ACARA 2
HISTOLOGI
Oleh:
Aisyah Nurjannah Roedi Putri
A1D022227
ROMBONGAN 4C
i
PRAKATA
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
“Laporan Praktikum Teknik Dasar Laboratorium” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Teknik Dasar Laboratorium. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang jaringan pada tumbuhan. Mulai dari bagian-bagian
pada jaringan tumbuhan, bentuk-bentuk jaringan, dan lain-lain.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu. Terima kasih atas segala bantuannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas ini.
ii
DAFTAR ISI
PRAKATA ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 1
B. TUJUAN ...................................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 3
III. METODE PRAKTIKUM ............................................................................ 8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 9
A. Hasil ............................................................................................................. 9
B. Pembahasan ................................................................................................ 12
V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 16
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 16
B. SARAN ...................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17
Lampiran 1 ............................................................................................................ 18
Lampiran 2 ............................................................................................................ 22
Lampiran 3 ............................................................................................................ 25
BIODATA ............................................................................................................. 28
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang struktur jaringan secara detail
menggunakan mikroskop pada sediaaan jaringan yang dipotong tipis disebut
histologi. Ilmu histologi juga dapat disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis.
Histologi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam mempelajari fungsi –
fungsi fisiologi sel dalam tubuh, baik manusia, hewan, dan tumbuhan (Koesoemah,
2017).
Tumbuhan adalah organisme eukariotik makhluk hidup multiseluler yang
tersusun atas banyak sel. Kelompok sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama
disebut jaringan yang dimana memiliki peran sebagai penyusun organ tumbuhan,
seperti akar, batang serta daun (Ramdhini et al., 2021).
Pada tumbuhan terdapat dua macam jaringan, yaitu jaringan meristem dan
jaringan dewasa atau permanen. Jaringan meristem dan jaringan dewasa memiliki
perbedaan, yaitu jaringan meristem bersifat aktif membelah, sedangkan jaringan
dewasa tidak. Jaringan meristem banyak dijumpai di batang dan akar. Jaringan
meristem dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu berdasarkan asal
pembentukannya dan berdasarkan asal letaknya.
Menurut asal pembentukannya antara lain, promeristem, meristem primer,
dan meristem sekunder. Sedangkan menurut letaknya antara lain, meristem apikal,
meristem interkalar, dan meristem lateral.
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sel – selnya mengalami diferensiasi
diantaranya jaringan pelindung (epidermis), jaringan dasar (parenkim), jaringan
penguat atau penyokong (kolenkim dan sklerenkim), dan jaringan pengangkut
(xilem dan floem). Pada praktikum acara histologi ini akan mempelajari tentang
jaringan dewasa tumbuhan antara lain, jaringan pelindung (epidermis) beserta
derivatnya seperti trikoma dan stomata, jaringan dasar (parenkim), dan jaringan
penguat atau penyokong (kolenkim dan sklerenkim).
1
B. TUJUAN
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Jaringan epidermis adalah jaringan yang letaknya berada di luar dan menutupi
permukaan tubuh tumbuhan. Jaringan epidermis tersusun atas satu lapis sel dan
susunannya rapat tidak ada ruang antarsel. Jaringan epidermis terdiri dari sel – sel
yang hidup dan tidak memiliki klorofil. Fungsi dari jaringan epidermis yaitu
melindungi bagian tubuh tumbuhan dari pengaruh negatif lingkungan atau patogen
(penyakit), dapat menyerap air dan mineral pada bagian akar, terdapat lapisan
kutikula yang memiliki peran untuk mencegah evaporasi pada bagian batang daun.
Pada sebagian sel – sel epidermis ada yang berkembang menjadi alat–alat tambahan
yang disebut sebagai derivat epidermis, yaitu stomata dan trikoma (Bhayangkari,
2017).
3
1. Stomata
Stomata atau mulut daun adalah derivat epidermis yang letaknya pada organ
daun yang memiliki peran sebagai tempat pertukaran gas seperti karbondioksida,
uap air, dan oksigen. Pada stomata terdapat dua sel penjaga yang memiliki fungsi
untuk mengendalikan terbuka dan tertutupnya stomata.
