Anda di halaman 1dari 23

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................................................ii


DAFTAR TABEL............................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Kegiatan ..................................................................................................................... 2
1.4 Luaran yang Diharapkan ......................................................................................................... 2
1.5 Manfaat Kegiatan .................................................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 2
2.1 Mikroalga ................................................................................................................................ 2
2.2 Dewatering .............................................................................................................................. 5
BAB 3. TAHAP PELAKSANAAN ................................................................................................ 6
3.1 Identifikasi Masalah dan Analisis Masalah ............................................................................. 6
3.2 Konsep Desain ........................................................................................................................ 7
3.3 Pembuatan Prototipe ............................................................................................................... 7
3.4 Uji Fungsional ......................................................................................................................... 8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .............................................................................. 8
4.1 Anggaran Biaya ....................................................................................................................... 8
4.2 Jadwal Kegiatan ...................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 9
LAMPIRAN ................................................................................................................................... 11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota dan dosen pendamping .............................................. 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ................................................................................ 16
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ........................................ 17
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana (Minta ke masing-masing Fakultas) ................ 18
Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang Hendak Diterapkembangkan ....................................... 19

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kandungan protein dan karbohidrat beberapa mikroalga .......................... 3


Tabel 2 Kandungan minyak dari beberapa jenis mikroalga .................................... 4
Tabel 3. Rancangan Biaya....................................................................................... 8
Tabel 4. Jadwal Kegiatan ........................................................................................ 8

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Produk turunan mikroalga ...................................................................... 3
Gambar 2 Proses skematis produksi dan pemrosesan mikroalga............................ 5
Gambar 3 Diagram alir perancangan alat dewatering mikrolaga............................ 6
Gambar 4 Rancangan Double Press Dewatering Microalgae ................................. 7

iii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan pangan dan energi merupakan dua hal yang wajib diperhatikan
dan dipenuhi oleh setiap negara. Pangan merupakan kebutuhan dasar untuk dapat
mempertahankan hidup, jika ketersediaan pangan lebih sedikit atau kurang dari
jumlah kebutuhan suatu negara, maka akan menciptakan ketidakstabilan (Ismet,
2007). Penggunaan fosil sebagai sumber energi menghasilkan gas karbon dioksida,
sulfur dioksida, asap, dan zat lain yang tergabung dalam zat rumah kaca (Basmal,
2008). Serta penggunaan fosil terus-menerus akan mengurangi ketersediaannya dan
tidak dapat diperbaharui. Energi yang menggunakan bahan baku biomassa dapat
mengurangi emisi gas CO2, dan merupakan energi terbarukan (Amin, 2009).
Mikroalga sudah beberapa waktu diperkenalkan sebagai sumber pangan, namun
antusias masyarakat masih kurang, padahal mikroalga memiliki kandungan nutrisi
yang lebih baik dibandingkan makanan yang dikonsumsi sehari-hari (Novianti,
2019). Mikroalga mengandung komponen berharga seperti protein, karbohidrat,
lipid dan pigmen, yang dapat dikonversi menjadi ethanol, biodiesel, fuel gas, oil,
dan charchoal (Amin, 2009).
Agar mikroalga dapat dipanen, ada beberapa proses yang harus dilewati
yaitu microalgae cultivation, dewatering, biomass drying, lalu proses lanjutan
mengkonversi menjadi pangan atau energi (Musa et al. 2019). Studi ini berfokus
pada proses dewatering, yaitu proses pemisahan air dari biomassa. Teknologi yang
digunakan untuk dewatering memiliki cost yang lumayan tinggi. Dewatering
menggunakan sentrifugasi, atau dikombinasikan dengan dewatering primer untuk
menaikkan konsentrasi mikroalga Phaerodactylum tricornutum dari 0.38%-20%
membutuhkan biaya US$640/t (Molina et al. 2003). Teknologi menggunakan
tangential flow filtration (TFF) dan flokuasi terhadap mikroalga Tetraselmis
suecica membutugkan biaya US$27.59-55.18/t (Danquah et al. 2009).
Kelompok PKM Karsa Cipta Institut Pertanian Bogor mengusulkan metode
double press sebagai metode dalam proses dewatering untuk pemanenan
mikroalga. Komponen yang digunakan dalam rancangan alat dengan metode ini
yaitu pompa, headbox, konveyor, dan rangka. Headbox akan mengalirkan
mikroalga dalam bentuk lapisan tipis (film) yang kemudian dialirkan ke konveyor.
Konveyor dilengkapi dengan dua buah membran dan roller. Membran yang
digunakan terbuat dari saringan tahu sehingga dapat mengurangi biaya. Roller
berfungsi untuk menggerakkan membrane dan menekan mikroalga. Penekanan
mikroalga dilakukan sebanyak dua kali (double press), sehingga diperoleh
mikroalga dengan konsentrasi yang tinggi.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang menjadi latar belakang proposal ini adalah :
2

