Anda di halaman 1dari 17

PRAKTIKUM III

JARINGAN TUMBUHAN

MEYKA YOLANDA
CCA 117 080

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN KEHUTANAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat mengikuti praktikum dan
menyelesaikan laporan praktikum Biologi dengan topik “Jaringan Tumbuhan”.
Hal ini bertujuan untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah Biologi.
Penulis juga tidak lupa menyampaikan terimakasih kepada semua pihak
yang terlibat dalam penyusunan laporan praktikum Biologi ini. Khususnya kepada
Ibu Ir. Sarinah, M.P, selaku dosen pengampu mata kuliah praktikum Biologi dan
juga kepada kakak-kakak asisten praktikum Biologi yang senantiasa sabar
membimbing dan mengarahkan penulis selama praktikum, sehingga penulis dapat
memahami dan melakukan proses praktikum dengan baik.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan laporan ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun, guna kesempurnaan penulisan laporan praktikum ini selanjutnya.
Semoga laporan praktikum Biologi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
penulis.

Palangka Raya, November 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAF ISI .................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1


1.1 Latar Belakang ..............................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum ..........................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................2
2.1 Pengertian Jaringan .......................................................................2
2.2 Macam-Macam Jaringan ...............................................................2
2.3 Tumbuhan Dikotil .........................................................................4
2.4 Tumbuhan Monokotil ...................................................................4
BAB III METODE PRAKTIKUM ...................................................................5
3.1 Tempat dan Waktu ........................................................................5
3.2 Alat dan Bahan ..............................................................................5
3.3 Cara Kerja .....................................................................................5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................7
4.1 Hasil ..............................................................................................7
4.2 Pembahasan .................................................................................13
BAB V PENUTUP ..........................................................................................16
5.1 Kesimpulan .................................................................................16
5.2 Saran ............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................17
LAMPIRAN ....................................................................................................18

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Batang Jagung ..............................................................................8


Gambar 4.2 Potongan Daun Jagung .................................................................9
Gambar 4.3 Daun Johar..................................................................................10
Gambar 4.4 Batang Galam .............................................................................11
Gambar 4.5 Daun Galam ...............................................................................12

iii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup. Biologi
termasuk salah satu ilmu tertua yang telah dikenal sejak zaman prasejarah. Ruang
lingkupnya sangat luas. Karena Biologi bukan hanya mempelajari tentang
makhluk hidup tetapi juga komponen-komponen kehidupan yang mendukung dan
berhubungan dengan makhluk hidup. Peran ilmu Biologi dalam bidang
Kehutanan, misalnya dalam peningkatan daya guna hutan, seperti membantu
dalam melestarikan hutan, menjelaskan berbagai peristiwa alam yang terjadi
didalam hutan dan memudahkan manusia untuk menggali berbagai sumber daya
alam hutan.
Histologi adalah cabang ilmu Biologi yang mempelajari tentang jaringan.
Sedangkan cabang ilmu Biologi yang mempelajari jaringan dalam hubungannya
dengan penyakit adalah Histopatologi. Jaringan dalam Biologi adalah sekumpulan
sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama dari sekumpulan jaringan yang
akan membentuk organ.
Jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua yaitu
jaringan muda (meristem) dan jaringan dewasa. Tumbuhan ada dua macam yaitu
tumbuhan berbiji tertutup dan tumbuhan berbiji terbuka. Tumbuhan berbiji
tertutup disebut tumbuhan berkeping satu (monokotil). Sedangkan tumbuhan
berbiji terbuka disebut tumbuhan biji berkeping dua (Dikotil). Untuk memahami
lebih jelasnya tentang jaringan tumbuhan, maka pada praktikum ini kita akan
menggunakan mikroskop untuk mengamati jaringan penyusun pada tumbuhan
monokotil dan dikotil.

