MIKROBIOLOGI INDUSTRI
MODUL 1
PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
Dosen Pengampu:
Evelyn, S.T., M.Sc., M.Eng., Ph.D.
Syelvia Putri Utami, S.T., M. Eng.
Kelompok VII B:
Aditya Atma Della 2107025785
Angel 2107036652
Maria Imelsa Dewi 2107036643
MIKROBIOLOGI INDUSTRI
Kelompok VII B:
Aditya Atma Della 2107025785
Angel 2107036652
Maria Imelsa Dewi 2107036643
Catatan:
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2.1 Mikrobiologi
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari semua makhluk mikroskopik
dalam bentuk sel tunggal, multisel, maupun aselular seperti bakteri, microfungi,
kapang, mikroalga, protozoa dan archaea. Virus merupakan makhluk mikro
aseluler sehingga sering dikaji dalam ilmu mikrobiologi meskipun tidak dapat
sepenuhnya dikatakan sebagai makhluk hidup. Mikrobiologi dimulai sejak
ditemukannya mikroskop dan berkembang menjadi ilmu yang lain dalam
aplikasinya di bidang farmasi, kedokteran, teknik kimia, arkeologi, pertanian,
gizi dan kesehatan serta pangan (Rovianti et al., 2020).
2.2 Sterilisasi
Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan suatu proses untuk mematikan
semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Sebagai contoh,
hal-hal yang dilakukan ketika pertama kalinya melakukan pemindahan biakan
bakteri secara aseptik sesungguhnya telah menggunakan salah satu cara sterilisasi
yaitu dengan cara pembakaran artinya pada bahan atau peralatan yang akan
digunakan harus bebas dari mikroorganisme yang tidak diinginkan yang dapat
merusak media atau koloni suatu mikroorganisme yang ditumbuhkan. Setelah
mengetahui dan memahami pentingnya bekerja secara aseptik, perlu diketahui pula
peralatan laboratorium dan bahan yang merupakan unsur penting yang harus ada
dalam praktikum mikrobiologi (Fibriana dan Amalia, 2016).
Menurut Sujaya (2016), sterilisasi merupakan suatu proses membebaskan
peralatan atau bahan dari mikroorganisme yang tidak dikehendaki. Untuk mencapai
tujuan ini, ada beberapa macam sterilisasi yang dapat dipilih dan disesuaikan
dengan sifat bahan yang akan disterilkan. Cara-cara yang umum dilakukan adalah:
a. Sterilisasi secara fisik yaitu sterilisasi dengan menggunakan pemanasan,
penggunaan sinar UV, sinar X dan sinar-sinar yang panjang gelombangnya
pendek.
b. Sterilisasi secara kimia yaitu sterilisasi dengan menggunakan bahan-bahan
kimia, seperti alkohol, desinfektan, larutan formalin dan sebagainya.
3
4
2.3 Autoclave
Autoclave merupakan alat yang digunakan untuk mensterilkan bahan dengan
cara mengatur suhu dan uap yang bertekanan tinggi. Tekanan yang digunakan
umumnya 2 atm atau 15 Psi dalam suhu 250oF. Maka tekanan yang digunakan
dalam permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi. Siklus yang akan menjamin
sterilisasi dalam autoclave efektif adalah dilakukan 10 menit dalam suhu 126oC, 15
menit dalam 121oC dan 25 menit dalam suhu 115oC (Adriana, 2016). Autoclave
digunakan dengan cara diisi sampai batas yang ditentukan kemudian dimasukkan
alat atau bahan yang akan disterilkan ke dalam kerajang khusus. Setelah itu
autoclave ditutup dan pengamannya dikencangkan, dinyalakan autoclave dan
5
diatur suhu serta waktu sterilisasi. Setelah proses sterilisasi, katup pengaman dibuka
untuk menurunkan tekanan, autoclave dibuka dan alat atau bahan yang telah steril
dikeluarkan (Yusmaniar et al., 2017).
Perawatan autoclave dapat dilakukan dengan pemeriksaan secara berkala.