2. Trikoma
Trikoma adalah derivat epidermis atau rambut – rambut dari epidermis yang
tersusun atas sel tunggal atau banyak sel. Trikoma memiliki struktur yang beragam
antara lain, rambut sisik, rambut kelenjar, dan dapat berupa tonjolan. Trikoma
memiliki fungsi, yaitu mengurangi penguapan pada daun dan batang, melindungi
dari predator, membantu dalam proses penyerapan pada akar, meneruskan
rangsang, dan membantu penyerbukan.
Jaringan dasar parenkim adalah jaringan tumbuhan yang tersusun dari banyak
sel yang hidup (Pristina, R.A., 2015). Jaringan parenkim termasuk jaringan dasar
karena banyak dijumpai di seluruh tubuh tumbuhan seperti empulur, korteks akar
dan batang, perisikel, mesofil daun, dan daging buah (Mulyanie, 2018). Jaringan
parenkim yang terdapat pada organ daun membentuk mesofil daun yang kadang
berdeferensiasi menjadi jaringan tiang (palisade) dan jaringan bunga karang
(sponge). Menurut fungsinya, parenkim dibedakan menjadi lima macam antara lain:
1. Parenkim air, yaitu jaringan yang paling sering dijumpai pada tumbuhan xerofit
atau epifit yang memiliki fungsi sebagai penimbun air untuk melewati musim
kering.
2. Parenkim asimilasi, yaitu jaringan yang memiliki peran dalam proses
pembuatan makanan.
3. Parenkim udara, yaitu jaringan yang memiliki fungsi dalam mengapungkan
tumbuhan.
4
4. Parenkim penimbun, yaitu jaringan yang memiliki fungsi sebagai tempat
penyimpanan cadangan makanan dan dapat dijumpai pada akar rimpang,
empulur batang, umbi, dan umbi lapis.
5. Parenkim angkut, yaitu jaringan memiliki peran sebagai pembuluh angkut baik
makanan ataupun air.
Menurut bentuknya, parenkim dapat dibedakan menjadi empat macam antara lain:
1. Parenkim palisade, yaitu jaringan yang membentuk atau Menyusun mesofil
pada organ daun. Jaringan ini terletak pada biji dengan memiliki bentuk dengan
sel panjang, tegak, dan di dalamnya terkandung banyak kloroplas.
2. Parenkim lipatan, yaitu jaringan yang paling sering dijumpai pada meosfil daun
pinus dan padi. Pada jaringan ini mengandung banyak kloroplas.
3. Parenkim bunga karang, yaitu jaringan yang membentuk atau menyusun
mesofil pada organ daun dan memiliki bentuk yang tidak beraturan dan
memiliki ruang antar sel yang luas.
4. Parenkim bintang, yaitu jaringan yang paling sering dijumpai pada daun Canna
sp. yang memiliki bentuk seperti bintang bersambungan pada bagian ujung.
Jaringan penguat adalah jaringan yang memiliki fungsi atau peran untuk
menyokong tanaman agar dapat berdiri tegak, kokoh, serta kuat (Al Kurni, 2020).
Pada umumnya, jaringan penguat tersusun atas sel – sel yang memiliki dinding tebal
serta di dalamnya mengandung lignin dan zat – zat lainnya yang mana dinding sel
tersebut bersifat keras. Jaringan penguat atau penyokong dapat dibedakan menjadi
dua macam antara lain:
1. Jaringan kolenkim
Jaringan kolenkim adalah jaringan yang bersifat homogen yang terdiri atas
sel – sel kolenkim yang pada umumnya sel tersebut memiliki bentuk yang
memanjang serta sejajar dengan pusat organ tempat kolenkim tersebut. Pada
kolenkim, dinding sel tidak mengandung lignin melainkan mengandung selulosa,
5
pektin, dan hemiselulosa. Umumnya, sel – sel kolenkim mengalami penebalan
setempat pada dinding selnya. Kolenkim memiliki fungsi yaitu sebagai penguat
utama organ – organ tumbuhan yang sifatnya masih aktif dalam melakukan
aktivitas pertumbuhan dan perkembangan. Kolenkim dapat dijumpai pada bawah
epidermis batang, tangkai daun, tangkai bunga, dan tulang daun. Menurut letak dan
bentuk penebalannya, kolenkim dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu
kolenkim angular, kolenkim lamellar, kolenkim annular, dan kolenkim lakunar.
