Anda di halaman 1dari 25

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................... i


DAFTAR TABEL .............................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3 Tujuan Kegiatan ............................................................................ 2
1.4 Manfaat ......................................................................................... 2
1.5 Luaran ........................................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 3
2.1 Mikroalga...................................................................................... 3
2.2 Potensi Biomassa Mikroalga ......................................................... 3
2.3 Teknik Budidaya Mikroalga .......................................................... 4
BAB 3. TAHAP PELAKSANAAN .................................................................... 5
3.1. Perumusan Masalah, Perumusan Konsep Desain dan Analisis
Rancangan .................................................................................... 6
3.2 Rancangan Fungsional dan Struktural............................................ 6
3.3 Pembuatan Prototipe ..................................................................... 8
3.4 Uji Fungsional............................................................................... 8
3.5 Uji Kinerja .................................................................................... 9
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .................................................. 9
4.1 Anggaran Biaya ............................................................................ 9
4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 10
LAMPIRAN ..................................................................................................... 11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota dan dosen pendamping .................... 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ..................................................... 16
Lampiran 3 Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ............... 18
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana (Minta ke masing-masing
Fakultas) ..................................................................................... 19
Lampiran 5 Gambar Kerja Rancangan Glass Tubular Photobioreactor dari
limbah neon bekas ....................................................................... 20
Lampiran 6 Gambar Kerja Rancangan Glass Tubular Photobioreactor dari
limbah neon bekas ....................................................................... 21

i
Lampiran 7 Gambar Kerja Rancangan Glass Tubular Photobioreactor dari
limbah neon bekas ....................................................................... 22
Lampiran 8 Gambar Kerja komponen Pemberian Nutrisi, Tangki Budidaya, dan
Pemanenan .................................................................................. 23

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kandungan Bioaktif Beberapa Spesies Mikroalga ................................. 3


Tabel 2. Rancangan Biaya ................................................................................... 9
Tabel 3. Jadwal Kegiatan .................................................................................... 9

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Produk Turunan Mikroalga ................................................................. 4


Gambar 2. Tahapan Pelaksanaan PKM Karsa Cipta ............................................. 6
Gambar 3. Rancangan Glass Tubular Photobioractor dari Limbah Neon Bekas ... 7
Gambar 4. Sistem Pemberian Nutrisi, tangki budidaya, dan pemanenan ............... 7
Gambar 5. Interface Sistem Monitoring dan Controlling Budidaya Mikroalga ..... 8

ii
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroalga adalah mikroorganisme yang sangat potensial menjadi sumber
pangan dan bioenergi masa depan (Hadiyanto, 2012). Mikroalga mengandung
bahan protein, lipid, gliserol, karoten, dan vitamin yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber energi dan pangan (Chisti, 2007). Budidaya mikroalga baik
dilakukan pada kondisi wilayah radiasi matahari yang cukup (Supriyanto, 2018).
Sehingga Indonesia sebagai negara yang dilalui garis khatulistiwa dengan rata-
rata penyinaran matahari 12 jam per hari memiliki potensi cukup besar dalam
produksi mikroalga.
Budidaya mikroalga dapat dilakukan secara terbuka (open cultivation) dan
tertutup (closed photobioreactor). Teknik budidaya pada media terbuka umumnya
menggunakan Open Raceway Pond (ORP). ORP adalah teknik budidaya dengan
menggunakan aliran air secara horizontal yang dilengkapi dengan paddle wheel.
Kegunaan dari paddle wheel digunakan untuk memberikan pergerakan horizontal
dan vertikal dari alga. Kelebihan dari ORP diantaranya adalah murah, mudah
dibuat dan konsumsi energi yang lebih rendah. Kekurangan ORP diantaranya
mudah terkontaminasi, difusi cahaya yang buruk, minimnya CO2, penguapan,
hujan yang fluktuatif, dan sulit di kontrol.
Teknik budidaya closed photobioreactor (PBR) dapat menjadi alternatif
untuk mengatasi permasalahan pada budidaya terbuka. Kelebihan dari PBR
diantaranya adalah tidak mudah terkontaminasi, produktivitas lebih tinggi, dan
mudah dikontrol (Posten, C., 2009; Anyawu et al., 2018). Desain PBR terdiri dari
pipa transparan yang diisi kultur mikroalga yang akan bergerak secara kontinyu
untuk mendapatkan sinar matahari.
Kelemahan dari PBR adalah harga material yang mahal dan instalasi yang
rumit. Maka dibutuhkan suatu teknologi baru dengan memanfaatkan alternatif
material yang digunakan untuk membangun photobioreactor. Salah satu solusi
yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan limbah lampu neon bekas
sebagai glass tubular photobioreactor untuk budidaya mikroalga. Selama ini
lampu neon bekas dibuang bersamaan dengan sampah lainnya yang
mengakibatkan masalah bagi lingkungan. Selain itu pengendalian limbah lampu
neon bekas dilakukan dengan cara penghancuran dan belum ada pemanfaatan dari
limbah tersebut. Namun demikian, ketersediaan limbah neon saat ini masih
melimpah. Pemanfaatan limbah neon bekas dapat menghemat biaya instalasi
photobioreactor untuk budidaya mikroalga dan sebagai upaya menjaga
lingkungan.
Maka kelompok PKM Karsa Cipta, Institut Pertanian Bogor mengusulkan
limbah lampu neon bekas sebagai glass tubular photobioreactor untuk budidaya
mikroalga. PBR yang akan dirancang dan dipabrikasi terdiri dari media kultur
utama yaitu dengan menggunakan tube glass dari neon bekas dan perangkat
lainnya. Neon bekas dibersihkan sehingga menjadi media tanam yang transparan.
2

