Anda di halaman 1dari 41

Laporan Praktikum

BOTANI FARMASI
“SEL TUMBUHAN”

OLEH

KELOMPOK : I (SATU)
KELAS : B-S1 FARMASI 2021
ASISTEN : I MADE HARIADI WIJAYA

LABORATORIUM BAHAN ALAM FARMASI


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
Laporan Praktikum

BOTANI FARMASI
“SEL TUMBUHAN”

OLEH

KELOMPOK : I (SATU)
KELAS : B-S1 FARMASI 2021
ASISTEN : I MADE HARIADI WIJAYA

LABORATORIUM BAHAN ALAM FARMASI


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
Laporan Praktikum

BOTANI FARMASI
“SEL TUMBUHAN”

OLEH

KELOMPOK : I (SATU)
KELAS : B-S1 FARMASI 2021
ASISTEN : I MADE HARIADI WIJAYA

LABORATORIUM BAHAN ALAM FARMASI


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
Lembar Pengesahan

BOTANI FARMASI
“SEL TUMBUHAN”

OLEH
KELOMPOK I (SATU)

1. ADE CHIVAN PUTRA TRIONO (821421073)


2. DEWI SAFITRI ABD. GANI (821421081)
3. FARDINA SAFITRI SAMSUDIN (821421071)
4. MOH. KRISNA Y.UNDJILA (821421103)
5. NABILAH AULIA IBRAHIM (821421075)
6. RAHMAWATI PERMATA ASE (821421070)
7. SITI FAUZIAH KADULLAH (821421061)

Gorontalo, Oktober 2021 NILAI


Mengetahui Asisten

I MADE HARIADI WIJAYA


KATA PENGANTAR
Assalamualikumwarahmatullahi wabarakatuh.
Segala puji syukur bagi Allah SWT dengan nikmat-Nya sehingga kami d
apat menyelesaikan laporan praktikum Botani Farmasi dengan judul “Sel”. Ada
pun tujuan dari kami menulis laporan ini yakni untuk memenuhi tugas laporan
praktikum dari Asisten pada Praktikum Botani Farmasi. Selain itu, Laporan ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang menggunakan mikroskop da
n pembuatan preparat serta pengetahuan tentang sel.
Kami mengucapkan terima kasih kepada penanggung jawab Laboratoriu
m Bahan Alam Farmasi dan asisten Laboratorium Bahan Alam Farmasi yang te
lah memfasilitasi kami dalam melakukan Praktikum Botani Farmasi.
Semoga laporan yang kami tulis dapat bermanfaat buat siapapun yang m
embacanya, sekian dan terimakasih.
Wassalamualaikumwarahmatullahi wabarakatuh.

Gorontalo, September 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2. Tujuan Percobaan..........................................................................2
1.3 Manfaat Percobaan........................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................3
2.1 Dasar Teori....................................................................................3
2.1.1 Pengertian Sel Tumbuhan..............................................................3
2.1.2 Fungsi Sel......................................................................................4
2.1.3 Bagian- Bagian Sel........................................................................5
2.2 Uraian Tanaman.............................................................................7
2.3 Uraian Bahan.................................................................................17
BAB III METODE KERJA.......................................................................18
3.1 Waktu dan Pelaksanaan Praktikum................................................18
3.2 Alat.................................................................................................18
3.3 Bahan.............................................................................................18
3.4 Cara Kerja......................................................................................18
.......................................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................20
4.1 Hasil Pengamatan .........................................................................20
4.2 Pembahasan...................................................................................21
BAB V PENUTUP.....................................................................................24
5.1. Kesimpulan....................................................................................24
5.2 Saran...............................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan flora dan fauna. K
ekayaan flora Indonesia ini, banyak termasuk ke dalam kategori tanaman obat. Di
Indonesia terdapat sekitar 30.000 jenis tanaman, dimana 7.000 spesies diantaranya
memiliki khasiat obat. Hutan tropika Indonesia diperkirakan mencapai 143 juta h
a, dimana terdapat 80 % tanaman obat yang ada di dunia tumbuh disana. Karena it
u, Indonesia dijuluki sebagai negara mega-biodiversity. Kekayaan alam berupa an
eka jenis tumbuhan obat di negara Indonesia sangatlah bermanfaat bagi kesehatan
. Selain itu, bangsa Indonesia juga memiliki banyak etnis yang menyimpan seju
mlah pengetahuan lokal mengenai pemanfaatan tumbuhan sebagai obat (Setiawan
dan Maryatul, 2014).
Botani merupakan ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan dan peran tu
mbuhan bagi kehidupan. Mempelajari botani tidak hanya mempelajari tumbuhan s
ecara teoritis tapi mendalami ilmu botani untuk lebih menghargai dan menyadari p
eran penting tumbuhan secara fungsional bagi kehidupan
Pada tumbuhan tingkat tinggi. Dalam praktikum untuk melihat sel-sel sepe
rti klorofil, kloroplas, dan tilakoid bisa dilihat menggunakan mikroskop. Mikrosko
p adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengamatan mikroorganisme. Pen
emuan mikroskop oleh Antonie Van Leuwenhoek telah banyak membantu para ah
li dalam kegiatan penyelidikan. Kali ini Robert Hooke dengan memanfaatkan mik
roskop telah berhasil sebagai orang yang pertama melihat ruang-ruang kecil yang
dibentuk oleh irisan pada jaringan tumbuh-timbuhan. Jaringan–jaringan itu dilihat
nya bagaikan tersusun dari banyak ruang kecil yang dibatasi dinding-dinding tipis.
Ruang-ruang kecil ini dinamakan sel
Sel adalah bagian terkecil yang terdapat pada makhluk hidup. Setiap Makhluk hid
up pasti memiliki sel, jika tidak maka dia bisa dikatakan bukan makhluk hidup, ka
rena dalam tubuh makhluk hidup ada yang namanya organ, jaringan, dan sel. Kum
pulan dari beberapa sel disebut jaringan, dan kumpulan dari beberapa jaringan dis
ebut organ. Jadi, sel merupakan hal, mendasar dari segala aktifitas dalam tubuh kit

1
a. Tidak hanya makhluk hidup yang mengalami perkembangan dan pertumbuhan,
sel juga mengalami yang demikian, karena sel juga ada yang hidup dan ada juga y
ang mati. Sel hidup merupakan sel yang masih aktif bekerja di bidangnya, artinya
sel hidup adalah sel masih terus bekerja tanpa henti, terus mengalami pembelahan
dan lain-lain. Sedangkan sel mati adalah sel yang sudah tidak bekerja pada tubuh
makhluk hidup, artinya sel ini sudah tidak bekerja untuk kehidupan makhluk hidu
p (Poedjiadi,2009).
Berdasarkan hal tersebut, maka kami melakukan percobaan agar dapat
melihat perbedaan bentuk antara satu sel dengan sel lainnya. Dalam hal ini kami
mengambil sampel tanaman bawang merah, ubi kayu, daun vanili dan wortel.
1.2 Maksud Percobaan
Maksud dari praktikum Sel Tumbuhan ini adalah agar mahasiswa dapat
mengetahui dan melihat bagian bagian sel yang hidup dan mati.
1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui tentang sel.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan melihat bagian bagian sel yang
hidup dan mati.
1.4 Manfaat
Mahasiswa mengetahui bentuk dari sel-sel tumbuhan yang lebih spesifik p
ada serta dapat menggambarkan bagaimana bentuk dari sel yang diamati.

