbi wortel kemudian diletakkan diatas
objek glass.
5. Ditetesi 1-2 aquadest kemidian tutup micro glass. Usahakan tidak ada
gelembung udara dalam preparat.
6. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 4x, 10x, 40x dan
perbesaran 100x.
7. Diambil gambar bagian-bagian sel tumbuhan.
3.3.4 Perlakuan IV – Elaioplast
Preparat : Penampang permukaan Daun Vanili (Vanilla planifolia folium)
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
2. Disiapkan mikrospkop sesuai prosedur penggunaannya,
3. Dibersihkan objek glass dengan alkohol 70%,
4. Diambil empiris daun vanili dengan cara mengirisnya sejajar dengan
permukaan daun
19
Vanili setipis mungkin kemudian diletakkan diatas objek glass.
5. Ditetesi 1-2 aquadest kemidian tutup micro glass. Usahakan tidak ada
gelembung udara dalam preparat.
6. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 4x, 10x, 40x dan
perbesaran 100x.
7. Diambil gambar bagian-bagian sel tumbuhan.

20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


NO Sampel Hasil Literatur Keterangan

1. Daun Vanilli 4x
(Vanilla
planifolia
folium)

(Fiah dkk, 2022)

10x

(Khodir, 2015)

40x

(Yolanda, 2017)

100x

(Yolanda, 2017)

21
2. Bawang
Merah 4x
(Allium
cepa)

(Ulul, 2014)

10x

(Ulul, 2014)

40x

(Ulul, 2014)

100x

(Aminah, 2013)

3. Ubi Kayu 4x
(Manihot
utilisima)

(Nur Sandrina,
2015)

22
10x

(Nur Sandrina,
2015)

40x

(Ospa, 2023)

100x

(Anonim, 2009)

4. Wortel 4x
(Daucus
carota)

(Anzila, 2022)

10x

(Anzila Harda,
2022)

23
40x

(Kelompok A7,
2019)

100x

(Anonim, 2011)

4.2 Pembahasan
Sel merupakan satuan (unit) kehidupan terkecil dari makhluk hidup.
Satuan terkecil itu meliputi satuan struktural dan fungsional. Makhluk hidup yang
tersusun oleh satu sel disebut makhluk hidup uniseluler. Yang termasuk makhluk
hidup bersel satu antara lain bakteri, Amoeba, Paramecium, Euglena, dan
ganggang hijau-biru.
Pada praktikum kali dilakukan pecobaan mengamati sel tumbuhan
menggunkan mikroskop, Dalam biologi, sel merupakan kumpulan materi paling
sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup.
Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia
untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel (Subagiartha, 2018).
Sel eukariot terdiri dari organel yang terbungkus membran, misalnya
kloroplas, mitokondria, nukleus, dan vakuola, sedangkan prokariot terdiri dari
organel tanpa membran Beberapa organisme yang mempunyai sel eukariot
mengandung nukleus sejati dan sebagian besar bersel tunggal, misalnya protozoa
dan cendawan lendir. Organisme yang memiliki sel prokariot tidak mengandung
nukleus atau organel sel yang terorganisasi, misalnya bakteri (Hardiyati, 2018).
Alat yang akan digunakan pada praktikum kali ini adalah kaca objek,
micro glass,mikroskop,pipet tetes,silet dan pensil. Untuk bahan yang digunakan

