net/publication/340088079
CITATIONS READS
0 6,922
1 author:
Rinita Amelia
Universitas Baiturrahmah
14 PUBLICATIONS 4 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Rinita Amelia on 22 March 2020.
Histologi Kedokteran
Oleh :
Penulis
Rinita Amelia
4
DAFTAR ISI
halaman
Latihan Soal
Latihan Soal
5
BAB IV JARINGAN RANGKA ( PENYOKONG )
Latihan Soal
Latihan Soal
6
7.4.3. Otot Jantung .................................................. 133
Latihan Soal
DAFTAR PUSTAKA
7
BAB I
PENDAHULUAN
Histologi adalah cabang ilmu yang mempelajari
jaringan tubuh secara mikroskopik. Dalam mempelajari
histologi jaringan dasar tubuh memerlukan dasar yang
kuat tentang biologi sel, sehingga dalam mempelajari
histologi , ada yang menggolongkan menjadi tiga
bagian yaitu histologi sel, histologi jaringan dasar, dan
histologi organ. Buku ajar ini membahas tentang
histologi jaringan dasar tubuh dengan penjelasan berupa
empat jaringan dasar dari tubuh yang menekankan
bagaimana sel menjadi terspesialisasi untuk melakukan
fungsi-fungsi khusus dari jaringan tersebut. Empat
jaringan dasar yang dimaksud adalah Jaringan Epitel,
Jaringan Otot, Jaringan Penyambung dan Jaringan
Syaraf.
9
sel-sel otot yang berfungsi kontraksi dan jaringan syaraf
terdiri atas sel dengan juluran panjang keluar dari badan
sel dengan fungsi khusus menerima, membangkitkan
dan meneruskan impuls syaraf .
BAB II
10
JARINGAN EPITEL
2.1 PENDAHULUAN
Epitel merupakan lapisan sel-sel yang melapisi
permukaanluar dan dalam tubuh, kulit dan membran
mukosa. Sel-sel epitel terletak diatas suatu membrana
basalis yang memisahkan epitel dari jaringan ikat
dibawahnya. Membran basalis terdiribdari substansi
amorf nonseluler mengandung kolagen tipe IV,
proteoglikan , laminin, dan fibronektin
Epitel yang terdapat pada membran serosa disebut
mesotel dan epitel yang melapisi lumen pembuluh
darah ,pembuluh limfe dan pembatas bagian dalam
jantung disebut endotel. Secara embriologis ektoderm
menumbuhkan epitel permukaan tubuh dan derivatnya,
entoderm menumbuhkan epitel saluran pencernaaan
dan saluran pernapasan dan mesoderm menumbuhkan
epitel saluran kardiovaskuler, saluran urogenital, rongga
dada dan rongga perut.
Klasifikasi jaringan epitel berdasarkan pada bentuk
sel-sel dan jumlah lapisannya, misalnya epitel selapis,
terdiri dari satu lapis sel dan berlapis terdiri dari dua
atau lebih lapis sel diatas membrana basalis. Penamaan
epitel berlapis biasanya didasarkan pada bentuk sel-sel
permukaan tanpa memandang bentuk sel yang terdapat
dibawahnya.
11
Sifat umum dari epitel dapat dilihat dari
bentuk selnya agak teratur, tonjolan protoplasma
tidak banyak, sel-sel nya berhubungan erat satu
sama lain oleh komplek sambungan (junction).
Matriks sel mengandung sedikit bahan
ekstraseluler diantara sel-selnya dan matrik ini
terdiri dari asam mukopolisakarida seperti asam
hyaluronat dan asam kondroitin sulfat.
2.3 FUNGSI
12
materi yang berdifusi melalui sel-sel epitel. Epitel juga
menghasilkan lendir yang disekresi oleh sel-sel epitel
berfungsi sebagai pelumas bagi permukan epitel
saluran. Adanya sel kuncup kecap , epitel olfaktori dan
organ korti adalah bangunan sel yang berfungsi sebagai
reseptor sensoris. Dalam Menjalankan fungsi Ekskresi ,
Jaringan epitel dapat mengeluarkan bahan metabolit
seperti urin, keringat dan karbon dioksida akan
berdifusi menembus epitel . Ciri epitel juga adalah
kedap air. Dimana Epitel transisional sanggup meregang
dan menyediakan permukaan kedap air yang tidak
dapat dilalui urin
Pada epitel usus, epitel torak yang melapisi
permukaan lumen, epitel berfungsi sebagai absorpsi.
Sedangkan fungsi sekresi terdapat pada epitel kelenjar.
Sebagian kecil sel epitel bersifat kontraktil, misalnya
pada sel mioepitel
2.4 KLASIFIKASI
14
Gambar 2.1 Epitel Selapis Gepeng ( Soebowo )
15
Epitel Selapis Silindris ( Simple Columnar )Epitel
selapis silindris ( torak ), terdiri atas selapis sel-sel
berbentuk silinder, berdiri pada membrana basalis .
Pada penampang melintang selnya tinggi, inti lonjong
berderet pada ketinggian yang sama dan terletak agak
basal. Penampang atas epitel selapis silindris tampak
poligonal. Epitel selapis silindris ada yang bersilia dan
tidak bersilia . Contoh epitel selapis silindris adalah
lambung, usus, vasa deferen, saluran prostat, uterus,
tuba uterina, kanalis sentralis medula spinalis, bronkus
kecil intrapulmonar, duktus eferen testis, dan saluran
keluar banyak kelenjar
16
Epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk ( tipe
keratin ), memiliki sel-sel lapisan permukaan tempat inti
dan mengandung keratin
17
Stratum Spinosum, terdiri dari sel-sel polihedral,
tampak benang-benang seperti duri (tonofibril ) yang
memancar dari desmosom.