Untuk mendukung budidaya, ditempatkan cahaya buatan (artificial light).


Pemberian nutrisi dilakukan secara otomatis berdasarkan kondisi kultur, intensitas
cahaya, pH, dan Electric Conductivity (EC). Sensor akan membaca nilai dari pH,
intesitas cahaya, suhu, EC, dan debit aliran kultur. Sistem monitoring akan
menampilkan pada layar display dan memberikan umpan balik (feedback) ke
sistem kontrol. PBR yang akan dipabrikasi kemudian diuji dengan melakukan
budidaya sehingga memenuhi kebutuhan fungsional dan siap dipakai untuk
kegiatan budidaya mikroalga.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang menjadi latar belakang proposal ini adalah :
1. Photobioreactor dengan sistem tertutup merupakan teknik budidaya
mikroalga yang mumpuni, namun biaya instalasi yang mahal menjadi
kendala. Sehingga dibutuhkan desain photobioreactor dengan memanfaatkan
limbah neon bekas.
2. Limbah lampu neon belum dimanfaatkan secara maksimal, jika tidak ditangai
dengan baik maka dapat mencemari lingkungan.
3. Diperlukan sistem kontrol untuk mendukung kegiatan budidaya mikroalga
dengan photobioreactor.

1.3 Tujuan Kegiatan


Tujuan kegiatan ini adalah untuk merancang dan mempabrikasi tubular
glass photobioreactor dengan memanfaatakan limbah lampu neon bekas yang
siap pakai dan fungsional. Pemanfaatan limbah lampu neon sebagai upaya
pemakaian ulang (re-use) dari sampah elektronik.

1.4 Manfaat
Manfaat Bagi Mahasiswa :
1. Memberikan pengalaman dalam merancang dan mempabrikasi tubular
photobioreactor.
2. Memahami tahapan melakukan inovasi dan penyiapan karsa cipta yang siap
diterapkan di dalam kegiatan budidaya mikroalga.

Manfaat Bagi Masyarakat :


1. Menyediakan inovasi yang dapat langsung diterapkan sebagai teknologi tepat
guna untuk budidaya mikroalga.
2. Memberikan alternatif pemanfaatan limbah elektronik berupa penggunaan
kembali (re-use) lampu neon bekas.

Manfaat Bagi Perguruan Tinggi:


1. Berkontribusi dalam dalam Tri Darma perguruan tinggi berupa inovasi
pemanfaatan limbah neon bekas untuk pabrikasi media budidaya mikroalga.
3

2. Memberikan kontribusi pengembangan keilmuan bagi perguruan tinggi dalam


upaya karsa cipta inovasi budidaya mikroalga.