2
BAB II
TUJUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Sel Tumbuhan
Sel adalah bagian terkecil yang terdapat pada makhluk hidup. Setiap Makh
luk hidup pasti memiliki sel, jika tidak maka dia bisa dikatakan bukan makhluk hi
dup, karena dalam tubuh makhluk hidup ada yang namanya organ, jaringan, dan s
el. Kumpulan dari beberapa sel disebut jaringan, dan kumpulan dari beberapa jarin
gan disebut organ. Jadi, sel merupakan hal, mendasar dari segala aktifitas dalam tu
buh kita. Tidak hanya makhluk hidup yang mengalami perkembangan dan pertum
buhan, sel juga mengalami yang demikian, karena sel juga ada yang hidup dan ada
juga yang mati. Sel hidup merupakan sel yang masih aktif bekerja di bidangnya, a
rtinya sel hidup adalah sel masih terus bekerja tanpa henti, terus mengalami pemb
elahan dan lain-lain. Sedangkan sel mati adalah sel yang sudah tidak bekerja pada
tubuh makhluk hidup, artinya sel ini sudah tidak bekerja untuk kehidupan makhlu
k hidup (Poedjiadi,2009).
Sel adalah unit fundamental bagi struktur dan fungsi kehidupan. Beberapa
jenis organisme, misalnya amoeba dan sebagian besar bakteri, merupakan sel tung
gal. Organisme lain, termasuk tumbuhan dan hewan, bersifat multiseluler. Bebera
pa dari organisme tunggal yang melaksanakan semua fungsi kehidupan, organism
e multiseluler memiliki pembagian tugas di antara sel-sel yang terspesialisasi. Tub
uh manusia terdiri dari triliunan sel mikroskopis dari berbagai jenis, misalnya sel
otot dan sel saraf, yang terorganisasi menjadi berbagai jaringan terspesialisasi. Mi
salnya, jaringan otot terdiri dari berkas-berkas sel otot (Campbell, 2008).
.Sel-sel yang sama atau mirip bentuknya secara bersama-sama membentuk
jaringan tertentu. Ada sel yang mempunyai bentuk bulat pipih, bentuk serabut pan
jang, bentuk kubus, dan lain-lain. Selain bentuk yang berbeda-beda, ukuran sel pu
n bermacam-macam. Sebagian besar sel berdiameter antara 1- 100 µm sehingga h
anya bisa dilihat dengan menggunakan mikroskop. Perhatikan Bahwa skala yang
digunakan berupa logaritma untuk mengakomodasi kisaran ukuran yang ditunjuka
n. Skala dimulai dibagian atas dengan 10 meter dan menurun, setiap pengukuran d

3
isisi kiri menunjukan pengecilan ukuran sepuluh kali(Poedjiadi, 2009). Sel dalam
bahasa latin artinya rongga kecil atau terkenal dengan nama cellula yaitu unit kehi
dupan terkecil. Dalam biologi, sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang
dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu mel
akukan semua aktifitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk mempert
ahankan kehidupan berlangsung didalam sel (Kusumawati, 2012).
Sel tumbuhan adalah sel yang menyusun fungsi kerja dari seluruh fungsi
kehidupan tumbuhan. Peran sel tumbuhan adalah memulai pertumbuhan awal,
menyerap makanan, hingga menghasilkan buah. Sel tumbuhan memiliki dinding
sel yang terbuat dari selulosa.Dinding sel sangat tipis saat selulosa masih berusia
muda, sedangkan dinding sel menebal saat selulosa semakin tua. Sel tumbuhan ini
yang embuat tumbuhan muda sangat lunak, sedangkan tumbuhan tua sangat keras
Sel Tumbuhan juga dapat diartikan sebagai suatu unit satuan kecil
memiliki selaput tipis yang didalamnya terdapat larutan koloid senyawa
kimia.keunggulan utama dari sel tumbuhan yaitu mampu membuat duplikatnya
sendiri dengan cara membelah sel. Sel sendiri merupakan bagian dari protoplasma
yang menjadi bagian substansi dari sel hidup. Bentuk dari sel hidup berupa sel
tunggal atau uniseluler.
2.1.2 Fungsi sel
Menurut Hambali (2019), ada beberapa fungsi umum dari sel,yaitu:
1. Mencari dan mendapatkan O2 serta zat gizi lingkungan internalnya
2. Membuang zat sisa dan CO2 yang dihasilkan dari adanya reaksi kimia.
3. Melakukan berbagai rekasi kimia sedemikian rupa,merubah O2 dan
gizi menjadi energi
4. Sensitife dan responsive aan perubahan di lingkungan sekitar sel.
5. Berproduksi,sehingga apabila rusak dapat diganti dengan sel yang baru
6. Melakukan control terhadap pertukaran xat yang terjadi antara sel dan
lingkungan internal.

2.1.3 Bagian bagian sel


Menurut Rahman,2007 bagian bagian sel terdiri dari:

4
1. Membran sel
Membran sel merupakan batas antara bagian luar bagian dalam, b
erfungsi sebagai pengatur keluar masuknya zat dan pelindung sitoplasma d
an pelindung sel dari lingkungan luar sel.
2. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan bagian yang cair dalam sel. Dipenuhi oleh
Organel berukuran besar dan kecil yang tersebar. Cairan bening ini menga
ndung protein, elektrolit, dan glukosa yang terlarut. Di dalam sitoplasma j
uga terdapat beberapa organel penting, yaitu : reticulum endoplasma, ribos
om, apparatus golgi, mitokondria, lisosom, dan periksisom. Penyusun uta
ma sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai zat-zat pelarut kimia ser
ta sebagai media terjadinya reaksi kimia sel.
3. Retikulum Endoplasma (RE)
Retikulum Endoplasma adalah organel yang tersusun atas membran-me
mbran parallel. Retikulum endoplasma mempunyai saluran yang berkelokkelok u
ntuk membantu suatu zat menghasilkan energiretikulum endoplasma terdiri dari d
ua jenis, yaitu retikulum endoplasma kasar yang permukaannya dilapisi ribosom d
an retikulum endoplasma halus yang tidak dilapisi ribosom. Retikulum
Endoplasma berfungsi membentuk jaringan, menyediakan enzim-enzim disepanja
ng retikulum endoplasma, berperan dalam transportasi berbagai zat, dan berperan
dalam pembentukan fosfolipid, kolesterol, dan karbohidrat.
4. Ribosom
Ribosom merupakan organel berbentuk butiran-butiran yang tersusun ata
s RNA (Ribonucleic Acid) dan protein. Dapat bebas dalam sitoplasma atau meleka
t pada RE. Fungsinya sebagai sintesis protein. Dalam sel, ribosom membelah dan
membentuk Hb dalam eritroblas yang selanjutnya akan menjadi eritrosit.