2. Jaringan sklerenkim
Jaringan sklerenkim adalah jaringan penguat yang hanya dapat ditemukan
pada jaringan tumbuhan yang tidak lagi melakukan aktivitas pertumbuhan dan
perkembangan. Pada jaringan ini, terdiri atas sel – sel mati. Jaringan ini memiliki
dinding sel yang sangat tebal dan kuat yang di dalamnya terkandung kaya akan
lignin yang dimana mengalami penebalan primer dan sekunder. Jaringan
sklerenkim ini memiliki fungsi yaitu sebagai penguat bagian tumbuhan yang telah
dewasa, melindungi bagian – bagian yang lunak yang letaknya berada di bagian
lebih dalam seperti kulit biji jarak, tempurung kelapa, dan buah kenari. Menurut
bentuknya, jaringan sklerenkim dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu serabut
serat dan sklereid.
6
2. Floem (pembuluh tapis), yaitu jaringan pengagkut yang tersusun oleh sel
ayakan atau tapis, pembuluh tapis, sel pengiring, sel parenkim kulit kayu, dan
serabut kulit kayu. Floem memiliki fungsi untuk mengangkut zat – zat atau
bahan – bahan hasil proses fotosintesis menuju seluruh bagian tubuh tumbuhan.
3. Tipe – tipe berkas pengangkut
a. Tipe kolateral, yaitu xilem dan floem terletak bersebelahan di dalam suatu
jari – jari. Tipe kolateral dapat dibedakan menjadi tiga macam antara lain,
kolateral terbuka, kolateral tertutup, dan ikatan pembuluh bikolateral.
b. Tipe konsentris, dapat dibedakan menjadi dua macam antara lain, tipe
konsentris amfikribral dan tipe konsentris amfivasal.
c. Ikatan pembuluh radial, yaitu posisi xilem dan floem bergantian menurut
jari – jari lingkaran.
7
III. METODE PRAKTIKUM
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum histologi ini adalah
mikroskop, gelas objek, kaca penutup gelas objek, gelas beaker, cutter, pipet tetes,
akuades, kulit buah pisang, tangkai daun seledri, batang bunga sepatu, batang tebu,
bagian bawah daun durian, dan Tradescantia spatachea.
B. Prosedur Kerja
8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
9
3. Preparat skelenkim Sel batang sepatu mempunyai kolenkim tipe
Batang bunga sepatu anguler
(Hibicus rosa-sinensis) Bagian dan fungsi:
1. Dinding sel, berfungsi untuk
melindungi sel. Dinding sel tebal
karena terjadi penebalan sekunder
yang terdiri dari zat lignin
2. Lumen berfungsi sebagai tempat
menyimpan zat makanan yang
diperlukan oleh satu sel itu sendiri.
Gambar 3. Preparat Skelenkim 3. Skelenkim berfungsi untuk
Batang Bunga Sepatu menghadapi segala tekanan sehingga
dapat melindungi jaringan yang lebih
lemah
4. Epidermis dan Derivatnya Sel epidermis pada batang tebu memiliki
bentuk kotak
Preparat epidermis sel Bagian dan fungsi:
batang tebu 1. Emidermis, berfungsi sebagai pelindung
(Saccharnum officinarum) jaringan
2. Sitoplasma, berfungsi menampung
organ sel lain diluar nucleus
3. Dinding sel, berfungsi untuk
mempertahankan bentuk sel, serta
melindungi sel dan mencegah absorbsi
air secara berlebihan
4. Nucleus, berfungsi sebagai penyimpan
informasi genetic dalam bentuk DNA,
menyimpan ribosom, RNA, serta
Gambar 4. Preparat Epidermis Sel mengatur metabolisme
Batang Tebu
10
6. Preparat Stomata Adam Bagian dan fungsi:
Hawa 1. Stomata merupakan derivat jaringan
(Tradescentia sapathacea) epidermis pada daun. Stomata berfungsi
untuk tempat keluar masuk nya udara
serta penghubung ruangan-ruangan
antar sel didalam jaringan parenkim
dengan atmosfer
2. Sel penutup adalah sel epidermis yang
telah mengalami perubahan bentuk dan
fungsi. Sel penutup atau sel penjaga
berfungsi untuk membuka dan menutup
Gambar 6. Preparat Stomata Adam
Hawa
stomata.
