Anda di halaman 1dari 19

KEMAMPUAN INDUSTRI DALAM NEGERI UNTUK

MENDUKUNG PENGEMBANGAN
ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN,


ALAT TRANSPORTASI, DAN ELEKTRONIKA

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
2020
TUJUAN PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL
( SESUAI DENGAN UU No. 3 Tahun 2014 )

TUJUAN PEMBANGUNAN INDUSTRI


INDUSTRI YANG MANDIRI, BERDAYA
SAING, DAN MAJU UNTUK KEMAKMURAN
DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

PENYELENGGARAAN URUSAN Instrumen Pendukung


Instrumen Pendukung PEMERINTAHAN DI BIDANG PERINDUSTRIAN
• KOMITE INDUSTRI
•Perizinan NASIONAL
• RENCANA INDUK PEMBANGUNAN • PERAN SERTA
• Penanaman Modal Bidang INDUSTRI NASIONAL MASYARAKAT
Industri
• KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL • PENGAWASAN DAN
• Fasilitas Industri PENGENDALIAN,
• RENCANA KERJA PEMBANGUNAN
INDUSTRI • SANKSI

Pembangunan Tindakan Pengamanan


Pembangunan Sarana Pemberdayaan
dan Penyelamatan
Sumber Daya Industri dan Prasarana Industri Industri
Industri
• Pembangunan SDM • Standardisasi Industri •IKM • Tindakan Pengamanan
• Pemanfaatan SDA • Infrastruktur Industri • Industri Hijau Industri
• Pengembangan dan Pemanfaatan • Sistem Informasi Industri • Industri Strategis • Tindakan Penyelamatan
Teknologi Industri Nasional • P3DN Industri
• Pengembangan dan Pemanfaatan • Perwilayahan Industri • Kerja Sama
Kreativitas dan Inovasi Internasional di
• Penyediaan Sumber Pembiayaan Bidang Industri
Regulasi Peningkatan Penggunaan Produk Dalam
Negeri (P3DN)

Kebijakan P3DN:
1. UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
2. PP. No. 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri
3. Kepres No. 24 Tahun 2018 tentang Timnas P3DN
4. Inpres No. 2 Tahun 2009 Tentang Penggunaan Produksi Dalam Negeri Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
5. Perpres No. 4 Tahun 2015 Tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
6. Permenperin No. 16/2011 Tentang Ketentuan dan Tatacara Perhitungan TKDN dan BMP
7. Permenperin No. 54 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penggunaan Produk DN untuk pembangunan infrastruktur
ketenagalistrikan
8. Peraturan Menteri Perindustrian No 05/M-IND/PER/2/2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perindustrian
Nomor 54/M-IND/PER/3/2012 Tentang Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri Untuk Pembangunan Infrastruktur
Ketenagalistrikan.
9. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 6 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perindustrian
Nomor 15/M-IND/PER/3/2016 Tentang Standar Spesifikasi Dan Standar Harga Tower Transmisi Dan Konduktor Produk
Dalam Negeri Dalam Rangka Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Pengembangan Industri Pembangkit Energi Sesuai Dengan
A. PENDAHULUAN
Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035
Periode 2015-2019
1. Mengembangkan kebijakan pemetaan kebutuhan dan penggunaan 10. Mengembangkan kebijakan pemanfaatan listrik perumahan dari
sumber energy dari migas dan batubara (energy balance); solar cell untuk menambah kapasitas daya listrik nasional;
2. Memetakan proses dan teknologi industry yang lahap energi untuk 11. Memfasilitasi pendirian pabrik/pusat pengolahan lanjut REE produk
implementasi manajemen energi dan penyusunan kebijakan industri bahan baku nuklir sebagai bahan bakar pembangkit listrik atau bahan
yang hemat energi; penolong beradiasi di industri;
3. Mengembangkan roadmap secara komprehensif melalui analisis 12. Mengembangkan rancang bangun fasilitas pembangkit listrik tenaga
keekonomian sumber energi terbarukan serta penyusunan nuklir efisien dengan tingkat keselamatan yang tinggi;
jadwal konversi energi secara terencana dalam jangka panjang; 13. Mengembangkan riset manajemen energy dan pengembangan
4. Mengembangkan kebijakan energi terbarukan termasuk insentif, metoda atau komponen untuk penghematan energi;
penyediaan infrastruktur dan pelestarian/keseimbangan sumber; 14. Mengembangkan riset kabel konduktor khusus dan logam magnet
5. Memfasilitasi penelitian dan pengembangan potensi rare earth berdaya tinggi untuk menghasilkan motor/generator listrik yang
elements (REE) sebagai bahan paduan dan bahan baku nuklir; efisien.
6. Memfasilitasi pendirian pabrik/pusat pengolahan bahan baku 15. Memfasilitasi pengembangan dan penguasaan teknologi design dan
pembuat magnet; engineering untuk pembangkit listrik yang efisien termasuk
7. Memfasilitasi pendirian pabrik yang mengolah material menjadi penguasaan hak kekayaan intelektual dan penjaminan resiko
komponen pembangkit listrik tenaga surya; teknologi.
8. Memfasilitasi alih teknologi industri sel surya melalui pendirian 16. Memfasilitasi penguasaan teknologi dan produksi melalui akuisisi
atau akuisisi; industri alat uji dan pengukuran yang sudah maju.
9. Memfasilitasi penelitian dan pengembangan produk solar cell 17. Memfasilitasi pengembangan teknologi produksi hidrogen dan fuel
untuk implementasi di industri dan masyarakat; cell untuk penggerak mula di produk alat transportasi.
A. PENDAHULUAN
Pengembangan Industri Pembangkit Energi Sesuai Dengan
Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035