24
pada praktikum kali ini adalah aquades, alcohol 70%, bawang merah (Allium
cepa), singkong (Manihot utilisima), daun vanili (Vanilla planifolia folium),
wortel (Daucus carota) dan tissue.
Tujuan dari percobaan ini adalah, agar mengetahui dan melihat bagian-
bagian sel yang hidup dan mati seperti dinding sel, nucleus (inti sel), membran
sel, protoplasma, sitoplasma dari sampel yang akan diamati.
Hal pertama yang dilakukan adalah sediakan alat dan bahan yang akan
digunakan, dibersihkan alat menggunakan alkohol 70%. Tujuan dibersihkan alat
menggunakan alkohol 70% adalah agar membunuh atau menghilangkan bakteri
yang menempel pada alat yang akan digunakan sehingga ketika sampel
dituangkan ke dalam alat akan terhindar dari mikroorganisme. Menurut Hapsari
(2015), kadar 70% alkohol dianjurkan untuk di gunakan sebagai cairan pembersih
yang ampuh untuk membunuh kuman maupun bakteri. Saat alkohol dengan
konsentrasi 70% membuat kuman atau bakteri mati untuk mencegah terjadinya
infeksi atau pencemaran oleh mikroorganisme atau untuk membasmi kuman
penyakit. Kemudian sampel diiris setipis mungkin, menurut Sri Sunarti dkk
(2018), pengirisan sampel dilakukan menggunakan silet tajam dan steril secara
melintang dengan ketebalan setipis mungkin yaitu kurang lebih 20-30
mikrometer. Pengirisan ini dapat dilakukan secara langsung dengan membuat
sayatan pada sampel daun, ranting/batang. Setelah itu letakkan irisan sampel di
atas kaca preparat. Menurut Andaru (2021), kaca preparat merupakan suatu
komponen dari mikroskop yang digunakan untuk meletakkan preparat, terbuat
dari kaca transparan sehingga membantu untuk melihat apakah preparat sudah
cukup dan tidak ada gelembung udara di dalamnya yang memungkinkan cahaya
melewatinya dengan bebas dan indeks bias yang sangat rendah. Selanjutnya
diambil aquades dengan menggunakan pipet tetes kemudian tetesi di permukaan
kaca objek yang sebelumnya telah dibersihkan dengan alkohol 70 %. Menurut
Petrucci (2008), aquadest merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari zat-zat
pengotor sehingga bersifat murni dalam laboratorium. Aquadest biasa digunakan
untuk membersihkan alat-alat laboratorium dari zat pengotor. Ditutup sampel
yang telah diletakkan dikaca preparate tadi dengan cover glass Setelah itu
25
letakkan kaca preparat yang berisi sampel tersebut diatas meja mikroskop Kaca
preparat dijepit dengan penjepit agar sampel yang berada didalam kaca preparat
tidak bergeser Mengatur proses meja objek kearah cahaya agar sampel bisa
mengenai Cahaya dan objek dapat diamati Setelah sampel sudah berada tepat
dicahaya, putar revolver hingga lensa objektifnya diangka empat. Menurut
Widyatmoko (2008), Fungsi revolver adalah tempat lensa objektif yang akan
digunakan. Mengamati dan catat hasil pengamatan dan pembesaran yang
digunakan Jika sudah kelihatan sel pada sampel lensa objektif 4, putar
revolvernya hingga ukuran lensa objektif 10, 40, dan 100.
Hasil yang didapatkan pada sampel bawang merah (Allium cepa), bentuk
sel yang didapati seperti balok yang disusun miring,. Sel bawang merah berwarna
merah muda, menurut Gul (2007), hal ini disebabkan karena bawang merah
mengandung plastid yang menghasilkan kloroplas. Adapun epitel pada bawang
merah mempunyai tiga bagian yaitu membran plasma, inti sel dan sitoplasma.
Pada sampel ubi kayu (Manihot utilisima), sel pada ubi kayu berbentuk
heksagonal. Tidak memilki inti sel karena tidak ada aktifitas didalamnya. Organel
yang dapat ditemui yaitu, dinding sel dan ruang sel. Menurut Winarto (1981),
fungsi dari dinding sel itu sendiri adalah sebagai pelindunng, pemberi bentuk yang
tetap dan pembatas antara sel satu dengan sel lainnya. Sedangkan ruang sel
berwarna putih dan terlihat kosong. Hasil yang didapatkan dari sampel wortel
(Daucus carota) ditemukan dinding sel, sitoplasma, dan kromoplas. Sel-sel yang
terdapat pada tumbuhan ini memiliki bentuk segi enam dengan dinding sel yang
menebal. Menurut Adrak (2011), tumbuhan ini memili karetenoid sehingga
terlihat berwarna jingga. Karetenoid ini sendiri terdiri atas karoten yang berwarna
jingga merah dan xantofil yang berwarna kuning. Pada sampel daun vanili
(Vanilla planifolia folium), didapatkan bentuk serta susunan sel-sel epidermis
yang sangat bervariasi.Sel epidermis merupakan sel hidup mempunyai protoplas,
sitoplasma. Menurut Fahn (1991), stomata daun vanili dikelilingi oleh 4 sel
tetangga, tersusun teratur membentuk lingkaran mengelilingi stomata.
Kemungkinan kesalahan pada praktikum kali ini yaitu kesalahan pengamat
dalam memotong sampel yang terlalu tebal berulang-ulang kali, dan pengamat
26
tidak memberi label pada kaca preparat untuk membedakan sampel satu dengan
lainnya.