1.5 Luaran
Luaran dari kegiatan ini adalah berupa desain dan prototipe tubular glass
photobioreactor dengan memanfaatkan neon bekas untuk budidaya mikroalga.
Media budidaya dilengkapi dengan sistem kontrol yang mengendalikan pemberian
nutrisi pada kultur mikroalga secara otomatis. Selain itu, luaran yang dihasilkan
berupa laporan dan artikel ilmiah.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Mikroalga
Mikroalga adalah organisme unisel berukuran antara satu mikrometer
sampai ratusan mikrometer yang hidup di air tawar atau laut, memiliki klorofil
untuk melakukan fotosintesis yang membutuhkan karbon dioksida dan cahaya
(Hadiyanto, 2012; Vantekasan et al., 2015,). Morfologi mikroalga dapat terdiri
dari uniseluler dan multiseluluer pada sel dan komponennya. Mikroalga
diklasifikasikan menjadi empat kelompok utama antara lain: diatom
(Bacillariophyceae), alga hijau (Chlorophyceae), alga emas (Chrysophyceae) dan
alga biru (Cyanophyceae. Mikroalga yang paling banyak dibudidaya secara
komersial diantaranya adalah Arthrospira (Spirulina), Chaetoceros, Chlorella,
dan Dunaliella Isochyris (Suparmaniam et al., 2019).
Biomassa mikroalga mengandung protein, karboidrat, lemak dan asam
nukleat. Tabel 1 menunjukkan kandungan bioaktif beberapa spesies mikroalga.

Tabel 1. Kandungan Bioaktif Beberapa Spesies Mikroalga

Sumber Protein Karbohidrat Lipid


Chlorella vulgaris 51-55 12-17 14-22
Chlorella pyrenoidosa 57 26 2
Chlamydomonas reinhardtii 48 17 21
Dunaliella salina 39-61 14-18 14-20
Spirulina maxima 26-63 8-14 4-9
Spirulina platensis 52 15 3
Sumber : Rosch et al. (2019)

2.2 Potensi Biomassa Mikroalga


Mikroalga merupakan sumber biomasa yang mengandung beberapa
komponen penting diantaranya karbohidrat, protein, asam lemak, dll, sehingga
mikroalga dapat dijadikan sebagai bahan baku untuk memproduksi produk-produk
yang lain. Gambar 1 menunjukkan beberapa produk turunan mikroalga.
4

Gambar 1. Produk Turunan Mikroalga


Biomassa mikroalga mengandung berbagai jenis nutrisi seperti asam
lemak, karoten, steroid, lektin, polisakarida, asam amino dan asam alginat
(Sathasivam et al., 2019). Komposisi makromolekul dalam biomassa mikroalga
memiliki kandungan tertinggi jika dibandingkan dengan makromolekul yang
terdapat pada hewan atau tumbuhan tingkat tinggi. Biomassa mikroalga dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku bahan bakar nabati (BBN) seperti bioetanol,
biodiesel dan biohidrogen. Mikroalga memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi
dan memberikan fraksi lipid yang besar untuk produksi biodiesel.
Kandungan lipid mikroalga memiliki tingkat ketidakjenuhan yang rendah
sehingga membuat lipid mikroalga menjadi pengganti potensial untuk bahan
bakar fosil. Biodiesel dibuat dengan proses transesterifikasi dengan menggunakan
bahan baku crude oil yang berasal dari suatu biomassa sehingga menghasilkan
fatty acid methyl ester (FAME) (John et al., 2011). Karbohidrat yang dimiliki
mikroalga berpotensi dijadikan bioethanol melalui reaksi hidrolisis dengan
melalui proses fermentasi (Harun et al., 2010). Alternatif energi lainnya dengan
memanfaatkan mikroalga yaitu biohidrogen yang dihasil dengan metode fiksasi
karbon dan anaerobic digestion (Rashid et al., 2013).