Periode 2020-2035
1. Mendorong penerapan manajemen energi dan efisien, serta penggunaan energy melalui
penerapan teknologi penghemat listrik;
2. Mengembangkan produksi hidrodgen secara masal untuk pembangkit fuel cell;
3. Memfaslitasi pendirian pabrik/ pusat pengolahan lanjut REE produk bahan baku nuklir
sebagai bahan bakar pembangkit listrik atau bahan penolong beradiasi di industri;
4. Memfasilitasi pendirian pabrik material untuk solar cell ;
5. Memfasilitasi penelitian dan pengembangan lanjut energi terbarukan untuk
implementasi di industri dan masyarakat ;
6. Mengembangkan fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir efisien dengan teknologi
keselamatan yang tinggi.
Peraturan Menteri Perindustrian No. 54 Tahun 2012
Sesuai Permen. Perindustrian No. 54/M-IND/PER/3/2012 Tentang Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri Untuk
Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan, Nilai TKDN Minimum yang dipersyaratkan untuk pembangunan
infrastruktur ketenagalistrikan adalah sebagai berikut:
PROYEK
NO TKDN Barang TKDN Jasa TKDN Gabungan
KETENAGALISTRIKAN

1 PLTU Batubara
0-15 MW 67.95 96.31 70.79
15-25 MW 45.36 91.99 49.09
25-100 MW 40.85 88.07 44.14
100 - 600 MW 38.00 71.33 40.00
> 600 MW 36.10 71.33 38.21

2 PLTA Non Strorage Pump


0-15 MW 64.20 88.06 70.76
15-50 MW 49.84 55.54 51.60
50-150 MW 48.11 51.10 49.00
> 150 MW 47.82 46.98 47.60

3 PLTP
0-5 MW 31.30 89.18 42.00
5-10 MW 21.00 82.30 40.45
10-60 MW 15.70 74.10 33.24
60-100 MW 16.30 60.10 29.21
> 100 MW 16.00 58.40 28.95

4 PLTG
0-100 MW 43.69 96.31 48.96
File peraturan dapat di download di:
5 PLTGU http://jdih.kemenperin.go.id/
0-50 MW 40.00 71.53 47.88
50-100 MW 35.71 71.53 40.00
100-300 MW 30.67 71.53 34.76
> 300 MW 25.63 71.53 30.22 Khusus PLTS, perubahan tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian
No 05/M-IND/PER/2/2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
6 PLTS Perindustrian Nomor 54/M-IND/PER/3/2012 Tentang Pedoman
Solar Home System 30.14 100.00 53.07
Terpusat atau Komunal 25.63 100.00 43.85
Penggunaan Produk Dalam Negeri Untuk Pembangunan Infrastruktur
Ketenagalistrikan 6
P3DN untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
1. Peraturan Menteri Perindustrian No 04/M-IND/PER/2/2017 Tentang Ketentuan Dan Tata Cara Penilaian
Tingkat Komponen Dalam Negeri Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya

2. Peraturan Menteri Perindustrian No 05/M-IND/PER/2/2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri


Perindustrian Nomor 54/M-IND/PER/3/2012 Tentang Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri Untuk
Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan.

