Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Bagas Adi Dharmawan (1911004)
2. Dui Wijayanti (1911011)
3. Luluk Sri Wahyuni (1911018)
4. Sabila Dintika Bastari Yunita (1911026)
5. Yosua Christian Harahap (1911034)
6. Yulianti Katrina Bunga (1911036)
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Scope Of NCM
Pengelolaan Logistik dan Obat” ini dengan baik. Makalah ini disusun dengan
berbagai sumber yaitu melalui media elektronik dan berbagi media pendukung
lainnya.
Makalah ini dibuat dengan berbagai tujuan yaitu untuk memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen Keperawatan yang dibimbing oleh Ibu Dwi Ernawati,
S.Kep., Ns., M.Kep dan menambah pengetahuan mahasiswa dalam bidang
keperawatan.
Makalah ini tersusun berkat bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dwi Ernawati, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing
Manjemen Kperawatan kami.
2. Penulis buku dan blog dalam website yang kami jadikan sebagai
sumber materi dalam pembuatan makalah ini.
3. Orang tua, keluarga, dan teman-teman yang selalu memberi dukungan
kepada kami.
Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif
dari para pembaca. Kami berharap makalah ini dapat berguna dan dapat
menambah ilmu pengetahuan bagi pembacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul..........................................................................................................i
Lembar Pengesahan.................................................................................................ii
Kata Pengantar........................................................................................................iii
Daftar Isi..................................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum...........................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus..........................................................................2
1.4 Manfaat...............................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
2.1 Konsep Dasar Penyakit.......................................................................4
2.1.1 Anatomi Fisiologi.....................................................................4
2.1.2 Definisi.....................................................................................6
2.1.3 Faktor Resiko............................................................................7
2.1.4 Klasifikasi.................................................................................8
2.1.5 Etiologi...................................................................................10
2.1.6 Patofisiologi............................................................................10
2.1.7 Manifestasi Klinis...................................................................13
2.1.8 Komplikasi.............................................................................14
2.1.9 Pemeriksaan Penunjang..........................................................14
2.1.10 Penatalaksanaan......................................................................15
2.1.11 Pencegahan.............................................................................18
2.2 Konsep Dasar Hiperbarik Oksigen (HBO).......................................20
2.2.1 Definisi HBO..........................................................................20
2.2.2 Jenis HBO berdasarkan besarnya Chamber...........................21
2.2.3 Tujuan HBO...........................................................................21
2.2.4 Kontraindikasi HBO...............................................................22
2.2.5 Dasar Fisiologi........................................................................22
2.2.6 Transportasi dan Utilisasi Oksigen terapi HBO.....................24
2.2.7 Hubungan HNP dengan Terapi HBO.....................................25
2.2.8 Tabel Kindwall.......................................................................26
2.3 Teori Askep HBO.............................................................................32
2.3.1 Pengkajian..............................................................................32
2.3.2 Diagnosa Terapi Hiperbarik Oksigen.....................................35
2.3.3 Intervensi Keperawatan..........................................................35
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................38
3.1 PENGKAJIAN..................................................................................38
3.2 IDENTITAS......................................................................................38
3.3 ANALISA DATA.............................................................................43
3.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN......................................................44
3.5 INTERVENSI KEPERAWATAN....................................................44
3.6 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN.............................................46
3.7 EVALUASI KEPERAWATAN.......................................................48
BAB 4 PENUTUP...............................................................................................50
4.1 Simpulan...........................................................................................50
4.2 Saran..................................................................................................50
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORI
Marketing
Manajemen Material
Aspek logistik yang berkaitan dengan pembelian bahan mentah,
suku cadang dan barang-barang untuk dijual kembali disebut manajemen
material. Manajemen material ini esensial bagi manufacturing karena
penyerahan yang ekonomis dan tepat waktu adalah penting untuk
mempertahankan produksi yang efisien dan kontinu. Fokus dari
manajemen material adalah memberikan kontinuitas dan stabilitas dalam
procurement. Tujuan pokonya adalah memberikan assortment yang benar
dari material, suku cadang, atau barang dagang untuk dijual kembali pada
lokasi yang dikehendaki, pada waktu dibutuhkan dan dengan cara yang
ekonomis. Dengan demikian, manajemen material meliputi transportasi,
penggudangan persediaan, komunikasi, penanganan dan penyimpanan
serupa dengan distribusi fisik dan transfer persediaan.
Aktivitas manajemen material berawal dari rencana operasi.
Rencana tersebut memberikan uraian tentang kebutuhan yang diperlukan
untuk menunjang operasi manufacturing dan operasi pemasaran, dan
memuat spesifikasi mengenai kapan dan untuk fasilitas apa item-item itu
akan dibeli. Tugas manajemen material adalah untuk memenuhi secara
ekonomi kebutuhan yang diuraikan dalam perencanaan operasi.