5. Mitokondria.
Mitokondria merupakan pusat pembangkit tenaga bagi sel “powe
rhouse” atau “pabrik energi”, karena mengandung enzim yang dapat mele

5
paskan energi dalam bentuk makanan pada proses respirasi sel, dan menya
ring energi dari zat gizi dan menyediakan yang dip
erlukan dari semua bagian sel. Dibagian ini, lemak
dirubah menjadi karbohidrat sehingga timbul ener
gi dalam bentuk ATP
6. Badan golgi.
Badan golgi merupakan lempengan cembung membentuk vesikula (kant
ong) yang akan membawa zat-zat yang dihasilkan oleh RE menuju membran sel.
Zat-zat yang dihasilkan biasanya berbentuk protein. Badan golgi biasanya berjuml
ah banyak dan aktif pada sel-sel sekresi, seperti pankreas dan dan kelenjar ludah.
7. Lisosom.
Lisosom merupakan vesikula yang masih berada di dalam sitoplasma, be
rbentuk oval atau bulat yang dilapisi oleh suatu lapisan membran. Lisosom menga
ndung enzim yang dapat mencerna fosfolipid, lipid dan protein. Disamping itu jug
a berfungsi sebagai pengurai organel sel yang telah rusak.
8. Nukleus (inti sel).
Nukleus merupakan organel terbesar di dalam sel yang sangat vital peran
annya dalam kehidupan sel. Peranan nucleus dalam hal ini adalah untuk mengatur
dan mengontrol segala aktifitas kehidupan sel serta membawa informasi genetik y
ang diturunkan ke generasi berikutnya. Informasi ini disimpan dalam suatu molek
ul polinukleutida yang disebut DNA (Deoxyribonucleic Acid). Umumnya tersebar
seperti benang yang disebut kromatin. Ketika sel akan membelah, kromatin berko
ndensasi membentuk struktur yang lebih padat dan memendek yang disebut krom
osom.

2.2 Uraian Tanaman


2.2.1 Bawang Merah (Allium cepa)

Gambar 2.2.1 Bawa


ng Merah
1. Klasifikasi tanaman Menurut Tjitrosoepomo (2010)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angispermae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium cepa
2. Morfologi
a. Akar
Bawang merah merupakan tanaman semusim yang berbentuk rumput,
berbatang pendek dan berakar serabut, tinggi dapat mencapai 15-20 cm dan
membentuk rumpun. Akarnya berbentuk akar serabut yang tidak panjang (Hapsoh
dan Hasannah, 2011).
b. Batang
Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut dengan discus yang
berbentuk seperti cakram,tipis,dan pendek sebagai melekatnya akar dan mata
tunas, diatas discus terdapat batang semu yang tersusun dari pelepah-pelepah
daun dan batang semua yang berbeda di dalam tanah berubah bentuk dan fungsi
menjadi umbi lapis (Sudirja, 2007).
c. Daun
Daun bawang merah berbentuk silindris kecil memanjang antara 50-7
cm, berlubang dan bagian ujungnya runcing berwarna hijau muda sampai tua, dan
letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relative pendek (Rukmana,
1995).
d. Bunga
Bawang merah memiliki bunga majemuk berbentuk tan dan. Tangkai
bunganya keluar dari ujung bagian tanaman dengan panjang 30-90 cm. dan
memiliki panjang 50-200 kuntum bunga yang susunannya melingkar seperti
payung. Bunga bawang merah ini memiliki sekitar 5-6 helai daun bunga yang
berwarna putih dan 6 benang sari yang memiliki warna hijau hingga kekuning-

7
kuningan, memiliki 1 putik dan bakal buah yang bentuknya hampir seperti segi
tiga. Bunga bawang merah memiliki benang sari dan putik dimana hal ini artinya
bunga bawang merah merupakan bunga sempurna atau hemprodit karena
memiliki kelamin jantan dan betina, sehingga bisa melakukan penyerbukan secara
sendiri atau penyerbukan silang (Hutapea, 1993).
3. Kandungan kimia
Beberapa kandungan senyawa yang penting dari bawang merah antaralain
kalori, karbohidrat, lemak, protein, dan serat makanan. Serat makanan dalam
bawang merah adalah serat makanan yang larut dalam. air, disebut oligefruktosa
Kandungan vitamin bawang merah adalah vitamin A, vitamin B1 (tiamin),
vitamin B2 (G, riboflavin), vitamin B3 (niasin), dan vitamin C. Bawang merah
juga memiliki kandungan mineral diantaranya adalah belerang, besi, klor, fosfor,
kalium, kalsium, magnesium, natrium, silikon, jodium, oksigen, hidrogen,
nitrogen, dan zat vital non gizi yang disebut air (Rukmana, 1995).
4. Manfaat
Manfaat bawang merah disamping pelengkap bumbu masakan dapur juga
sebagai obat tradisional karena mengandung efek antiesptik dan senyawa alliin
(Rukmana, 1995).
2.2.2 Ubi Kayu (Manihot utilissima)
1. Klasifikasi tanaman Menurut Rukmana (1997)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiaeles (Tricoccae) Gambar 2.2.2
Famili : Euphorbiaceae Ubi Kayu
Genus : Manihot (Manihot uttilisima)
Spesies : Manihot uttilisima

2. Morfologi
a. Akar

8
Akar merupakan organ penyimpanan nama pada ubi kayu. Ketika ubi kayu
diperbanyak dari biji maka system akar tunjang berkembang. Radikula dan biji
yang berkecembah tumbuh secara vertical kebawah dan berkembang menjadi akar
tunggang. Kemudian akar tunggang dan beberapa akar adventif menjadi akar
penyimpanan. Jika ubi kayu diperbanyak melalui stek batang akan muncul akar
adventif. Akar adventid berkembang membentuk system akar serabut. Secara
anatomia ubi kayu bukan akar umbi, tetapi akar sejati yang tidak bisa digunakan
untuk perbanyakan vegetative. Akar penyimpanan pada ubi kayu memiliki tiga
jaringan berbeda yaitu periderm, korteks, dan parenkim. Ukuran batang dan
bentuk akar tergantung kondisi genotype dan lingkungan. (Alves, 2002).
b. Batang
Batang memiliki fisik bentuk yang bulat, panjang dan juga berkayu hingga
berbuku-buku. Selain itu tumbah batangnya pun dapat memanjang bahkan
berukuran sekitar 2-3 cm. Selain itu,ukuran diameternya beragam tergantung dari
varictasnya dan sub spesies.Warna batang sama dengan buah yaitu kecoklatan dan
juga ada tonjolan kecil yang bergantung pada gabus di dalam batang. Tanaman
ubi memiliki warna agak keputihan di bagian dalam dan juga adanya tonjolan
kecil yang muncul pada batang tersebut. Morfologi batang ini sangatlah unik dan
juga berbeda (Hutapea, 1993).
c. Daun
Daun, dimana tanaman ini memiliki tampilan daun yang unik dan berbeda.
Tanaman ubi kayu masuk kedalam daun tunggal atau disebut sebagai folium
simplek, dengan tulang daun nervatio atau veneratio. Selain itu tanaman ubi kayu,
memiliki bentuk menjari atau disebut palminervis. Ditambah lagi daun ubi kayu
memiliki tangkai ataupun petiolus dengan panjang dan helaran daun yang hampir
serupa dengan telapak tangan, serta tangkai memiliki daun sekitar 3-8 lembar.
Selain itu, daun ubi kayu juga memiliki sifat yang mudahluruh dan berumur
paling lama dan hanya beberapa bulan saja. Daun memiliki tepi seperti margo folii
dan bentuknya serpertirata atau disebut ineger (Hutapea 1993).
d. Bunga