1. Teknologi dewatering mikroalga yang membutuhkan biaya tinggi


2. Hasil dewatering berupa konsentrasi basis kering mikroalga yang rendah

1.3 Tujuan Kegiatan


Tujuan pembuatan teknologi ini adalah menciptakan suatu alat untuk
dewatering mikroalga dengan biaya yang dapat dijangkau, mudah dioperasikan,
dan menghasilkan mikroalga dengan konsentrasi basis kering tinggi.

1.4 Luaran yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah :
1. Desain suatu alat untuk dewatering mikroalga dengan biaya terjangkau dan
mudah diopersikan
2. Menghasilkan suatu prototype alat untuk dewatering mikroalga dengan
efisiensi tinggi dan dapat diaplikasikan oleh petani mikroalga.

1.5 Manfaat Kegiatan


Manfaat dari kegiatan program ini adalah :
1. Untuk Pribadi
Menjadikan pribadi yang dapat menerapkan ilmu pengetahuan dalam
menciptakan teknologi dan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat,
khususnya bagi para petani dan penggiat mikroalga, dan memajukan pertanian
Indonesia.
2. Untuk Kelompok
Menumbuhkan jiwa kerjasama antara anggota kelompok dan sebagai media
transfer ilmu pengetahuan dan menumbuhkan rasa tanggung jawab dari
masing-masing anggota kelompok.
3. Untuk Masyarakat
Menyediakan suatu alat untuk dewatering mikroalga untuk petani dan penggiat
mikroalga yang mampu dijangkau dalam segi harga, mudah dioperasikan, dan
menghasilkan mikrolaga dengan konsentrasi basis kering tinggi.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mikroalga
Mikroalga atau yang lazim disebut fitoplankton merupakan kelompok
tumbuhan berukuran renik yang hidup di perairan air tawar dan laut. Mikroalga
mengandung komponen-komponen penting dan bermanfaat seperti protein,
karbohidrat, dan lemak. Karbohidrat dalam mikroalga ditemukan dalam bentuk
pati, glukosa, gula, dan polisakarida lainnya. Jumlah kandungan karbohidrat dan
protein dari beberapa jenis mikroalga dapat dilihat pada Tabel 1. Lemak dalam
mikroalga terdiri dari gliserol, asam lemak jenuh atau asam lemak tak jenuh (Mata
et al. 2010). Jumlah kandungan lemak dari beberapa mikroalga dapat dilihat pada
3

Tabel 2. Mikroalga juga mengandung beberapa vitamin yaitu vitamin A, B, B1, B2,
B6, B12, C, E, nicotinate, biotin, asam folat, dan asam pento-tenat (Harun et al.
2010). Dari komponen-komponen tersebut dapat diperoleh produk turunan
mikroalga (Gambar 1).

Gambar 1 Produk turunan mikroalga


Sumber : Handayani dan Ariyanti (2012)
Tabel 1 Kandungan protein dan karbohidrat beberapa mikroalga

Mikroalga Protein (%) Karbohidrat (%)


Scenedesmus obliquus 50-56 10-17
Scenedesmus quadricauda 47 -
Scenedesmus dimorphus 8-18 21-52
Chlamydomonas rheinhardii 48 17
Chorella vulgaris 51-58 12-17
Chorella pyrenoidosa 57 26
Spirogyra sp. 6-20 33-64
Dunaliella bioculata 49 4
Dunaliella salina 57 32
Euglena gracilis 39-61 14-18
Prymnesium parvum 28-45 25-33
Tetraselmis maculate 52 15
Porphyridium cruentum 28-39 40-57
Spirulina platensis 46-63 8-14
4

Spirulina maxima 60-71 13-16


Synechoccus sp. 63 15
Anabaena cylindrical 43-56 25-30
Sumber : John et al. (2011)
Tabel 2 Kandungan minyak dari beberapa jenis mikroalga