PLTS Terbagi menjadi:


1.PLTS Tersebar Berdiri Sendiri;
2.PLTS Terpusat Berdiri Sendiri;
3.PLTS Terpusat Terhubung.
Industri Mesin Peralatan Listrik Dalam Negeri
1. Industri mesin/peralatan dalam negeri telah memiliki kemampuan dalam mendukung
pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan;
2. Kemampuan yang dimiliki industri mesin/peralatan dalam negeri yang tersertifikasi TKDN antara
lain adalah :
No Jenis Industri TKDN (%) No Jenis Industri TKDN (%)

1. Turbin dan Komponen, 32,33-53,22 9 Panel, semua tipe dan ukuran 11,20-72,87
kapasitas s/d 27 MW
2. Generator, kapasitas s/d 10 Belum 10 KWH meter, semua tipe dan 18,33-53,92
MW tersertifikasi ukuran
TKDN
3. Boiler, kapasitas s/d 660 MW 21,57 11 Pompa industri 25,74-40,62

4. Transformator / GIS sampai 35,07–67,23 12 Engineering, construction and Belum


dengan tegangan 500 kV procurement tersertifikasi
TKDN
5 Kompresor 14,01-97,97 13 Electromotor 22,59-23,17
6 Pressure vessels 36,65 14 Industri baja 9,33-90,54
7 Connector 42,98-99,08 15 Tiang listrik / tower 49,08-55,47
8 Kabel listrik 51,76-99,51 16 Panel Surya 40 - 47
PABRIKAN MODUL SURYA DI INDONESIA
No. Perusahaan Lokasi Kapasitas Per Tahun
1 PT. Len Industri (Persero) Bandung 75 MWp
2 PT. Adyawinsa Electrical and Power Kaw.Ind. Jababeka II 40 MWp
3 PT. Surya Utama Putra Kabupaten Bandung 45 MWp
4 PT. Swadaya Prima Utama Kabupaten Karawang 40 MWp
5 PT. Azet Surya Lestari Bintaro Tangerang 45 MWp
6 PT. Wika Energi Intrade Jakarta 50 MWp
7 PT. Sankeindo Tangerang 45 MWp
8 PT. Sky Energy Indonesia Gunung Putri Bogor 50 MWp
9 PT. Deltamas Solusindo Tangerang 30 MWp
10 PT. Indodaya Citra Lestari Jakarta 30 MWp
11 PT. Jembo Energindo Tangerang 50 MWp
12 PT. Canadian Solar Tangerang 120 MWp
Total 620 MWp

*Perusahaan nomor 1 sampai dengan 11 telah tergabung dalam Asosiasi Pabrikan


Modul Surya Indonesia (APAMSI)
Sumber : APAMSI (2019), PT. Canadian Solar
Asosiasi Pabrikan Modul Surya Indonesia (APAMSI)

PT Adyawinsa Electrical & Power 40 MWp

PT Azet Surya Lestari 45 MWp

PT. Deltamas Solusindo 30 MWp

is an association of solar module manufacturer,


having production facilities and integrated testing
PT Indodaya Citra Lestari 30 MWp
equipments to convert solar cell into solar module
PT. Jembo Energindo 50 MWp
All Members of APAMSI are PV module
manufacturer.
PT LEN Industri (Persero) 75 MWp
Est. since August 2010