2.3 Teknik Budidaya Mikrolaga


Teknik budidaya mikroalga diklasifikasi menjadi dua kategori utama yaitu
budidaya pada kolam terbuka yang disebut open pond dan budidaya pada reaktor
tertutup (closed photobioreactor). Sistem budidaya open pond yang umum
digunakan adalah open raceway pond (ORP). ORP adalah sistem budidaya pada
bak terbuka yang memenuhi kebutuhan karbondioksida dari lingkungan sekitar
dan dirancang dalam konfigurasi raceway. Sistem dilengkapi dengan sebuah
paddle wheel berputar untuk mencampur sel-sel alga dengan nutrien yang
5

ditambahkan dan dengan baffle dalam saluran yang mengatur aliran di sekitar
putaran (Hadiyanto, 2012; Suparmaniam et al., 2019)
Produktivitas dari budidaya mikroalga dengan metode ORP lebih rendah
dibandingkan dengan metode closed photobioreactor. Metode ORP mudah
mengalami kontaminasi dari organisme lain dan kultur mikroalga yang tidak
diinginkan. Selain itu, pengendalian radiasi matahari dan suhu sulit dilakukuan
pada model budidaya dengan ORP (Supriyanto et al., 2018).
Photobioreactor (PBR) dikembangkan untuk mengatasi permasalahan
kontaminasi dan evaporasi yang sering terjadi dalam sistem open pond.
Photobioreactor merupakan bioreaktor yang digabungkan dengan sumber cahaya
tertentu untuk asupan energi cahaya ke dalam reaktor. Budidaya mikroalga
dengan PBR dapat mengurangi kontak kultur dengan atmosfir sehingga dapat
mengurangi laju penguapan uap air. Selain itu budidaya dengan metode memiliki
kelebihan lain seperti mengurangi terjadinya resiko kontaminasi kultur, dapat
dengan dilakukan pengkondisian tempat budidaya dan fleksibel dalam proses
perancangan desain alat PBR. Tantangan terbesar dalam budidaya dengan PBR
adalah proses perancangan dan manufaktur yang membutuhkan biaya yang mahal
(Moheimani et al., 2015; Singh et al., 2015; Anyawu et al., 2018).
Beberapa model Photobioreaktor telah diteliti, diawali sejak tahun
1950an oleh Davis (1953) di Carnegie Institution di Washington. Photobioreaktor
tersebut berkapasitas satu liter, 65% nya dalam bentuk tabung gelas maupun
plastik dan sisanya berupa ruang pengendapan (Daniyati et al., 2012). Dalam 20
tahun terakhir, pengembangan teknologi photobioreaktor mikroalga penangkap
karbon telah mengalami peningkatan baik dalam skala bench maupun skala pilot.
Pengembangan teknologi ini di Indonesia masih dalam tahap awal meskipun
sebagai negara tropis Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan
teknologi ini karena memiliki kelimpahan sinar matahari sepanjang tahun dan
biodiversitas mikroalga yang tinggi. Karena itu pengembangan teknologi ini perlu
dipacu sehingga dapat diperoleh manfaat dari aplikasi teknologi ini.

BAB 3. TAHAP PELAKSANAAN


Tahapan pelaksanaan kegiatan rancang bangun glass tubular photoreactor
dengan memanfaatkan limbah neon bekas terdiri dari tahapan terdiri dari tahapan
identifikasi masalah, perumusan konsep desain, analisis desain, pembuatan
gambar kerja, pembuatan prototipe, uji fungsional dan uji kinerja (Gambar 2).
6

Gambar 2. Tahapan Pelaksanaan PKM Karsa Cipta

3.1. Perumusan Masalah, Perumusan Konsep Desain dan Analisis


Rancangan
Masalah yang umum dihadapi dalam menerapkan PBR pada budidaya
mikroalga utamanya adalah biaya yang mahal. Rancangan PBR dengan
memanfaatkan neon bekas menjadi salah satu solusi. Desain PBR terdiri dari media
budidaya berupa glass tubular yang dilengkapi dengan sistem kontrol dan monitoring
parameter budidaya seperti pH, suhu, EC, dan intesitas cahaya.