9
Bunga merupakan tanda yang muncul saat tanaman akan berbuah
begitupun dengan tanaman ubi kayu ketika akan berbuah dan tanda siap dipanen.
Berdasarkan morfologinya, bunga masuk kedalam sistem tenda bunga tunggal
dengan ukuran 1 cm saja, selain itu bunga hanya berumah satu. Ditambah lagi,
tanaman ubi kayu memiliki bunga betina pada tanaman ubi kayu dengan bentuk
seperti cincin dengan tangkai putik (stylus) dengan jumlah rumah satu (Hutapea,
1993)
e. Buah
Buah adalah umbi yang terbentuk dari akar dan akhirnya berubah bentuk
serta fungsinya. Tempat makanan yang disimpan dan mengembung ini nantinya
akan menjadi buah dan akhirnya dipanen. Tetapi kebanyakan bentuk dari umbi
ubi kayu adalah silinder dan meruncing, serta bentuk yang bercabang Selain itu
umbi mengandung zat pati dengan warna putih gelap dan tiap tanaman
hampirberhasil menghasilkan 5-10 buah pertanamannya. Untuk penanaman
sendiri buah seringkali dibuat sebagai cara yang bisa dimanfaatkan untuk
menanam tanamana selanjutnya (Hutapea, 1993).
3. Kandungan
Kandungan pada umbi dan daun Manihotutilissima adalah saponin, selain
itu daunnya juga mengandung flavonoid. Flavonoid terdapat dalam tumbuhan
sebagai campuran jarang sekali dijumpai hanya flavonoid tunggal dalam jaringan
tumbuhan. Flavonoid umumnya terdapat dalam tumbuhan terikat pada gula
sebagai glikosida dan aglikon flavonoid yang manapun mungkin saja terdapat
dalam satu tumbuhan dalam beberapa bentuk kombinasi glikosida. Semus
flavonoid, menurut strukturnya merupakan turunan senyawa induk flavon.
Flavonoid terutama berupa senyawa yang larut dalam air. Mereka dapat
diekstraksi dengan etanol 70% dan tetap ada dalam lapisan air setelah ekstrak ini
dikocok dengan eter minyak bumi Flavonoid berupa senyawa feno,l karena itu
warnanya berubah bila ditambah basa atau amonia, jadi mereka mudah dideteksi
pada kromatogram atau dalam larutan (Harborne, 1996).

4. Manfaat

10
Salah satu tanaman yang bisa digunakan sebagai obat tradisional atau obat
alam adalah daun singkong. Manfaat daun singkong untuk terapi antara lain
sebagai antikanker, mencegah anemia, mencegah konstipasi. dan meningkatkan
daya tahan tubuh (Wirakusumah, 2002).
2.2.3 Wortel (Daucus carota)
1. Klasifikasi tanaman Menurut Rukmana (1995)
Kingdom : Plantae (tumbuh-tubuhan)
Divisi : Tracheopyta
Kelas : Mognoliopsida
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Gambar 2.2.3
Genus : Daucus
Wortel (Daucus carota)
Spesies : Daucus carota
2. Morfologi
a. Akar
Tanaman wortel memiliki system perakara tunggang dan serabut. Dalam
pertumbuhannya, akar tunggang akan mengalami perubahan bentuk dan fungsi
menjadi tempat penyimpanan cadangan makanan. Bentuk akar akan berubah
menjadi besar dan bulat memanjang, hingga diameter 6 cm dan memanjang 30
cm, tergantung varietasnya. Akar tunggang yang telah berubah bentuk dan fungsi
inilah yang sering disebut atau dikenal sebagai "umbiwortel". Akar serabut
menempel pada akar tunggang yang telah membesar (umbi) tumbuh menyebar
kesamping, dan berwarna kekuning-kuningan (cahyono, 2002).
b. Batang
Batang tanaman wortel sangat pendek sehingga hamper tidak tampak, berb
entuk bulat, tidak berkayu, agak keras, dan berdiameter kecil. Pada umumnya, bat
ang berwarna hijau tua, batang tanaman tidak bercabang, namun ditumbuhi oleh ta
ngkai-tangkai daun yang berukuran panjang, sehinggaa terlihat seperti bercabang
Batang memiliki permukaan halus dan mengalami penebalan pada tempat tumbuh
tangkai daun. Batang tanaman berfungsi sebagai jalan untuk mengangkut air dan z

11
at-zat makanan dari dalam tanah ke daun, dan zat-zat hasil fotosintesis dari daun k
eseliruh bagian tubuh tanaman (Cahyono, 2002).
c. Daun
Daun wortel bersifat majemuk menyirip ganda dua tatu tiga, anak anak da
un berbentuk lanset (garis-garis), setiap tanaman memiliki 5-7 tangkai daun yang
berukuran agak panjang. Tangkai daunkaku dan tebal dengan permukaan yang hal
us, sedangkan helain daun lemas dan tipis (Cahyono, 2002).
d. Bunga
Bunga tanaman wortel tumbuh pada ujung tanaman, berbentuk payung ber
ganda, dan berwarna putih atau merah jambu agak pucat. Banga memiliki tangkai
yang pendek dan tebal. Kuntum-kuntum bunga terletak pada bidang yang sama. B
unga wortel yang telah mengalami penyerbukan akan menghasilkan buah dan biji-
biji yang berukuran kecil dan berbulu (Cahyono, 2002).
e. Umbi
Wortel merupakan tanaman sayuran umbi semusim, berbentuk semak yan
g dapat tumbuh sepanjang tahun, baik pada musim hujan maupun kemarau. Batan
gnya pendek dan berakar tunggang yang fungsinya berubah menjadi bulat dan me
manjang. Warna umbi kuning kemerah-merahan, mempunyai karoten A yang san
gat tinggi, Umbi wortel juga mengandung vitamin B, vitamin C dan mineral (Setia
wan, 1996).
3. Kandungan
Wortel segar mengandung air, protein, karbohidrat, lemak, serat, abu, nutri
si anti kanker, gula alamiah (fruktosa, sukrosa, dektrosa, laktosa, dan maltosa), pe
ktin, glutanion, mineral (kalsium, fosfor, besi, kalium, natrium, agnesium, kromiu
m), vitamin (beta karoten, B1, dan C) serta asparagine. Kandungan Beta Karotenn
ya merupakan anti oksidan yang menjaga kesehatan dan menghambat proses penu
aan. Selain itu Beta Karoten dapat mencegah dan menekan pertumbuhan sel kanke
r serta melindungi asam lemak tidak jenuh ganda dari proses oksidasi Daun wortel
mengandung porphyrins. Zat ini dapat merangsang kelenjar pituary dan
meningkatkan hormone seks. Buah mengandung bisabolene, tiglic acid dan