Perawatan harian dilakukan dengan menjaga kebersihan alat di dalam maupun di
luar serta area di sekitar alat, kuras air dan juga tiriskan filter udara, periksa semua
pengukur dan katup untuk memastikan berfungsi dengan baik. Perawatan bulanan
dengan cara memeriksa segel kipas untuk mendeteksi kebocoran pada alat,
membersihkan alur segel pintu serta permukaan pintu, menghilangkan sisa minyak
dengan menyapu bagian dalam autoclave dan membersihkan strainer pada
autoclave steam. Annual maintenance dengan diperiksanya sabuk penggerak
belakang serta kalibrasi kontrol suhu dan grafik kemudian dibersihkan probe
penginderaan perekam temperasi dan ganti katup pengaman (Maulana dan
Simanjuntak, 2021). Adapun gambar autoclave dapat dilihat pada Gambar 2.1 di
bawah ini.
petri (Yusmaniar et al., 2017). Adapun gambar batang L dapat dilihat pada Gambar
2.2 di bawah ini.
Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai
penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran. Diameter cawan
yang biasa adalah berdiameter 15 cm dan dapat menampung media sebanyak 15-
20 ml. Sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak
10 ml (Roviati et al., 2020).
Terdapat dua jenis cawan petri yaitu cawan yang tidak berventilasi dan
berventilasi. Cawan yang berventilasi merupakan cawan yang paling umum
digunakan yang digunakan untuk pembiakan anaerob. Cawan petri disposable
terbuat dari plastik dan memiliki kelebihan yaitu cawan petri disposable tidak
beresiko pecah dan aman (Artanti, 2018).
Cawan petri dapat disterilkan dengan dua cara yaitu autoclave dan oven. Cara
sterilisasi dengan autoclave adalah bungkus cawan petri dengan kertas atau
aluminium foil dan dilakukan pengecekan volume air pada autoclave. Pada saat
volume air pada autoclave telah mencapai batas, maka tutup autoclave dan
kencangkan pengaman. Atur timer 15 menit pada suhu 121oC. Saat alarm berbunyi
buka sedikit autoclave untuk menurunkan tekanan. Pada saat tekanannya telah
menurun buka pengaman dan keluarkan isinya dengan hati-hati (Auliyah, 2020).
Adapun gambar cawan petri dapat dilihat pada Gambar 2.4 di bawah ini.
2.8 Hemasitometer
Hemasitometer berbentuk ruang kaca atau gelas dengan sisi yang ditinggikan
dan memiliki penutup kecil tembus cahaya tepat 0,1 mm lantai ruang.
Hemasitometer memiliki berbagai jenis desain salah satu nya adalah improved
newbauer yang terdiri dari bagian tengah yang dikelilingi oleh alur yang berukuran
1 mm dan alur melintang membagi menjadi 2 buah counting chamber.
Hemasitometer berfungsi untuk melakukan perhitungan sel. Kelebihan perhitungan
sel dalam menggunakan hemasitometer adalah dapat menghitung jumlah sel yang
hidup dan sel yang mati. Perhitungan sel dengan hemasitometer bergantung pada
volume coverslip. Selain itu morfologi sel dapat diamati dan dievaluasi serta dapat
mendeteksi kontaminasi (Angelika et al., 2017). Adapun gambar hemasitometer
dapat dilihat pada Gambar 2.6 di bawah ini.
9
2.10 Inkubator
Inkubator merupakan alat yang digunakan untuk menginkubasi mikroba pada
suhu tertentu. Inkubator digunakan untuk menumbuhkan bakteri, jamur dan
menyimpan biakan murni pada suhu rendah. Inkubator memiliki sekat kaca antara
bagian dalam inkubator dan pintu yang fungsinya untuk melihat biakan mikroba
tanpa membuka sekat dalam, sehingga kondisi dalam inkubator tetap terjaga
(Yusmaniar et al., 2017). Adapun gambar inkubator dapat dilihat pada Gambar 2.8
di bawah ini.