Berdasarkan rencana operasi tersebut, manajemen material berusaha
mencapai 6 (enam) tujuan yang saling berkaitan, yaitu :
1. Pembelian dengan harga terbaik
Yang paling penting adalah bahwa manajemen material itu bertujuan
membeli bahan mentah, suku cadang dan produk-produk untuk dijual
kembali dengan harga yang sebaik mungkin
Permasalahan Pelaksanaan
1. Ketepatan waktu,
Menerapkan manejemen waktu secara terarah dan terprogram pada setiap
tahap dalam proses produksi
2. Kecepatan pengiriman
Melalui kemajuan tehnologi informasi, suatu produk dapat dikirim dari
tempat asal ke pelanggan dalam waktu yang lebih cepat..
5. Jalur Intraokular
Penghantaran obat intraokular mencakup memasukkan obat seperti
memakaikan lensa kontak pada klien.Obat mata yang berbentuk
lempeng memiliki dua lapis luar yang lunak di mana obat
melekat.Perawat memasukkan lempeng ke mata klien seperti
memasukkan lensa kontak,dan obat tersebut dapat tinggal di mata klien
sampai satu minggu.Pilokarpin,obat untuk mengatasi
glaukoma,merupakan obat berbentuk lempeng yang paling umum.
2.7 Syarat Dan Komponen Pemberian Obat
Persiapan dan pemberian obat harus dilakukan dengan akurat oleh
perawat. Perawat harus memberikan perhatian penuh dalam mempersiapkan
obat dan sebaiknya tidak melakukan tugas lain ketika memberikan
obat.perawat menggunakan “ lima benar” pemberian obat untuk menjamin
pemberian obat yang aman. Lima benar pemberian obat sebagai berikut :
1. Benar Obat
Ketika obat pertama kali diprogramkan, perawat membandingkan tiket
obat atau format pencatatan unit-dosis dengan intruksi yang ditulis dokter.
Ketika memberikan obat perawat membandingkan label pada wadah obat
dengan format atau tiket obat. Perawat melakukan ini 3x yaitu :
a. Sebelum memindahkan wadah obat dari laci/lemari.
b. Pada saat sejumlah obat yang diprogramkan dipindahkan dari
wadahnya.
c. Sebelum mengembalikan wadah obat ketempat penyimpanan
Perawat hanya memeberikan obat yang dipersiakpkan. Jika terjadi
kesalahan, perawat yang memberikan obat bertanggung jawab terhadap efek
obat. Pada kebanyakan kasus, intsruksi obat telah diubah.
Namun,pertanyaan klien bisa mengungkap suatu kesalahan. Perawat harus
tidak boleh memberikan obat tersebut sampai program dokter dipriksa
kembali. Obat dosis tunggal dan obat yang belum dikemas dapat
dikembalikan ketempat penyimpanan, jika belum dibuka.
2. Benar Dosis
Ketika sebuah obat harus disediakan dari volume atau kekuatan obat
yang lebih besar atau lebih kecil dari yang dibutuhkan atau jika seorang
dokter memprogramkan suatu sistem perhitungan obat yang berbeda dari
yang disediakan oleh ahli farmasi, resiko kesalahan meningkat pada situasi
ini, perawat harus memeriksa perhitungan dosis yang dilakukan oleh
perawat lain. Setelah menghitung dosis, perawat menyiapkan obat dengan
menggunakan alat perhitungan standar. Klien sebaiknya melakukan
perhitungan dengan menggunakan sendok yang biasa digunakan didapur
dari pada sendok teh dan sendok makan datar yang volumenya bervariasi.
Untuk membelah tablet membentuk biji ( scored tablet ), perawat
harus yakin bahwa potongan tersebut rata. Sebuah tablet dapat dibagi 2
dengan menggunakan sisi pisau atau dengan membungkus tablet dengan tisu
kemudian membelahnya dengan jari. Setelah obat dibelah, perawat dapat
memberikan kedua bagian obat secara berurutan, namun hanya jika bagian
ke2 telah kembali dikemas dan dilabel. Alat penghancur harus selalu
dibersihkan secara keseluruhan sebelum tablet dihancurkan. Obat yang
dihancurkan harus dicampur dengan air atau makanan dalam jumlah yang
sangat sedikit.
3. Benar Klien
Langkah penting dalam pemberian obat yang aman adalah
meyakinkan bahwa obat tersebut diberikan kepada klien yang benar.
Perawat yang bekerja dirumah sakit atau lingkungan perawatan lain sering
bertanggung jawab untuk memberikan obat pada banyak klien. Untuk
mengidentifikasi klien dengan tepat, perawat memeriksa kartu, format,
atau laporan pemberian obat yang dicocokan dengan gelang identifikasi
klien dan meminta klien menyebutkan namanya. Ketika menanyakan nama
klien, perawat sebaiknya tidak menyebut suatu nama dan berasumsi bahwa
respons klien menunjukan bahwa klien adalah orang yang benar. Hal ini
sangat penting bahkan jika perawat telah merawat klien selama beberapa
hari. Supaya klien tidak merasa tidak nyaman, perawat dapat mengatakan
bahwa dalam memberikan obat secara rutin perawat harus meidentifikasi
nama klien.
4. Implementasi
Transkripsi yang benar dan mengomunikasikan program
Intervensi keperawatan berfokus pada pemberian obat yang aman
dan efektif.Intervensi dilakukan dengan menyiapkan obat secara cermat,
memberikannya dengan benar, dan memberi klien penyuluhan. Setiap
kali suatu dosis obat disiapkan, perawat mengacu pada format atau label
obat. Dengan sistem unit-dosis, hanya satu diperlukan transkripsi,
sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan dibatasi. Ketika
mentranskripsi resep, perawat harus yakin bahwa nama,dosis,dan simbol
obat dapat dibaca. Perawat terdaftar (registered nurse) membandingkan
semua program yang ditranskripsi dengan program yang asli untuk
memastikan keakuratan dan kelengkapannya. Perawat yang memberi
obat yang salah atau dosis yang tidak tepat bertanggung jawab secara
hukum.
5. Evaluasi
Perawat memantau respon klien terhadap obat secara
berkesinambungan. Untuk melakukan ini,perawat harus mengetahui kerja
terapiutik dan efek samping yang umum muncul dari setiap obat. Perawat
harus mewaspadai reaksi yang akan timbul ketika klien mengkonsumsi
beberapa obat. Untuk mengevaluasi keefektifan intervensi keperawatan
sambil memenuhi sasaran keperawatan yang ditetapkan, perawat
melakukan langkah-langkah evaluasi untuk mengidentifikasi hasil akhir
yang aktual.
Berikut adalah contoh langkah evaluasi untuk menentukan bahwa
ada komplikasi yang terkait dengan rute pemberian obat :
a. Mengobservasi adanya memar, implamasi , nyeri setempat, atau
perdarahan di tempat injeksi.
b. Menanyaan klien tentang adanya rasa baal atau rasa kesemutan di
tempat injeksi.
c. Mengkaji adanya gangguan saluran cerna, termasuk mual, muntah,
dan diare pada klien.
d. Menginspeksi tempat IV untuk mengetahui adanya feblitis, termasuk
demam, pembengkakkan dan nyeri tekan setempat.
Obat cair sering kali tersedia dalam volume lebih dari 1 ml. Pada situasi
ini, rumus tetap dapat digunakan. Contoh, instruksi obat adalah “suspensi
eritromisin 250 mg PO”. Farmasi memberikan botol berukuran 100 ml dan
pada label tertera, “ 5 ml mengandung 125 mg eritromisin”.
Berdasarkan kalkulasi ini klien akan menerima dosis 20x lebih besar dari
yang diinginkan. Perawat harus selalu memeriksa kembali kalkulasi tersebut
atau mengeceknya bersama profesional lain, jika jawaban tampak tidak
masuk akal
Dosis Pediatrik
Menghitung dosis obat seorang anak memerlukan perhatian khusus. Pada
kebanyakan kasus dokter menghitung dosis yang aman untuk anak sebelum
memerogramkan obat. Namun perawat harus mengetahui rumus yang
digunakan untuk menghitung dosis pediatrik dan memeriksa kembali semua
dosis sebelum obat diberikan. Kebanyakan referensi obat memuat daftar
rentang normal obat pediatrik. Metode penghitungan obat pediatrik yang
paling akurat didasarkan pada area permukaan tubuh. Area permukaan
tubuh diperkirakan berdasarkan berat tubuh. Nomogram standar atau grafik
menggambarkan area permukaan tubuh berdasarkan berat badan dan usia
rata-rata. Rumus tersebut merupakan rasio area ppermukaan tubuh anak
dibdandingkan dengan area permukaan tubuh rata-rata orang dewasa ( 1,7 m
persegi atau 1,7 m² ).
Dosis anak = area permukaan tubuh anak x dosis dewasa normal
1,7 m persegi
Contoh, seorang dokter memprogramkan ampicilin untuk seorang anak
dengan berat 12kg, tetapi dosis tunggal normal dewasa adalah 250mg.
Grafik numogram menunjukan bahwa seorang anak dengan bera 12 kg
memiliki permukaan tubuh seluas 0,54 m².
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengelolaan logistik atau yang dikenal dengan sebutan siklus logistik
yang terdiri dari perencanaan kebutuhan dan penganggaran; pengadaan;
penggunaan; pemanfaatan; pengamanan dan pemeliharaan; penilaian;
penghapusan; pemindahtanganan; penatausahaan; pembinaan, pengawasan
dan pengendalian merupakan rangkaian kegiatan yang wajib dilaksanakan
secara berkesinambungan dengan tujuan agar dukungan logistik dapat
berjalan efektif dan efisien.