12
geraniol. Biji wortel liar mengandung flavonoid, minyak menguap termasuk
asarone, carotol, pinene, dan limonene (Rukmana, 1994).
4. Manfaat
Banyak maanfaat yang akan didapatkan dari tanaman ini yaitu dapat meni
ngkatkan daya ingat, menurunkan kadar kolestrol dalam darah, meningkatkan kek
ebalan tubuh, menurunkan resiko kanker dan masih banyak lagi manfaat wortel un
tuk kesehatan (Rukmana, 1994).
2.2.4 Daun vanili (Vanilla plamfolia folium)
1. Klasifikasi
Menurut Tijtrosoepomo G. (2012), sistematika atau taksonomi tanaman
vanilli diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Aspargales
Family : Orchidacheae
Sub family : Vanilloideae
Gambar 2.2.4
Genus : Vanilla
Daun Vanilli
Spesies : Vanilla planifolia
(Vanilla plamfolia folium)
2. Morfologi
a. Akar
Tanaman vanili termasuk monokotil dimana akar utama pada dasar batang
bercabang dan tersebar pada lapisan atas tanah. Batangnya berbuku-buku,
berkelok-kelok dan mudah patah, percabangan hampir tidak ada, bila ada hanya 1-
2 cabang saja. Batang vanili berbentuk silindris dengan permukaan licin dan
diameter 1 – 2 cm. Batang vanili memiliki warna hijau, mempunyai ruas dan
buku, tidak dapat menegakkan batangnya sendiri dan memerlukan tonggak atau
pohon untuk tempat melekat (Darmawan, 2010).
b. Daun
Daunnya merupakan daun tunggal, dengan bentuk jorong dan memanjang
dengan panjang daun sekitar 2-25 cm dan lebar daun 2-8 cm. ujung daun

13
meruncing, pangkal daun membulat dan tepi daun rata. Daun vanili adalah daun
tunggal dengan letak berselang-seling di masing-masing ruasnya. Daun vanili
merupakan daun sukulen, memiliki warna hijau terang. Vanili memiliki tulang
daun sejajar yang tampak setelah daun tersebut tua atau mengering, sedangkan
pada waktu daun masih muda tulang daun tidak jelas terlihat (Zuhdi, 2015).
c. Bunga
Bunga vanili berwarna hijau kekuningan, dengan diameter 10 cm. Bunga
vanili keluar dari ketiak daun, bunga bersifat hermaprodit, tangkai bunga sangat
pendek. Bunga vanili tidak mampu melakukan penyerbukan sendiri dikarenakan
kepala putik tertutup oleh lamela bunga secara keseluruhan, sehingga harus
dibantu penyerbukannya (Mochtar, 2012).
d. Buah
Buah vanili berbentuk polong dengan tangkai yang pendek memiliki
diameter 5 – 15 cm dengan panjang 10–25 cm, permukaan buah licin, buah yang
kering akan beraroma karena kandungan vanillin didalamnya. Bunga vanili
memiliki putik yang berisi cairan perekat, sehingga bila tepung sari diletakkan
akan segera menempel dan terjadi pembuahan. Buah vanili jika dibiarkan masak
dipohon maka buah akan pecah menjadi dua bagian dan menghasilkan aroma
vanili. Ruhnayat (2003) dalam Erona (2016).
e. Batang
Batang vanili berbuku-buku, berbentuk silinder, permukaan licin dan
berdiameter 1-2 cm. Batang yang masih muda berwarna hijau mudan sedangkan
yang sudah tua berwarna hijau tua. Batang mempunyai stomata sehingga dapat
berfotosintesis. Panjang ruas berkisar 5-15 cm dan panjang batang bila dibiarkan
dapat mencapai 50 cm. Batang mengandung lendir atau getah yang berwarna
bening. Percabangan dapat terjadi apabila pucuk batang dipotong, dilengkungkan
ke bawah atau ke atas maupun tanaman terluka. Tanaman yang telah berumur 2-
2,5 tahun dan dipotong atau patah pada pucuknya aka mengeluarkan cabang-
cabang calon bunga. Cabang ini sering disebut sulur produksi (Hadisutrisno,
2002).

14
3. Kandungan
Kandungan utama buah vanili adalah senyawa glukosida yang tersebar di
bagian sentral daging buah dan plasentanya. Diperkirakan senyawa glukosida ini
akan meningkat setelah mencapai umur petik. Glukosida merupakan
persenyawaan gula dengan bukan gula yang secara alami terdapat dalam jaringan.
Glukosida tersusun atas glikon yang berupa glukosa, xilosa, ramnosa dan gula-
gula lainnya. Sedangkan aglikon dapat berupa sterol, triterpen, antraquinon,
tannin, karotenoid dan senyawa-senyawa lain.
Glukosida yang terdapat dalam paniti merupakan komponen penting
dalam pembentukan aroma vanili. Empat jenis glukosida utama yang ditemukan
dalam paniti adalah glukovanilin, p-hidroksibenzil-ß-D-glukopiranosida (glu-
Hbalc), bis[4-(ß-D-glukopirano isopropil tartrat (glukosida A) dan siloksi)-
benzil]2 bis [(B-D glukopiranosiloksi) benzyl]2-methilpropil) tartrat (glukosida
B) (Tokoro dkk, 1990). Leong dkk. (1989) berhasil mensintesis empat jenis
glukosida dalam buah vanili, yaitu glukovanitin, asam glukovanilat, 4-(ß
glukopiranosiloksi) benzaldehid (glukosida dari p-hidroksi benzaldehid) dan asam
4-(0-glukopiranosiloksi) benzoate (glukosida dari asam p-hidroksi benzoate.
Menurut Kanisawa dkk. (1994) aglikon yang terikat pada glukosida tersebut dapat
berupa vanil, asam vanilat, vanilil alkohol, 4-vinyl guaiacol, acetovanillon, asam
kafein, asam ferulat, metal-3-4-hidroksi sinamat, 2-metoksi-4-kresol, homovanilil
alcohol, asam 3,4 dihidroksi benzoate, etil-4 hidroksi -3-metoksifenil asetat, p-
kresol, 4-vinylfenol, metal salisilat, p-hidroksi benzilmetil eter,
hidroksibenzaldehid, p-hidroksi benzyl alcohol, p-hidroksi asam sinamat, alcohol
sinamat, asam sinamat, fenetil alcohol dan 3-fenil propanol. Pursglove dkk.
(1981) menyatakan bahwa vanili Tahiti juga mengandung senyawa anisil alkohol,
piperonal, vitispirin dan minyak esensial serta p-kumarat dan asam
pirulat.Disamping glukosida, paniti juga mengandung asam amino, protein,
polifenol, titin asam-asam organik dan oleoresin (Martin dkk., 1977).
4. Manfaat
Di Industri pangan, panili dipakai sebagai flavour alamiah seperti pada
minuman (es krim, sirup, susu, coklat, teh dan lain-lain), produk bakery (kue,

15
cookies, bolu dan lain-lain). Pada industri kosmetik, panili dapat digunakan
sebagai bahan wewangian. Panili juga banyak digunakan untuk campuran flavor
tembakau (Ranadive, 1994).
Di bidang dimanfaatkan kesehatan, sebagai terapi aroma Vanilli dan lazim
apabila dikombinasikan dengan madu, akan memberikan berbagai khasiat, antara
lain menambah nafsu makan, meningkatkan daya tahan dan stamina tubuh serta
memperlancar peredaran darah (Daryatmo, 2004).
2.3 Uraian Bahan
2.3.1 Alkohol Menurut (Dirjen POM,1979)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Alkohol, etanol
Berat molekul : 46,07 g/mol
Rumus molekul : C2H6O
Rumus Struktur :

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air,


dalam kloroform P dan dalam
eter P.
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih,
mudah menguap dan mudah
terbakar, berbau khas panas, dan
memberikan nyala biru yang
tidak berasap.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,
terhindar dari cahaya ditempat
sejuk jauh dari nyala api.