Mikroalga Kandungan minyak (% berat kering)


Botryococcus braunii 25-75
Chlorella sp. 28-32
Crypthecodinium cohnii 20
Cylindrotheca sp. 16-37
Dunaliella primolecta 23
Isochrysis sp. 25-33
Monallanthus salina 20
Nannochloris sp. 20-35
Nannochloropsis sp. 31-68
Neochloris oleoabundans 35-54
Nitzschia sp. 45-47
Phaeodactylum tricornutum 20-30
Schizochytrium sp. 50-77
Sumber : John et al. (2011)

Mikroalga dapat dikonversi menjadi biodiesel dengan memanfaatkan lemak


yang terkandung didalamnya. Biodiesel terbuat dari minyak nabati yang
mengandung trigliserida yang terdiri dari tiga rantasi asam lemak yang
digabungkan oleh molekul gliserol. Biodiesel dibentuk dengan proses
transesterifikasi yang menggantikan molekul gliserol dengan methanol (John et al.
2012). Bioetanol dapat dikonversi dari karbohidrat melalui proses fermentasi.
Karbohidrat umumnya ditemukan dalam bahan pangan, sehingga mikroalga
memiliki potensi sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Sehingga bahan pangan
tidak kehilangan fungsi utamanya.
5

2.2 Dewatering

Gambar 2 Proses skematis produksi dan pemrosesan mikroalga


Sumber : Uduman et al. (2010)
Dewatering merupakan proses pengurangan atau pemindahan sejumlah air
dari suatu komponen. Pada proses pemanenen mikroalga, dewatering juga
berfungsi untuk menaikkan konsentrasi dari mikroalga dari 0.02% hingga 25%
(Gambar 2). Teknologi dewatering yang ada diantaranya sentrifugasi, flokuasi,
filtration and screening, sedimentasi gravitasi, flotasi, dan electrophoresis
technique (Uduman et al. 2010). Sentrifugasi adalah proses pemisahan dengan
menggunakan gaya sentrifugal untuk memisahkan padatan dan cairan berdasarkan
ukuran partikel dan perbedaan densitas komponen. Menurut Moriane et al. (1980),
sentrifugasi dengan kecepatan cepat merupakan teknik yang efektif untuk
mikroalgal. Heasman et al. (2000) dalam percobaannya menggunakan tiga kondisi
sentrifugasi yaitu sentrifugasi kecepatan tinggi dengan faktor akselerasi 6000g dan
13000g, dan sentrifugasi kecepatan rendah dengan faktor akselerasi 1300g.
Hasilnya bahwa lebih dari 95% sel dipulihkan dengan faktor akselerasi 13000g.
Paparan sel mikroalga terhadap gaya gravitasi dan gaya geser yang tinggi dapat
merusak sel, dan pemroresan untuk volume besar bisa memakan waktu dan biaya
yang mahal (Knuckeyet al. 2006).
Flokuasi terjadi ketika partikel terlarut bertabrakan dan saling menempel
(Gregory, 1989; Pieterse dan Cloot, 1997). Pemanenan dengan flokulasi lebih baik
daripada sentrifugasi karena memungkinkan perawatan sejumlah besar kultur
mikroalga. Gumpalan mikroalga memiliki gravitasi spesifikasi mendekati air ketika
terpapar cahaya, melepaskan oksigen. Sehingga dibutuhkan metode tambahan yang
digabungkan dengan flokulasi, seperti flokulasi-flotasi dan flokulasi sentrifugasi
(Moriane et al. 1980). Metode pemisahan filtrasion and screening menggunakan
media permeabel yang dilalui suatu suspensi. Media permeable berfungsi
mempertahankan padatan dan melewatkan cairan (Ubudam et al. 2009). Screening
(penyaringan) melibatkan pengaliran suspensi melalui layar dengan ukuran pori
yang menghambat partikel padat dan melewatkan fase cair. Filtration (filtrasi)
membutuhkan penuruan tekanan di seluruh sistem untuk memaksa cairan melalui
filter. Salah satu masalah terkait filtrasi yaitu media yang cukup baik untuk
mempertahankan mikroalga cenderung mengikat dan memerlukan backwashes. Ini
menghasilkan jumlah konsentrat mikroalga (Antoni et al. 2007).
Sedimentasi gravitasi, teknik pemisahan suspense umpan menjadi bubur
pekat dan cairan bening dengan menggunakan pemisah lamella dan tangki
6