27
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan pada modul 3 yang berjudul Sel Tumbuhan, dapat
disimpulkan bahwa, sel merupakan unit terkecil yang menyusun tubuh makhluk
hidup dan merupakan tempat terselenggaranya fungsi kehidupan. Sel tumbuhan
terdiri dari sel hidup dan sel mati seperti dinding sel, nucleus (inti sel) yang
mengontrol sintestis protein, membrane sel atau lapisan terluar yang mengontrol
masuk keluarnya zat dari atau ke luar sel, dan sitoplasma yang berfungsi sebagai
tempat organel sel dan sitoskeleton.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk Jurusan
Diharapkan jurusan dapat lebih menunjang kegiatan praktikum, baik
dalam hal tempat dengan lebih maksimal, yaitu dengan menambah fasilitas
laboratorium agar pratikum dapat berjalan lebih maksimal.
5.2.2 Saran Untuk Laboratorium
Diharapkan laboratorium dapat lebih memfasilitasi alat yang akan
digunakan untuk pratikum agar para pratikan tidak mengalami kendala
dalam melakukan pratikum.
5.2.3 Saran Untuk Asisten
Diharapkan agar kerjasama antara asisten dengan pratikum lebih
ditingkatkan dengan banyak memberi wawasan tentang sel pada
tumbuhan, asisten dan pratikan diharapkan tidak ada missed
communication selama proses praktikum agar hubungan antara asisten
dengan pratikan tetap terjaga baik, hubungan asisten dengan praktikan
diharapkan selalu terjaga keharmonisannya agar dapat tercipta suasana
kerjasama yang baik.
5.2.4 Saran untuk Praktikan
Diharapkan agar semua praktikan bisa menjaga keamanan dan mematuhi
tata tertib di dalam laboratorium, praktikan lebih disiplin waktu saat jam

28
praktikum serta menyiapkan semua alat bahan yang dibutuhkan saat
praktikum sebelum praktikum dimulai.

29
DAFTAR PUSTAKA

A. Gul, Ferdiand. 2007. Hongkong Auditing. Hongkong: City University of


Hongkong.

AKK, 2014. Morfologi Tanaman Bawang Merah Serta Manfaatnya .Digilib Unila

Agustina, A.,Hidayati, N. dan Susanti. 2019. Penentuan Kadar Beta karoten Pada
Wortel (Daucus carota) Mentah dan Woretel Rebus dengan
Spektrofotometri Visible. Jurnal Farmasi Sains dan Praktis.

Andri, 2012 pengembangan vanili di jawa tengah - Distanbun|Jateng. Jawa


Tengah

Ardila, 2015. Pelatihan pemanfaatan dan pengolahan singkong. Surabaya

Arsalayati. 2018. Perbedaan Metode Pengeringan Sayuran Kering Wortel.


Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas Padang.

Arman, 2013. Journal of Biology Education Analisis Hasil Penelitian Biologi.


Bandung, Jawa Barat

Barret Kim E. dkk. 2015. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong (Buku).
Jakarta : EGC Medical.

Budiman dan Suryono. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam konteks


kesehatan lingkungan. Jakarta EGC. Hal, 84.

Cahyono, B. 2002. Wortel Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius
Yogyakarta.