Stratum Basale pada bagian basal lapisan ini sering
terlihat gambaran mitosis
18
Epitel berlapis silindris berbeda dengan epitel
bertingkat silindris, karena adanya lapisan kontinyu
sel-sel kecil bulat dekat membran basalis. Sel-sel
silindris pada lapisan permukaan epitel tidak
mencapai membran basalis . Dan sel-sel lapisan
dalam yang berbentuk polihedral atau heksagonal
bentuk selnya kecil tidak mencapai permukaan epitel
(a)
(b)
20
(a) Mikroskopis Epitel Brtingkat Silindris
(b) Skema Epitel Bertingkat Silindris
21
dari jaringan dibawahnya. Kontras tonofilamen yang
terdapat langsung dibawah permukaan lumen
diperkirakan membantu mencegah proses difusi
(a)
(b)
22
Gambar 2. 9. Diagram Penggolongan Epitel
( Leeson. L. Paparo ) )
23
Tabel 2.2 Jenis Epitel Pelapis yang Lazim Dijumpai di
Tubuh Manusia ( Luiz Carlos Junqueira,Jose Carneiro)
24
Transisional Kandung kemih, Proteksi,
ureter, kaliks ginjal Distensibililitas
2.4.1.5. ENDOTEL
2.4.1.6. MESOTEL
2.5.1. Mikrovili
Mikrovili merupakan tonjolan permukaan apikal sel
yang terdiri dari evaginasi berbentuk tabung membran
plasma yang berisi sitoplasma. Dengan mikroskop
cahaya mikrovili tampak berjalur ( striated ) karena
jumlahnya banyak dan tersusun teratur. Dari gambaran
25
inilah timbul istilah striated border. Pada Mikroskop
Elektron tampak Setiap mikrovili memiliki sitoplasma
dengan daerah sentral terdiri dari filamen halus yang
berisi aktin. Disamping memiliki fungsi absorpsi ,
mikrovili mengandung enzim pemecah disakarida.
Mikrovili terdapat pada sel-sel yang berfungsi absorpsi,
misalnya epitel usus halus dan tubuli renalis proksimal .
Dengan mikroskop elektron mikrovili tampak silindris ,
halus berdiameter 0.1 um dan panjangnya bervariasi.
2.5.2. Stereosilia
Dengan menggunakan mikroskop cahaya stereosilia
tampak sebagai tonjolan-tonjolan halus, kadang-kadang
bercabang dan tidak dapat bergerak. Dengan mikroskop
elektron terlihat stereosilia terdiri atas kelompokan
mikrovili panjang,halus kadang-kadang bercabang.
Stereosilia terdapat pada sebagian saluran kelamin pria
misalnya duktus epididimis , duktus efferen dan
duktus deferen dan sel-sel rambut organ corti.
26
Gambar 2.11 Stereosilia ( Soebowo )
2.5.3. Kinosilia
Kinosilia terdapat pada epitel saluran pernafasan
misalnya trakea, bronkus . Kinosilia berfungsi untuk
menggerakan lendir dan kotoran keluar
2.5.4. Krusta
Bangunan ini merupakan pemadatan sitoplasma di
dekat permukaan bebas sel epitel misalnya pada epitel
transisional dengan maksud melindungi sel terhadap
pengaruh kimiawi di luarnya
27
2.5.5. Kutikula
Struktur ini merupakan bahan yang disekresikan sel
epitel yang diletakan sebagai kerak diluar sel epitel.
Struktur khusus ini dapat ditemukan sebagai capsula
lentis
2.7.1. Tonofilamen
Merupakan struktur penunjang internal berbagai
bentuk sel epitel, berkaitan dengan struktur , lokasi dan
fungsinya pada pertautan antar sel. Jalinan filamen
sitoplasma terdiri dari tonofilamen. Berkas tonofilamen
disebut tonofibril yang dapat dilihat pada epitel berlapis
gepeng
28
2.7.2. Junctional complex
(a)
29
(b)
Gambar 2. 13
(a) (b) Pertautan Sel ( Soebowo )
30
KELENJAR EKSOKRIN KELENJAR ENDOKRIN
KELENJAR ENDORIN
Gambar 2.14 Skema Epitel Kelenjar ( Soebowo )
Kelenjar Apokrin
Sekret intraseluler yang dibungkus oleh selaput akan
berkumpul di kutub apikal. Setelah banyak berkumpul
maka terjadi kontriksi membran plasma samping,
31
sehingga sekret menonjol ke lumen ujung kelenjar.
Kemudian bagian yang menonjol terputus dan lepas
sebagai sekret. Bagian basal sel serta intinya tetap utuh .
Contohnya kelenjar mammae, kelenjar aksila dan
kelenjar sirkum analis
Kelenjar Merokrin
Sekret dilepaskan dari sel tanpa kehilangan sitoplasma
sedikitpun. Sel tetap utuh sewaktu sekret dilepaskan ke
lumen kelenjar, contohnya kelenjar ludah, kelenjar
pankreas, kelenjar sudorifera ( kelenjar keringat )
32
Gambar 2. 16. Kelenjar Merokrin ( Soebowo )
Kelenjar Holokrin
Setelah sel-sel sekretorik membentuk dan menimbun
hasil sekresi didalam sitoplasmanya, sel itu akan mati,
pecah dan dilepaskan dari kelenjar sebagai sekret.
Seluruh sel tua seutuhnya dilepaskan berupa sekret.
Contoh kelenjar sebasea dan kelenjar tarsal
33
Gambar 2.17 Kenjar Holokrin ( Soebowo )
Kelenjar Mukosa
Kelenjar mukosa sitoplasmanya pucat, mungkin berbusa
dengan nukleus kecil, gepeng, gelap dan terdesak
kepinggir kearah membrana basalis. Sekretnya agak
kental ( mukus ), berfungsi melindungi epitel
permukaan. Dalam keadaan biasa lumen relatif kecil dan
tidak teratur. Sitoplasma berisi butir-butir musinogen
Kelenjar Serosa
Sel-sel epitelnya memiliki inti bulat ditengah dan pada
kutub bebasnya berkumpul butir-butir sekret ( zimogen
). Sitoplasma gelap, berwarna merah muda atau agak
keunguan pada pulasan HE. Sekretnya cair encer,
34
contohnya kelenjar parotis dan kelenjar pankreas.
Lumen kecil kadang-kadang kurang jelas terlihat dan
membran sel sering tidak jelas.
Kelenjar campur
Kelenjar campur seromukosa terdiri dari sel-sel yang
bersifat serosa dan mukosa. Terdapat sel-sel serosa
tersusun membentuk bangunan bulan sabit menempel
pada alveoli mukosa disebut bulan sabit Gianuzzi.
Kelenjar Multiseluler
Kelenjar multiseluler terdiri atas banayak sel yang
bersama-sama membentuk kelenjar,contohnya kelenjar
ludah. Berdasarkan bentuknya kelenjar multiseluler
dikenal tiga jenis, yaitu :
Tubuler
Sel sekresi tersusun berupa tabung memanjang dengan
lumen ditengah. Tabung ini bisa lurus ( kelenjar tubuler
lurus sederhana ) misalnya kelenjar usus besar. Tabung
bisa berkelok-kelok ( kelenjar tubuler mengulir
sederhana ) ujung kelenjarnya mengulir atau
menggulung dan alat penyalurnya lurus langsung
bermuara keluar. Contohnya kelenjar keringat pada
kulit.