VISION PT Sankeindo 45 MWp


As strategic partner for government and
stakeholders providing solar power electricity with
competitive price, affordable, and environmental PT. Sky Energi Indonesia 50 MWp
friendly
PT Surya Utama Putra 45 MWp
MISSON
Strengthening domestic solar module manufacturers
and its derivative product manufacturers PT Swadaya Prima Utama 40 MWp
Empowering people to use solar energy widely
Ensuring solar energy products availability
throughout Indonesia PT Wijaya Karya Industri & Energi 50 MWp
P3DN untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
1. Peraturan Menteri Perindustrian No 04/M-IND/PER/2/2017 Tentang Ketentuan Dan Tata Cara Penilaian
Tingkat Komponen Dalam Negeri Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya

2. Peraturan Menteri Perindustrian No 05/M-IND/PER/2/2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri


Perindustrian Nomor 54/M-IND/PER/3/2012 Tentang Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri Untuk
Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan.

PLTS Terbagi menjadi:


1.PLTS Tersebar Berdiri Sendiri;
2.PLTS Terpusat Berdiri Sendiri;
3.PLTS Terpusat Terhubung.
Target Nilai TKDN
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

1. PLTS Tersebar Berdiri Sendiri;


No Keterangan Target TKDN
1 TKDN Barang 39.87%
2 TKDN Jasa 100.00%
3 TKDN Gabungan Barang dan Jasa 45.90%

2. PLTS Terpusat Berdiri Sendiri;


No Keterangan Target TKDN
1 TKDN Barang 37.47%
2 TKDN Jasa 100.00%
3 TKDN Gabungan Barang dan Jasa 43.72%

3. PLTS Terpusat Terhubung.


No Keterangan Target TKDN
1 TKDN Barang 34.09%
2 TKDN Jasa 100.00%
3 TKDN Gabungan Barang dan Jasa 40.68%
KERANGKA PENGEMBANGAN INDUSTRI PANEL SURYA (PHOTOVOLTAIK – PV) DALAM NEGERI

Jangka Pendek Jangka Panjang


Big domestic Objective
Penciptaan Pasar market Kementerian ESDM
(Kementerian ESDM)

Contoh: Penyediaan listrik


• Penggunaan produk PV produksi Tercapainya murah bagi
dalam negeri dalam program economies of scale masyarakat
ketenagalistrikan nasional industri PV
dari energi baru
terbarukan (EBT)
Proteksi dan dan konservasi
Pengembangan energi
Industri PV industri PV dalam
negeri yang
Contoh: mandiri dan
• Penerapan kebijakan TKDN modul berdaya saing
Objective
surya dan PLTS dalam proyek Kementerian
ketenagalistrikan nasional Perindustrian

• Integrasi industri-industri komponen


PV melalui program Industri 4.0
Profil Industri Boiler Dalam Negeri

Sumber: Indonesia Boiler and Turbine Association (IBTA), 2019


14
Boiler Biomassa Buatan Industri Dalam Negeri
PT. Maxitherm Boilers Indonesia PT. Atmindo

Fuel
Kernel shells, Palm fiber, Wood chips, Coal
Shaving, Sawdusts, Gas and others (consult)

Typical Industrial
Palm oil mills, Sugar Mill, Refinery
Rubber Processing, Power Plant, Power Generation
Boiler Biomassa Buatan Industri Dalam Negeri
PT. Indonesia Marine