sedimentasi (Mohn, 1980). Pemisahan dengan tangka sedimentasi tidak


membutuhkan biaya yang mahal, namun diperlukan penambahan flokulan untuk
meningkatkan keandalan. Flotasi lebih menguntungkan dan efektif daripada
sedimentasi dalam menghilangkan mikroalga dari larutan. Flotasi digambarkan
sebagai pemisahan gravitasi secara fisiokimia dimana udara atau gas
digelembungkan melalui suspense padat-cair dan molekul gas melekat pada partikel
padat (Chen et al. 1998; Chung et al. 2000). Kelemahan menggunakan bahan kimia
dalam pemulihan mikroalga yaitu peningkatan total padatan terlarut (Bukhari,
2008), dan risiko potensi kontaminan medium. Mikroalga mampu berperilaku
sebagai koloid dan dipisahkan dari solusi medium berbasis air dengan gerakan di
medan listrik sehingga dapat digunakan metode elektrolik (Aragon et al. 1992).
Keuntungan menggunakan proses elektrokimia yaitu kompabilitas lingkungan,
keserbagunaan, efisiensi energi, keselamatan, selektivitas, dan biaya efektivitas
(Mollah et al. 2004).

BAB 3. TAHAP PELAKSANAAN

Tahapan pelaksanaan rancang bangun double press dewatering microalgae


untuk pangan dan bioenergi terdiri dari tahapan identifikasi masalah, analisis
masalah, konsep desain, pembuatan prototipe, dan uji fungsional (Gambar 3)

Gambar 3 Diagram alir perancangan alat dewatering mikrolaga

3.1 Identifikasi Masalah dan Analisis Masalah


Teknologi dewatering yang sudah ada memiliki masalah dibiaya yang
cukup tinggi dalam pembuatannya serta konsentrasi mikroalga setelah dewatering
yang masih dikatakan rendah. Dewatering dengan metode double press
menggunakan dua buah membrane yang salah satunya menggunakan saringan tahu
sehingga harganya masih dapat dijangkau. Menggunakan dua membran dan metode
double press menggunakan besi roller diharapkan dapat menghasilkan konsentrasi
mikroalga yang tinggi dibandingkan teknologi yang sudah ada.
7

3.2 Konsep Desain


Konsep desain merupakan perwujudan dari dimensi dari alat yang
dituangkan dalam gambar teknik. Pembuatan gambar teknik menggunakan bantuan
software SolidWork. Konsep desain dilakukan dengan 2 tahap, tahap pertama yaitu
perancangan ide awal dan tahap kedua yaitu penyempurnaan ide rancangan dari
pemilihan bahan material. Gambar teknik secara rinci dari rancang bangun double
press dewatering microalgae dapat dilihat pada Lampiran 5
Headbox
Bak budidaya mikroalga
Membran 2
Membran 1

Roller

Tempat keluar
Pompa padatan
Rangka mikroalga
Gambar 4 Rancangan Double Press Dewatering Microalgae

Rancangan double press dewatering microalgae terdiri dari terdiri dari


beberapa komponen yaitu bak budidaya mikroalga, headbox, pompa, rangka dan
konveyor. Mikroalga dari bak budidaya dipompa dan dialirkan ke dalam headbox.
Antara dasar headbox dan mulut keluaran (pancuran) diberi jarak, hal ini bertujuan
agar aliran mikroalga yang keluar dalam bentuk lapisan tipis (film). Film dialirkan
dengan bantuan konveyor yang terdiri dari dua lapisan membran yang digerakkan
oleh roller. Lapisan membran yang digunakan yaitu saringan tahu untuk kedua
membrane. Saat di lapisan membran 1, terjadi penirisan sebagian air akibat gaya
gravitasi. Film masuk ke proses penekanan (press) pertama untuk mengurangi lebih
banyak kadar air dari mikroalga. Fungsi dari membrane 2 yaitu agar saat proses
penekanan, mikroalga tidak menempel pada roller yang menekan. Hasil dari
penekaan pertama masih menyisakan air pada mikroalga, sehingga dilanjutkan ke
preoses penekanan kedua. Pada penekanan kedua digunakan empat buah roller
yang diharapkan mampu meniriskan semua air yang masih tertinggal, sehingga
didapatkan mikroalga dengan konsentrasi tinggi.