1.2 Tujuan Praktikum.


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengenal
dan mengetahui perbedaan antara jaringan muda dan jaringan dewasa, dan juga
untuk mengetahui perbedaan jaringan penyusun tumbuhan monokotil dan dikotil.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Jaringan


Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang
sama serta mengadakan hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya yang
mendukun pertumbuhan pada tumbuhan (Mukhtar, 1992). Jaringan adalah
kumpulan sel-sel yang berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur
dan fungsi yang sama. Tumbuhan berpembuluh matang dapat dibedakan menjadi
beberapa tipe yang semua dikelompokkan menjadi jaringan (Kimball, 1992).
Jaringan adalah kumpulan struktur, fungsi, cara pertumbuhan, dan cara
perkembangan (Brotowidjoyo, 1989).
Beberapa teori sel itu menunjukkan betapa pentingnya peranan sel karena
hampir semua proses kehidupan dan kegiatan makhluk hidup dipengaruhi oleh sel
(Psasaja, 2009).

2.2 Macam-Macam Jaringan Tumbuhan


Jaringan menurut fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu jaringan muda
atau meristem dan jaringan dewasa atau permanen (Kimball, 1992). Jaringan
terdiri dari jaringan muda atau meristem, jaringan dasar atau parenkim,
sklerenkim, xilem, dan floem (Brotowidjoyo, 1989).
Jaringan meristem dibagi menjadi tiga yaitu meristem apikal yang terletak
di ujung batang dan akar, meristem lateral yang terletak di kambium gabus dan
meristem interkalar yang terletak diantara satu dan lainnya (Kimball,1992).
Jaringan meristem adalah jaringan muda yang terdiri atas sel-sel yang mempunyai
sifat membelah diri. Fungsinya untuk mitosis, dimana sel-selnya kecil, berdinding
tipis tanpa vakuola tengah di dalamnya (Yartim, 1987). Jaringan muda yang sel-
selnya selalu membelah atau bersifat meristematik. Fungsi sel meristematik
adalah mitosis. Bentuk dan ukuran sama relatif, kaya protoplasma, umumnya
rongga sel yang kecil (Prawiro, 1997).
Jaringan permanen dibagi menjadi dua yaitu jaringan epidermis dan jaringan
parenkim (Yartim, 1987). Jaringan permanen merupakan jaringan yang telah
mengalami deferensiasi. Umumnya jaringan dewasa tidak membelah diri,
3

bentuknya pun relatif permanen serta rongga selnya besar (Mulyani, 1980). Sel
perenkim terdapat di berbagai sebagian tumbuhan, bentuknya besar-besar dan
berdinding tipis (Kimball, 1991). Fungsi utama sel parenkim sebagai tempat
cadangan makanan serta sebagai jaringan penyokong (Prawiro, 1997).
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang berfungsi untuk menyokong
agar tanaman dapat berdiri dengan kokoh dan kuat. Jaringan penyokong dibagi
menjadi dua yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim (Mulyani, 1980). Jaringan
kolenkim adalah jaringan penyokong yang masih muda, jaringan yang berdinding
tebal terutama pada sudut-sudutnya. Jaringan sklerenkim adalah jaringan yang
terdiri dari sel-sel yang sudah mati, dinding sel yang tidak elastis tetapi kuat.
Dinding-dinding sel ini sangat tebal dan dibagun dalam lapis yang sama di sekitar
batas sel (Mukhtar, 1992). Jaringan sklerenkim merupakan sel penunjang yang
lebih umum, dinding sel sangat tebal. Sklerenkim merupakan komponen yang
sangat penting pada penutup luar biji dan buah keras (Kimball, 1991).
Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berguna untuk transportasi hasil
asimilasi dari daun ke seuruh bagian tumbuhan dan pengangkutan air serta garam-
garam mineral (Kimball, 1992). Jaringan pengangkut dibagi menjadi dua yaitu
xilem dan floem, xilem merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari sel mati
maupun hidup. Floem merupakan jaringan kompleks yang tediri dari berbagai
unsur dengan tipe berbeda yaitu pembuluh lapisan, parenkim serabut, dan kloroid.
Sel-sel terpenting di dalam floem adalah tabung tapis (Mulyani, 1980). Xilem
merupakan jaringan campuran yang terdiri atas beberapa sel yang mempunyai tipe
tertentu yang paling khas. Xilem mempunyai dinding sel yang tebal. Dindingnya
menebal dalam pola-pola berkas (Kimball, 1991). Xilem dan floem merupakan
alat transportasi zat-zat pada tumbuhan berpembuluh. Floem berfungsi sebagai
alat transportasi bagi zat-zat hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh
tumbuhan (Kimball, 1991). Jaringan floem dibangun oleh beberapa jenis sel yaitu
pembuluh tapis, parenkim, dan serabut floem. Selnya berbentuk tabung dan
bagian ujung berlubang (Wilson, 1966).
4

