JARINGAN TUMBUHAN
MEYKA YOLANDA
CCA 117 080
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat mengikuti praktikum dan
menyelesaikan laporan praktikum Biologi dengan topik “Jaringan Tumbuhan”.
Hal ini bertujuan untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah Biologi.
Penulis juga tidak lupa menyampaikan terimakasih kepada semua pihak
yang terlibat dalam penyusunan laporan praktikum Biologi ini. Khususnya kepada
Ibu Ir. Sarinah, M.P, selaku dosen pengampu mata kuliah praktikum Biologi dan
juga kepada kakak-kakak asisten praktikum Biologi yang senantiasa sabar
membimbing dan mengarahkan penulis selama praktikum, sehingga penulis dapat
memahami dan melakukan proses praktikum dengan baik.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan laporan ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun, guna kesempurnaan penulisan laporan praktikum ini selanjutnya.
Semoga laporan praktikum Biologi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
penulis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
I. PENDAHULUAN
bentuknya pun relatif permanen serta rongga selnya besar (Mulyani, 1980). Sel
perenkim terdapat di berbagai sebagian tumbuhan, bentuknya besar-besar dan
berdinding tipis (Kimball, 1991). Fungsi utama sel parenkim sebagai tempat
cadangan makanan serta sebagai jaringan penyokong (Prawiro, 1997).
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang berfungsi untuk menyokong
agar tanaman dapat berdiri dengan kokoh dan kuat. Jaringan penyokong dibagi
menjadi dua yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim (Mulyani, 1980). Jaringan
kolenkim adalah jaringan penyokong yang masih muda, jaringan yang berdinding
tebal terutama pada sudut-sudutnya. Jaringan sklerenkim adalah jaringan yang
terdiri dari sel-sel yang sudah mati, dinding sel yang tidak elastis tetapi kuat.
Dinding-dinding sel ini sangat tebal dan dibagun dalam lapis yang sama di sekitar
batas sel (Mukhtar, 1992). Jaringan sklerenkim merupakan sel penunjang yang
lebih umum, dinding sel sangat tebal. Sklerenkim merupakan komponen yang
sangat penting pada penutup luar biji dan buah keras (Kimball, 1991).
Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berguna untuk transportasi hasil
asimilasi dari daun ke seuruh bagian tumbuhan dan pengangkutan air serta garam-
garam mineral (Kimball, 1992). Jaringan pengangkut dibagi menjadi dua yaitu
xilem dan floem, xilem merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari sel mati
maupun hidup. Floem merupakan jaringan kompleks yang tediri dari berbagai
unsur dengan tipe berbeda yaitu pembuluh lapisan, parenkim serabut, dan kloroid.
Sel-sel terpenting di dalam floem adalah tabung tapis (Mulyani, 1980). Xilem
merupakan jaringan campuran yang terdiri atas beberapa sel yang mempunyai tipe
tertentu yang paling khas. Xilem mempunyai dinding sel yang tebal. Dindingnya
menebal dalam pola-pola berkas (Kimball, 1991). Xilem dan floem merupakan
alat transportasi zat-zat pada tumbuhan berpembuluh. Floem berfungsi sebagai
alat transportasi bagi zat-zat hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh
tumbuhan (Kimball, 1991). Jaringan floem dibangun oleh beberapa jenis sel yaitu
pembuluh tapis, parenkim, dan serabut floem. Selnya berbentuk tabung dan
bagian ujung berlubang (Wilson, 1966).
4
4.1 Hasil.
Adapun hasil dari praktikum jaringan tumbuhan yang telah dilakukan, maka
diperoleh hasil yaitu sebagai berikut :
1. Xilem
2. Floem
3. Epidermis
4. Epidermis atas
5. Epidermis bawah
6. Berkas pengangkut
7. Inti sel
8. Kuti kular
9. Tulang daun
10. Tulang kosong
11. Dinding sel
12. Empulur
13. Korteks
14. Berkas pembuluh
15. Sklerenkim
13
4.2. Pembahasan
Jaringan tumbuhan merupakan komponen sel -sel yang mempunyai
bentuk berbeda tetapi mempunyai fungsi yang sama, atau bentuk yang sama
namun fungsi berbeda. Semua jaringan tumbuhan umumnya dibagi menjadi dua
yaitu jaringan muda (meristem) dan jaringan dewasa (permanen) yang bersama-
sama membentuk organ-organ tumbuhan yaitu akar, batang, daun, dan
organ reproduksi (bunga, buah, dan biji-biji) yang keseluruhannya merupakan
tubuh tumbuhan (Sutrian, 1993).