3.2 Rancangan Fungsional dan Struktural


Tahapan ini dilakukan rancangan fungsional dan struktural. Secara fungsional
mikroalga dari tangki akan dipompa ke dalam photobiorector secara kontinyu.
Kemudian, sistem monitoring akan memantau keadaan pH, suhu, EC dan intensitas
cahaya. Selanjutnya, sistem kontrol akan menggerakkan pompa larutan nutrisi jika
diperlukan. Setelah dicapai konsentrasi mikroalga yang optimal, pemanenen
dilakukan dengan menggunakan kran panen secara gravitasi. Kemudian, mikroalga
akan disaring dengan filter dengan ukuran 2-30 mikron untuk mendapatkan biomassa
mikroalga. Kemudian biomassa alga yang sudah disaring akan dikeringkan dengan
menggunakan pengeringan cahaya matahari untuk mendapatkan alga kering.
7

Selanjutnya, alga dapat diolah menjadi pangan atau bioenergi pada proses
selanjutnya.
Secara struktural komponen PBR terdiri dari neon bekas sebagai media tanam
utama, rangka, tangki, pompa, cahaya buatan (artificial light) dan komponen lainnya
(Gambar 3). Gambar kerja rancangan glass tubular photobioreactor dari limbah
neon bekas secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 5, 6, dan 7.

Gambar 3. Rancangan Glass Tubular Photobioractor dari Limbah Neon Bekas

Sistem pemberian nutrisi memanfaatkan beberapa tangki yang terdiri dari


larutan nutrisi A, nutrisi B, tangki HNO3, tangki KOH, tangki air, dan tangki kultur.
Pada pemanenan terdiri dari tangki panen yang dilengkapi dengan filter pemanen.
Gambar 4 menunjukkan rancangan struktural dari sistem pemberian nutrisi, tangki
budidaya dan pemanenan yang secara detail dapat dilihat pada gambar kerja di
Lampiran 8.

Gambar 4. Sistem Pemberian Nutrisi, tangki budidaya, dan pemanenan


8

Sistem monitoring dan controlling dilakukan untuk memberi nutrisi, asam dan
basa secara otomatis berdasarkan kondisi kultur, intensitas cahaya, pH, dan
Electric Conductivity (EC). Sensor akan membaca nilai dari pH, intesitas cahaya,
suhu, EC, dan debit aliran kultur. Data hasil pembacaan akan terekam dan
disimpan dalam cloud yang selanjutnya dapat diakses oleh pengguna melalui
software menggunakan jaringan internet. Sehingga pengguna juga dapat mengatur
dengan manual umpan balik yang harus dilakukan oleh aktuator, dalam hal ini
relay untuk memutus dan menyambungkan arus pada pompa akuarium. Fungsi
interrupt untuk menghindari tumpang tindih perintah dari pengaturan otomatis
dan pengaturan manual. Proses tersebut seperti yang terlihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Interface Sistem Monitoring dan Controlling Budidaya Mikroalga

3.3 Pembuatan Prototipe


Tahapan ini dilakukan pembuatan prototipe media tanam mikroalga yang sudah
didesain sebelumnya. Pembuatan prototipe akan dilaksanakan di laboratorium
Metanium dan Laboratorium Sistem dan Informatika Pertanian, Departemen Teknik
Mesin dan Biosistem Institut Pertanian Bogor. Pembuatan prototipe terdiri dari
pabrikasi media tanam, tangki, dan sistem kontrol.

3.4 Uji Fungsional


Tahapan ini dilakukuan uji fungsional dari media budidaya mikroalga
berupa tubular photobioreactor. Media tanam akan digunakan untuk kegiatan
budidaya. Spesies mikroalga yang akan digunakan adalah Spirulina sp.
9

3.5 Uji Kinerja


Tahapan ini akan diuji kinerja tubular photobioreactor untuk kegiatan
budidaya. Hal-hal yang akan diuji terdiri dari: kemampuan tumbuh (growth rate)
mikroalga, fungsi dari pompa, kalibrasi sensor, kinerja menangkap cahaya matahari
dan artificial light, serta kinerja sistem kontrol.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Biaya terdiri dari perlengkapan, biaya habis pakai, perjalanan dan lain-lain
(Tabel 2). Rincian biaya dapat dilihat pada Lampiran 2.