35
Tabung bisa bercabang ( kelenjar tubuler sederhana
bercabang ). Percabangan ujung kelenjar bersatu
membentuk satu saluran yang bermuara ke lumen.
Contohnya kelenjar lambung.
Asiner
Sel-sel sekresi tersusun berupa kantong membunder,
lumen asinus biaanya sempit dan kecil . Contohnya
kelenjar sebasea pada kulit
Alveolar
Ujung kelenjarnya berbentuk bulat dan leher
penyalurnya sempit keluar, lumenalveolus luas serta
melebar. Sel-sel tersusun sepertilabu siam atau tabung
Erlenmeyer
Simpleks
Bagian kelenjar mengeluarkan hasil sekresinya langsung
kedalam satu saluran yang tidak bercabang
Kompleks
Bagian kelenjarnya mengeluarkan sekretnya melalui
saluran keluar yang bercabang-cabang kecil kedalam
saluran keluar utama. Kelenjar eksokrin kompleks
dibedakan atas, tubular kompleks, asiner kompleks dan
tubulo-alveolar kompleks. Sedangkankelenjar eksokrin
simpleks dibedakan atas tubuler, tubuler berkelok,
tubuler bercabang. Asinar dan asinar bercabang.Kelenjar
tubuler kompleks, ujung kelenjar tubuler lurus atau
berkelok, masing-masingbersatu pada cabang saluran
keluar utama Contohnya glandula duodenalis Brunner
36
Kelenjar Endokrin
38
LATIHAN SOAL
39
6. Berfungsi absorpsi benar untuk epitel
A. Selapis silindris
B. Selapis kubis
C. Selapis gepeng
D. Transisional
E. Bertingkat kolumnar
7. Dimanakah terdapat epitel bertingkat torak
bersilia
A. Lensa mata
B. Trakea
C. Usus halus
D. Vagina
E. Ovarium
8. Kelenjar Minyak sebasea termasuk jenis kelenjar
A. Apokrin
B. Merokrin
C. Holokrin
D. Ekrin
E. Seruminosa
9. Yang termasuk Kelenjar campur mukosa dan
serosa
A. Kelenjar Parotis
B. Kelenjar Cervik
C. Kelenjar Submandibularis
D. Kelenjar Sublingualis
E. C dan D benar
10. Yang termasuk kelenjar endokrin
A. Kelenjar Parotis
B. Kelenjar ludah
C. Pulau Langerhans Pankreas
D. Kelenjar Sudorifera
E. Kelenjar Apokrin
40
BAB III
JARINGAN IKAT
3.1. PENDAHULUAN
3.2. FUNGSI
3.3. UNSUR
Jaringan ikat mempunyai tiga unsur pokok
yaitu sel, serat dan bahan dasar
41
3.4. KLASIFIKASI
42
Gambaran Mikroskopik sel-sel mesenkim adalah
sebagai berikut :
43
Gambar 3.2 Diagram Diferensiasi Sel Mesenkim
( Soebowo )
44
Dan Embrional yang kedua adalah Jaringan Ikat
Gelatinosa ( Mukosa ). Distribusi jaringan ikat
gelatinosaterdapat pada tali pusat dan hipodermis
embrio. Pada hewan dewasa terdapat pada pusat papila
pada plika retikularis dan pada glans penis sapi.
Gambaran mikroskopik menunjukan adanya sel-sel
bercabang-cabang ( fibroblas stelata ) yang membentuk
jala. Ruang antar sel berisi masa berbentuk gel dan
mengandung serat kolagen. Jaringan ikat mukoid (
gelatinosa ) merupakan jaringan ikat embrional,
ditemukan pada tali pusat sebagai Whartends Jelly.
Contoh jaringan ikat mukosa/gelatinosa adalah corpus
vitreus mata dewasa
Serat Kolagen
46
percabangan dan beranastomosis satu sama lain. Serat-
serat kolagen ini biasanya berkelok-kelok, kadang-
kadang lurus.
47
rangkaian polipeptida yang panjang yang terdapat pada
mikrofibril tadi. Molekul dasar kolagen disebut
tropokolagen.
Asam-asam amino utama yang menyusun kolagen,
adalah : Glisin 33.5 %, Prolin 12 %Hidroksi-prolin 10 %
dan Hidroksilisin serta asam-asam amino lain.
Kolagen tipe I
Kolagen tipe I terdapat pada tendon, tulang, gigi,
dermis dan jaringan ikat lainnya. Fibroblas, odontoblas
dan osteoblas berperan dalam mensintesa kolagen tipe I
Kolagen tipe II
48
Terdapat pada matriks tulang rawan dan disintesa oleh
kondroblas
Kolagen tipe IV
Kolagen tipe IV terdapat pada lamina basalis, dan
dibentuk oleh sel epitel dan sel endotel
Kolagen tipe V
Kolagen tipe V susunannya masih diperdebatkan ,
terdapat pada fetus
Serat Elastis
50
Gambar 3.5. Mikroskopis Serat Elastis ( Soebowo )
Serat Retikuler
51
Morfologi serat retikuler merupakan serat yang
sangat halus dalam jalinan berbentuk jala dengan tebal
1-2 um. Serat retikuler sering bersamaan dengan serat
kolagen dan terdapat dalam semua bagian dimana serat
kolagen dibentuk. Serat retikuler merupakan bagian
integral dari membrana basalis. Berdasarkan analisa
biokimia serabut retikuler terdiri dari fibril kolagen tipe
III, yang dibalut oleh proteoglikan dan glikoprotein.
Pembalut inilah yang mempunyai afinitas terhadap
perak.
Fibroblas
Fibroblas merupakan sel yang paling sering ditemukan
didalam jaringan ikat. Fibroblas adalah salah satu sel
yang paling banyak ditemukan pada jaringan ikat
longgar.
Ada beberapa fungsi fibroblas yang diantaranya adalah
untuk mensintesa serat, dan membuat bahan dasar
interseluler amorf
Tipe Fibroblas merupakan sel jaringan ikat Sel muda
sedangkan sel jaringan ikat yang sudah matur disebut
fibrosit. Fibroblas ( sel muda ) mempunyai aktifitas
53
sintesa yang sangat besar . Struktur mikroskopik sel
fibroblas adalah Sitoplasma mempunyai tonjolan yang
banyak dan tidak teratur serta bergranul halus, Nukleus
besar, oval atau lonjong dan terletak di tengah, kromatin
halus, nukleolus jelas, bentuk sel tidak teratur , agak
gepeng dengan banyak cabang. Dari samping tampak
berbentuk fusiform
54
Gambar 3.8 Sel Fibroblas
( Gesser. F. )
55
Fibrosit
Makrofag
Makrofag ditemukan pada semua jaringan ikat ,
untuk mengindentifikasinya adalah dengan aktivitas
fagositnya. Dapat dilakukan dengan injeksi warna
vitalseperti biru tripan, tinta india dan lithium carmine
pada binatang percobaan. Makrofag akan menelan
bahan warna dan akan berakumulasi didalam
sitoplasmanya dalam bentuk granula yang
tampakdengan mikroskop cahaya.