3.3 Pembuatan Prototipe


Pembuatan prototipe atau proses pabrikasi dilakukan di Laboratorium
Metanium Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor, Bogor. Tahap pembutan prototipe diperkirakan
membutuhkan waktu 5 bulan hingga proses pembuatan selesai.
8

3.4 Uji Fungsional


Tahapan ini diuji sistem kerja dari rancang bangun double press dewatering
microalgae dengan hasil konsentrasi mikroalga akhir tinggi atau lebih dari 20%.
Juga dilakukan uji kinerja agar hasil yang diinginkan tercapai. Hal-hal yang diuji
yaitu fungsi pompa, tebal dari lapisan tipis (film), kemampuan membran meniriskan
air, dan ukuran dan jarak antar roller saat poses penekanan (press).

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Tabel 3. Rancangan Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1. Perlengkapan Yang Diperlukan 3.150.000
2. Biaya Habis Pakai 6.040.000
3. Perjalanan 750.000
4. Lain-lain 1.860.000
Jumlah 11.800.000

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 4. Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Identifikasi
Permasalahan
2. Perumusan ide
awal rancangan
3. Penyempurnaan
ide rancangan
4. Gambar teknik
5. Konsultasi
rancangan
6. Pemilihan
elemen mesin
7. Analisis dan
revisi gambar
teknik
8. Pembuatan alat
(manufaktur)
9. Pengujian alat
10. Evaluasi
11. Pembuatan
laporan
9

DAFTAR PUSTAKA

Amin, S. 2009. Mikroalga sebagai Sumber Energi Tebarukan yang Ramah


Lingkungan. Jurnal Teknik Lingkungan. 10(1) : 42-53.
Antoni, D. Zverlov, V.V., and Schwarz, W.H. 2007. Application Microbiology
Biotechnol. 77:23-35.
Aragon, A.B., Padilla, R.B., and Fiesta R.U.J.A. 1992. Resource Conservation
Recycle. 6: 293.
Basmal, J. 2008. Peluang dan Tantangan Produksi Mikroalga sebagai Biofuel.
Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan
Perikanan. 3(1) : 34-39.
Bukhari, A.A. 2008. Bioresource Technology. 99: 214.
Chen, Y.M, Liu, J.C., and Ju, Y. 1998. Colloids Surf. 12: 49
Chung, Y., Choi, Y.C., and Choi, Y.H.K. 2000. Water Resistor. 34: 817.
Danquah, M.K., Ang, L., Uduman, N., Moheimani, N., Forde, G.M. 2009.
Dewatering of Microalgae Culture for Biodiesel Production: Exploring
Polymer Flocculation and Tangential Flow filtration. J. Chem. Technol.
Biotechnol. 84 : 1078-1083.
Gregory, J. 1989. Critical Rev. Environment Control. 19: 185.
Pieterse, A.J.H, and Cloot, A. 1997. Water Science Technology. 36: 111.
Handayani, N.A., dan Ariyanti, D. 2012. Potensi Mikroalga sebagai Sumber
Biomasa dan Pengembangan Produk Turunannya. Jurnal Teknik. 33(2) :
58-65.
Harun, R., Singh, M., Forde, G.M., dan Danquah, M.K. 2010. Bioprocess
Engineering of Microalgae to Produce a Variety of Consumer Products.
Renewable and Sustainable Energy Reviews. 14(3) : 1037–1047.
Heasman, M., Diemar, J., O’Connor, W., Sushames, T., and Foulkes, L. 2000.
Aquaculture Research. 31 : 637.
Ismet, M. 2007. Tantangan Mewujudkan Kebijakan Pangan yang Kuat.
Pangan. Badan Urusan Logistik. 16 (48): 3-9.
John, R.P., Anisha, G.S., Nampoothiri, K.M., dan Pandey, A. 2011). Micro and
Macroalgae Biomass: A renewable source for bioethanol. Bioresource
Technology. 102(1) : 186–193.
Knuckey, R.M., Brown, M.R., Robert, R., and Framtion, D.M.F. 2006.
Aquacultural Engineering. 35: 300.
Mata, T.M., Martins, A.A., dan Caetano, N.S. 2010. Microalgae for biodiesel
production and other applications: A review. Renewable and Sustainable
Energy Review. 14 : 217– 232.
Mohn, F.H. 1980. Experiense and Strategies in The Recovery of Biomass from
Mass Cultures of Microalgae. Algae Biimass. Amsterdam.
Molina, G.E., Belarbi, E.H., Acien, F.F.G., Robles, M.A., Chisti, Y. 2003.
Recovery of Microalgae Biomass and Metabolites: process options and
economics. Biotechnol. Adv. 20 : 491-515.
Mollah, M.Y.A., Morkovsky, P., Gomes, J.A.G., Kesmez, M., Parga, J,. and Cocke,
D.L. 2004. J. Hazard. Mater. 114
Musa, M., Doshi, A., Brown, R., dan Rainey, T.J. 2019. Microalgae Dewatering for
Biofuels: A Comparative Techno-economic Assessment Using Single and
Two-stage Technologies. Journal of Cleaner Production. 2(29) : 325-226.
10