16
Kegunaan : Sebagai antiseptik (menghambat
pertumbuhan bakteri)
Khasiat : Sebagai antiseptik (menghambat
pertumbuhan bakteri,menghilangkan noda
tinta di pakaian, disinfektan, efektif
menghilangkan kuman.
2.3.2 Aquadest Menurut (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : Aqua destilata
Nama lain : Aquadest
Berat molekul : 18,02 g/mol
Rumus molekul : H2O
Rumus Struktur :

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air,


dalam kloroform P dan dalam
eter P.
Pemerian : Cairan tidak berwarna,
jernih, tidak berbau, tidak berasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai Pelarut

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Paktikum

17
Praktikum Botani Farmasi prcobaan Sel Tumbuhan dilaksanakan pada hari
Senin 25 Oktober 2021, pukul 13.00 WITA sampai dengan pukul 15.00 WITA
bertempat di Laboratorium Bahan Alam Farmasi, Jurusan Farmasi, Fakultas
Olahraga dan Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo.
3.2 Alat dan Bahan
A. Alat :
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu; Cover Glass, Jarum,
Lap Halus/Lap Kasar, Mikroskop, Pipet Tetes, Preparat, Silet, Sterofoam.
B. Bahan : 
Bahan yang digunakan dalam paraktikum kali ini yaitu; Alkohol 70%, Aqu
ades, Bawang Merah (Allium cepa), Daun Vanili (Vanilla planifolia), Tisu , Ubi
kayu (Manihot utilisima), dan Wortel (Daucus carota subsp. Sativus).
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Pengamatan Sel Bawang Merah
a. Cara Kerja (Penampang Melintang)
1. Disediakan alat dan bahan
2. Dibersihkan alat menggunakan tisu yang sudah dibasahi dengan alkohol
3. Diiris sterofoam sesuai ukuran yang dibutuhkan
4. Diiris tipis secara melintang atau vertikal pada sampel
5. Diletakkan ke preparat hasil dari irisan tadi
6. Diteteskan aquades secukupnya
7. Ditutup dengan cover glass
8. Diletakkan preparat yang sudah diisi dengan sampel irisan melintang ke
meja mikroskop
9. Amatilah sampel menggunakan mikroskop
10. Diatur pencahayaan dengan menggunakan handphone
11. Diamati preparat dengan menggunakan perbesaran lensa obyektif 40×
dan 100×
12. Digunakan pemutar halus dan pemutar kasar guna untuk mendekatkan
dan menjauhkan objek pada lensa objektif

18
13. Diatur perbesaran yang tepat hingga terlihat jelas penampang sel
penampang melintang pada sampel.
14. Dicatat hasil pengamatan
15. Diambil dokumentasi pengamatan
b. Cara Kerja (Penampang Membujur)
1. Disediakan alat dan bahan
2. Dibersihkan alat menggunakan tisu yang sudah dibasahi dengan alkohol
3. Diiris sterofoam sesuai ukuran yang dibutuhkan
4. Diiris tipis secara membujur atau horizontal pada sampel
5. Diletakkan ke preparat hasil dari irisan tadi
6. Diteteskan aquades secukupnya
7. Ditutup dengan cover glass
8. Diletakkan preparat yang sudah diisi dengan sampel irisan membujur
ke meja mikroskop
9. Amatilah sampel menggunakan mikroskop
10. Diatur pencahayaan dengan menggunakan handphone
11. Diamati preparat dengan menggunakan perbesaran lensa obyektif 40×
dan 100×
12. Digunakan pemutar halus dan pemutar kasar guna untuk mendekatkan
dan menjauhkan objek pada lensa objektif
13. Diatur perbesaran yang tepat hingga terlihat jelas penampang sel
penampang membujur pada sampel
14. Dicatat hasil pengamatan
15. Diambil dokumentasi pengamatan

19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

Gambar 4.1.1 Gambar 4.1.2


Penampang Sel Bawang Merah Penampang Sel Daun Vanili
(Allium Cepa L) (Vanilla Planifolia)

Gambar 4.1.3
Gambar 4.1.4
Penampang Sel Umbi Wortel
Penampang Sel Ubi Kayu
(Daucus Carota)
(Manihot Utilissima)

4.2 Pembahasan

20
Sel adalah bagian terkecil yang terdapat pada makhluk hidup. Setiap Makh
luk hidup pasti memiliki sel, jika tidak maka dia bisa dikatakan bukan makhluk hi
dup, karena dalam tubuh makhluk hidup ada yang namanya organ, jaringan, dan s
el. Kumpulan dari beberapa sel disebut jaringan, dan kumpulan dari beberapa jarin
gan disebut organ. Jadi, sel merupakan hal, mendasar dari segala aktifitas dalam tu
buh kita. Tidak hanya makhluk hidup yang mengalami perkembangan dan pertum
buhan, sel juga mengalami yang demikian, karena sel juga ada yang hidup dan ada
juga yang mati.
Sel Tumbuhan juga dapat diartikan sebagai suatu unit satuan kecil
memiliki selaput tipis yang didalamnya terdapat larutan koloid senyawa
kimia.keunggulan utama dari sel tumbuhan yaitu mampu membuat duplikatnya
sendiri dengan cara membelah sel. Sel sendiri merupakan bagian dari protoplasma
yang menjadi bagian substansi dari sel hidup. Bentuk dari sel hidup berupa sel
tunggal atau uniseluler.
Pada percobaan ini, pengamatan dilakukan menggunakan mikroskop melal
ui media preparat basah, preparat basah adalah media pengamatan yang dibuat dar
i sampel segar tanpa melalui pengawetan dan hanya diperuntukan untuk sekali pe
ngamatan. Sampel segar diiris menggunakan irisan melintang dan membujur setip
is mungkin sehingga mudah untuk diamati. Tujuan membuat sayatan melintang d
an membujur yaitu untuk melihat anatomi suatu objek biologi dari berbagai bidan
g pandang, contohnya yaitu bagian bagian sel. Sayatan objek biologi tersebut aka
n digunakan untuk pengamatan dibawah mikroskop (Saktiyono, 2006).
Sedangkan tujuan dalam melakukan pengamatan sel adalah untuk mengenal
bentuk struktur dan sel secara umum dan mampu membandingkan berbagai jenis
sel dari bermacam jenis organisme. Hal pertama dilakukanya itu dengan
membersihkan alat menggunakan alcohol 70% karena alcohol mempunyai
aktivitas sebagai bakterisid yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, dan
alcohol 70% ini juga mengandung antiseptik dan desinfektan.
( Noviansari,dkk,2013)
Menurut levinson (2008) antiseptic adalah bahan kimia yang digunakan
untuk membunuh atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Sedangkan