2.3 Tumbuhan Dikotil


Kacang tanah merupakan tumbuhan dikotil (berordo rotales) dan dari famili
papilionaceae. Arachis hypogeae atau kacang tanah merupakan tumbuhan
berkeping dua yang memiliki lembaga dengan dua daun lembaga serta pucuk
lembaga yang tidak memiliki pelindung yang khusus (Mukhtar, 1992). Tumbuhan
dikotil yaitu tumbuhan yang memiliki biji berkeping dua yang merupakan cabang
dari tumbuhan Angiospermae. Ciri tumbuhan dikotil adalah bercabang-cabang,
berkambium, akar tunggang, pertulangan daun menyirip dan mempunyai ikatan
pembuluh kolateral terbuka (Kimball, 1992).
Tumbuhan dikotil merupakan tumbuhan berkeping dua yang memiliki
lembaga, dua daaun lembaga dan akar serta pucuk lembaga yang tidak memiliki
pelindung khusus. Batang bagian bawah tanaman dikotil lebih besar daripada
ujungnya, hal ini dikarenakan tumbuhan dikotil mempunyai kambium (Suprapto,
1994). Tumbuhan dikotil mempunyai cabang ikatan pembuluh kolateral
berkambium, mempunyai akar tunggang dan pembuluh akut tersusun dalam
lingkaran (Saktiyono, 1989).

2.4 Tumbuhan Monokotil


Tumbuhan monokotil memiliki ciri-ciri batang tidak bercabang, tidak
berkambium, akar serabut, pertulangan daun sejajar dan mempunyai ikatan
pembuluh koklea (Mukhtar, 1992). Tumbuhan monokotil tidak memiliki cabang,
ikatan pembuluh tertutup, tidak berkambium, mempunyai akar serabut, biji
berkeping satu, dan jumlah biji tiga atau berkelipatan tiga (Saktiyono, 1989).
III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu.


Praktikum Biologi dengan topik “Jaringan Tumbuhan” dilaksanakan di-
laboratorium THH (Teknologi Hasil Hutan), Jurusan Kehutanan, Fakultas
Pertanian, Universitas Palangka Raya, pada Selasa, 07 November 2017, Pukul
13:00-15:00 WIB.
3.2 Alat dan Bahan.
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu :
1. Bahan :
1. Jaringan .epidermis pada daun Johar (Cassia siamea)
2. Penampang melintang batang Jagung (Zea mays)
3. Penampang melintang batang Galang (Melaleuca leucadendron)
4. Daun Jagung (Zea mays)
5. Daun Galam (Melaleuca leucadendron)
2. Alat :
a. Mikroskop d. Silet g. Safranin
b. Gelas benda dan gelas penutup e. Pipet
c. Pinset f. Jarum bertangkai
3.3 Cara Kerja.
Adapun cara kerja dalam praktikum Biologi ini adalah sebagai berikut :
1. Jaringan epidermis pada daun
a. Iris setipis mungkin epidermis pada permukaan bawah daun Cassia
siamea (Johar) tetesi dengan safranin.
b. Gambar beberapa sel epidermis yang dinding sel-nya berkelok-kelok,
stoma, sel penutup stoma dan celah stoma.
2. Jaringan-jaringan pada batang monokotil
a. Iris setipis mungkin batang Zea mays, tetesi dengan safranin.
b. Gambarlah satu sektor dari penampang melintang batang Zea mays
menggunakan pembesaran lemah dan sebutkan bagian-bagiannya.
6