Tabel 2. Rancangan Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1. Perlengkapan Yang Diperlukan 1.532.000
2. Biaya Habis Pakai 7.898.500
3. Perjalanan 500.000
4. Lain-lain 1.800.000
Jumlah 11.730.500

4.2 Jadwal Kegiatan


Kegiatan PKM Karsa Cipta akan dilaksanakan selama 5 bulan, dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 3. Jadwal Kegiatan

Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5


No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Identifikasi
Permasalahan
2 Merumuskan Ide
3 Menyempurnakan ide
rancangan structural
4 Gambar Teknik
5 Konsultasi rancanagan
6 Pemilihan elemen
7 Analisis dan gambar
8 Pembuatan alat
(manufaktur)
9 Perancangan sistem
monitoring
10 Pengujian alat
11 Evaluasi
12 Pembuatan laporan
10

DAFTAR PUSTAKA
Anyawu, R.C., Rodriguez, C., Durrant, A. dan Olabi, A.G. 2018. Microalgae
cultivation technologies. Dalam Reference Module in Materials Science
and Materials Engineering. Editor Hashmi, S. Elsevier.
Chisti, J. 2007. Biodiesel from microalgae. Biotechnology Advances. 25 (6): 294-
306.
Daniyati, R., Yudoyono, G. dan Rubiyanto, A. 2012. Desain closed
photobioreactor chlorella vulgaris sebagai mitigasi emisi CO2. Jurnal
Sains dan Seni ITS. 1(1): 1-5.
Hadiyanto dan Azim, M. 2012. Mikroalga: Sumber Pangan dan Energi Masa
Depan. Edisi 1. UPT UNDIP Press Semarang. Semarang. ID.
Harun, R., Singh, M., Forde, G.M. dan Danquah, M.K., 2010. Bioprocess
engineering of mikroalga to produce a variety of consumer products.
Renewable Sustainable Energy Reviews. 14 (3): 1037-1047.
John R.P., Anisha G.S., Nampoothiri, K.M. dan Pandey, A. 2011. Micro and
macroalgal biomass: A renewable source for bioethanol. Bioresource
Technology. 102(1): 186–193.
Moheimani, N.R., Parlevliet, D., McHenry, M.P., Bahri, P.A. dan Boer, K.D.
2015. Past, Present and Future of Microalgae Cultivation Developments.
Dalam Biomass and Biofuels from Microalgae. Editor Moheimani, N.R.,
Parlevliet, D., McHenry, M.P., Bahri, P.A. dan Bahri, P.A. Springer
International.
Posten, C. 2009. Design principles of photobioreactors for cultivation of
microalgae. Eng. Life Sci. 9(3): 165–177.
Rashid, N., Rehman, M.S.U., Memon, S., Ur Rahman, Z., Lee, K. dan Han, J.I.
2013. Current status, barriers and developments in biohydrogen production
by mikroalga. Renewable Sustainable Energy Reviews. 22: 571-579.
Rösch, C., Roßmann, M. dan Weickert, S. 2019. Mikroalga for integrated food
and fuel production. GCB Bioenergy. 11(1): 326–334.
Sathasivam, R., Radhakrishnan, R., Hashem, A. dan Abd Allah, E.F. 2019.
Mikroalga metabolites: A rich source for food and medicine. Saudi J. Biol.
Sci. 26(1): 709–722.
Singh, P., Gupta, S.K., Guldhe, A., Rawat, I. dan Bux, F. 2015. Microalgae
Isolation and Basic Culturing Techniques. Dalam Handbook of Marine
Microalgae. Editor Kim, S.K. Elsevier. United States.
Suparmaniam, U., Lam, M.K., Uemura, Y., Lim, J.W., Lee, K.T. dan Shuit, S.H.
2019. Insights into the mikroalga cultivation technology and harvesting process
for biofuel production: A review. Renewable and Sustainable Energy
Reviews. 115(16): 1-23.
Supriyanto, Noguchi, R., Ahamed, T., Mikihide, D. dan Watanabe, M.M. 2018. A
decision tree approach to estimate the microalgae production in open
raceway pond. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science.
209(1): 1-7.
Vantekasan, J., Manivasagan, P. dan Kim, S.K. 2015. Marine Microalgae
Biotechnology: Present Trends and Future Advances. Dalam Handbook of
Marine Microalgae. Editor Kim, S.K. Elsevier. United States.
11

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota dan dosen pendamping

1. Identitas Diri Ketua


12

2. Identitas Diri Anggota 1


13

3. Identitas Diri Anggota 2


14

Biodata Dosen Pendamping


15
16

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Jenis Perlengkapan Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)