21
menurut Lud Waluyo (2005) desinfektan yaitu untuk membunuh bakteri
pathogen yang penularannya melalui air seperti bakteri penyebab typus,
koleradisentri dan lain-lain.
Langkah berikutnya yang dilakukan adalah mengiris sampel yang telah
disiapkan hinggasetipismungkin.,halinibertujuan agar struktursel pada objek bisa
diamati dengan jelas objek pengamatan yang tidak dipotong tipis memiliki
struktur yang menumpuk dan tebal. Hal ini tentu menyulitkan pengamatan
(Levinson,2008).Kemudian untuk mendapatkan hasil pengamatan yang jelas,
maka objek penganmatan harus diiris setipis mungkin kemudian ditetesi 1-2
aquadest. Setelah itu ditutupi dengan micro glass, dan usahakan jangan sampai
ada gelembung udara di dalam preparat. Hal itu bertujuan agar preparat menempel
pada kaca objek dan bagian sel yang terdapat pada kaca objek lebih muda diamati,
lalu amatilah dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah, kemudian ganti
dengan perbesaran kuat agar mendapat gambar bagian-bagian sel tumbuhan
dengan jelas.
Berdasarkan hasil pengamatan,umbi lapis pada bawang merah (Allium
cepa) dengan perbesaran 10/40 dapat terlihat dinding sel, sitoplasma, plastida dan
inti sel. Adapun bentuk selnya adalah persegi Panjang. Sel pada umbi lapis
bawang merah adalah sel hidup karena memiliki bagian sitoplasma yang
merupakan komponen sitoplasmaik yang bersifat air. Sitoplasma tampak jelas
ketika diamati karena berbentuk butiran-butiran halus. Sitoplasma secara kimia
struktur sitoplasma sangat komplek dan mempunyai bahan dasar air, 85-90%
tersusun oleh air meskipun demikian sitoplasma merupakan substansi yang kental
dan tembus cahaya, selain itu juga memiliki inti sel, anak inti dan dinding sel pada
sitoplasma terlihat pada inti sel.
Berdasarkan pengamatan structural sel empulur batang ubi kayu (Manihot
utilisma) dengan perbesaran 10/40 tidak tampak adanya inti sel sitoplasma dan
ruang antar sel melainkan yang tampak hanya dinding sel hal ini disebabkan
karena sel empulur batang ubi kayu merupakan sel mati.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada irisan melintang umbi
wortel (Daucus carota) dengan perbesaran 10/40 terdapat dinding sel yang

22
membatasi sel yang satu dengan lainnya karoten, dan sitoplasma. Diantara dinding
sel ini terdapat ruang antar sel. Pada sel ini terdapat kromoplas, kloroplas biasanya
berasal dari kloroplas. Diferensiasi kloroplas menjadi kromoplas bergantung pada
sintesis dan penempatan pigmen karoteroid yang ada pada akar wortel. Kromoplas
berwarna merah, kuning, orange, dan hijau tua pada buah dan sayuran. Peran
penting karetenoid adalah sebagai agen anti oksidan dan dalam system fotosintesis
selain itu karetenoid juga dapat diubah menjadi vitamin esensial. Ada sekitar 600
karetenoid yang dikenal dan ditemukan pada tumbuhan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dengan irisan melintang
pada permukaan daun vanili (Vanilla planifolia) yaitu sel-sel epidermis vanilla
mempunyai protoplas, sitoplasma biasa yang hanya berupa selaput tipis yang
melekat pada dinding sel. Sel epidermis ini juga mempunyai kloroplas pada sel
penutupnya.
Kemungkinan kesalahan dalam percobaan ini dapat berupa, kesalahan dala
m pengirisan sampel. Dimana, hasil irisan seringkali terlalu tebal, besar, dan panja
ng. Kemudian, pada saat penetesan aquadest harus dilakukan secara tepat dan hat
i-hati karena sering terjadi kelebihan tetesan aquadest yang menyebabkan adanya
gelembung pada preparat. Pada saat penggunaan mikroskop pengaturan cahaya ha
rus dilakukan dengan tepat agar cahaya yang masuk sehingga sinar yang terima m
ata yang melihat melalui lensa okuler optimal (tidak terlalu terang atau redup).

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

23
Adapun kesimpulan yang dapat diambil yaitu, sel adalah bagian
terkecil yang terdapat pada makhluk hidup. Setiap makhluk hidup pasti
memiliki sel, jika tidak maka dia bisa dikatakan bukan makhluk hidup,
karena dalam tubuh makhluk hidup ada yang Namanya organ, jaringan,
dan sel.
Bagian-bagian sel terdiri dari membran sel, sitoplasma, retikulum
endoplasma (RE), ribosom, mitokondria, badan golgi, lisosom, dan
nukleus.
5.2 Saran
5.2.1 Saran kepada jurusan
Diharapkan kepada jurusan agar dapat lebih memperhatikan infrastruktur
yang ada pada laboratorium, agar praktikan lebih nyaman dalam melaksanakan
praktikum.
5.2.2 Saran kepada laboratorium
Diharapkan untuk laboratorium agar dapat melengkapi peralatan atau bahan yang
akan digunakan untuk kegiatan praktikum agar kegiatan bisa berjalan dengan
lancar.
5.2.3 Saran kepada asisten
Diharapkan asisten tetap memperhatikan praktikan dalam melaksanakan
praktikum agar praktikan lebih memahami percobaan yang telah dilakukan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Ariani, P.A. (2017). Ilmu Gizi.Yogyakarta: Nuha Medika.


Abdullah, D., Hambali, M. E. R. M., Kamal, S. B. M., Din, N., & Lahap, J (2016).
Factors influencing visual electronic Word-of-Mouth (e-WoM) on restaur
ant experience. Heritage, Culture and Society, Taylor & Francis Group,Lo
ndon, ISBN 978-1-138-03276-7.
Abdullah, M., Saktiyono., dan Lutfi, (2006), IPA Terpadu SMP dan MTs, Esis,
Jakarta.
Alves, A. 2002. Cassava Botany and Physiology. In: Hillocks RJ, Thres M, Bellot
i (eds). Cassava Biology Production and Utilization. CAB International : 6
7-89.
Cahyono, B. 2002. Wortel Teknik Budidaya Dan Analisis Usaha Tani. Kanisius.
Yogyakarta
Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Semarang : Tesis
Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro.
Estu Rahayu. 2007. Bawang Merah. Jakarta: Penebar Swadaya
Firmansyah, M. A. dan Astri A. 2013. Teknologi Budidaya Bawang Merah Lahan
Marjinal di Luar Musim. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Handayani, Rini.2007. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Pema
nfaatan Sistem Informasi dan Penggunaan Sistem Informasi (Studi
Hapsoh & Hasanah, Y., 2011. Budidaya Tanaman Obat dan Rempah. Medan: US
U Press.
Harborne, J.B, 1996, Metode Fitokimia, Cetakan II, diterjemahkan oleh Kosasih
Winata dan Iwang Soediro, ITB Press, Bandung, 70-72.
Hutapea, J.R., 1993, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, 305-306, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan Kese
hatan , Jakarata.
Kusumawati, Farad, Hartono, Y. 2012. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Sal
emba MedikaKalimantan Tengah; Palangka Raya
Levinson W. 2008. Review of medical microbiology and immunology. 10th ed. M
cGraw-Hill Companies. p366-49.
Lud. Waluyo (2005), Mikrobiologi Umum. UMM Press: Malang
Noviansari. ( 2013 ). Identifikasi Jamur Penyakit Pada Tanaman (Phytopatologi).
Poedjiadi, A dan Supriyanti, T. (2009) Dasar-dasar Biokimia Edisi Revisi Jakarta
: UI-Press.
Rukmana, 1995. Bertani Kacang Panjang. Karnisius. Yogyakarta. Hal 48.
Setiawan, H. 1996.Amonia, sumber pencemar yang merasahkan Dalam : Infovet.
Edisi 037. Agustus.hal.12
Setiawan, Heru dan Qiptiyah, Maryatul. 2014. “Kajian Etnobotani Masyarakat
Adat Suku Moronene di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai”: Jurnal Peneliti
an Kehutanan Wallace. Vol.3, No. 2 : 107-117. Makasar :Jurnal Penelitian
Kehutanan Wallacea
Sudirja R. 2007. Respons beberapa sifat Kimia Inceptisol asal rajamandala dan
hasil bibit Kakao melalui pemberian pupuk organik dan pupuk hayati.
lembaga penelitian Universitas Padjadjaran.Bandung.
Shor, P. G., Lecusay, R., Miguez, M. J., Moreno, B. G., Zhang, G., Rodriguez,N.,
et al., 2003. Psychological burden in the era of HAART: impact ofseleniu
m therapy. Int J Psychiatry Med33:55– 69.
Santoso, A. 2011. Serat Pangan (Dietary Fiber) Dan Manfaatnya Bagi Kesehata
n. Jurusan
Tjitrosoepomo, G. 2005. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada. University Press. Y
ogyakarta.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakar
ta: Gajah Mada University press.
Wahyuni, Sri. 2013. “Panduan Praktis Biogas”. Jakarta. Penebar Swadaya
Winatasamita,1980.Fisiologi hewan dan tumbuhan.Jakarta Universitas indonesia
Wirakusumah.S.Emma. 2002. Buah Dan Sayur Untuk Terapi. Yogyakarta : Swad
aya
LAMPIRAN
Lampiran I Alat dan Bahanp
A. Alat
No Nama Gambar Kegunaan