Cici Handoyo, 2022. Analisis kerapatan lenti sel pada sel tumbuhan di ekosistem.
Universitas Magelang.

Danang, H.U. 2017. Etnobotani tumbuhan obat oleh perempuan suku osing di
kecamatan glagah kabupaten banyuwangi. skripsi universitas islam
negeri maulana malik Ibrahim.

Dianawati, 2011. Analisis Penggunaan Laboratorium Biologi untuk Praktikum.


Indonesia

Djuanda, 2008. Struktur Tumbuhan dan Pengenalan Mikroskop.Indonesia.

Fahn, A. 1991 Anatomi Tumbuhan. Penerjemah Ahmad Sodiarto dkk.


Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

30
Galih, 2005.Struktur Sel Epidermis dan Stomata Daun Beberapa Tumbuhan Suku.
Jakarta Pusat.

Handoko, A., Rizki. 2020. Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan, Program Studi
Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden
Intan Lampung, Bandar Lampung.

Hasan, Muhammad dkk. 2021. Media Pembelajaran. Tahta Media Grup Klaten.

Irnaningtyas. 2016. Biologi untuk SMA/MA Kelas 10 Kurikulum 2013, Erlangga


Jakarta.

Petrucci, H. Ralph; Wiliam, S. Harwood; Geoffrey, F, Herring; dan Jeffrey D.


Madura. 2008. Kimia Dasar ( Prinsip - Prinsip dan Aplikasi Modern)
Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Hal: 344.
Poletekes Palembang, 2017 Pengaruh ekstrak bawang (Allium ascalonicum).
Palembang

Restiani, 2016. Karakter morfologi ubi kayu (Manihot esculenta Crantz). Jakarta

R Lidiawati, 2019 (Wortel) Sebagai Solusi Penambah Vitamin A. Banten

Samsyuni. 2006. Farmasetika Dasar Dan Hitungan Farmasi, Penerbit Buku


Kedokteran EGC, Jakarta 29-31.

Sarwono,Sarlito Wirawan. 1999. Psikologi Sosial. Individu Dan Teori Psikologi


Sosial. Jakarta : Balai Pustaka.

Setiawan, 2018. Kandungan Kimia dan Potensi Bawang Merah (Allium cepa L.).
Jawa Tengah

Surachmat, Winarto. 1981. Dasar dan Teori Research Pengantar Metodologi


Ilmiah. Bandung tarsito.

Amit Kumar, J. Kaur, & P. Singh. (2010). Fuzzy Optimal Solution of Fully Fuzzy
Linear Problems with Inequality Constraints. International Journal of
Applied Mathematics and Computer Sciences 6. 1. Hlm. 37 - 41.

UNILA, 2014 II. A. Tanaman Vanili Vanili merupakan tanaman. Jakarta Tengah

WIdyatmoko, Arif. 2008. Mengenal Laboratorium Biologi. Semarang: PT.


Bengawan Ilmu.

Wirawan, 1999. Pdf struktur ,fungsi, dan regulasi.. Jakarta

31
LAMPIRAN LAMPIRAN

Lampiran 1: Alat dan Bahan

1) Alat

Nama Alat Gambar Fungsi Alat

Digunakan untuk
Kaca Objek meletakkan objek atau
preparat yang akan
diamati

Digunakan untuk
Micro Glass menutupi preparat

Digunakan untuk
Pipet Tetes mengambil aquades,
kemudian ditetesi di
preparat

Digunakan utuk
Sillet mengiris sampel

2) Bahan
32
Nama Bahan Gambar Fungsi Bahan

Digunakan untuk
Aquadest kesegaran pada
preparat

Digunakan untuk
Alkohol 70% membersihkan sampel

Bawang Merah Digunakan sebagai


(Allium cepa bulbus) sampel

Daun Vanili Digunakan sebagai


(Vanilla planifolia sampel
folium

Tisu Digunakan untuk


membersihkan alat

Ubi Kayu Digunakan sebagai


(Manihot utilima sampel
tuber)

33
Wortel Digunakan sebagai
(Daucus caricota sampel
tuber)

Lampiran 2 : Diagram Alir

1. Bawang Merah (Allium cepa bulbus)

Bawang Merah (Allium


cepa bulbus)

 Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,


 Disiapkan mikrospkop sesuai prosedur penggunaannya,
 Dibersihkan objek glass dengan alkohol 70%,
 Diiris setipis mungkin kulit bawang merah setelah itu
diletakkan diatas objek glass.