2.12 Mikropipet
Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup
kecil biasanya kurang dari 1000 µl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet
misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume
pipette) antara 1 µl sampai 20 µl. Mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya
hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 µl.
Dalam penggunaannya mikropipet memerlukan tip. Cara penggunaan dari
mikropipet yaitu yang pertama tekan tombol dengan thumb knob untuk
mengonfirmasikan pipet tersebut. Diarahkan skala sesuai dengan kebutuhan volume
yang diperlukan. Dimasukkan ujung tip pada mikropipet atau ujung mikropipet
nozzle menyesuaikan volume tip (biru 1000 µl, 500 µl, 100 µl dan menguning 1 µl).
Tekan tombol thumb knob untuk meletakkan ujung tip secara vertikal dalam larutan
2-3 mm. Bersihkan ujung tip dari sisa larutan dengan menggunakan tisu dan
pindahkan larutan tersebut pada wadah yang telah disiapkan (Kresianim et al.,
2020).
Terdapat dua jenis mikropipet yaitu fix volume (volume tetap) yang dirancang
oleh pabrikan untuk mengeluarkan volume cairan satu kapasitas nominal misalnya
100 µl. Jenis mikropipet yang kedua yaitu variabel volume yang dirancang oleh
pabrikan untuk mengeluarkan volume yang dapat dipilih oleh pengguna dalam satu
kapasitas nominal misalnya 10-100 µl. Mikropipet juga dibedakan atas dua tipe
yaitu type A (air displacement pipettes) yang terdapat kantung udara (dead air
volume) di antara kepala piston dan cairan di dalam silinder ketika terisi cairan. Tipe
yang kedua yaitu type D (positive/direct displacement) dengan kepala piston
langsung mengenai cairan (Kresianim et al., 2020). Adapun gambar mikropipet
dapat dilihat pada Gambar 2.10 di bawah ini.
12
2.13 Mikroskop
Mikroskop yaitu alat bantu yang digunakan untuk melihat benda-benda atau
jasad renik yang tidak dapat terlihat secara kasat mata. Mikroskop terdiri dari
beberapa bagian yang masing-masing bagiannya memiliki fungsi. Mikroskop pada
prinsipnya terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan
mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang
untuk perbesaran yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda berputar
yang disebut gagang putar. Setiap lensa objektif dapat diputar ke tempat yang sesuai
dengan perbesaran yang diinginkan. Sistem lensa objektif memberikan perbesaran
mula-mula dan menghasilkan bayangan nyata yang kemudian diproyeksikan ke
atas lensa okuler. Bayangan nyata tadi diperbesar oleh okuler untuk menghasilkan
bayangan maya yang dapat dilihat (Prasetyaningrum, 2017).
Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan objek yang diamati
yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi
(mikroskop stereo). Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi
mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Pada umumnya mata tidak mampu
membedakan benda dengan diameter lebih kecil dari 0,1 mm maka jika ingin
melihat morfologi sel mikroorganisme diperlukan bantuan mikroskop. Mikroskop
cahaya umumnya memiliki perbesaran dari 40x sampai 1000x sehingga sesuai
untuk melihat morfologi sel mikroorganisme. Mikroskop stereo berfungsi untuk
melihat objek yang membutuhkan perbesaran tidak terlalu besar. Di laboratorium
mikrobiologi, mikroskop stereo biasanya digunakan untuk menghitung atau
mengamati secara detail bentuk koloni bakteri atau jamur yang tumbuh pada cawan
petri. Perbesaran maksimal yang mampu dilihat adalah 40x (Prasetyaningrum,
2017). Adapun gambar mikroskop dapat dilihat pada Gambar 2.11 di bawah ini.
13
2.14 Oven
Oven adalah bagian dari alat yang digunakan untuk sterilisasi dengan metode
panas kering. Suhu sterilisasi dengan oven kira-kira 160℃ selama 60 menit.
Sterilasasi dengan oven digunakan untuk alat, bahan atau media yang tahan
terhadap pemanasan tinggi. Oven adalah alat yang digunakan untuk sterilisasi alat
dan bahan dengan menggunakan udara kering. Oven digunakan untuk mensterilkan
alat-alat gelas seperti erlenmeyer, cawan petri, tabung reaksi dan gelas lainnya.