Dikenal ada 2 macam makrofag , yaitu : Histiosit dan
Makrofag pengembara
Histiosit
Makrofag Pengembara
Sel Plasma
57
pernafasan dan saluran kelamin wanita. Sel plasma
berkembang dari sel limfosit B yang keluar dari darah.
Susunan mikroskopis sel plasma adalah bentuk sel oval,
bulat telur atau lonjong, sitoplasma basofilik dan sekitar
inti berwarna pucat dan agranular, konfigurasi nukleus
menyerupai roda pedati , yaitu dikenal dengan istilah
nucleus a clock face appearance . Nukleus sferis dengan
kromatin kasar ,kompak, berkeping-keping selang seling
dengan daerah-daerah cerah yang ukurannya hampir
sama. Nukleus terletak eksentris, relatif kecil,
kromatinnya merupakan granula yang tercat gelap dan
melekat pada selaput inti dan letaknya teratur tampak
sebagai jari-jari roda.
Sel plasma mengandung badan Russel, bereaksi
positif dengan imunoglobulin. Dengan mikroskop
elektron bentuk apparatus golgi ekstensif, r ER
berkembang baik , sedikit butir dan materi padat
elektron, ribosom bebas dan mitokondria
58
Sel Mast
Sel Mast banyak terdapat dalam jaringan ikat
longgar pada kulit dan usus , terutama disepanjang
pembuluh darah. Struktur mikroskopik sel Mast adalah
merupakan sel besar berbentuk oval, bulat atau
polimorf, Sitoplasma mengandung granul kasar,
basofilik dan metakromatik. Granula ini dapat diwarnai
dengan teluidin blue, atau bahan-bahan alkalis lainnya.
Dengan pewarnaan Teluidin Blue sel mast berwarna
kemerahan.
1. Sel Lemak
60
Gambar 3.12 Sel Lemak Multilokuler ( Lemak coklat )
( Gesser. F. )
Sel Pigmen
Sel pigmen ( Melanosit ), terdapat di berbagai tempat
misalnya, dermis, koroid mata, iris, meningen dll.
Susunan mikroskopik, sel besar , stelata ( berbentuk
bintang ), bercabang-cabang panjang. Didalam
sitoplasma terdapat granul melanin berwarna hitam. Sel-
sel pigmen jarang ditemukan pada jaringan ikat jarang
dan biasanya ditemukan dalam jaringan ikat padat kulit,
piameter dan sebagainya. Melanosom merupakan
granula halus, berbentuk lonjong, bermembran dan
mengandung pigmen melanin
61
Gambar 3.13 Sel Pigmen Melanin
( Gesser . F.)
62
Gambar 3.14 Sel Mesenkim
( Gesser. F )
Sel Retikulum
64
Jaringan ikat longgar, tidak teratur atau areolar
merupakan jenis jaringan yang banyak terdapat didalam
tubuh. Jaringan ini didalam tubuh manusia terdapat
tersebar secara luas. Distribusi jaringan ikat longgar ini
sering terdapat sekitar pembuluh darah, sekitar serat
syaraf, diantara berkas otot, jaringan subkutan, berupa
jaringan submukosa dan subserosa saluran pencernaan.
Jaringan ikat longgar ini juga merupakan fascia
superfisial dan sebagian besar dari fascia profunda dan
sebagian dari stroma berbagai organ. Jaringan ini juga
terdapat di piamater dan arakhnoid.
66
Jaringan Ikat Padat, pada jaringan ikat padat serat-
serat tersusun rapat , dan bisa ditemukan dalam bentuk
selaput, pita atau tali. Pada umumnya jaringan ikat
padat terutama terdiri atas serat-serat kolagen , kecuali
pada beberapa ligamentum yang terutama terdiri dari
serat –serat elastis.
67
Gambar 3.17 Jaringan Ikat Padat Kolagen
( Eroschenko. V.P )
68
Gambar 3.18 Jaringan Ikat Padat Elastis
( Soebowo )
69
3.4.1.5. JARINGAN RETIKULER
70
Jaringan Lemak
71
Pada sediaan yang difiksasi secara biasa, lemaknya telah
larut dan bagian tengah sel kosong ( vakuola ) dan
tampak seperti cincin bermata
Pengecatan khusus lemak adalah asam osmium dan
lemak akan menjadi hitam. Pengecatan khas yang lain
untuk lemak adalah Sudan III , berwarna merah.
Fungsi Jaringan Lemak adalah sebagai cadangan
makanan, melindungi bagian-bagian tubuh yang sering
terkena tekanan dari luar dan untuk mempertahankan
suhu tubuh
72
keadaan makanan . Pada hipofisektomi lemak coklat ini
cepat sekali berkurang
Jaringan Pigmen
73
BAB 1V
JARINGAN RANGKA
(PENYOKONG)
4.1 Pendahuluan
75
yang avaskuler sehingga nutrisi tulang rawan dilakukan
secara difusi dari kapiler sekitarnya atau dari cairan
sinovial ( cairan sendi )
Struktur Mikroskopis tulang rawan terdiri atas sel
dan matriks . Matriks tulang rawan mengandung unsur
serat dan substansi dasar. Sel-sel tulang rawan terdiri
atas 2 (dua) yaitu kondroblas dan kondrosit. Kondroblas
merupakan sel muda dari tulang rawan sedangkan
kondrosit merupakan sel besar, bulat dengan nukleus
pucat besar. Kondrosit berada dalam lakuna. Didalam
lakuna biasanya terdapat dua buah kondrosit kadang-
kadang tiga,empat atau lebih yang sedang membelah
disebut sel Isogen.
Struktur mikroskopis matriks tulang dibagi atas 2
(dua) bagian yaitu serat dan substansi dasar. Serat
didalam matriks tulang rawan berupa Serat kolagen
halus, serat kolagen kasar ( tebal ) dan serat elastis.
Sedangkan substansi dasar tulang rawan berbentuk
seperti gel, yang terdiri atas kondromukoprotein,
mukopolisakarida, lipid dan asam hialuronat.