3. Sel tetangga berperan dalam perubahan
osmotik yang menyebabkan gerakan sel
penutup yang mengatur lebar celah.
4. Dinding sel berfungsi sebagai pelindung
sel
11
B. Pembahasan
Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki kesamaan fungsi dan struktur
serta terikat oleh bahan antar sel yang membentuk kesatuan jaringan. Jaringan yang
berfungsi untuk menyokong tumbuhan terbagi menjadi dua jenis yaitu jaringan
meristem dan jaringan dewasa.
Pada table pertama terdapat jaringan dasar parenkim kulit pisang (Musa sp.)
dapat dilihan bahwa sel kulit dari buah pisang mempunyai bentuk dinding sel yang
tidak terlalu tebal, mempunyai vakuola, serta dikelilingi oleh sel parenkim tidak
beraturan berwarna coklat. Jaringan parenkim merupakan jaringan pada tumbuhan
yang terbentuk dari sel-sel hidup. Jaringan parenkim pada kulit buah pisang
berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan, sebagai tempat fotosintesis, dan
sebagai penyokong tubuh saat vakuola berisi air. Jaringan parenkim terdapat di
setiap bagian baik pada akar, batang, daun, maupun buah (Nugroho, 2021). Bagian-
bagian yang terdapat pada jaringan parenkim kulit pisang yaitu:
1. Ruang antar sel, ruang antar sel berfungsi untuk pertukaran gas dan
transformasi air. Ruang antar sel berada pada jaringan mesofil di bawah
epidermis (Taluta, H.E., 2017)
2. Jaringan parenkim, berfungsi sebagai tempat cadangan makanan dan
sebagai tempat berlangsung nya fotosintesis.
3. Dinding sel yang berfungsi untuk melindungi sel.
4. Amilum, amilum berfungsi sebagai tempat tumbuhan untuk menyimpan
kelebihan glukosa.
Pada table kedua terdapat jaringan penguat. Jaringan penguat ini terbagi
kedalam dua macam preparate. Preparate yang pertama adalah preparate kolenkim
yang terdapat pada terdapat pada tangkai daun seledri (Apium graveolens). Jaringan
kolenkim sendiri merupakan jaringan yang tersusun atas sel hidup yang masih aktif
bertumbuh dan berkembang. Jaringan ini dapat ditemukan pada daun,
batang, bagian-bagian bunga dan buah, serta akar yang terkena cahaya matahari.
Pada umumnya, kolenkim berperan sebagai jaringan penguat pada organ
yang sedang tumbuh. Kolenkim tidak dapat ditemukan pada batang dan
12
daun tumbuhan monokotil jika sklerenkim telah terdiferensiasi sejak
awal pertumbuhan (Nugroho, 2021).
Bagian-bagian yang terdapat pada preparate kolenkim tangkai daun seledri
diantara nya adalah berkas pengangkut, berkas pengangkut ini terdiri dari xylem
dan floem. Selanjut nya terdapat jaringan kolenkim yang berfungsi untuk
menguatkan organ yang masih aktif atau memperkuat berdirinya tumbuhan. Dan
yang terakhir adalah epidermis, epidermis berfungsi sebagai pelindung pada bagian
dalam organ tumbuhan.
Pada tabel nomor tiga terdapat gambar preparat sklerenkim pada bunga
sepatu (Hibiscus rosasinensis). Menurut Nugroho (2021), Jaringan sklerenkim
merupakan jaringan penguat yang memiliki dinding sekunder tebal. Jaringan
sklerenkim terdiri dari serabut sklerenkim dan sel berbatu (sclereid). Bagian-bagian
sel yang telah diamati diantaranya :
1. Sklerenkim, merupakan jaringan yang tersusun dari sel-sel yang sudah tidak
membelah diri dan berhenti tumbuh. Karakteristik dari jaringan sklerenkim
ini adalah mempunyai dinding sekunder yang tebal, mengandung zat lignin,
dan tidak mengandung protoplas.