Novianti, T. 2019. Kajian Pemanfaatan Mikroalga Dunaliella Salina sebagai


Bahan Fortifikasi Pangan Dengan Pendekatan Bioekonomi Kelautan.
Mangifera Edu. 3 (2): 100-109.
R. Moriane, G. Shelef, E. Sandbank, Z. Bar-Moshe, and L. Shvartzburd. 1980.
Algae Biomass Production and Use. North-Holland Biomedical:
Amsterdam.
Uduman, N., Qi, Y., Danquah, M.K., Forde, G.M., dan Hoadley, A. 2010.
Dewatering of Microalgae Culture: A Major Bottleneck to Algae-based
Fuels. Journal of Renewable dan Sustainable Energy 2. 2(1) : 1-15.
11

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota dan dosen pendamping


Biodata Ketua Pelaksana
12

Biodata Anggota Pelaksana


13

Biodata Anggota Pelaksana


14

Biodata Dosen Pendamping


15
16

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Perlengkapan yang diperlukan Volume Harga Satuan Nilai (Rp)


(Rp)
− Tool set 1 buah 700.000 700.000
− Gergaji besi 2 buah 50.000 100.000
− Bor tangan 1 paket 650.000 650.000
− Gerinda tangan 1 paket 600.00 600.000
− Lem tembak 1 buah 100.000 100.000
− Las listrik 1 set 1.000.000 1.000.000
SUB TOTAL (Rp) 3.150.000
2. Bahan Habis Pakai Volume Harga Satuan Nilai (Rp)
(Rp)
− Akrilik ( 5mm x 5,5 m x 1 lembar 900.000 900.000
5,5 m)
− Bearing ( 5 cm )
− Besi siku ( 5 x 5 ) 6 m 6 batang 180.000 1.080.000
− Besi kotak
− Motor listrik 1 buah 1.500.000 1.500.000
− Membran saringan ( 60 x 17 lembar 90.000 1.440.000
45)
− Besi hollow (5 x 5) 1,8 m 1 batang 220.00 220.000
− Bearing 18 50.000 900.000
SUB TOTAL (Rp) 6.040.000
3. Perjalanan Volume Harga Satuan Nilai (Rp)
(Rp)
− Perjalanan pembelian alat 3 kali 250.000 750.000
dan bahan
SUB TOTAL (Rp) 750.000
4. Lain-lain Volume Harga Satuan Nilai (Rp)
(Rp)
− Biaya pemakaian pulsa 3 bulan 100.000 300.000
− Sewa bengkel dan tenaga 1 1.500.000 1.500.000
kerja
− Pembuatan proposal dan 3 kali 20.000 60.000
laporan akhir
SUB TOTAL (Rp) 1.860.000
TOTAL 11.800.000
(Sebelas Juta Delapan Ratus Ribu Rupiah)
17

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No Nama/NIM Program Bidang Alokasi Uraian Tugas


Studi Ilmu Waktu
(jam
/minggu)
1 Irfan Rahmat Teknik Teknik 10 Mengkoordinasikan
Alfajri / Pertanian Pertanian penugasan
F14160033 dan dan kelompok dan
Biosistem Biosistem desain alat
2 Waldy Irfan Teknik Teknik 10 Menyelesaikan
Naufal / Pertanian Pertanian pembuatan usulan
F14160072 dan dan proposal kegiatan
Biosistem Biosistem
3 Muhammad Teknik Teknik 10 Menyelesaikan
Daffa Pertanian Pertanian manufaktur alat
Aryatama/ dan dan
F14160114 Biosistem Biosistem
18

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana (Minta ke masing-masing


Fakultas)
19

Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang Hendak Diterapkembangkan


20
21

Anda mungkin juga menyukai