Digunakan untuk menutup


1 Cover glass sampel pada kaca preparat

Digunakan untuk
2 Jarum mengambil irisan sampel

Digunakan untuk menaruh


3 Kaca Preparat sampel

Digunakan untuk
mengamati sampel atau
4 Mikroskop
objek

Digunakan untuk
membantu menaruh
5 Pipet aquadest pada sampel di
kaca preparat

Digunakan untuk mengiris


6 Silet
sampel
B. Bahan

No Nama Gambar Kegunaan


Digunakan untuk
membersihkan alat dan
bahan agar bebas dai lemak
1 Alkohol
dan debu

Digunakan untuk membantu


cover glass menempel pada
2 Aquadest
kaca preparat

Digunakan sebagai sampel


3 Bawang Merah

Digunakan sebagai sampel


4 Daun Vanilli

Digunakan untuk
Tisu membersihkan alat dan
5 bahan

Digunakan sebagai sampel


Ubi Kayu
6

Digunakan sebagai sampel


7 Wortel

Lampiran III Skema Kerja


A. Bawang Merah
a. Irisan membujur

b. Irisan melintang

Meletakan sampel
Mengiris bawang diatas kaca Mengamati objek
merah setipis preparat dan tetesi menggunakan
mungkin dengan aquadest mikroskop
irisan membujur
Mengiris bawang secukupnya
Meletakan lalu
sampel Mengamati objek
merah setipis tutup dengan
diatas kaca menggunakan
mungkin dengan coverdan
preparat glass
tetesi mikroskop
irisan melintang aquadest
secukupnya

Mendapatkan Menggunakan
Menggunakan
hasil pengamatan perbesaran
perbesaran
irisan
darimembujur
irisan 40/0.65
40/0,65
melintang
lampiran II Diagram Alir
A. Bawang Merah

Irisan Melintang

- Disiapkan alat dan bahan


- Dibersihkan alat dan bahan dengan alcohol 70% agar bebas
dari lemak dan debu
- Diiris setipis mungkin sampel dengan cara irisan melintang
- Diambil bawang merah yang sudah diiris tipis dan diletakkan
diatas kaca preparat
- Ditetesi aquadest secukupnya kemudian tutup dengan cover
glass. Usahakan jangan sampai ada gelembung udara dalam
preparat
- Diamati dibawah mikroskop, digunakan perbesaran 40/0.65
- Dicatat hasil pengamatan

HASIL
Lampiran II DiagramAlir

Irisan Membujur

- Disediakan alat dan bahan


- Dibersihkan alat dan bahan dengan alcohol 70% agar bebas
dari lemak dan debu
- Diiris setipis mungkin sampel dengan cara irisan membujur
- Diambil bawang merah yang sudah diiris tipis dan diletakkan
diatas kaca preparat
- Ditetesi aquadest secukupnya kemudian tutup dengan cover
glass. Usahakan jangan sampai ada gelembung udara dalam
preparat
- Diamati dibawah mikroskop, digunakan perbesaran 40/0.65
- Dicatat hasil pengamatan
-

Hasil
B. Ubi kayu (manihot esculenta)

Cara Kerja

Disiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan


Dibersihkan kaca preparate dan coverglass
menggunakan alcohol 70%
Diambil empulur dan iris setipis mungkin dan letakkan
diatas objek glass.
Ditetesi 1-2 aquadest kemudian tutup dengan coverglass
Dilihat kunci determinasi dan diperhatikan bila sama
dengan ciri-ciri fisik pada sampel
Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran objektif
lemah, kemudian ganti dengan objek kuat

Hasil
C. Daun Vanilili

Daun vanili
- Disiapkan alat dan bahan
- Dibersihkan sampel dengan alkohol 70% menggunakan tisu
- Diiris sampel setipis mungkin dengan pengirisan membujur da
n melintang sesuai sampel masing-masing
- Diletakkan di atas kaca preparat dengan posisi bagian sayatan
menyentuh permukaan preparat
- Diberi setetes aqudest ke atas sayatan kemudian tutup dengan
coverglass
- Diletakan kaca preparat yang berisi sampel tersebut dimeja mik
roskop
- Dijepit dengan klip sampel yang berada di atas meja mikroskop
- Digunakan cahaya handphone untuk pencahayaan
- Diamati menggunakan mikroskop
- Diatur fokus untuk memperjelas objek yang sedang diamati
dengan mengatur perputaran
- Dicatat hasil pengamatan dengan perbesaran berapa

Hasil
C. Daun vanili (Vanilla planifolia)

B. Ubi kayu (Manihot esculenta)

Menyiapkan alat d Bersihkan sampel Mengiris tipis sa


an bahan menggunakan alk mpel menggunak
ohol 70% a irisan membuju
Dibersihkan kac r
Diiris setipis mu
Disiapkan alat d a preparate dan ngkin secara me
an bahan yang a cover lass meng lintang ubi kayu
kan digunakan. gunakan alcoho yang sudah disi
l 70% apkan

Tutup menggunak Tuangkan setetes Letakkan sampel


an coverglass aquades ke atas sa di atas kaca prepa
mpel rat

Diamati dengan Ditetesi 1-2 aqu


adest,kemudian Diletakan ke ata
menggunakan s kaca preparate
tutup dengan co
mikroskop ver glass sampel yang Su
dah diiris.

Letakkan kaca pre Amati sampel den


parat yang terdapa gan mengatur fok
t sampel di atas m us di mikroskop
eja mikroskop

Anda mungkin juga menyukai