Dari praktikum jaringan tumbuhan yang telah dilakukan dengan
menggunakan beberapa objek atau bahan, maka didapatkan hasil pengamatan
sebagai berikut :
1. Pengamatan Jaringan Epidermis Pada Daun.
Pengamatan jaringan epidermis, dilakukan pengamatan pada daun Johar
yang telah di iris tipis kemudian diamati dengan menggunakan mikroskop.
Jaringan yang terlihat yaitu dinding sel, ruang kosong dan tulang daun. Hal ini
sangat jauh berbeda dengan pernyataan literatur yang menyatakan bahwa pada
daun johar terdapat mesofil, stomata, xilem dan floem (Pudjoarianto, 1988).
2. Pengamatan Jaringan-Jaringan Pada Batang Monokotil.
Pengamatan jaringan pada batang monokotil, dilakukan pengamatan pada
penampang batang jagung yang di iris melintang dan diamati menggunakan
mikroskop. Jaringan-jaringan yang terlihat yaitu xilem, floem, epidermis, dan
berkat pengangkut. Hal ini sesuai dengan pernyataan literatur yang menyatakan
bahwa didalam batang jagung atau tumbuhan dikotil terdapat xilem dan floem,
jaringan pembuluh, epidermis, dan parenkim (Sutrian, 1993).
3. Pengamatan Jaringan-Jaringan Pada Batang Dikotil.
Pengamatan jaringan pada batang dikotil, dilakukan pengamatan pada
penampang batang galam yang di iris melintang yang selanjutnya diamati
dengan mikroskop. Jaringan yang terdapat pada batang galam tersebut terdiri
dari empulur, korteks, berkas pembuluh, epidermis, sklerenkim, xilem dan
floem. Hal ini sesuai dengan pernyataan literatur yang menyatakan bahwa pada
batang galam atau tumbuhan dikotil terdapat berkas pembuluh (Santoso, 2001).
14
5.1 Kesimpulan.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa jaringan muda (meristem) merupakan jaringan yang sel penyusunnya
bersifat embrional, yakni mampu terus menerus membelah diri untuk menambah
jumlah sel tubuh. Jaringan ini merupakan sel dan yang belum mengalami
diferensiasi dan spesialisasi. Ciri ciri jaringan muda (meristem) diantaranya yaitu
terdapat vakuola kecil, berdinding tipis, plastida belum matang dan banyak
mengandung protoplasma. Sedangkan jaringan dewasa (permanen) adalah sebuah
jaringan tumbuhan yang terbentuk dari diferensiasi dan spesialisasi yang sel-
selnya merupakan hasil dari pembalahan jaringan meristem. Pada jaringan
permanen ini, sel-selnya tidak lagi mengalami pembelahan. jaringan tumbuhan
dewasa memiliki ciri-ciri diantaranya terdapat floem dan xilem, gabus parenkim
dan jaringan epidermis.
Perbedaan jaringan penyusun tumbuhan monokotil dan dikotil, yaitu
terdapat pada ikatan pembuluh nya. Pada tumbuhan monokotil ikatan
pembuluhnya menyebar, sedangkan pada tumbuhan dikotil tersusun melingkar.
Terdapat jaringan epidermis, korteks dan jaringan ikatan pembuluh (xilem dan
floem) pada tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil. Sedangkan jaringan
kambium hanya terdapat pada tumbuhan dikotil saja namun tidak pada tumbuhan
monokotil .
5.2 Saran.
Pada praktikum ini, penulis menyarankan agar praktikan teliti dalam
melakukan pengamatan supaya mendapatkan hasil yang maksimal. Pada proses
pengirisan objek pengamatan, irislah setipis mungkin agar memudahkan praktikan
dalam melakukan proses pengamatan struktur jaringan yang terdapat pada
tumbuhan, sehingga gambar yang dihasilkan dapat terlihat lebih jelas.
DAFTAR PUSTAKA