WR-FM Boiler
Pilot Project PLTsa Bantar Gebang
(Water Tube with Membrane Wall

Kapasitas pengolahan sampah: 50-100 Ton per hari


Menghasilkan listrik 700 kiloWatt
Jumlah Kawasan Industri
100 1991 PT. Dwipapuri Abadi Kawasan Industri Rancaekek Swasta Beroperasi Kab. Sumedang Jawa Barat Jawa 200.00
101 2015 PT. Jawa Tengah Lahan Andalan Jawa Tengah Land Industrial Park Sayung Swasta Beroperasi Kab. Demak Jawa Tengah Jawa 300.00
102 2016 PT. Kawasan Industri Kendal Kawasan Industri Kendal Swasta Beroperasi Kab. Kendal Jawa Tengah Jawa 994.60
103 1998 PT. Kawasan Industri Wijayakusuma Kawasan Industri Wijayakusuma BUMN Beroperasi Kota Semarang Jawa Tengah Jawa 250.00
104 2012 PT. Lamicitra Nusantara Tbk Tanjung Emas Export Processing Zone Swasta Beroperasi Kota Semarang Jawa Tengah Jawa 101.00
105 2014 PT. Karyadeka Alam Lestari BSB Industrial Park Swasta Beroperasi Kota Semarang Jawa Tengah Jawa 112.00
106 1996 PT. Merdeka Wirastama Kawasan Industri Terboyo Semarang Swasta Beroperasi Kota Semarang Jawa Tengah Jawa 300.00
107 2017 PT. Yogyakarta Isti Parama Kawasan Industri Piyungan Creative Economy Park Swasta Beroperasi Kab. Bantul DI Yogyakarta Jawa 335.00
108 1996 PT. Kawasan Industri Gresik Kawasan Industri Gresik BUMN Beroperasi Kab. Gresik Jawa Timur Jawa 140.00
109 2002 PT. Maspion Industrial Estate Maspion Industrial Estate Swasta Beroperasi Kab. Gresik Jawa Timur Jawa 1,143.00
110 2014 PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera Java Integrated Industrial and Port Estate Swasta Beroperasi Kab. Gresik Jawa Timur Jawa 2,961.00
111 2010 PT. Intiland Sejahtera Ngoro Industrial Park Swasta Beroperasi Kab. Mojokerto Jawa Timur Jawa
550.00
112 2010 PT. KI Intiland (PT Dharmala RSEA) Ngoro Industrial Park Swasta Beroperasi Kab. Mojokerto Jawa Timur Jawa
113 1991 PT. Surabaya Industrial Estate Rungkut (PT. SIER) Surabaya Industrial Estate Rungkut BUMN Beroperasi Kota Surabaya Jawa Timur Jawa 332.00
114 1993 PT. Surabaya Industrial Estate (PT. SIEB) Sidoarjo Industrial Estate Berbek BUMN Beroperasi Kab. Sidoarjo Jawa Timur Jawa 87.00
115 1991 PT. Pasuruan Industrial Estate Rembang (PT. PIER) Pasuruan Industrial Estate Rembang BUMN Beroperasi Kab. Pasuruan Jawa Timur Jawa 563.00
116 2017 PT. Makmur Berkah Ananda Kawasan Industri Safe N Lock Swasta Beroperasi Kab. Sidoarjo Jawa Timur Jawa 372.20
117 2018 PT. Kawasan Industri Gresik Kawasan Industri Tuban BUMN Beroperasi Kab. Tuban Jawa Timur Jawa 227.00
118 2019 PT. Bhumi Kencana Sejahtera Kawasan Industri SiRIE Swasta Beroperasi Sidoarjo Jawa Timur Jawa 105.00
119 2020 PT IWIP Kawasan Industri Weda Bay Swasta Beroperasi Kab. Halmahera Maluku Utara Maluku Papua 538.00
120 2020 PT. Kawasan Industri Terpadu Wilmar Kawasan Industri Terpadu Wilmar Swasta Beroperasi Kab. Serang Banten Jawa 735.00
121 2020 PT. Dwipapuri Abadi KI Kertajati Majalengka Swasta Beroperasi Kab. Majalengka Jawa Barat Jawa 200.00
53,341.84

Sampai dengan saat ini, 121 Kawasan Industri yang telah beroperasi dengan Luas Total mencapai 53.341,84 Ha
Dengan asumsi kebutuhan luas lahan 1,5 – 2,3 Ha per MWp
Maka potensi PLTS di Kawasan industri mencapai sekitar 23 – 35 GWp
Implementasi PLTS Atap di Industri

Pada 30 September 2020, Coca-Cola Amatil Indonesia (Amatil


Indonesia) meresmikan pemasangan atap panel surya terbesar
dalam fasilitas produksi di Asia Tenggara.

➢ Pemasangan atap panel surya sebesar 72.000 meter persegi


yang dapat menghasilkan 7.34 MWp energi surya di masa
puncaknya.

➢ Pemasangan atap panel surya terbesar di fasilitas produksi


di Asia Tenggara – kedua terbesar di Asia Pasifik dan
keempat terbesar di dunia dengan nilai USD5,8 (IDR87
milyar)

Sumber: https://www.listrikindonesia.com

Anda mungkin juga menyukai