34
 Ditetesi 1-2 aquadest kemidian tutup micro glass.
Usahakan tidak ada gelembung udara dalam preparat.
 Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 4x, 10x,
40x dan perbesaran 100x.
 Diambil gambar bagian-bagian sel tumbuhan.

2. Daun Vanili (Vanilla planifolia folium)

Daun Vanili (Vanilla


planifolia folium)

 Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,


 Disiapkan mikrospkop sesuai prosedur penggunaannya,
 Dibersihkan objek glass dengan alkohol 70%,
 Diambil empiris daun vanili dengan cara mengirisnya
sejajar dengan permukaan daun Vanili setipis mungkin
kemudian diletakkan diatas objek glass.

35
 Ditetesi 1-2 aquadest kemidian tutup micro glass.
Usahakan tidak ada gelembung udara dalam preparat.
 Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 4x, 10x,
40x dan perbesaran 100x.
 Diambil gambar bagian-bagian sel tumbuhan.

3) Ubi Kayu (Manihot utilima tuber)

Ubi Kayu

(Manihot utilima tuber)

 Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,


 Disiapkan mikrospkop sesuai prosedur penggunaannya,
 Dibersihkan objek glass dengan alkohol 70%,
 Diambil empulur ubu kayu dan diiris setipis mungkin
setelah itu diletakkan di meja objek.

36
 Ditetesi 1-2 aquadest kemidian tutup micro glass.
Usahakan tidak ada gelembung udara dalam preparat.
 Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 4x, 10x,
40x dan perbesaran 100x.
 Diambil gambar bagian-bagian sel tumbuhan.

3. Wortel (Daucus caricota tuber)

Wortel
(Daucus caricota tuber)

 Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,


 Disiapkan mikrospkop sesuai prosedur penggunaannya,
 Dibersihkan objek glass dengan alkohol 70%,
 Diiris secara melintang korteks umbi wortel setipis
mungkin setelah itu letakkan di objek glass.

37
 Ditetesi 1-2 aquadest kemidian tutup micro glass.
Usahakan tidak ada gelembung udara dalam preparat.
 Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 4x, 10x,
40x dan perbesaran 100x.
 Diambil gambar bagian-bagian sel tumbuhan.

Lampiran 3 : Skema Kerja


1. Bawang Merah (Allium cepa bulbus)

Membersihkan Mengiris atau Meneteskan


menyayat sampel aquadest pada
sampel dengan
secara horizontal sampel
alkohol atau vertical 38
Mengamati sampel Meletakkan cover Meletakkan sampel
dengan perbesaran glass di atas sampel dia tas preparat

2. Daun Vanili (Vanilla planifolia folium)

Membersijkan Mengiris atau Meneteskan


sampel dengan menyayat sampel aquades pada
alkohol secara horizontal sampel
39
dan vertikal
Mengamati sampel Meletakkan sampel
Meletakkan vover
dengan di atas kaca
glass di atas sampel
perbesarannya preparat

3. Ubi Kayu (Manihot utilima tuber)

Membersihkan Mengiris atau Meneteskan


menyayat sampel
sampel dengan aquades pada
secara horizontal
alkohol dan vertikal sampel
40
Mengamati objek Meletakkan cover Meletakkan sampel
dengan glas di atas sampel diatas kaca preparat
perbesarannya

4. Wortel (Daucus caricota tuber)

Membersihkan Mengiris atau Meneteskan


sampel dengan menyayat sampel
aquades pada
dengan horizontal
alkohol atau vertikal sampel

41
Mengamati objek Meneteskan Meletakkan sampel
dengan aquadest ke atas diatas kaca preparat
perbesarannya sayatan kemudian
tutup dengan cover

42

Anda mungkin juga menyukai