Berdasarkan perbedaan jenis dan struktur serat serta
bahan dasar yang ada pada tulang rawan, dikenal tiga
tipe tulang rawan, yaitu : Tulang rawan Hialin, Tulang
rawan Elastis dan Tulang rawan Fibrosa
76
sejajar dengan permukaan. Sel-sel kondrosit yang berada
agak kedalam tulang rawan bentuknya bulat dan lebuh
besar atau polihedral. Pada tepi tulang rawan dan
perikondrium terdapat peralihan antara sel-sel tulang
rawan dan fibroblas.
Sel- sel tulang rawan terletak didalam ruangan yang
disebut lakuna, dan sitoplasmanya memenuhi lakuna
tersebut. Pada sediaan tampak seperti bintang karena sel
mengkerut. Didalam lakuna sering terdapat satu atau
lebih kondrosit. Kelompokan kondrosit didalam satu
lakuna yang berasal dari satu sel induk tulang rawan
disebut “nest cell”atau sel isogen. Kondrosit aktif
memiliki banyak rER dan aparatus golgi jelas
Sitoplasma kondrosit mengandung butir-butir lemak
dan glikogen. Nukleus bulat dan mengandung satu atau
lebih nukleolus. Penjuluran sitoplasma pendek kedalam
bahan dasar. Matriks tulang rawan hialin tampak
homogen,karena indeks bias antara serat kolagen dan
bahan dasar amorf sama. Matriks tulang rawan hialin
tidak mengandung pembuluh darah dan jalinan serat
kolagen halus pada matriks tulang rawan hialin
biasanya tidak tampak
Bahan dasar tulang rawan hialin mengandung :
proteoglikan, kondroitin sulfat, keratan sulfat dan asam
hialuronat.
Distribusi tulang rawan hialin dalam tubuh terdapat
pada tulang rawan iga, tulang rawan saluran
pernapasan ( hidung, trakea dan bronkus ), tulang
rawan sendi, tulang rawan krikoid, tulang rawan tiroid
dan tulang rawan aritenoid bagian bawah
77
Gambar 4.1 Tulang Rawan Hialin ( Soebowo )
Keterangan Gambar : M=Matriks, C=Condrosit,
78
Gambar 4.2 Tulang Rawan Elastis
( Soebowo )
79
Kaitan Susunan Mikroskopik dan fungsi
(Histofisiologi ) dari tulang rawan adalah kemampuan
dari tulang rawan untuk melakukan gerakan dengan
lancar , sebagai penunjang dimana sehubungan dengan
sifat elastis dan daya kenyalnya, Juga mampu menahan
tekanan dan tarikan pada sendi
81
Gambar 4.5 Tulang Rawan Fibrosa ( Amelia . R. )
82
Osteoblas mempunyai hubungan penting dengan
pembentukan jaringan tulang. Osteoblas tampak pada
permukaan bebas tulang yang sedang dalam proses
pertumbuhan dan tersusun secara epitelial. Osteoblas
mempunyai diameter 15-20 um. Intinya besar dan
biasanya mempunyai satu nukleolus yang jelas. Letak
inti sering eksentrik. Osteoblas mempunyai tonjolan
sitoplasma yang berhubungan satu dengan yang lain.
Osteoblas berbentuk kuboid atau trapezoid dengan inti
terletak pada salah satu ujungnya. Sitoplasma
bercabang-cabang dan mengandung banyak RNA.
Sedangkan sel tulang osteosit berbentuk gepeng, atau
lonjong terletak didalam lakuna. Osteosit memiliki
nukleus berbentuk lonjong, mengandung banyak
kromatin dan terdapat satu atau dua buah nukleoli.
Didalam sitoplasma osteosit, ia bersifat basa,
mengandung sedikit mitokondria dan apparatus golgi.
Kadang-kadang terdapat butir-butir lemak dan
glikogen. Cabang-cabang sitoplasma menjulur kedalam
kanalikuli dan saling berhubungan dengan tonjolan
yang berasal dari sel-sel yang berdekatan. Osteosit
mempunyai nukleus yang terpulas gelap dengan sedikit
sitoplasma.
Serat Sharpey
Periosteum
4.3.1.2.Tulang Dewasa
86
lamel-lamel yang mengandung serat-serat yang arahnya
sirkuler.
87
Gambar 4.6 Sediaan Gosok Tulang ( Soebowo )
88
4.3.2.1. Ossifikasi Primer
Ossifikasi primer disebut juga Pertulangan
Intramembranosa yang ditemui pada pembentukan
tulang pipih atau tulang calvarium.
Pertama-tama beberapa sel mesenkim pada tempat
tertentu mengadakan differensiasi menjadi sel-sel
fibroblas yang membentuk serat-serat kolagen. Jaringan
yang terbentuk merupakan jaringan ikat yang agak
kendor berupa membran. Ossifikasi primer dimulai
ketika kelompok sel-sel mesenkim berdiferensiasi
menjadi sel osteoblas didalam jaringan yang berupa
membran tadi. Tempat dimana kelompok osteoblas ini
timbul disebut pusat Ossifikasi.Dipusat osteoblas ini
menghasilkan bahan osteoid. Bila osteoblas-osteoblas ini
telah dikelilingi oleh bahan osteoid, maka osteoblas –
osteoblas yang terletak didalam lakuna itu akan menjadi
osteosit. Tetapi tidak semua osteoblas menjadi osteosit,
bahkan banyak diantaranya terus mengadakan
proliferasi menjadi osteoblas-osteoblas , menjauhi pusat
osifikasi.
Dengan adanya sekresi fosfatase dan pembentukan
bahan osteoid yang hampir bersamaan waktunya, maka
pengapuran bahan intersel itu terjadi segera setelah
bahan osteoid itu terbentuk. Dengan terjadinya
pengapuran bahan osteoid itu, maka terbentuklah
jaringan tulang muda, yang berbentuk trabekula-
trabekula meluas dari pusat osifikasi kepinggir didalam
jaringan ikat yang berupa membran.
89
Gambar 4.7. Trabekula Tulang ( Amelia,R )
90
dikelilingi serat kolagen dan kristal apatit membentuk
lamel-lamel tulang.
91
Zona Degenerasi
Pada zona ini sel-sel kondrosit mati dan larut
dan matriks rusak. Lempeng-lempeng matriks
yang lebih tebal tetap utuh. Sum-sum primer
vaskuler masuk ke dalam rongga-rongga yang
terbentuk.
Zona Ossifikasi
Pada zona ini tampak pembentukan osteoblas
dari sel mesenkim jaringan sum-sum, dan
berkumpul pada lempeng tulang rawan
berkapur
92
4.3.3 Nutrisi Tulang
Vitamin C
Vitamin C penting untuk sintesa kolagen oleh
osteoblas dan osteosit. Kekurangan vitamin C
menyebabkan terganggunya pertumbuhan
tulang dan penyembuhan fraktur
Vitamin A
Berhubungan dengan distribusi dan aktivitas
osteoblas dan osteoklas. Vitamin ini penting
dalam pertumbuhan normal tulang. Pada
defisiensi vitamin A osteoblas tidak
mensintesa matriks tulang dengan normal
sehingga tidak mencapai tinggi yang normal.
93
Kelebihan vitamin A menyebabkan ossifikasi
lempeng epifisial, tulang rawan cepat
digantikan dengan tulang dan pertumbuhan
tulang terhenti
Vitamin D
Kekurangan vitamin D mempengaruhi
penyerapan kalsium oleh usus. Disamping
itu vitamin D mempunyai efek langsung
pada ossifikasi , kekurangan vitamin D
menyebabkan kalsifikasi tidak baik, dan
kelebihan vitamin D menyebabkan toksik,
terjadi resorpsi tulang
Calsium
Kekurangan kalsium pada anak-anak
menyebabkan ricket, kalsifikasi matriks
terganggu, pertumbuhan tulang lambat dan
juga mengalami deformitas. Defisiensi
kalium pada orang dewasa, menyebabkan
osteomalasia.
94
BAB V
JARINGAN HEMOPOETIK
5.1. Pendahuluan
95
jumlahnya berkisar 4,5-5 juta eritrosit dalam satu
milimeter kubik darah.
Sel darah merah ( eritrosit ) yang matang pada
mamalia tidak memiliki inti, dan organel-organel lain
seperti mitokondria dan ribosom. Eritrosit manusia
dapat hidup dalam sirkulasi darah lebih kurang 120
hari. Eritrosit yang telah mati difagositosis makrofag
hati dan limpa. Pada hati dan limpa hemoglobin dipecah
menjadi hem ( porfirin ) dan globin. Didalam hati hem
dipecah menjadi besi dan bilirubin. Besi disimpan oleh
hati sebagai feritin atau hemosiderin.
Eritrosit dalam larutan hipotonis akan mengalami
hemolisa dan selaput yang telah kosong setelah hb
keluar disebut Ghost Cell dan terdiri dari protein 50-60%
dan lipid 35-40%.
5.2.1 Retikulosit
Adalah sel darah merah ( eritrosit ) yang masih muda
dan mengandung RNA, ribosom dan sisa-sisa nukleus.
Pada pewarnaan supravital dengan biru kresil brilian,
retikulosit memperlihatkan jala-jala ( retikulum ), dalam
sitoplasmanya. Kadang-kadang tampak sisa-sisa inti
retikulosit disebut badan Howell Jelly, yang seringkali
berbentuk sebagai satu atau dua granulkecil. Bila sisa ini
berbentuk filamen yang melingkar disebut cincin Cabot.
Jumlah retikulosit normal sekitar 1% dari jumlah total
sel-sel darah merah yang beredar.
Eosinofil
Jumlah normal sel ini adalah 2-5% dari jumlah sel
leukosit. Diameternya dalam keadaan segar 9 um, dalam
sediaan hapus darah kering mencapai 12 um (14 um )
Susunan Mikroskopiknya :
Nukleusnya ada 2 lobus berbentuk lonjong saling
berhubungan dengan benang kromatin. Sitoplasma
mengandung granula kasar, berbentuk bola dan
98
ukurannya seragam. Warna granula dengan pewarna
asam merah jambu sampai merah terang.
Fungsi : Granula spesifiknya bersifat lisosomal,
memfagositosis komplek antigen-antibodi. Granula
mengaktifkan histamin dalam mengurangi peradangan
99
Nukleus besar berbentuk huruf S . Bentuk inti tidak
teratur dan terdiri dari dua lobus.
Sitoplasma mengandung granula kasar dengan ukuran
berbeda-beda. Granula sering menutupi inti. Dengan
pewarnaan Wright tampak biru. Granula –granula ini
bersifat metakromasi. Granula mengandung histamin,
heparin dan serotonin.
Fungsi Basofil : Granula spesifik basofil mengandung
heparin suatu antikoagulan darah. Dan mengandung
histamin suatu bahan vasodilatasi yang menginduksi
peninggian permeabilitas pembuluh darah
100
Sedangkan jenis Agranulosit adalah leukosit yang
tidak memiliki granula spesifik dalam sitoplasmanya.
Sitoplasmanya tampak homogen dan nukleusnya
berbentuk bulat atau berbentuk ginjal. Terdapat dua
jenis leukosit agranular, yaitu Limfosit dan Monosit
Sedangkan Berdasarkan jumlah inti leukosit, dibedakan
atas Polimorfonuklir dan Mononuklir Dan Berdasarkan
tempat pembuatan leukosit, dibedakan atas dua
golongan, yaitu Sel Mieloid dan Sel Limfoid
Limfosit
Jumlah limfosit berkisar 20-25% dari seluruh leukosit
Ukuran limfosit bervariasi , yaitu Limfosit kecil,
memiliki diameter 6-10 um, Limfosit sedang memiliki
diameter 10-12 um dan Limfosit besar memiliki diameter
12-16 um
Susunan Mikroskopik limfosit kecil :
Nukleus relatif besar hampir memenuhi seluruh sel. Inti
berbentuk bulat , dan memiliki lekukan pada satu sisi.
Kromatin inti padat dan berwarna gelap. Nukleoli tidak
tampak. Sitoplasma sangat sedikit berupa gelang tipis
mengelilingi nukleus. Sitoplasma berwarna biru muda
(basofil ) dan homogen
Susunan Mikroskopik limfosit Sedang :
Inti lebihbesar dan eukromatis. Sitoplasma lebih banyak
dan ukuran sel lebih besar.
Susunan Mkroskopik Limfosit Besar
Sitoplasma lebih besar, kelompokan heterokromatin
kasar lebih sedikit, nukleoli lebih jelas, nukleus
vesikuler, mitokondria lebih banyak dan golgi aparatus
lebih besar
101
Fungsi Limfosit T : Berperan dalam reaksi imun seluler
dan memiliki reseptor permukaan yang spesifik untuk
mengenal antigen asing
Fungsi Limfosit B : Berperan memproduksi antibodi (
Humoran Antibody Response )
Monosit
Ukuran monosit merupakan sel besar dengan
diameter 9-12 um. Pada sediaan hapus darah kering
menjadi pipih dan diameternya mencapai 20 um, atau
lebih. Jumlah monosit berkisar 3-8% dari seluruh
leukosit normal darah. Nukleus sering terletak eksentrik.
Inti berbentuk tapal kuda atau ginjal. Inti berbentuk oval
102
dengan lekukan yang dalam, pada satu sisi , nukleusnya
besar. Kromatin kurang padat tersusun sebagai jala-jala
halus sehingga inti berwarna lebih muda dari limfosit.
Nukleolusnya berjumlah 2 atau 3 buah. Sitoplasma lebih
banyak dari pada limfosit dan basofilik. Dengan pulasan
right berwarna biru abu-abu dan sering tampak
bervakuola.
Fungsi : Melaksanakan fagositosis secara aktif , dengan
berinteraksi dengan limfosit dalam sistem kekebalan
103
5.3. Trombosit
104
Gambar 5.5. Trombosit ( Keping-keping Darah )
dan Eritrosit ( Geneser, F )
5.4. Hemopoesis
105
SOAL LATIHAN
107
BAB VI
JARINGAN LIMFATIK
6.1 Pendahuluan
6.2 Limfonodus
Limfonodus atau kelenjar limfe adalah kumpulan
besar dari pada jaringan limfoid yang tersusun sebagai
organ limfoid. Limfonodus berbentuk ginjal atau bulat
dan terdapat cekungan pada salah satu sisinya disebut
hilus. Pembuluh darah masuk kedalam organ limfoid ini
dan keluar dari organ ini melalui hilusnya. Pembuluh
limfe memasuki limfonodus pada berbagai tempat pada
permukaan konveksnya dan keluar meninggalkan
limfonodus hanya pada hilusnya.
Limfonodus merupakan suatu bangunan yang
berbatas jelas dengan diameter sekitar 1-25 mm.
Limfonodus terdiri atas suatu kerangka fibrosa yang
mencangkup kapsul, trabekula dan jaringan retikuler
108
dengan sel-sel limfosit yang banyak diantara serat-
seratnya
Rangka Limfonodus
109
Korteks Limfonodus
Medula Limfonodus
110
Korda medularis ini dikelilingi oleh sinus medularis.
Korda medularis ini mengandung banyak limfosit B dan
sel plasma.
111
Gambar 6.1. Skema Limfonodus ( Soebowo )
6.3. TONSIL
6.4. LIMPA
Rangka kolagen
Rangka retikuler
114
Pulpa merah
Pulpa putih
116
Pembuluh darah limpa
6.5 TIMUS
Limfosit
Limfosit atau timosit mengisi celah-celah anyaman
epithelial korteks. Sebagian besar limfosit ini akan mati
dan sekitar lima persen akan masuk sirkulasi umum dan
tahan hidup lama.
Makrofag
Sekitar jaringan ikat kapsul dan trabekula dan sekitar
pembuluh darah terdapat sel makrofag besar. Makrofag
ini memfagositosis hasil limfolisis dan dibawa ke badan
Hassal, dan mengalami hialinisasi.
Korteks Tymus
Pada daerah korteks terutama terdapat limfosit kecil
yang tidak membentuk nodulus-nodulus. Sel-sel limfosit
tersusun membentuk lapisan kontinu berjalan dari satu
lobus ke lobus lain. Daerah ini sangat aktif membentuk
limfosit. Pada korteks juga terdapat makrofag dan sel-sel
retikuler epithelial yang memiliki tonjolan tipis dan
panjang.
119
Medula Tymus
Didalam medulla banyak terdapat limfosit muda,
lomfoblas dan sel retikuler epithelial. Sedangkan limfosit
kecil jarang dalam keadaan normal. Di dalam medulla
terdapat badan-badan hassal. Badan-badan Hassal
berbentuk bulat besar,dengan diameter sekitar 30
sampai 150 um. Terdiri atas lapisan konsentris dari sel-
sel retikuler epithelial. Lapisan-lapisan sel retikuler
epithelial tersusun mengelilingi masa homogeny
berwarna merah muda dengan HE, yang mengalami
hialinisasi. Sebagian sel-selnya berdegenerasi dan mati
terutama pada bagian dalam.
121
LATIHAN SOAL
A. Eritrosit
B. Stelata
C. Plasma
123
D. Sel pigmen
E. Sel neuron
A. Sel progenitor
B. Osteoblast
C. Preosteoblast
D. Osteocyt
E. Osteoclast
124
15. Lokalisasi Tulang rawan Elastis Terdapat pada :
A. Saluran Pernafasan
B. Kerangka fetus
C. Diskus Intervertebra
D. Daun Telinga
E. Tendo
125
BAB VII
JARINGAN OTOT
7.1. PENDAHULUAN
126
Gambar 7.1. Skema Sel Otot
Gambar 58. Skema Otot Penampang Memanjang
127
Selubung jaringan pembungkus otot terdiri atas
3 yaitu ; Epimisium adalah sebuah otot yang
dibentuk oleh beberapa buah fasikulus otot
dibungkus oleh selubung jaringan ikat ,
Perimisium adalah Selubung jaringan ikat yang
membungkus satu fasikulus otot dan
Endomisium adalah selubung jaringan ikat yang
membungkus setiap serat otot
129
kontraksi berjalan lancar dan rapi. Pada kedua ujung
serat otot terdapat tonjolan yang menjorok ke dalam
tendon tempat origo atau insersi. Jaringan ikat
pembungkus otot berobah menjadi padat dan
bergabung ke dalam tendon.
Didalam fasikulus otot terdapat lima sel utama yaitu :
serat otot, sel endotel, fibroblas, perisit dan sel
miosatelit. Sel otot jumlahnya paling banyak dengan inti
sel yang lonjong memanjang. Inti sel endotel dan
fibroblas agak kecil dan berwarna gelap. Jumlahnya 15-
20% dari seluruh inti didalam endomisium.
Sel satelit dan perisit mempunyai inti yang kecil,
berwarna gelap dan bersifat heterokromatik, dan
jumlahnya hanya 5% dari seluruh inti didalam
endomisium. Sel lain yang terdapat dalam endomisium
adalah sel schwan pada serat syarafnya. Didalam
perimisium mungkin dapat ditemukan seluruh sel-sel
jaringan ikat padat.
Susunan mikroskopis serat/sel otot lurik terdiri atas :
Sarkolema, Sarkoplasma dan Nukleus
133
Gambar 7.6. Miofilamen dalam sel otot Lurik ( Soebowo )
Mekanisme Kontraksi
Nukleus
135
7.4.2. Otot Polos
136
Nukleus
138
inti ditengah. Didalam sarkoplasma terdapat miofibril,
mitokondria, aparatus golgi, retikulum endoplasma dan
ribosom. Didalam sitoplasma kadang-kadang
ditemukan pula glikogen dan butir-butir lemak. Dengan
mikroskop elekteron sitoplasma otot polos tampak
mengandung filamen halus serupa dengan filamen
aktin.
139
pada vesikula urinaria dan uterus, dimana harus
berkontraksi maksimal sesuai dengan fungsinya.
Kontraksi dan relaksasi otot polos dapat berlangsung
beberapa detik sampai berjam-jam.
Sarkolema
(a)
(b) (c)
Gambar 7.11
(a) (b) (c). Otot jantung ( Soebowo, Amelia,R )
141
otot polos. Otot jantung terdiri dari serat-serat yang
terbentuk oleh sarkolema, sarkoplasma, dan nukleus.
Sarkolema
Sarkoplasma
Nukleus
Duktus interkalaris
Serat purkinye
144
terletak di pinggir. Juga terdapat glikogen yang banyak.
Nukleus serat purkinje terletak ditengah serat.
145
LATIHAN SOAL
146
BAB VIII
JARINGAN SARAF
8.1. Pendahuluan
Jaringan syaraf secara embriologis berasal dari
tonjolan ektoderm yang mulai terbentuk pada
minggu ke 3 kehamilan dan berakhir pada hari ke 28.
Jaringan saraf mengandung unsur seluler yaitu sel
syaraf neuron dan sel penyokong syaraf yang
disebut neuroglia. Unsur serabut saraf pada sistim
syaraf ada yang bermielin dan ada yang tidak
bermielin. Mielin ini dibentuk oleh sel glia yang
disebut Oligodendroglia dan sel Schwan. Jaringan
syaraf yang akan dipelajari pada bab ini terdiri atas 2
yaitu sistim syaraf pusat dan sistim saraf perifer
Substansi Nissl
149
Neurofibril
Aparatus Golgi
Mitokondria
Dendrit
Akson
152
8.3.2. Berdasarkan panjang pendeknya akson
153
8.3.3. Berdasarkan susunan dan fungsinya
Neuron sensoris
Neuron motoris
Neuron assosiasi
8.4. SINAPS
154
Gambar 8.3 Bagan Bentuk Sinaps ( Soebowo )
8.5. NEUROTRANSMITER
8.6.1.3. Oligodendroglia
8.6.1.4. Mikroglia
158
Cabang-cabang sitoplasmanya tidak melekat pada
pembuluh darah jadi tidak membentuk kaki vaskuler.
Pada substansia grisea sering berdekatan dengan badan
sel neuron sebagai sel satelit perineural. Atau bila
berdekatan dengan pembuluh darah disebut sel satelit
perivaskuler. Mikroglia berfungsi sebagai fagositosis
membersihkan debris sel, pada kerusakan susunan saraf
pusat. Disamping mikroglia astrosit dan oligodendroglia
dapat pula menjadi fagositik.
159
serat saraf terdapat selubung mielin diantara akson dan
selubung Schwann disebut serat saraf bermielin.
Sedangkan serat saraf sistem saraf tepi yang tidak
bermielin hanya ditutupi oleh selubung Schwann saja.
Pada sistem saraf tepi diluar selubung Schwann terdapat
selubung endoneural (selubung Henle) terdiri dari serat
elastis. Selubung myelin dengan mikroskop optik
terlihat sebagai tabung yang homogen berwarna putih,
mengkilat.
8.7.2. Dendrit
8.7.3. Akson
8.7.4. Ganglion
164
8.7.6. Ujung Akhir Serat Saraf
165
Korpuskulus Meissner
Korpuskulus Ruffini
166
Gambar 8.9. Ujung Serat Saraf Berkapsul
( Soebowo )
167
Ujung bebas saraf didalam jaringan ikat
168
8.7.7. Meningen ( Selaput Otak )
169
serat retikuler, dan serat elastis. Permukaan
piameter dilapisi oleh epitel selapis gepeng (sel
mesotelium).
170
Gambar 8.11. Medula Spinalis ( Soebowo )
8.8.2. Cerebrum
Seperti halnya medula spinalis, cerebrum
juga terdiri atas 2 yaitu bagian korteks
cerebri dan medula cerebri.
Korteks Cerebri
Korteks cerebri (substansia grisea) terdiri dari
enam lapisan dengan batas-batas yang tidak jelas.
Lapisan-lapisan korteks serebri dari luar ke
dalam adalah
Lapisan molekuler, yakni lapisan korteks cerebri
terdiri atas prosessus sel-sel yang terdapat pada
lapisan dibawahnya, umumnya berjalan sejajar
permukaan. Dan pada lapisan molekuler
terdapat sedikit badan sel saraf kecil. Lapisan
171
kedua adalah lapisan granuler luar yang
mengandung perikarion saraf kecil berbentuk
segitiga,lapisan selanjutnya adalah Lapisan sel-
sel pyramid. Lapisan ini mengandung sel-sel
pyramid sedang, sel pyramid kecil, sel stelata
dan sel fusiform, kemudian diikuti dengan
lapisan sel granuler dalam. Lapisan ini
merupakan lapisan tipis, mengandung sel stelata
dan sedikit sel pyramid serta kelompok serat
tersusun horizontal dikenal sebagai pita
beillarger luar. Lapisan yang ke 5 adalah lapisan
ganglioner ( lapisan piramid dalam). Lapisan ini
mengandung sel pyramid yang paling besar (sel
betz) sel stelata, sel pyramid sedang, serat-serat
saraf serta pita beillarger dalam. Lapisan yang
terdalam adalah lapisan multiformis. Pada
lapisan ini tampak sel-sel polimorf atau
multiform. Disini juga tampak sel-sel yang
bentuknya bermacam-macam, seperti modifikasi
sel stelata,sel fusiformis dan sel multipolar kecil.
172
Gambar 8.12. Lapisan Corteks Cerebri ( Soebowo )
8.8.3. Cerebelum
174
2. Substansia alba
Substansia alba (medulla) mengandung serat-
serat saraf, yaitu :
- Serat-serat saraf aferens terdiri dari serat naik
dan serat mossy.
- Serat eferens atau serat proyeksi
Merupakan akson sel purkinye yang menuju
ke nucleus bagian dalam.
177
B. Spinosum
C. Lusidum
D. Basale
E. Granulosum
178
DAFTAR PUSTAKA
179
180