c. Perhatikan struktur jaringan epidermis, hipodermis, berkas pengangkut


berupa sklerenkim, berkas pengangkut dengan selubung sklerenkim yang
tersebar di antara jaringan dasar (parenkim).
d. Amati dengan pembesaran kuat.
3. Jaringan-jaringan pada batang dikotil
a. Iris setipis mungkin batang Galam, tetesi dengan safranin.
b. Gambarlah satu sektor dari penampang melintang batang Hibiscus
sabdarifa menggunakan pembesaran lemah dan beri keterangan.
c. Perhatikan jaringan terluar yang terdiri atas selapis sel epidermis dan
jaringan parenkim di sebelah dalamnya. Selanjutnya amati pula jaringan
penguat terdiri atas sel-sel kolenkim dan sel-sel sklerenkim (serabut).
Kemudian jaringan berkas pengangkut xilem dan floem yang pada bagian
tengahnya terdapat jari-jari empulur dengan empulur berupa sel-sel
parenkim.
4. Jaringan-jaringan pada daun monokotil
a. Iris setipis mungkin daun Zea mays, tetesi dengan safranin.
b. Amati dan gambarkan daun Zea mays dengan pembesaran kuat. Berilah
keterangan pada bagian-bagian yang terlihat.
c. Perhatikan epidermis dengan sel kipas dan stomata, mesofil (terdiri dari
bunga karang), epidermis bawah dengan stomata serta berkas pengangkut
(xilem dan floem).
5. Jaringan-jaringan pada daun dikotil
a. Iris setipis mungkin batang Galam, tetesi dengan safranin.
b. Amati dan gambarkan daun Melaleuca leucadendron dengan
pembesaran kuat. Berilah keterangan pada bagian-bagian yang terlihat.
c. Perhatikan epidermis atas dengan stomata, trikomata (kalau ada),
mesofil (terdiri dari jaringan palisade dan spons parenkim), serta berkas
pengangkut (xilem dan floem) yang ada pada bagian luarnya (floem)
terhadap parenkim.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil.
Adapun hasil dari praktikum jaringan tumbuhan yang telah dilakukan, maka
diperoleh hasil yaitu sebagai berikut :
1. Xilem
2. Floem
3. Epidermis
4. Epidermis atas
5. Epidermis bawah
6. Berkas pengangkut
7. Inti sel
8. Kuti kular
9. Tulang daun
10. Tulang kosong
11. Dinding sel
12. Empulur
13. Korteks
14. Berkas pembuluh
15. Sklerenkim
13