Lamanya sterilisasi tergantung pada jumlah alat disterilkan dan ketahanan alat
terhadap panas. Bahan-bahan seperti kapas, kain dan kertas juga dapat disterilkan
dalam oven tetapi dalam temperatur tertentu. Pada umumnya temperatur yang
digunakan pada sterilisasi cara kering adalah sekitar 140-170°C selama paling
sedikit 2 jam (Yusmaniar et al., 2017).
Prinsip kerja dari oven yaitu hubungkan dengan sumber listrik. Masukkan alat
yang akan dikeringkan dan atur dengan rapi lalu tutup pintu dengan rapat. Hidupkan
alat dengan menekan tombol on kemudian lampu pilot akan menyala (merah dan
kuning). Atur temperatur suhu dan waktu yang diinginkan. Bila suhu 170°C waktu
diatur selama 1 jam. Bila suhu 160°C waktu diatur selama 2 jam. Bila suhu 150°C
waktu diatur selama 2,5 jam. Bila suhu 140°C waktu diatur selama 3 jam. Bila
waktu yang diatur telah selesai, pengatur waktu secara otomatis kembali ke nol.
Biarkan dingin lalu keluarkan bahan dan alat yang disterilkan atau dikeringkan
(Yusmaniar et al., 2017).
Oven yang baik adalah oven yang selalu dirawat. Sebelum oven digunakan
bersihkan semua aksesoris dan rak tatakan yang ada di dalamnya. Selalu pastikan
steker oven sudah dicabut dan oven sudah dingin sebelum dibersihkan. Buka pintu
14
oven dan bagian dalam dibersihkan dengan lap lembut dalam air panas atau
detergen. Zat abarsif jangan digunakan untuk membersihkan oven. Jangan
mengelap elemen pemanas. Bagian luar dapat dibersihkan dengan lap basah. Untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan tidak diperbolehkan menggunakan alat
gelas untuk dimasukkan ke dalam oven. Diharapkan ada jarak minimal 1 antara
bagian atas dan bagian elemen pemanas. Jangan sekali-sekali menggunakan oven
dalam keadaan pintu terbuka. Hindari seringnya membuka pintu oven saat sedang
digunakan karena hal ini menimbulkan panas dalam oven berkurang. Selalu
gunakan gegep untuk mengambil peralatan dari dalam oven. Hentikan pemakaian
oven bila terlihat asap pada kabel listrik dan segera cabut steker dari stop kontak
(Yusmaniar et al., 2017). Adapun gambar oven dapat dilihat pada Gambar 2.12 di
bawah ini.
dibersihkan bagian pegasnya. Jika pegas telah kendor diganti dengan penjepit lain.
Penjepit tabung dipilih yang kondisi pegangan kayu masih baik. Saat digunakan
harus memperhatikan tabung reaksi agar tabung tidak mudah pecah. Penjepit
tabung reaksi tidak boleh terlalu dekat dengan pembakar spiritus karena kayu
mudah terbakar. Jika sudah digunakan penjepit tabung reaksi dicuci menggunakan
air kemudian dikeringkan. Penjepit tabung disimpan di tempat yang kering dan
tidak lembap untuk menghindari tumbuhnya jamur pada kayu (Fatoni, 2015).
Adapun gambar penjepit kayu dapat dilihat pada Gambar 2.13 di bawah ini.
2.16 Spiritus
Spiritus adalah alat yang berfungsi untuk sterilisasi dengan pemanasan.
Pembakar spiritus dibuat dari bahan kaca. Di dalam pembakar spiritus dilengkapi
dengan bahan bakar spiritus, sumbu dan tutup. Pembakar spiritus digunakan
untuk memanaskan larutan. Cara menggunakan pembakar spiritus dalam
pemanasan larutan yaitu menyalakan pembakar spiritus dengan korek api kemudian
meletakkan pembakar spiritus di bawah kaki tiga dan kasa kawat. Api pembakar
spiritus harus terletak tepat di bawah asbes yang terdapat pada tengah kasa kawat.
Setelah selesai digunakan api dimatikan dengan cara menutup pembakar spriritus
dengan penutupnya. Terdapat berbagai hal yang perlu diperhatikan sebelum, saat
dan setelah menggunakan spiritus. Sebelum digunakan, ketersediaan spiritus dalam
pembakar spiritus harus dicek terlebih dahulu. Dinding luar pembakar spiritus
dibersihkan menggunakan tisu. Api tidak boleh dimatikan dengan cara ditiup.
Sumbu pembakar spiritus harus menutup mulut pembakar spiritus secara sempurna
agar api tidak merembet ke dalam pembakar spiritus dan pembakar spiritus
diletakkan di bawah asbes pada kasa kawat. Kemudian setelah digunakan,
pembakar spiritus disimpan di tempat yang bersih dan kering (Fatoni, 2015).
Adapun gambar spiritus dapat dilihat pada Gambar 2.14 di bawah ini.
16
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini sebagai berikut:
1. Dalam melakukan praktikum mikrobiologi digunakan beberapa diantaranya
autoclave, batang penyebar, Biology Safety Cabinet (BSC), cawan petri,
colonycounter, hemasitometer, hot plate, inkubator, jarum ose, mikropipet,
mikroskop, oven, penjepit kayu, spiritus dan kaca objek.
2. Fungsi dari BSC, autoclave, oven dan spiritus adalah untuk mensterilkan
alat ataupun bahan. Cawan petri berfungsi sebagai wadah
perkembangbiakan mikroba. Hemasitometer berfungsi untuk menghitung
sel. Colony counter untuk menghitung jumlah koloni. Inkubator untuk
menginkubasi mikroba. Jarum ose untuk memindahkan mikroba.
Mikropipet untuk memindahkan cairan. Mikroskop dan kaca objek untuk
mengamati sel yang berukuran kecil. Penjepit kayu untuk memegang tabung
reaksi. Batang penyebar untuk meratakan cairan.
3. Prinsip kerja autoclave dengan memanfaatkan tekanan udara dalam
mensterilkan alat. Oven dan spiritus memanfaatkan sumber energi panas
untuk sterilsasi. BSC menggunakan sinar UV dalam mensterilkan alat.
Jarum ose harus dipijarkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Pada tip
mikropipet harus di sterilkan terlebih dahulu. Mikroskop dengan
memanfaatkan sumber cahaya untuk melihat sel.
4. Manfaat dari BSC, autoclave, oven dan spiritus adalah alat dan bahan yang
digunakan terbebas dari bakteri. Hemasitometer dan colony counter
manfaatnya untuk mengetahui jumlah sel atau koloni yang terdapat pada
mikroba. Mikroskop dan kaca objek bermanfaat untuk mengetahui bentuk
dari mikroba. Inkubator bermanfaat untuk memberikan suhu dan
kelembaban yang optimal dalam perkembangbiakan mikroba.
17
18
3.2 Saran
Praktikkan diharapkan memahami prinsip kerja dari masing-masing alat
pada percobaan ini supaya tidak terjadi kesalahan dan kecelakaan kerja. Masing-
masing anggota kelompok diharapkan andil dalam pemakaian alat-alat
mikrobiologi supaya lebih mahir kedepannya dalam pemakaiannya. Diharapkan
menggunakan alat pelindung diri yang lengkap saat melakukan percobaan.
Dalam mensterilkan alat menggunakan BSC diharapkan untuk tidak
mendekati alat tersebut dikarenakan sinar UV yang tidak baik bagi tubuh. Jangan
menggunakan tangan saat mengambil tip dari mikropipet. Mengambil cairan
menggunakan mikropipet dalam keadaan sedikit miring. Saat mencuci kaca objek
perlu dilakukan dengan hati-hati karena kaca penutup dari kaca objek sangat tipis
sehingga rentan untuk pecah.
DAFTAR PUSTAKA