Termokopel 2 buah 25.000 50.000
Filter kain batis 2 buah 19.000 38.000
Solder 1 buah 65.000 65.000
Oven listrik 1 buah 450.000 450.000
Bor dan mata bor 5mm 1 buah 235.000 235.000
Lux meter 1 buah 369.000 369.000
Scrubber silinder 3 buah 30.000 90.000
Autonic 1 buah 235.000 235.000
SUB TOTAL 1 1.532.000

2. Bahan Habis Pakai Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)


Larutan H2SO4 5 liter 25.000 125.000
Larutan HNO3 1 liter 50.000 50.000
Larutan KOH 1 liter 50.000 50.000
Lem pipa pvc 10 buah 12.000 120.000
Belokan pipa ¾” 52 buah 4000 208.000
Plat alumunium 2 mm 2 buah 510.000 1.020.000
Aerator 1 buah 36.000 36.000
Pompa air 125 W 1 buah 395.000 395.000
Pompa air akuarium 5 buah 50.000 250.000
Motor servo 1 buah 100.000 100.000
Baterai 3 buah 2.000 6.000
Besi hollow 3 buah 462.000 1.386.000
Blade mixer 1 buah 20.000 20.000
Elektroda las 10 buah 1900 19.000
Timah 1 buah 26.000 26.000
Arduino uno 1 buah 100.000 100.000
Saklar 1 buah 15.000 15.000
Bibit kultur Spirullina sp 2 buah 250.000 500.000
Mur dan baut 436 buah 2000 872.000
Pengunci silinder neon 218 buah 5.000 1.090.000
Nutrisi AB mix 1 buah 26.000 26.000
Kran stainless 1 buah 50.000 50.000
Belt 1 buah 40.000 40.000
Relay 5 buah 30.000 150.000
Sensor Electrical 1 buah 20.500 20.500
Conductivity
Sensor pH 1 buah 340.000 340.000
Artificial light 68 buah 13.000 884.000
SUB TOTAL 2 7.898.500

3. Perjalanan Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)


Perjalanan ke glodok 5 kali 40.000 200.000
17

(pembelian komponen)
Perjalanan ke bengkel 15 kali 10.000 150.000
leuwikopo (perakitan)
Perjalanan ke lab TPPHP 15 kali 10.000 150.000
(pengeringan dan
penghitungan bobot
kering)
SUB TOTAL3 500.000

4. Lain-lain Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)


Penyewaan pesawat las 5 kali 80.000 400.000
Biaya pekerja 3 orang 100.000 300.000
Publikasi dan pengajuan 700.000 700.000
paten
ATK 400.000 400.000
SUB TOTAL (Rp) 1.800.000
TOTAL 11.730.500
(Sebelas Juta Tujuh Ratus Tiga Puluh Ribu Lima Ratus Rupiah)
18

Lampiran 3 Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas


Alokasi
Program Bidang Waktu
No Nama/NIM Uraian Tugas
Studi Ilmu (jam
/minggu)
1 Zakhirul Teknik Keteknikan 16 1. Manajemen
Mustaqim/ Mesin dan Pertanian kinerja tim
F14160061 Biosistem 2. Koordinasi
dengan
dosen
pendamping
3. Mengurus
Administrasi
4. Analisis data
Pengujian
5. Evaluasi
kinerja alat
2 Johana Yesadi Teknik Keteknikan 15 1. Menyusun
Marpaung Mesin dan Pertanian kebutuhan
Biosistem mesin
2. Mengukur
parameter
pengujian
alat
3. Evaluasi
kinerja alat
4. Merancang
sistem
monitoring
alat
3 Irma Kurniasari Teknik Keteknikan 15 1. Merancang
Mesin dan Pertanian model alat
Biosistem 2. Melakukan
pengujian
alat
3. Evaluasi
kinerja alat
4. Merancang
sistem
monitoring
alat
19

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana


20

Lampiran 5 Gambar Kerja Rancangan Glass Tubular Photobioreactor dari limbah


neon bekas
21

Lampiran 6 Gambar Kerja Rancangan Glass Tubular Photobioreactor dari limbah


neon bekas
22

Lampiran 7 Gambar Kerja Rancangan Glass Tubular Photobioreactor dari limbah


neon bekas
23

Lampiran 8 Gambar Kerja komponen Pemberian Nutrisi, Tangki Budidaya, dan


Pemanenan

Anda mungkin juga menyukai