4.2. Pembahasan
Jaringan tumbuhan merupakan komponen sel -sel yang mempunyai
bentuk berbeda tetapi mempunyai fungsi yang sama, atau bentuk yang sama
namun fungsi berbeda. Semua jaringan tumbuhan umumnya dibagi menjadi dua
yaitu jaringan muda (meristem) dan jaringan dewasa (permanen) yang bersama-
sama membentuk organ-organ tumbuhan yaitu akar, batang, daun, dan
organ reproduksi (bunga, buah, dan biji-biji) yang keseluruhannya merupakan
tubuh tumbuhan (Sutrian, 1993).
Dari praktikum jaringan tumbuhan yang telah dilakukan dengan
menggunakan beberapa objek atau bahan, maka didapatkan hasil pengamatan
sebagai berikut :
1. Pengamatan Jaringan Epidermis Pada Daun.
Pengamatan jaringan epidermis, dilakukan pengamatan pada daun Johar
yang telah di iris tipis kemudian diamati dengan menggunakan mikroskop.
Jaringan yang terlihat yaitu dinding sel, ruang kosong dan tulang daun. Hal ini
sangat jauh berbeda dengan pernyataan literatur yang menyatakan bahwa pada
daun johar terdapat mesofil, stomata, xilem dan floem (Pudjoarianto, 1988).
2. Pengamatan Jaringan-Jaringan Pada Batang Monokotil.
Pengamatan jaringan pada batang monokotil, dilakukan pengamatan pada
penampang batang jagung yang di iris melintang dan diamati menggunakan
mikroskop. Jaringan-jaringan yang terlihat yaitu xilem, floem, epidermis, dan
berkat pengangkut. Hal ini sesuai dengan pernyataan literatur yang menyatakan
bahwa didalam batang jagung atau tumbuhan dikotil terdapat xilem dan floem,
jaringan pembuluh, epidermis, dan parenkim (Sutrian, 1993).
3. Pengamatan Jaringan-Jaringan Pada Batang Dikotil.
Pengamatan jaringan pada batang dikotil, dilakukan pengamatan pada
penampang batang galam yang di iris melintang yang selanjutnya diamati
dengan mikroskop. Jaringan yang terdapat pada batang galam tersebut terdiri
dari empulur, korteks, berkas pembuluh, epidermis, sklerenkim, xilem dan
floem. Hal ini sesuai dengan pernyataan literatur yang menyatakan bahwa pada
batang galam atau tumbuhan dikotil terdapat berkas pembuluh (Santoso, 2001).
14

4. Pengamatan Jaringan-Jaringan Pada Daun Monokotil.


Pengamatan jaringan pada daun monokotil, dilakukan pengamatan pada
daun jagung yang di iris tipis, lalu diamati dengan menggunakan mikroskop.
Jaringan yang terdapat pada daun jagung dari hasil pengamatan tersebut yaitu
inti sel, epidermis bawah, epidermis atas dan kutikular. Hal ini sesuai dengan
pernyataan literatur yang menyatakan bahwa didalam daun jagung (daun
monokotil) terdapat epidermis dan kutikular (Anshari, 1997).
5. Pengamatan jaringan-jaringan pada daun dikotil.
Pengamatan jaringan pada daun dikotil, dilakukan pengamatan pada daun
galam yang di iris tipis, kemudian dilakukan pengamatan dengan menggunakan
mikroskop. Jaringan yang ada pada daun galam dari hasil pengamatan tersebut
terdiri dari tulang daun, epidermis, dan korteks. Hal ini sesuai dengan
pernyataan literatur yang menyatakan bahwa didalam daun galam (daun dikotil)
terdapat stomata, epidermis, mesofil dan dinding sel (Sutrian, 1993).

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh perbedaan antara


jaringan muda (meristem) dan jaringan dewasa pada tumbuhan. Jaringan muda
(meristem) merupakan kumpulan sel-sel yang mempunyai sifat selalu membelah.
Sel-nya berukuran keci, inti sel relatif besar, penuh plasma, terdapat vakuola yang
terlihat kecil sekali dan banyak. Sedangkan jaringan dewasa adalah bentuk sel
tetap, tidak mengalami pembelahan, vakuola besar, dinding mengalami penebalan
dan plasma sedikit (Pudjoarianto, 1988).
Perbedaan anatomi batang antara tumbuhan monokotil dan dikotil, yaitu
sebagai berikut :
a.) Tumbuhan monokotil
Pada tumbuhan monokotil tidak terdapat kambium vaskular, pembuluh
angkut tersebar, berkas pengangkut dibungkus oleh sarung berkas pengangkut,
memiliki epidermis yang tebal, mempunyai meristem interkalar, tidak
mempunyai jari-jari empulur.
15