2. Serabut sklerenkim, merupakan benang panjang di dalam berkas
pengangkut. Berdasarkan letaknya, serabut sklerenkim dapat dibedakan
menjadi serabut xiler dan extraxiler. Serbaut xiler adalah bagian yang
menyatu dengan unsur xylem. Sedangkan serabut extraxiler adalah serabut
yang terdapat di bagian lain pada tumbuhan selain di unsur xylem.
3. Dinding sel, merupakan matriks ekstraseluler yang menyelubungi sel
tanaman dari luar membran sel (Ramdhini et al., 2021). Dinding sel
berfungsi sebagai pelindung sel, menjaga tumbuhan agar tetap tegak, dan
memberi bentuk pada sel.
Pada tabel nomor empat terdapat preparat epidermis pada batang tebu
(Saccharum officinarum). Sel epidermis memiliki beragam bentuk
dan karakteristik serta mengandung kloroplas (Nugroho, 2021). Terdapat empat
macam kategori yang dapat membedakan ciri epidermis, yaitu susunan sel, bentuk
sel, struktur permukaan dinding sel yang disebabkan oleh keberadaan kutikula
13
maupun penebalan yang lain, dan sekresi lilin pada epikutikular. Bagian-bagian
yang diamati diantaranya :
1. Epidermis, merupakan lapisan terluar pada semua organ tumbuhan
yang belum mengalami pertumbuhan sekunder yang biasanya tersusun oleh
satu lapis sel. Epidermis berfungsi untuk melindungi jaringan di bawahnya.
2. Sel silika, berfungsi untuk membuat batang tanaman menjadi keras.
3. Sel gabus, merupakan sel-sel mati yang dinding selnya mengalami
penebalan oleh suberin dan bersifat tidak tembus air (Impermeable). Sel gabus
berfungsi untuk melindungi tanaman agar tidak kehilangan banyak air saat
terjadi penguapan
Hasil pengamatan pada tabel nomor lima terdapat preparat trikomata
(rambut) pada bagian bawah daun durian (Durio zibethinus). Trikoma merupakan
rambut rambut epidermis yang terdiri dari sel tunggal atau banyak sel. Trikoma
terletak di seluruh organ tumbuhan seperti akar, batang, daun, bunga, buah, dan
biji. Trikoma berfungsi untuk mengurangi penguapan, meneruskan rangsangan,
mengurangi gangguan dari hewan herbivora, membentuk penyerapan air, dan
garam mineral dari tanah. Trikoma dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan
sifatnya, yaitu trikoma non kelenjar dan trikoma kelenjar (Dewi, P. V., 2021).
Trikoma non kelenjar merupakan trikoma yang tidak mengeluarkan sekresi dan
terdiri dari satu sel atau banyak sel. Sedangkan trikoma kelenjar merupakan trikoma
yang mengeluarkan sekresi berupa larutan garam, nectar (gula), gum, terpentin,
dan sebagainya.
Pada tabel pengamatan nomor enam terdapat preparat stomata pada
irisan membujur epidermis bawah Tradescantia spadachea. Stomata memiliki
bentuk seperti celah yang berbentuk tipis. Pada umumnya, stomata terletak di
permukaan daun atau batang yang memiliki klorofil. Stomata berfungsi sebagai
tempat pertukaran gas seperti CO2 yang dibutuhkan tumbuhan untuk proses
fotosintesis. Stomata akan terbuka pada siang hari dan akan tertutup pada malam
hari. Bagian bagian yang diamati diantaranya :
14
1. Celah stomata, merupakan sebuah celah pada epidermis yang dibatasi oleh
sel penutup dan dikelilingi oleh sel tetangga. Celah stomata terdapat di
lapisan epidermis seluruh bagian tumbuhan keuali akar.
2. Sel penutup (Guard cell), terdiri dari sepasang sel yang bentuknya
terlihat simetris dan berbentuk seperti ginjal. Sel penutup mengandung
sejumlah kloroplas.
3. Sel tetangga, merupakan sel yang berdampingan dan berada di sekitar sel-
sel penutup.
15
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
16
DAFTAR PUSTAKA
17
Lampiran 1
18
19
20
21
Lampiran 2
22
23
24
Lampiran 3
25
26
27
BIODATA
28