b.) Tumbuhan dikotil


Pada tumbuhan dikotil terdapat kambium vaskuler, pembuluh angkut teratur
dalam susunan lingkaran atau berseling radial, tidak memiliki epidermis, tidak
mempunyai meristem interkalar, jari-jari empulur berupa deretan parenkim
diantara berkas pengangkut (Iwan, 2006).
Perbedaan anatomi daun antara tumbuhan monokotil dan dikotil, yaitu
sebagai berikut :
1. Daun tumbuhan monokotil
Jaringan epidermis pada daun monokotil terdiri atas dua lapisan yang
berbeda diatas dan bawah permukaan daun. Letak stomata daun monokotil
berderet diantara urat daun.
2. Daun tumbuhan dikotil
Pada daun dikotil, jaringan ini hanya ada satu lapisan saja, kecuali tanaman
karet. Sementara letak stomata pada daun dikotil terletak dipermukaan atas dan
bawah daun (Sutrian, 1993).
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa jaringan muda (meristem) merupakan jaringan yang sel penyusunnya
bersifat embrional, yakni mampu terus menerus membelah diri untuk menambah
jumlah sel tubuh. Jaringan ini merupakan sel dan yang belum mengalami
diferensiasi dan spesialisasi. Ciri ciri jaringan muda (meristem) diantaranya yaitu
terdapat vakuola kecil, berdinding tipis, plastida belum matang dan banyak
mengandung protoplasma. Sedangkan jaringan dewasa (permanen) adalah sebuah
jaringan tumbuhan yang terbentuk dari diferensiasi dan spesialisasi yang sel-
selnya merupakan hasil dari pembalahan jaringan meristem. Pada jaringan
permanen ini, sel-selnya tidak lagi mengalami pembelahan. jaringan tumbuhan
dewasa memiliki ciri-ciri diantaranya terdapat floem dan xilem, gabus parenkim
dan jaringan epidermis.
Perbedaan jaringan penyusun tumbuhan monokotil dan dikotil, yaitu
terdapat pada ikatan pembuluh nya. Pada tumbuhan monokotil ikatan
pembuluhnya menyebar, sedangkan pada tumbuhan dikotil tersusun melingkar.
Terdapat jaringan epidermis, korteks dan jaringan ikatan pembuluh (xilem dan
floem) pada tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil. Sedangkan jaringan
kambium hanya terdapat pada tumbuhan dikotil saja namun tidak pada tumbuhan
monokotil .

5.2 Saran.
Pada praktikum ini, penulis menyarankan agar praktikan teliti dalam
melakukan pengamatan supaya mendapatkan hasil yang maksimal. Pada proses
pengirisan objek pengamatan, irislah setipis mungkin agar memudahkan praktikan
dalam melakukan proses pengamatan struktur jaringan yang terdapat pada
tumbuhan, sehingga gambar yang dihasilkan dapat terlihat lebih jelas.
DAFTAR PUSTAKA

Anshari, S. 1997. Pengantar Biologi Reproduksi Tanaman. Bineka Cipta : Jakarta.

Brotowidjoyo. 1989. Zoologi Dasar. Erlangga : Jakarta.

Iwan, Wahyu. 2006. Biologi. CV Regina : Bogor.

Kimball, J.W. 1991. Biologi 1. Erlangga : Jakarta.

Kimball, J.W. 1998. Biologi 2. Erlangga : Jakarta.

Prawiro. 1997. Biologi Sains. Bumi Aksara : Jakarta.

Pudjoarianto. 1988. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. UGM Press :


Yogyakarta.

Radiopoetra. 1997. Zoologi. Erlangga : Jakarta.

Saktiyono. 1989. Biologi Jilid 2. Bumi Aksara : Jakarta.

Santosa Woelaningsih Sri. 2001. Buku Petunjuk Praktikum Biologi Umum.


Universitas Terbuka : Jakarta.

Soeprapto. 1994. Biologi Jilid 1. Universitas Diponegoro Press : Semarang.

Sutrian, Yayan, dkk. 1993. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan : Jakarta.

Tim Pengajar Biologi Jurusan Kehutanan. 2017. Panduan Praktikum Biologi


Universitas Palangka Raya : Palangka Raya.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai